Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Penanganan dan
Pencegahan Anemia”.

Makalah ini dapat dijadikan bahan sumber bacaan yang membahas mengenai definisi,
penyebab, gejala, pengobatan serta pencegahan anemia, dan juga merupakan sarana untuk
kami sebagai menambah syarat untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah gizi & diet
yang telah ditugaskan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi kami, saran
serta kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini kami harapkan.

Purwakarta, Mei 2018

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Definisi Anemia...........................................................................................................3

2.2 Klasifikasi Anemia......................................................................................................3

2.3 Penyebab Anemia........................................................................................................4

2.4 Gejala Anemia.............................................................................................................7

2.5 Pengobatan dan Pencegahan Anemia..........................................................................8

BAB III PENUTUP................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan................................................................................................................15

3.2 Saran..........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran mucosa
pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb),
Hematokrit(Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu
mempengaruhi kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh yang optimal.

Anemia adalah penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam
sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah,
peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak,
atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan (Elizabeth Corwin,2002).

Dimana insidennya 30 % pada setiap individu di seluruh dunia. Prevalensi


terutama tinggi di negara berkembang karena faktor defisiensi diet dan atau kehilangan
darah akibat infeksi parasit gastrointestinal.

Umumnya anemia asemtomatid pada kadar hemoglobin diatas 10 gr/dl, tetapi


sudah dapat menyebabkan gangguan penampilan fisik dan mental. Bahaya Anemia
yang sangat parah bisa mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ tubuh lain,
bahkan dapat menyebabkan kematian.

Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka


mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah
sesuai yang diperlukan tubuh .

Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik


yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik,
dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).

Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di


seluruh dunia, disamping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di

1
negara berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan
ekonomi, serta kesehatan fisik (Bakta, 2006).

Masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat gizi,


karena itu prevalensi anemia di Indonesia sekarang ini masih cukup tinggi, terutama
anemia defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau vitamin B12. Setelah menentukan
diagnosis terjadinya anemia, maka selanjutnya perlu disimpulkan tipe anemia itu
sendiri. Penatalaksanaan anemia yang tepat sesuai dengan etiologi dan klasifikasinya
dapat mempercepat pemulihan kondisi pasien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan anemia?
2. Apa saja klasifikasi anemia?
3. Apa saja penyebab anemia?
4. Bagaimana gejala terjadinya anemia?
5. Bagaimana pengobatan dan pencegahan anemia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi anemia.
2. Mengetahui klasifikasi anemia.
3. Mengetahui penyebab anemia.
4. Mengetahui gejala anemia.
5. Mengetahui pengobatan dan pencegahan anemia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anemia


Anemia merupakan kondisi tubuh saat sel darah merah (eritrosit) dan hemoglobin
(Hb) dalam darah berada dibawah normal atau kurang. Hemoglobin merupakan bagian
penting dan utama dalam sel darah merah yang bertugas untuk mengikat oksigen dalam
darah dan nantinya dialirkan ke seluruh tubuh. Apabila seseorang menderita
kekurangan sel darah merah, maka sel tubuh tidak mendapatkan suplai oksigen yang
mencukupi dan akhirnya timbul gejala anemia.

2.2 Klasifikasi Anemia


Ada 2 penggolongan Anemia yaitu:
1. Berdasarkan Morfologinya:
a. Anemia Mikrositik Hipokrom
 Anemia Defisiensi Zat besi
Adalah Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kurangnya persediaan besi untk eritropoiesis, karena cadangan besi
kosong (depleted iron store) sehngga pembentukan hemoglobin
berkurang.
 Anemia Penyakit Kronik
Adalah anemia pada penyakit ini merupakan jenis anemia terbanyak
kedua setelah anemia defisiensi yang dapat ditemukan pada orang
dewasa di Amerika Serikat.
b. Anemia Makrositik
 Defisiensi vitamin B12
Adalah Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12
dikenal dengan nama anemia pernisiosa.
 Defisiensi Asam folat
Adalah bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA. Jumlah asam folat
dalam tubuh berkisar 6-10 mg, dengan kebutuhan perhari 50mg. Asam
folat dapat diperoleh dari hati, ginjal, sayur hijau, ragi. Asam folat

3
sendiri diserap dalam duodenum dan yeyenum bagian atas, terikat pada
protein plasma secara lemah dan disimpan didalam hati. Tanpa adanya
asupan folat, persediaan folat biasanya akan habis kira-kira dalam waktu
4 bulan.

c. Normositik Normokron
 Anemia karena perdarahan
Adalah Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di
luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat.
Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis
yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung. Serta pada wanita
yang sedang mengalami menstruasi dan post partus.

