Template Materi 16 BARU OK PDF
Template Materi 16 BARU OK PDF
PPC
Program Pendidikan dan
Modul Diklat Tahap 3
TERPADU
PERADILAN UMUM
1
“HAK GUGAT PUBLIK e-learning.mahkamahagung.go.id
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI © LINGKUNGAN
2019 DAN CITIZEN LAW SUIT).”
“HAK GUGAT PUBLIK
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI LINGKUNGAN DAN
CITIZEN LAW SUIT).”
TujuanHasil Belajar.
PENGERTIAN
1. Gugatan Class Action
a. Pengertian:
Gugatan class action adalah gugatan yang diajukan oleh banyak orang, dan orang
banyak tersebut mewakilkan kepada seorang atau beberapa orang dikenal dengan istilah
gugatan perwakilan atau gugatan kelompok, yang popular dengan istilah class action.
Menurut Black Law Dictionary:
“A class action provides a means by which here a large group of persons are interested in
a matter, one or more may sue or as representatives of the class without needing to joint
every member of the class”.
Gugatan perwakilan atau class action berasal dari sistem hukum Anglo Saxon
(Amerika Serikat), diatur dalam US Federal Rule of Civil Procedure (1938) kemudian
pada tahun 1966 pasal 23 dari Federal Rule,
Prasyarat untuk mengajukan gugatan class action menurut Rule 23 tersebut
seseorang atau beberapa orang anggota kelompok dapat menggugat atau digugat
sebagai pihak yang mendapat kuasa atas nama semua anggota kelompok dengan syarat
sebagai berikut:
1. Numerosity.
Orang yang mengajukan gugatan harus sedemikian banyak. Persyaratan ini
menentukan bahwa kelas yang diwakili (class members) harus sedemikian banyak
jumlahnya sehingga apabila gugatan biasa (joinder) yang diajukan secara satu demi
satu sangat tidak praktis dan tidak efisien.
2. Commonality (kesamaan fakta).
2
“HAK GUGAT PUBLIK
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI LINGKUNGAN DAN CITIZEN LAW
SUIT).”
Artinya harus ada question of law atau question of fact antara pihak yang mewakili
dan pihak yang diwakili.
3. Typicality.
Artinya tuntutan dari seluruh anggota yang diwakili haruslah sejenis (typical);
4. Adequacy of Refresentation (kelayakan perwakilan).
Pernyataan ini mewajibkan perwakilan kelas (class refresentatives) untuk menjamin
secara jujur dan adil serta mampu melindungi kepentingan orang yang diwakilinya.
1 Santosa, Cornwall, Sembiring, Wijardjo, Gugatan Perwakilan Kelompok, Jakarta: ICEL, 1994, hlm. 17
2 Santosa, et.al., Op.Cit., hlm. 21-23
3
“HAK GUGAT PUBLIK
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI LINGKUNGAN DAN CITIZEN LAW
SUIT).”
Menurut Mas Achmad Santosa3, class action pada intinya adalah :
2. Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa dan kesamaan dasar hukum yang
digunakan bersifat substansial, serta terdapat kesamaan jenis tuntutan di antara
wakil kelompok dengan anggota kelompok.
PERMA tidak mengatur berapa jumlah orang untuk dapat melakukan gugat class
action, hanya disebutkan begitu banyak.
3 Mas Achmad Santoso, Konsep Penerapan Gugatan Perwakilan (Class Action), ICEL, Jakarta, 1997, hlm. 10.
4
“HAK GUGAT PUBLIK
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI LINGKUNGAN DAN CITIZEN LAW
SUIT).”
Menurut Mas Achmad Santosa4, yang juga dikutip oleh Koesnadi Hardjasoemantri5
menyebutkan ada beberapa manfaat dari gugatan perwakilan ini :
1. Proses berperkara yang bersifat ekonomis (judiciale conomy).
Dengan gugatan CA berarti mencegah pengulangan (repetition) gugatan-gugatan
serupa secara individual. Tidak ekonomis bagi Pengadilan apabila harus melayani
gugatan-gugatan sejenis secara individual (satu persatu). Manfaat ekonomis ada
juga pada diri penggugat, sebab dengan CA tersebut hanya satu kali mengeluarkan
biaya untuk melayani masyarakat korban.
