500
Abstract
The objective of this study was to obtain the best sodium alginate extract from Padina sp. with different potassium
hydroxide concentration. Padina sp. was collected in coastal Senggarang, Tanjungpinang, Riau Islands Province.
The raw material of Padina sp. was extraction by potassium hydroxide with different concentration (0.6%, 0.8%, 1%).
We analyzed content of moisture, ash, yield, viscosity and pH. The best results obtained in the treatment with a
solution of KOH concentration 0,8% with content of moisture 10,87%, ash 31,24%, yield 17,82%, viscosity 275,50 cP
and pH 8,21.
Keywords : Padina sp., phaeophyceae, potassium hydroxide, seaweed, sodium alginate.
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekstrak natrium alginat terbaik dari rumput laut jenis Padina sp.
dengan perlakuan konsentrasi kalium hidroksida yang berbeda. Padina sp. pada penelitian ini berasal dari Perairan
Senggarang, Kota Tanjungpinang. Tahapan pada penelitian ini meliputi preparasi bahan baku, ekstraksi natrium
alginat dengan perlakuan konsentrasi kalium hidroksida yang berbeda sebesar 0,6%, 0,8%, dan 1%, selanjutnya
analisis kandungan natrium alginat yang meliputi kadar air, kadar abu, rendemen, viskositas dan pH. Hasil perlakuan
terbaik terdapat pada konsentrasi KOH 0,8% yaitu dengan nilai kadar air 10,87%, kadar abu 31,24%, rendemen
17,82%, viskositas 275,50 cP dan pH 8,21.
Kata kunci : Padina sp., phaeophyceae, kalium hidroksida, rumput laut, natrium alginat.
110
Ekstraksi Na-Alginat dari Rumput Laut Padina sp ... Septiani, E., dkk.
Gambar 1. Peta lokasi pengambilan bahan baku rumput laut cokelat Padi na sp.
Bahan yang digunakan dalam proses dipanaskan dengan suhu konstan ±60 ºC selama
ekstraksi natrium alginat adalah KOH, HCl, 2 jam. Hasil yang didapat kemudian disaring dan
Na2CO3, CaO, NaOH, dan etanol 96%. diperas dengan kain belacu sehingga
Alat yang digunakan untuk ekstraksi menghasilkan ampas dan filtrat. Filtrat kemudian
natrium alginat antara lain gelas beker, gelas dimasukkan kedalam wadah dan ditambahkan
piala, oven, timbangan digital, pH meter, kertas CaO 13% dengan perbandingan 1:1. Sampel
saring, dan blender. Alat yang digunakan untuk kemudian ditambahkan larutan HCl 5% dengan
analisis sampel antara lain cawan pengabuan, perbandingan 1:20 dengan tujuan untuk
tanur pengabuan, penjepit cawan, oven, membentuk asam alginat. Asam alginat
desikator, Brookfield synchro-lecric viskometer, diendapkan dengan larutan NaOH 2% sampai pH
timbangan analitik, pH meter, dan aluminium foil. netral. Natrium alginat yang dihasilkan
ditambahkan dengan etanol 96% dengan
Ekstraksi Natrium Alginat perbandingan 1:5. Pengeringan dilakukan didalam
o
oven dengan suhu ±60 C selama ± 24 Jam,
Tahapan penelitian ini adalah modifikasi
kemudian ditepungkan. Natrium alginat yang
penelitian yang telah dilakukan oleh Yulianto
terbentuk dianalisa kadar air (AOAC 2005), kadar
(2007); Mirza et al., (2013); dan Wibowo et al.,
abu (AOAC 2005), rendemen (AOAC 2005),
(2013). Adapun konsentrasi KOH yang digunakan
viskositas (Cottrel dan Kovacs 1980), dan pH
dengan urutan sebagai berikut. Sampel kering
(AOAC 2005). Analisis data diuji secara statistik
sebanyak 50 gram dipotong dengan ukuran ±1
berdasarkan oneway ANOVA (P<0,05) dan uji
cm. Sampel kemudian direndam dengan air tawar
lanjut menggunakan Duncan.
selama ±30 menit. Sampel kemudian direndam
dengan larutan KOH 0,6%, 0,8% dan 1% selama
Analisis Fisiko-Kimia
30 menit dengan perbandingan 1:20 dipanaskan
dengan suhu ±60 ºC. Rumput laut yang telah Kadar air (AOAC, 2005)
direndam selanjutnya dicuci dengan air mengalir.