2. Berdasarkan beratnya :
a. Anemia aplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh ketidaksanggupan sumsum tulang
belakang membentuk sel darah merah.
b. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis, yaitu pemecahan
eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya.

2.3 Penyebab Anemia


Ada begitu banyak penyebab dari anemia yang belum diketahui masyarakat luas
sehingga tidak menyadari jika dirinya terkena anemia. Pada umumnya, anemia terjadi
di wanita karena dalam setiap bulan para wanita akan mengeluarkan darah kotor
sehingga kadar hemoglobin atau sel darah merah dalam tubuh jadi menurun. Berikut ini
adalah beberapa penyebab dari anemia selengkapnya.
1. Kekurangan Zat Besi
Zat besi merupakan salah satu zat dalam tubuh manusia yang sangat
dibutuhkan untuk produksi darah, mengangkut oksigen dari paru paru menuju
jaringan dan juga membawa elektron dalam proses pembentukan energi dalam
sel. Kekurangan zat besi ini menjadi salah satu penyebab utama dari penyakit

4
anemia karena menghambat produktivitas sel darah merah sehingga jadi
menurun.

2. Disfungsi Penyerapan Zat Besi


Kekurangan zat besi dalam tubuh seringkali dianggap bisa terjadi karena
kurang mengkonsumsi makanan yang bisa menambah darah atau suplemen
penambah darah. Akan tetapi, penyebab dari anemia juga bisa terjadi karena
tubuh tidak dapat menyerap zat besi dengan baik. Saat ini terjadi, tubuh akan
mengikat zat besi sehingga tidak dapat di serap oleh tubuh. Oleh karena itu, zat
besi tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang bisa mengikat zat
besi seperti kacang kacangan, nasi, teh, bawang merah, cabai, kopi, wortel, ubi
dan berbagai makanan pengikat zat besi lainnya.

3. Kurangnya Pembentukan Sel Darah Merah


Pembentukan sel darah merah atau eritrosit terjadi pada hati, limpa dan juga
kelenjar sumsum tulang yang dirangsang oleh hormon eritropoitein. Sel
pembentuk darah merah yakni hemositoblas adalah sel batang myeloid yang ada
di dalam sumsum tulang belakang yang kemudian akan membentuk eritrosit serta
megakariosit atau keping darah. Apabila tubuh mengalami hambatan dalam
membentuk sel darah merah, maka bisa menyebabkan seseorang terkena anemia
yakni jenis aplastik.

4. Pendarahan
Apabila seseorang mengalami pendarahan, maka ini juga bisa mengakibatkan
dampak anemia yang biasanya terjadi pada wanita. Pendarahan ini umumnya
akan terjadi saat seorang wanita sedang stress atau terjadi peningkatan hormon
estrogen dan juga kecelakaan.

5. Kelainan Antibodi
Antibodi atau gamma globulin merupakan glikoprotein yang memiliki struktur
tertentu dan di sekresi oleh sel B dan berubah menjadi sel plasma. Antibodi yang
tadinya memiliki fungsi melindungi sel darah merah malah berubah menjadi
penghancur sel darah merah dalam tubuh. Aoabila ini terjadi, maka akan

5
mengakibatkan seseorang mengalami anemia dan kasusnya di Indonesia sudah
mencapai 20 persen.

6. Menstruasi
Secara normal, setiap wanita memang akan mengalami menstruasi setiap
bulannya. Namun, untuk banyaknya darah kotor yang dikeluarkan setiap wanita
berbeda beda. Darah kotor yang keluar ini membuat kadar zat besi menurun dan
akhirnya timbul anemia.

7. Mimisan
Mimisan yang merupakan pecahnya pembuluh darah halus dalam hidung bisa
terjadi karena sistem imun tubuh yang menurun, terbentur, udara yang terlalu
panas atau dingin dan beberapa penyebab lainnya. Mimisan yang berlangsung
lama atau sering, maka juga menjadi penyebab dari terjadinya anemia.

8. Pembuluh Darah Pecah


Pembuluh darah bisa pecah karena penyakit kronis seperti stroke atau jantung
yang membuat penyumbatan serta pengerasan pembuluh darah. Saat pembuluh
darah pecah, maka terjadi kekurangan zat besi yang ikut keluar bersama darah
dan akhirnya terjadi anemia.