5
“HAK GUGAT PUBLIK
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI LINGKUNGAN DAN CITIZEN LAW
SUIT).”
2. Setelah wakil kelompok lulus uji persyaratan sebagai wakil kelompok, majelis
Hakim harus memeriksa persyaratan formal surat gugatan selain sesuai dengan
hukum acara perdata, juga harus memenuhi persyaratan menurut Perma, yaitu :
1. Identitas lengkap dan jelas wakil kelompok, misalkan nama, tempat tinggal,
pekerjaan dan umur.
2. Definisi kelompok secara rinci dan spesifik, walau tanpa menyebutkan nama-
nama dari para anggota kelompok, tetapi cukup dengan, misalkan dalam surat
gugatan menyatakan "semua penduduk yang tinggal di sepanjang sungai x
yang menderita akibat pencemaran air yang terjadi pada tanggal atau bulan
dan tahun tertentu akibat dari kegiatan pt z", atau "semua penduduk yang
tinggal di provinsi x, dan y menderita akibat kabut asap yang terjadi pada
tanggal, bulan dan tahun yang diakibatkan oleh kegiatan pt z".
3. Keterangan tentang anggota kelompok yang diperlukan dalam kaitan dengan
kewajiban melakukan pemberitahuan.
4. Posisi dari seluruh kelompok baik wakil maupun anggota kelompok yang
teridentifikasi maupun tidak teridentifikasi yang dikemukakan secara jelas
dan rinci.
5. Dalam satu surat gugatan kelompok, anggota kelompok dapat dikelompokkan
ke dalam dua atau lebih sub kelompok, misalkan kelompok yang sawahnya
tercemar, kelompok yang kesehatannya saja terganggu, kelompok yang
rumahnya saja tercemar, kelompok yang rumah dan kesehatannya tercemar.
6. Tuntutan dan petitum tentang ganti kerugian harus dikemukakan secara jelas
dan rinci, memuat usulan tentang: mekanisme atau tata cara pembagian ganti
kerugian kepada seluruh anggota kelompok, misalkan usulan pembentukan
panel ahli untuk memperlancar pembagian ganti kerugian secara adil.Perma
No. 1 Tahun 20029, memberikan kewenangan aktif bagi Hakim untuk
memberikan nasihat kepada para pihak mengenai persyaratan gugatan
kelompok. Majelis Hakim dapat memberi nasehat agar Penggugat dapat
memenuhi persyaratan diatas.
1. Nomor gugatan dari dentitas para penggugat sebagai wakil kelompok, serta
pihak tergugat.
2. Penjelasan singkat tentang kasus.
9 Pasal 5 ayat (2) Perma No. 1 Tahun 2002.
10 Pasal 7 ayat (1) Perma No. 1 Tahun 2002.
6
“HAK GUGAT PUBLIK
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI LINGKUNGAN DAN CITIZEN LAW
SUIT).”
3. Penjelasan tentang pendefinisian kelompok.
4. Penjelasan dari implikasi keikutsertaan sebagai anggota kelompok, yaitu,
antara lain, jika gugatan ditolak, maka hak untuk menggugat secara
perseorangan para anggota kelompok tidak lagi ada, tetapi jika gugatan
dikabulkan berhak untuk memperoleh ganti kerugian secara proporsional
sesuai dengan besar ganti kerugian berbanding jumlah ganti kerugian yang
dikabulkan.
5. Penjelasan bagi orang-orang yang termasuk ke dalam definisi kelompok
bahwa mereka memiliki hak untuk keluar (opt out) dari keanggotaan
kelompok.
6. Penjelasan tentang batas waktu, yaitu berkaitan dengan bulan, tanggal, jam
dari pernyataan keluar sudah harus diterima oleh Pengadilan Negeri yang
mengadili.
7. Penjelasan tentang alamat (Pengadilan Negeri) untuk penyampaian
pernyataan keluar.