Cawan porselen dikeringkan dalam oven
Sampel kemudian direndam HCl 5% o
pada suhu 100 ± 5 C selama 30 menit, kemudian
dengan perbandingan 1:20 selama 1 Jam.
didinginkan dalam desikator untuk menjaga
Selanjutnya dicuci dengan air mengalir. Proses
kelembaban relatif (RH) dan ditimbang beratnya.
selanjutnya dilakukan penambahan larutan
Selanjutnya ditambahkan ± 2 g sampel dalam
Na2CO3 7% dengan perbandingan 1:20
111
Biosfera Vol 34, No 3 September 2017 : 110 -116 DOI: 10.20884/1.mib.2017.34.3.500
cawan, ditimbang dan dikeringkan dalam oven dilarutkan dengan 10 mL akuades. Sampel
o
selama 24 jam pada suhu 100 ± 5 C. Sampel tersebut diukur keasamannya dengan pH meter.
yang telah dioven kemudian ditempatkan pada
desikator untuk menjaga kelembaban relatif (RH) Analisis data (Steel dan Torie, 1991)
setelah dipanaskan. Perlakuan ini diulangi sampai
Percobaan dilakukan menggunakan
memperoleh bobot konstan. Perhitungan :
rancangan acak lengkap satu faktor, yaitu
B− C konsentrasi kalium hidroksida dengan 3 perlakuan
Kadar air (%) = x 100% (0,6%; 0,8%; dan 1%) dan tiga kali ulangan.
B−A
Keterangan : Model matematis rancangan tersebut adalah :
A = Berat cawan kosong (g)
B = Berat cawan + sampel sebelum Yij = μ + αi + εij
pengeringan (g)
C = Berat cawan + sampel sesudah Keterangan :
pengeringan (g)
Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan
Kadar Abu (AOAC, 2005) ulangan ke-j
μ = Pengaruh rata-rata umum
Cawan porselen dikeringkan dalam oven αi = Pengaruh perlakuan ke-i
o
pada suhu 100 ± 5 C selama 30 menit εij = Pengaruh acak (galat percobaan pada
kemudian didinginkan dalam desikator dan konsentrasi tarf i ulangan ke-j
menimbang beratnya. Setelah itu memasukkan ± j = Ulangan dari setiap perlakuan 1,2,3
2 g sampel dalam cawan, kemudian dipijarkan i = Perbedaan konsentrasi kalium hidroksida
o
dalam tanur dengan suhu 550-600 C sampai (0,6%; 0,8%; dan 1%)
pengabuan sempurna. Selanjutnya, sampel
ditempatkan pada desikator. Perlakuan ini
Hasil dan Pembahasan
diulangi sampai memperoleh bobot konstan.
Perhitungan : Kadar Air
Codex (FCC) dimana kadar abu natrium alginat mampu menarik zat anorganik yang terkandung
18-27% dan juga lebih tinggi dibandingkan pada rumput laut. Tingginya kadar abu pada hasil
dengan kadar abu yang dihasilkan penelitian penelitian diduga berasal dari penggunaan HCl
sebelumnya Rasyid (2007) yaitu 28,2-29,07%. yang belum optimal sesuai dengan pernyataan
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan Mirza et al., (2013) bahwa penggunaan HCl
bahwa perlakuan perendaman rumput laut Padina bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran
sp. dalam larutan KOH yang berbeda epifit yang menempel dan melarutkan garam-
memberikan pengaruh yang nyata terhadap garam alkali tanah. Truss et al., (2001) juga
natrium alginat yang dihasilkan (sig<0,05). Hasil menambahkan, bahwa Padina sp. mempunyai
uji lanjut Duncan diketahui bahwa terdapat fisik lebih lembut dan tipis, lebih mudah hancur
perbedaan yang nyata antara perlakuan pada saat ekstraksi. Kondisi ini dapat
perendaman KOH 0,8% dengan perlakuan mengakibatkan semakin sulitnya proses
perendaman KOH 0,6% dan 1%. Namun, tidak pemisahan dan pemurnian antara alginat dengan
ada perbedaan yang nyata antara perlakuan kotoran-kotoran yang ada dalam larutan alginat
perendaman KOH 0,6% dan 1%. Perendaman termasuk mineral anorganiknya, sehingga
larutan KOH optimal terdapat pada konsentrasi dimungkinkan masih banyaknya kotoran-kotoran
0,8%. Hal ini karena, perlakuan KOH 0,8% yang terbawa dalam larutan alginat.
Tabel 1. Hasil analisis natrium alginat rumput laut Padina sp. pada konsentrasi KOH yang berbeda
Hasil Analisis Standar
Parameter Padina australis
KOH 0,6 (%) KOH 0,8 (%) KOH 1 (%) Mutu
a d
Kadar air (%) 10,93±0,87 10,87±0,54 11,06±0,85 <15 11,93-12,28
a d
Kadar abu (%) 40,28±4,29 31,24±0,24 41,13±1,97 18-27 28,2-29,07
b d
Rendemen (%) 15,57±0,005 17,82±0,005 17,05±0,007 >18 4,79-8,32
c d
Viskositas (cP) 58,00±1,30 55,10±1,01 59,80±1,01 10-5000 37-125
c
pH 8,17±0,16 8,21±0,51 8,39±0,06 3,5-10 -
a
Sumber : Food Chemical Codex 1981
b
Winarno 1996
c
McNeely dan Pettitt 1973
d
Rasyid 2007
Rendemen
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
rata-rata rendemen berkisar 15,57-17,82%.