9. Kurang Gizi dan Nutrisi


Tidak hanya zat besi yang dibutuhkan tubuh untuk produksi sel darah merah,
namun ada beberapa nutrisi lainnya yang juga dibutuhkan tubuh seperti vitamin
penambah darah yakni vitamin B12, asam folat dan juga vitamin C. Apabila
tubuh kekurangan 3 jenis vitamin ini, maka seseorang juga bisa terkena anemia.

10. Kelainan Sumsum Tulang Belakang


Sumsum tulang belakang merupakan salah satu tempat untuk produksi sel
darah merah. Saat terjadi kelainan pada sumsum tulang belakang, maka kelainan
darah yakni anemia aplastik bisa terjadi sehingga diharuskan untuk
mengkonsumsi makanan untuk penderita anemia aplastik supaya anemia bisa
disembuhkan

6
2.4 Gejala Anemia
Saat anemia yang dialami masih berada dalam tahap ringan, kemungkinan tidak
akan menimbulkan gejala yang bisa terlihat atau dirasakan penderita. Akan tetapi, jika
anemia semakin berkembang dan terjadi terus menerus, maka akan ada beberapa gejala
yang bisa dilihat serta dirasakan seperti:
1. Sakit Kepala
Sakit kepala adalah Timbulnya sakit kepala atau migrain pada saat
menstruasi sudah dibuktikan dalam penelitian jika itu membuktikan terjadi
penurunan kadar zat besi dan menjadi gejala anemia yang bisa dirasakan para
wanita.

2. Denyut Jantung Tidak Beraturan


Denyut jantung yang berdetak tidak teratur juga menjadi pertanda penyakit
anemia sebab jantung kekurangan oksigen. Pada saat melakukan pengukuran
denyut jantung dan detak jantung terlalu cepat, maka kemungkinan besar orang
tersebut menderita anemia.

3. Kuku Menjadi Rapuh


Kuku yang rapuh dan gampang sobek merupakan pertanda jika tubuh
menderita asam perut yang buruk dan ini menyebabkan tubuh tidak dapat
menyerap vitamin B12 dengan baik. Selain itu, asam lambung juga berperan
penting dalam penyerapan zat besi dan akhirnya timbul anemia.

4. Kerontokan Rambut
Kerontokan rambut, patah patah, bercabang dan kering juga menjadi gejala
dari anemia sebab ini mengartikan jika tubuh mengalami kekurangan zat besi.

5. Tangan dan Kaki Terasa Dingin


Saat kemarau atau cuaca panas namun bagian tangan dan kaki tetap terasa
dingin maka menjadi tanda umum lainnya dari penyakit anemia dan kekurangan
zat besi. Rasa dingin pada tangan dan kaki ini juga bisa terjadi pada penurunan
fungsi tiroid dimana kadar zat besi sangat rendah.

7
6. Lemah dan Lesu
Lemah dan lesu juga menjadi gejala umum dari anemia yang terjadi karena
kekurangan zat besi, asam folat yang rendah serta vitamin B12 yang juga rendah.
Apabila tubuh kekurangan beberapa mineral dan vitamin ini maka akhirnya
terjadi anemia megaloblastik.

7. Pucat
Perubahan warna kulit yang menjadi pucat juga menunjukkan jika anda
menderita anemia. Bagian wajah, kulit, bawah mata dan juga bibir akan terlihat
pucat karena kurangnya asupan zat besi dalam tubuh.

8. Perut Terasa Mulas


Mulas yang sering dikatakan terjadi karena tingkat asam lambung juga bisa
terjadi karena tubuh kekurangan zar besi serta vitamin B12. Tidak hanya
penderita maag saja namun juga menjadi gejala dari anemia.

9. Banyak Tumbuh Uban


Melanin merupakan zat pemberi warna pada rambut dan jumlah melanin
pada tubuh ini akan semakin menurun seiring bertambahnya umur. Sel yang
menghasilkan melanin yakni melanosit akan menurun seiring bertambahnya usia
dan akhirnya rambut kehilangan pigmentasi dan menjadi gejala dari anemia
selanjutnya.