8. Apabila dibutuhkan oleh anggota kelompok tentang siapa dan tempat yang
tersedia bagi informasi tambahan.
9. Formulir isian tentang pernyataan keluar dari anggota
kelompok.
10. Penjelasan tentang jumlah ganti kerugian yang diajukan.
5. Setelah proses public notice selesai, dilajutkan dengan proses persidangan biasa
sesuai dengan prosedur HIR maupun Rbg.
Tuntutan ganti rugi pada gugatan organisasi lingkungan/legal standing hanya terbatas
pada :
a. Memohon kepada Pengadilan agar seseorang diperintahkan untuk melakukan
tindakan hukum tertentu yang berkaitan dengan tujuan pelestarian fungsi
lingkungan hidup, menyatakan seseorang telah melakukan perbuatan melanggar
hukum karena mencemarkan atau merusak lingkungan hidup;
b. Menyatakan seseorang telah melakukan perbuatan melanggar hukum karena
mencemarkan atau merusak lingkungan hidup;
c. Memerintahkan seseorang yang melakukan usaha dan atau kegiatan untuk
membuat atau memperbaiki unit pengolah limbah.
Hal yang dimaksud dengan biaya atau pengeluaran riil adalah biaya yang
nyata-nyata dapat dibuktikan telah dikeluarkan oleh organisasi lingkungan hidup.
Penjelasan Pasal 38 ayat (3) menyatakan tidak setiap organisasi lingkungan hidup
dapat mengatasnamakan lingkungan hidup, melainkan harus memenuhi
persyaratan tertentu.
1. Di Amerika Serikat
9
“HAK GUGAT PUBLIK
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI LINGKUNGAN DAN CITIZEN LAW
SUIT).”
tersebut dikabulkan dan hasilnya adalah pemerintah Amerika mengeluarkan Act
tentang Konservasi kelelawar langka tersebut.
2. Di India
Gugatan seorang Warga Negara India atas kelalaian Pemerintah India dalam
melestarikan sungai gangga yang merupakan sungai suci bagi umat hindu.
Hasilnya adalah Larangan pemerintah India kepada pabrik-pabrik di sekitar
sungai Gangga melakukan pencemaran terhadap sungai.
2. Dasar hukum Citizen Lawsuit :
Dalam buku Pedoman Penanganan Perkara Lingkungan Hidup dicantumkan
dasar hukum Citizen Law Suit sebagai berikut:
a) Di Indonesia belum ada pengaturannya.
b) Hakim tidak boleh menolak perkara yang diajukan dengan alasan belum ada
hukumnya (Pasal 16 ayat (1) UU RI Nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman).
c) Hakim wajib menggali, mengikuti, memahami nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat. (Pasal 27 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1999
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).
d) Pasal 28 UUD Tahun 1945 jo Pasal 65 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
e) Pasal 5 UU RI Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung,
bahwa hakim menggali hukumnya dalam masyarakat.
f) Ratifikasi berbagai Covenant International bidang HAM baik Covenant on Civil
and Covenant Rights melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 serta
Covenant on Economical, Social and Cultural Right 1966 melalui UU RI Nomor 11
Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Economic, Social, and
Cultural Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak- Hak Ekonomi, Sosial, dan
Budaya).
g) Putusan Mahkamah Agung tentang perkara-perkara yang diajukan
berdasarkan gugatan warga negara.
Beberapa perkara CLS yang pernah diajukan di Indonesia, adalah sebagai
berikut :
1. Tergugat dalam CLS adalah Penyelenggara Negara, Mulai dari Presiden dan
Wakil Presiden sebagai pimpinan teratas, Menteri dan terus sampai kepada
pejabat negara di bidang yang dianggap telah melakukan kelalaian dalam
memenuhi hak warga negaranya. Dalam hal ini pihak selain penyelenggara
negara tidak boleh dimasukkan sebagai pihak baik sebagai Tergugat maupun
turut tergugat, karena inilah bedanya antara CLS dengan gugatan warga
negara.
