Nama Klien : Ny. B Tempat, Tgl lahir : Jogjakarta, 17 Desember 1939 Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 80 Tahun Agama : Islam Pekerjaan : Wirausaha Alamat : Jln. Banguntapan, potorono, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta Tgl Pengkajian & : 13 Oktober 2019 & (08.00 Dan 16.00) Jam Keluhan Klien : Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian kanan.
B. INFORMASI PENYAKIT KLIEN
1. Riwayat Penyakit Saat Ini Diagnosa Medis : STROKE Masalah Keperawatan : 1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot. 2. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakcukupan stimuli 3. Hambatan memori berhubungan dengan gangguan volume cairan 4. Resiko jatuh berhubungan dengan faktor resiko penurunan kekuatan ekstremitas bawah Medikasi : Tidak ada Terapi Nonfarmakologis Tidak ada saat ini : 2. Riwayat Penyakit Masa Lalu Penyakit yang pernah Hipertensi & Stroke dialami : Obat yang pernah di Obat Antihihipertensi komsumsi : Terapi Nonfamakologis Tidak Ada yang pernah dilakukan : C. PENGANTAR TEORI INOVASI Nama Inovasi : ROM (Range of Motion) Latar Belakang : 1. Prevalensi Penyakit Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah jantung dan kanker (Auryn, 2007). Data WHO tahun 2001 tercatat lebih dari 4,6 juta meninggal diseluruh dunia, dua dari tiga kematian terjadi di negara berkembang (Corwin, 2009). Misbach (2004) survey kesehatan rumah tangga (SKRT) menunjukkan bahwa 37,3 per 100.000 penduduk terkena stroke, stroke merupakan penyebab kematian ketiga di Indonesia. Berdasarkan data WHO (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian sebanyak 5 juta orang dan 5 juta lainnya mengalami kecacatan yang permanen. 2. Dampak Penyakit Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan merupakan salah satu penyebab terbanyak di dunia. Stroke menduduki urutan ketiga sebagai penyebab utama kematian setelah penyakit jantung koroner dan kanker di negara berkembang. Negara yang berkembang juga menyumbang 85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita stroke terjadi di negara yang sedang berkembang. Terdapat sekitar 13 juta korban baru setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12 bulan (WHO, 2010). 3. Pencegahan Penyakit / Penanganan Latihan range of motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke. Latihan ini adalah salah satu bentuk intervensi fundamental perawat yang dapat dilakukan untuk keberhasilan regimen terapeutik bagi pasien dan dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi cacat permanen pada pasien paska perawatan di rumah sakit sehingga dapat menurunkan tingkat ketergantungan pasien pada keluarga. Lewis (2007) mengemukakan bahwa sebaiknya latihan pada pasien stroke dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk mencegah komplikasi. Semakin dini proses rehabilitasi dimulai maka kemungkinan pasien mengalami defisit kemampuan akan semakin kecil (National Stroke Association, 2009). Oleh karena itu, untuk menilai latihan ROM aktif dan pasif dapat meningkatkan mobilitas sendi sehingga mencegah terjadinya berbagai komplikasi. 4. Alasan hinggga timbulnya Inovasi Karena pasien mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian kanan sehingga dibutuhkan inovasi latihan ROM (Range Of Mation) untuk mencegah adanya komplikasi dan mencegah kondisi cacat secara permanen. Tujuan Inovasi : 1. Tujuan Umum : Latihan ROM (Range Of Mation) dilakukan untuk mencegah adanya komplikasi dan mencegah kondisi cacat secara permanen. 2. Tujuan Khusus : a. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot b. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan c. Mencegah kekakuan pada sendi Manfaat Inovasi : 1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan. 2. Mengkaji tulang, sendi,dan otot. 3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi. 4. Memperlancar sirkulasi darah. 5. Memperbaiki tonus otot. 6. Meningkatkan mobilisasi sendi. 7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan. Dasar Teori Inovasi : 1. Dari segi Fisiologis Latihan ROM dikatakan dapat mencegah terjadinya penurunan fleksibilitas sendi dan kekakuan sendi (Adamovich et al, 2005; Lewis, 2007). Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tseng et al (2007) yang mengungkapkan bahwa latihan Range of Motion (ROM) dapat meningkatkan fleksibilitas dan luas gerak sendi pada pasien stroke. Latihan ROM dapat menimbulkan rangsangan sehingga meningkatkan aktivitas dari kimiawi neuromuskuler dan muskuler. Rangsangan melalui neuromuskuler akan meningkatkan rangsangan pada serat saraf otot ekstremitas terutama saraf paasimpatis yang merangsang untuk produksi aset ilcholin, sehingga mengakibatkan kontraksi. Mekanisme melalui muskulus terutama otot polos ekstremitas akan meningkatkan metabolism pada metakonderia untuk menghasilkan ATP yang dimanfaatkan oleh otot ekstremitas sebagai energi untuk kontraksi dan meningkatan tonus otot polos ekstremitas (Sanchez, et al, 2006; Battie et al, 2008). 2. Dasar Hasil Penelitian Sebelumnya Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh pemberian latihan Range Of Motion (ROM) terhadap kemampuan motorik pada pasien post stroke di RSUD Gambiran Kediri tahun 2014. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penelitian lebih lanjut dan penggunaan latihan ini sebagai salah satu intervensi mandiri perawat dalam asuhan keperawatan pasien stroke. Kondisi Klien Klien mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian kanan. Saat Ini : Permasalahan yang Pasien tidak bisa beraktivitas secara mandiri dan pasien timbul pada pasien : tidak bisa mengerakan tubuh bagian kanan secara mandiri serta pasien mengalami disfagia.