2.5 Penanganan dan Pencegahan Anemia


A. Pengobatan Anemia
Untuk menangani anemia, sebenarnya bisa dilakukan dengan mengkonsumsi
berbagai makanan yang mengandung zat besi, asam folat dan berbagai vitamin
serta mineral pembentuk darah lainnya seperti ulasan berikut ini.
1) Bit
Bit merupakan makanan penambah darah sangat berkhasiat dikonsumsi
untuk mengatasi kekurangan zat besi yang menjadi penyebab anemia. Dalam
bit mengandung zat besi yang sangat tinggi, potassium, belerang, serat,
kalsium serta vitamin yang baik untuk membersihkan tubuh sekaligus

8
memberikan suplai oksigen lebih banyak sehingga produksi sel darah merah
bisa ditingkatkan.
• Campur 1 bit bersama dengan 3 wortel dan 1 1/2 ubi ke dalam blender dan
konsumsi jus tersebut sebanyak 1 kali sehari.
• Cara lainnya adalah dengan mengkosnsumsi bit sebagai salad dan sayuran
bersama dengan kulit bit yang mengandung kadar zat besi tinggi.
2) Bayam
Bayam yang merupakan sayuran berwarna hijau ini juga menjadi obat
terbaik penderita anemia. Ada beberapa nutrisi penting dalam bayam yang bisa
menyembuhkan anemia yakni asam folat, vtamin B12 dan juga zat besi. Dalam
1 1/2 cangkir bayam bisa mencukupi kebutuhan zat besi tubuh per hari sampai
35 persen dan juga 33 persen kebutuhan asam folat.
• Konsumsi bayam sebanyak 2 kali sehari sebagai sayur bening, tumis atau
beberapa masakan lain.
• Cara lainnya adalah dengan mencampur 1 gelas jus bayam dengan 2
sendok teh madu dan dikonsumsi sebanyak 1 kali sehati.
3) Delima
Delima merupakan buah yang tinggi akan zat besi serta beberapa mineral
penting seperti kalsium, magnesium serta vitamin C yang membantu tubuh
untuk menyerap zat besi lebih baik dan akhirnya sel darah merah bisa di
produksi lebih banyak sekaligus meningkatkan kadar hemoglobin.
• Campur 1 cangkir jus buah delima dengan 1 sendok teh bubuk kayu manis
lalu tambahkan dengan 2 sendok teh madu. Konsumsi campuran ini setiap
hari sebelum sarapan.
• Cara kedua, campur 2 sendok teh ekstrak bubuk delima dengan 1 gelas
susu hangat dan konsumsi sebanyak 2 kali sehari.

4) Wijen Hitam
Wijen juga baik untuk mengobati anemia karena mengandung zat besi
yang tinggi dan menyediakan hampir 30 persen kebutuhan zat besi harian
dalam tubuh.
• Rendam 2 sendok makan wijen hitam dalam air selama 2 sampai 3 jam
lalu saring dan haluskan hingga menjadi pasta.
• Tambahkan dengan 1 sendok makan madu lalu aduk rata dan konsumsi
sebanyak 2 kali sehari.
• Cara kedua, rendam biji wijen hitam dalam air hangat selama 2 jam lalu
haluskan hingga menjadi pasta dan saring.

9
• Campurkan pasta tersebut dengan 1 cangkir susu hangat lalu tambahkan
madu dan konsumsi 1 kali sehari.
5) Kurma
Kurma menjadi pengobatan anemia nikmat dan menjadi sumber zat besi
serta vitamin C yang dibutuhkan untuk penyerapan zat besi dalam tubuh.
• Rendam 2 buah kurma dalam 1 cangkir susu selama 1 malam dan makan
kurma serta minum susu tersebut saat perut masih kosong.
• Cara kedua, makan beberapa buah kurma di pagi hari sebelum sarapan
dan minum 1 gelas susu hangat.
6) Apel
Apel memiliki banyak kandungan nutrisi termasuk zat besi yang penting
untuk menyembuhkan anemia. Anda hanya perlu mengkonsumsi apel setiap
hari dan usahakan untuk mengkonsumsi apel hijau atau apel malang bersama
dengan kulitnya. Cara lainnya adalah mencampur jus apel dengan sedikit madu
dan konsumsi sebanyak 2 kali sehari.
7) Pisang
Pisang menjadi jenis buah buahan penambah darah yang bagus
dikonsumsi untuk mencegah anemia. Dalam buah pisang juga mengandung zat
besi tinggi yang bisa merangsang produksi dari hemoglobin serta berbagai
enzim penting yang dibutuhkan untuk produksi sel darah merah. Selain itu,
buah pisang juga menjadi sumber magnesium yang sangat membantu dalam
sintesis hemoglobin.
• Konsumsi 1 pisang matang yang dicampur dengan madu sebanyak 2 kali
sehari.
• Cara kedua, campur pisang dengan madu dan 1 sendok makan amla lalu
konsumsi sebanyak 2 sampai 3 kali sehari.