2. Jika ada pihak lain (individu atau badan hukum) yang ditarik sebagai
Tergugat/Turut Tergugat maka Gugatan tersebut menjadi bukan Citizen
Lawsuit lagi, karena ada unsur warga negara melawan warga negara. Gugatan
tersebut menjadi gugatan biasa yang tidak bisa diperiksa dengan mekanisme
Citizen Lawsuit.
10
“HAK GUGAT PUBLIK
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI LINGKUNGAN DAN CITIZEN LAW
SUIT).”
3. Perbuatan Melawan Hukum yang didalilkan dalam Gugatan adalah kelalaian
Penyelenggara Negara dalam pemenuhan hak-hak warga negara. Dalam hal ini
harus diuraikan bentuk kelalaian apa yang telah dilakukan oleh negara dan
hak warga negara apa yang gagal dipenuhi oleh Negara. Penggugat harus
membuktikan bahwa Negara telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
tersebut, sebagaimana gugatan perdata biasa.
5. Gugatan Citizen Lawsuit tidak memerlukan adanya suatu notifikasi Option Out
setelah gugatan didaftarkan sebagaimana diatur dalam PERMA tentang Class
Action. Dalam prakteknya di Indonesia yg didasarkan pada pengaturan di
beberapa negara common law, Citizen Lawsuit cukup hanya dengan
memberikan notifikasi berupa somasi kepada penyelenggara Negara.
Isi somasi adalah bahwa akan diajukan suatu Gugatan Citizen Lawsuit
terhadap penyelenggara Negara atas kelalaian negara dalam pemenuhan hak-
hak Warga Negaranya dan memberikan kesempatan bagi negara untuk
melakukan pemenuhan jika tidak ingin gugatan diajukan. Pada prakteknya
somasi ini harus diajukan selambat-lambatnya 2 bulan sebelum gugatan
didaftarkan, namun karena belum ada satupun peraturan formal yang
mengatur hal tersebut, maka ketentuan ini tidak berlaku mengikat.
6. Petitum dalam gugatan tidak boleh meminta adanya ganti rugi materiel,
karena kelompok warga negara yang menggugat bukan kelompok yang
dirugikan secara materiel dan memiliki kesamaan kerugian dan kesamaan
fakta hukum sebagaimana gugatan Class Action.
8. Petitum Gugatan Citizen Lawsuit tidak boleh berisi pembatalan atas suatu
Keputusan Penyelenggara Negara (Keputusan Tata Usaha Negara) yang
bersifat konkrit individual dan final karena hal tersebut merupakan
kewenangan dari peradilan TUN.
11
“HAK GUGAT PUBLIK
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI LINGKUNGAN DAN CITIZEN LAW
SUIT).”
9. Petitum Gugatan Citizen Lawsuit juga tidak boleh memohon pembatalan atas
suatu Undang-undang (UU) karena itu merupakan kewenangan dari
Mahkamah Konstitusi (MK). Selain itu Citizen Lawsuit juga tidak boleh
meminta pembatalan atas Peraturan perundang-undangan di bawah Undang-
undang (UU) karena hal tersebut merupakan kewenangan Mahkamah Agung
(MA) sebagaimana kini telah diatur dalam PERMA tentang Judicial Review
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang.
1. Gugatan CLS atas nama Munir Cs atas Penelantaran Negara terhadap TKI Migran
yg dideportasi di Nunukan dikabulkan Majelis Hakim Jakarta Pusat dengan Ketua
Majelis Andi Samsan Nganro. Hasilnya adalah UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Ini merupakan Gugatan
CLS pertama yang muncul di Indonesia.
2. Gugatan CLS atas kenaikan BBM oleh LBH APIK ditolak, bentuk CLS tidak diterima
Majelis Hakim PN Jakpus.
3. Gugatan CLS atas Operasi Yustisi oleh LBH Jakarta ditolak, bentuk CLS tidak
diterima Majelis Hakim PN Jakarta Pusat.
12
“HAK GUGAT PUBLIK
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI LINGKUNGAN DAN CITIZEN LAW
SUIT).”
13
“HAK GUGAT PUBLIK
(GUGATAN CLASS ACTION, GUGATAN ORGANISASI LINGKUNGAN DAN CITIZEN LAW SUIT).”