D. RANCANGAN INOVASI Alat yang diperlukan : Tidak Ada
Bahan yang Tidak Ada
diperlukan : Gambar Inovasi : Cara menggunakan : 1. Leher Inovasi / Prosedur a. Fleksi : menggerakkan dagu menempel ke dada. Pemakaian b. Ekstensi : mengembalikan kepala ke posisi tegak. c. Hiperekstensi : menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin. d. Fleksi lateral : memiringkan kepala sejauh mungkin kearah setiap bahu. e. Rotasi : memutar kepala sejauh mungkin ke arah setiap bahu. 2. Bahu a. Fleksi : menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi diatas kepala. b. Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh. c. Hiperekstensi : menggerakkan lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus. d. Abduksi : menaikkan lengan ke posisi samping diatas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala e. Adduksi : menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin. f. Rotasi dalam : dengan siku fleksi, memutar bahu dengan menggerakkan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang g. Rotasi luar : dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala. h. Sirkumduksi : menggerakan lengan dengan gerakan penuh. 3. Siku a. Fleksi : menekuk siku sehingga lengan bawah bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu. b. Ekstensi : meluruskan siku dengan menurunkan lengan. 4. Lengan Bawah a. Supinasi : memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas b. Pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah 5. Pergelangan Tangan a. Fleksi : menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah b. Ekstensi : menggerakkan jari-jari sehingga jari- jari, tangan dan lengan bawah berada dalam arah yang sama c. Hiperekstensi : membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh .mungkin. d. Abduksi : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari e. Adduksi : menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari 6. Jari-Jari Tangan a. Fleksi : membuat genggaman b. Ekstensi : meluruskan jari-jari tangan c. Hiperekstensi : menggerakkan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin d. Abduksi : meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain e. Adduksi : merapatkan kembali jari-jari tangan 7. Ibu Jari a. Oposisi : menyentuhkan ibu jari ke setiap jari- jari tangan pada tangan yang sama. 8. Lutut a. Fleksi : menggerakkan tungkai ke depan dan ke atas b. Ekstensi : menggerakkan kembali ke samping tungkai yang lain c. Hiperekstensi : menggerakkan tungkai ke belakang tubuh d. Abduksi : menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh e. Adduksi : menggerakkan kembali tungkai ke posisi medial dan melebihi jika mungkin f. Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain g. Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain h. Sirkumduksi : menggerakkan tungkai memutar 9. Kaki a. Inversi : memutar telapak kaki ke samping dalam (medial) b. Eversi : memutar telapak kaki ke samping luar (lateral) 10. Jari-Jari Kaki a. Fleksi : melengkungkan jari-jari kaki ke bawah b. -Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki c. Abduksi : merenggangkan jari-jari kaki satu dengan yang lain d. Adduksi : merapatkan kembali bersama-sama Hasil yang : Diharapkan pasien dapat mengikuti latihan ROM (Range diharapkan terkait Of Motion) dengan baik dan benar agar dapat Inovasi meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot, mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan, serta mencegah kekakuan pada sendi. Hal-hal yang perlu : 1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan diperhatikan terkait minimal 2 kali sehari Inovasi / Efek 2. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak samping Inovasi melelahkan pasien. 3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring. 4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. 5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit. 6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah di lakukan.