8) Kismis
Kismis juga memiliki kandungan zat besi serta vitamin C tinggi yang
terbukti ampuh untuk mengatasi anemia. Sedangkan vitamin C berguna untuk
meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi, meningkatkan sel
darah merah serta hemoglobin.
• Rendam 10 sampai 12 kismis dalam air selama 1 malam. Esok paginya
konsumsi air tersebut

10
• Cara kedua adalah mengkonsumsi kismis saat perut kosong sebelum
sarapan dan lakukan selama 3 minggu.
9) Daun Katuk
Daun katuk merupakan sayuran yang tidak hanya baik dikonsumsi ibu
menyusui supaya kuantitas ASI semakin baik, namun juga ampuh untuk
mengatasi anemia. Dalam daun katuk mengandung zat besi, fosfor,
magnesium, vitamin B, vitamin C, vitamin A, kalium serta kalsium yang
sangat baik dikonsumsi untuk meningkatkan produksi darah merah serta
melancarkan sirkulasi darah.
10) Bawang Putih
Salah satu bumbu dapur ini juga sangat disarankan untuk dikonsumsi
penderita anemia. Dalam bawang putih mengandung vitamin C, kalsium, zat
besi serta karbohidrat yang semuanya ini dibutuhkan tubuh untuk
meningkatkan produksi sel darah merah dalam tubuh.
11) Leunca
Leunca yang sering dikonsumsi pada masakan Sunda ini ternyata juga
sangat ampuh untuk menyembuhkan anemia. Beberapa nutrisi dalam leunca
seperti vitamin A, vitamin C, zat besi, solanin, solasodin, solanidin, saponin,
atropin, diosgenin, tigogenin, zat samak, kalori, lemak, protein, kalsium dan
kalium sangat baik dikonsumsi untuk melancarkan peredaran darah serta
meningkatkan produksi sel darah merah.
12) Tomat
Mengkonsumsi lebih banyak vitamin c juga menjadi cara terbaik untuk
menyembuhkan anemia seperti yang terkandung dalam tomat. Tomat memiliki
banyak kandungan vitamin C serta likopen yang sangat baik dikonsumsi untuk
meningkatkan produksi sel darah merah dalam tubuh.

13) Konsumsi Daging Merah


Cara mengatasi penyakit anemia berikutnya adalah lebih banyak
mengkonsumsi daging merah tanpa lemak karena juga mengandung zat besi
tinggi. Meskipun daging merah mengandung kolesterol yang cukup tinggi,
akan tetapi apabila dikonsumsi dalam porsi yang tepat yakni 70 gram setiap
hari seperti daging domba, daging sapi, dan daging kambing yang memiliki

11
banyak zat besi serta protein tersebut juga menjadi asupan sempurna untuk
menyembuhkan anemia.

B. Pencegahan Anemia
Cara terbaik untuk mencegah anemia adalah dengan lebih banyak
mengkonsumsi asupan yang mengandung vitamin penting untuk meningkatkan
produksi sel darah merah dan juga menghindari beberapa pola hidup buruk sehari
hari.
1. Diet Tinggi Zat Besi
Zat besi bisa diperoleh dari banyak makanan alami yang bergizi dan
lebih baik dibandingkan mengkonsumsi suplemen obat penambah darah.
Perbanyak makanan yang mengandung zat besi tinggi.
• Konsumsi daging merah: Daging sapi tanpa lemak dan hati sapi.
• Makanan laut cangkang keras: Kerang, udang dan tiram.
• Aneka jenis kacang: lentil dan kacang hijau.
• Konsumsi sayuran hijau: sawi dan bayam.
2. Tetap Bergerak Aktif
Meskipun asupan makanan yang mengandung zat besi sudah tercukupi,
akan tetapi seluruh cat besi tersebut tidak akan di serap secara sempurna dan
baru bisa ditingkatkan saat anda tetap bergerak aktif seperti olahraga.
Beberapa olahraga dasar seperti berenang, jalan santai, peregangan dan juga
joging merupakan beberapa kegiatan yang baik untuk meningkatkan kekuatan
otot dan juga stimulasi metabolisme glikogen pada organ hati sehingga aliran
darah ke dalam jaringan akan berjalan dengan baik.
Sirkulasi yang baik akan meningkatkan penyerapan zat besi. Lakukan
setidaknya 15 sampai 20 menit beberapa olahraga sehingga penyeran zat besi
bisa maksimal.