Histogram rendemen tersaji Gambar 4. Hasil
penelitian yang diperoleh, menunjukkan bahwa
rendemen yang dihasilkan lebih rendah
dibandingkan rendemen yang ditetapkan oleh
Winarno (1990) yaitu >18% namun lebih tinggi
dibandingkan dengan rendemen yang dihasilkan
Gambar 2. Histogram kadar air (%) natrium oleh penelitian sebelumnya Rasyid (2007) yaitu
alginat rumput laut Padina sp. pada 4,79-8,32%. Berdasarkan hasil uji statistik
konsentrasi KOH yang berbeda menunjukkan bahwa perlakuan perendaman
rumput laut Padina sp. dalam larutan KOH
memberikan pengaruh nyata terhadap natrium
alginat yang dihasilkan (sig<0,05).
Hasil uji lanjut Duncan diketahui bahwa
terdapat perbedaan yang nyata antara masing-
masing perlakuan. Rendemen natrium alginat
yang tertinggi terdapat pada perlakuan KOH
0,8%. Hal ini diduga bahwa, perlakuan KOH 0,8%
mampu menarik garam-garam mineral, kotoran-
Gambar 3. Histogram kadar abu (%) natrium kotoran, selulosa dan zat-zat organik yang
alginat rumput laut Padina sp. pada terkandung pada rumput laut Padina sp.
konsentrasi KOH yang berbeda Budiyanto dan Djazuli (1997) menjelaskan tinggi
dan rendah rendemen rumput laut dipengaruhi
113
Biosfera Vol 34, No 3 September 2017 : 110 -116 DOI: 10.20884/1.mib.2017.34.3.500
oleh habitat (intensitas cahaya, besar kecilnya serta mempunyai porositas yang besar,
ombak/arus, nutrisi perairan dan lain-lain). sedangkan yang mengandung asam manuronat
yang tinggi mempunyai struktur yang tidak kaku
dan lebih fleksibel (Mandal et al., 2010).
perendaman dengan menggunakan konsentrasi dari rumput laut jenis lainnya untuk
KOH yang berbeda memberikan pengaruh membandingkan kualitas natrium alginat.
terhadap kualitas kadar abu dan viskositas
natrium alginat yang dihasilkan. Hasil perlakuan
terbaik terdapat pada konsentrasi KOH 0,8% yaitu Ucapan Terimakasih
dengan nilai kadar air 10,87%, kadar abu 31,24%,
rendemen 17,82%, viskositas 275,50 cP dan pH Penulis menyampaikan terimakasih kepada
8,21. R. Marwita Sari Putri dan Ginanjar Pratama yang
Saran yang dapat diberikan dari hasil telah membimbing dan mengarahkan,
penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian Laboratorium Fakultas ilmu kelautan dan
lebih lanjut untuk mendapatkan natrium alginat Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji
dari rumput laut Padina sp. yang memiliki kadar Tanjungpinang, Laboratorium Pembinaan dan
abu yang sesuai standar mutu produk dengan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)
penggunaan konsentrasi HCl yang tepat. Selain Provinsi Kepulauan Riau, laboratorium Institut
itu, perlu mempelajari pembuatan natrium alginat Pertanian Bogor yang telah memberikan bantuan
dan fasilitas dalam penulisan jurnal ilmiah ini.
115
Biosfera Vol 34, No 3 September 2017 : 110 -116 DOI: 10.20884/1.mib.2017.34.3.500
Rasyid, A., 2010. Ekstraksi Natrium Alginat Dari gunung kidul-yogyakarta, Jurnal Penelitian
Alga Coklat Sargassum echinocarphum, Kelautan. 2(3):15-24.
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia,
Winarno, F.G., 1990. Teknologi Pengolahan
36(3):393 - 400.
Rumput Laut. Jakarta: Pustaka Sinar
Subaryono., Apriani, S. N., 2010. Pengaruh Harapan.
Dekantasi Filtrat Pada Proses Ekstraksi
Yulianto, K., 2007. Pengaruh konsentrasi natrium
Alginat Dari Sargassum sp Terhadap Mutu
hidroksida terhadap viskositas na-alginat
Produk Yang Dihasilkan. Jurnal
dari sargassum duplicatum j.g. agardh
Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
(phaeophyta). Pusat Penelitian Oseanografi
Perikanan. 5(2):165-174.
dan Limnologi-LIPI, Jurnal Nasional.
Toft, K., Grasdalen, H., Smidsrod O., 1986. 33(2):295-306.
Synergistic Geletion of Alginates and
Pilnic, W., and Rombouts, F., 1985.
Pectins. ACS Symposium Series, 310: 117-
Polysaccharides and Food Processing,
132.
Carbohydr. Res, 142:93–105.
Truss, Vaher, Taure., 2001. Algal Biomass from
Viswanathan, S. and Nallamuthu, T., 2014.
Fucus vesiculosus (Phaeophyta):
Extraction of Sodium Alginate from
Investigation of the Mineral and Alginate
Selected Seaweeds and Their
Components. Proc Estonian Acad Sci
Physiochemical and Biochemical
Chem.50(2):95-103.
Properties, International Journal of
Wibowo, A., Ridlo, A., Sedjati, S., 2013. Pengaruh Innovative Research in Science,
suhu ekstraksi terhadap kualitas alginat Engineering and Technology, 3(4).
rumput laut turbinaria sp. dari pantai krakal,
116