NIM : 1702101010110 Kelas : 2 Farmakologi Veteriner 2
Mekanisme Kerja Antibiotik Polien (Nistatin)
1. Pendahuluan
Nistatin merupakan suatu antibiotik polien yang dihasilkan oleh
Streptomyces noursei. Obat yang berupa bubuk warna kuning kemerahan ini berifat higroskopis, berbau khas, sukar larut dalam kloroform dan etter. Larutannya mudah terurai dalam air dan plasma. Sekalipun nistatin mempunyai struktur kimia dan mekanisme kerja mirip dengan amfoteresin B, nistatin lebih toksik sehingga tidak dapat digunakan sebagai obat sistemik. Nistatin tidak diserap melalui saluran cerna, kulit maupun vagina.
Nistatin terutama digunakan untuk infeksi kandida di kulit, selaput lendir
dan saluran cerna. Paronikia, vaginitis dan kandidiasis oral dan daluran cerna cukup diobati secara topikal Kandidiasis di mulut, esofagus dan lambung biasanya merupakan komplikasi dari leukimia terutama pada pasien yang mendapat kemoterapi. Sebagian besar infeksi ini memberikan respon yang baik terhadap nistatin.
Candida albicans hampir tidak memperlihatkan resistensi terhadap
niststin, tetapi Candida tropicalis, Candida guillermondi dan Candida stellatiodes mulai resisten bahkan tidak sensitif terhadap amfoterisin B. Namun resistensi ini biasanya tidak terjadi in vivo.
2. Mekanisme kerja obat nistatin
Sitoplasma pada sel-sel hidup berikatan dengan membran sel yang
berperan di dalam barier permeabilitas selektif, berfungsi di dalam transport aktif dan mengontrol komposisi internal dari sel. Membran sel bakteri dan jamur mempunyai struktur yang berbeda dengan sel-sel hewan dan dapat lebih mudah dirusak oleh beberapa bahan kimia atau obat.
Nistatin menghambat pertumbuhan berbagai jamur dan ragi tetapi tidak
aktif terhadap bakteri, protozoa dan virus. Nistatin hanya akan diikat oleh jamur atau ragi yang sensitif. Aktivitas antijamur tergantung dari adanya ikatan dengan sterol pada membran sel jamur atau ragi terutama ergosterol. Akibat terbentuknya ikatan antara sterol dengan antibiotik ini akan terjadi perubaha permeabilitas membran sel dehingga sel akan kehilangan berbagai molekul kecil. 3. Efek Samping
Jarang ditemukan efek samping pada pemakaian nistatin. Mual, muntah
dan diare ringan mungkin didapatkan setelah pemakaian peroral. Iritasi kulit maupun selaput lendir pada pemakaian topikal belum pernah dilaporkan. Nistatin tidak mempengaruhi bakteri, protozoa dan virus maka pemberian nistatin dengan dosis tinggi tidak akan menimbulkan superinfeksi.
Daftar Pustaka
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 2016. Farmakologi dan Terapi.
Badan Penerbit FKUI, Jakarta
Mardiyantoro, F. 2017. Penyebaran Infeksi Odontogen dan Tatalaksana. UB
Press, Malang.
Sudigdoadi, S. Mekanisme timbulnya resistensi antibiotik pada infeksi bakteri.