3. Meditasi
Saat seseorang menderita stress terlalu berlebihan dan menimbulkan
gejala darah rendah, maka ulkus atau terjadinya peningkatan asam lambung
juga akan menghambat penyerapan zat besi. Agar lapisan lambung tetap
terjaga dengan baik, maka anda bisa melakukan meditasi yakni dengan fokus
pada gambaran mental sebuah sinar atau bernapas sekaligus menenangkan
pikiran serta indera anda sehingga stress bisa dikurangi serta mencegah usus
berdarah atau pecah yang menjadi penyebab anemia atau komplikasi lainnya.

12
4. Lakukan Yoga
Latihan pernapasan yang sederhana akan meningkatkan aliran energi di
dalam tubuh sekaligus meningkatan sirkulasi darah. Dengan lancarnya aliran
darah, maka proses penyerapan zat besi menjadi lebih baik. Yoga merupakan
kegiatan yang tepat untuk menghilangkan stress dan mencegah anemia secara
alami.
Lakukan teknik pernapasan seperti gerakan anulom vilom , maka
silahkan tutup lubang hindung sebelah kiri dengan ibu jari dan tarik napas dari
lubang hidung sebelah kanan kemudian tahan selama 3 detik. Ulangi cara ini
dengan kecepatan yang disesuaikan dengan kemampuan.
5. Hindari Stimulan
Nikotin, cafein, tembakau dan juga alkohol merupakan stimulan yang
akan mengganggu proses penyerapan zat besi dalam usus dan tentunya sangat
berbahaya. Mengkonsumsi tembakau maka bisa menurunkan kandungan
vitamin B12 dalam tubuh sekaligus mencegah penyerapan pada usus.
Sementara alkohol juga akan menyebabkan seseorang terkena anemia serta
penggunaan beberapa jenis obat seperti cephalosporin, dapsone dan beberapa
jenis obat lain.
6. Perbanyak Vitamin B12
Vitamin B12 yang umumnya terdapat pada produk hewani ini sangat
baik dikonsumsi sehingga aliran darah bisa berjalan dengan lacar dan
mencegah anemia. Vitamin B12 adalah jenis vitamin yang bisa meningkatkan
proses penyerapan zat besi dalam tubuh kemudian akan di serap oleh lambung
menuju sel darah merah sehingga hemoglobin bisa terbentuk yang selanjutnya
akan sangat membantu jaringan tubuh dalam mendapatkan banyak oksigen
serta nutrisi.

7. Perbanyak Asupan Vitamin C


Mencukupi zat besi saja belum cukup untuk mencegah anemia, namun
asupan vitamin C juga haris diperbanyak yang berfungsi untuk mengikat zat
besi serta meningkatkan proses penyerapan dari lambung menuju aliran darah.
Beberapa makanan yang tinggi vitamin C dan baik untuk dikonsumsi adalah
jeruk, asem jawa, lemon, kiwi, jambu biji dan juga tomat.
8. Perbanyak Asupan Asam Folat

13
Defisiensi asam folat juga bias menyebabkan anemia sehingga asupan
makanan yang mengandung asam folat juga harus terpenuhi. Asam folat
adalah jenis vitamin B yang bisa ditemukan dalam makanan nabati selain
produk hewani. Untuk beberapa makanan sumber asam folat yang baik
dikonsumsi adalah sayuran berwarna hijau seperti bayam dan sawi,
mengkonsumsi sereal, kacang dan polong polongan, pisang, kacang tanah,
brokoli serta hati sapi.
9. Hindari Kekurangan Zat Besi
Penipisan zat besi bisa terjadi pada saat tubuh kehilangan banyak darah,
maka zat besi yang ada dalam darah juga ikut terbuang. Ulkus, polip dan
penyakit crohn yang terjadi pada usus akan membuat darah terus keluar lewat
feses sehingga sangat baik untuk dihindari. Selain itu, wanita yang sedang
mengandung atau sedang menyusun program kehamilan maka harus konsultasi
dengan dokter untuk mengetahui asupan yang dibutuhkan tubuh dalam
mencegah anemia sekaligus menghindari pantangan makanan untuk penderita
anemia.

BAB III
PENUTUP

14
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

15
3.3 DAFTAR PUSTAKA
3.4
3.5

16

Anda mungkin juga menyukai