Anda di halaman 1dari 11

Perbedaan SAK-IFRS dan SAK-ETAP

Dalam proses menghasilkan laporan keuangan beserta prosesnya bagi


organisasi/instansi/lembaga/perorangan/dll untuk pihak yang
berkepentingan tidaklah bisa dikerjakan dan dilaporkan dengan sesuai
selera dan berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Semua proses yang
ada harus sesuai dengan standar yang ada. Misalnya di Indonesia, standar
tersebut disusun oleh IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) dan menghasilkan
yang namanya SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Sejak tahun 2012,SAK
dibagi menjadi 2 standar, yaitu:
1. SAK-IFRS (Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Reporting
Standard).

Standar Akuntansi Keuangan disusun dengan mengadopsi dari IFRS. SAK ini
disusun dan diperuntukan untuk organisasi atau perusahaan yang memliki
Akuntabilitas Publik. Jadi, bagi badan usaha yang memiliki Akuntabilitas Publik
harus menggunakan standar ini. Akuntabilitas Publik dimiliki oleh perusahaan atau
entitas yang sudah terdaftar di pasar modal Bursa Efek Indonesia atau proses
penjualan sahamnya kepada masyarakat umum (go-public), sehingga perlu adanya
laporan sebagai pertanggungjawaban kepada publik.

2. SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas


Publik)

SAK ini diperuntukan untuk organisasi/perusahaan/entitas yang tidak memiliki


Akuntabilitas Publik. Nah, entitas yang bagaimana manakah itu:

 Entitas yang tidak memiliki Akuntabilitas Publik yang signifikan, yang tidak
listed atau akan listed dan tidak menerbitkan instrument pasar modal.
 Entitas yang menerbitkan laporan keuangannya hanya untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Pihak-pihak
ekternal tersebut misalnya; pemilik yang tidak ikut dalam kegiatan operasional
perusahaan, bank, dan lembaga pemberi kredit lainnya.

Contoh dari badan usaha yang tidak memiliki Akuntabilitas Publik adalah
Perusahaan Perorangan, Persekutuan Perdata, Firma, Commanditaire
Vennootschap (CV), Perseoran Terbatas (PT) yang tidak memiliki Akuntabilitas
Publik yang signifikan dan Koperasi.

Perbedaan Laporan Keuangan dari SAK-IFRS dengan SAK-ETAP adalah sebagai


berikut:
SAK-IFRS SAK-ETAP
1. Laporan Posisi Keuangan 1. Laporan Neraca
· Liabilitas · Kewajiban
2. Laporan Rugi Laba Komprehensif 2. Laporan Rugi Laba
3. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas 4. Laporan Arus Kas
(Metode langsung dan tidak langsung) (Metode tidak langsung)
5. Catatan atas Laporan Keuangan 5. Catatan Atas Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan Pada Awal Periode
Komparatif Untuk Penyajian Kembali

Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli lalu telah meluncurkan standar
akuntansi ETAP (SAK-ETAP) bertepatan dalam acara Seminar Nasional Akuntansi
“Tiga pilar Standar Akuntansi Indonesia” yang dilaksanakan oleh Universitas
Brawijaya dan Ikatan Akuntan Indonesia. Nama standard ini sedikit unik karena
exposure draftnya diberi nama Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan
Menengah), namun mengingat definisi UKM sendiri sering berubah, maka untuk
menghindari kerancuan, standard ini diberi nama SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik.

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif, maka perusahaan kecil seperti UKM
tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang
berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
kompleks. Perbedaan secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-ETAP
yang hanya sekitar seratus halaman dengan menyajikan 30 bab.

Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka Standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik
yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik
yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit.
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika : proses pengajuan pernyataan
pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal; atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia
untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan
atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka Standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Di dalam beberapa hal SAK ETAP
memberikan banyak kemudahan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan
pelaporan yang lebih kompleks.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP
jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan standar
tersebut. Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang merasa
ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya ataupun
terlalu rumit untuk entitas yang mereka awasi.

SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini per 1
Januari 2010 diperbolehkan. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK
ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and
unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali
jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai
SAKETAP, maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga
akan mengacu kepada SAK-ETAP.
Mengingat kebijakan akuntansi SAKETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada
PSAK, maka ketentuan transisi dalam SAKETAP ini cukup ketat. Pada BAB 29
misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP, yakni 1
January 2011, Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP
dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi
berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas
tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk
penyusunan laporan keuangan berikutnya. Oleh sebab itu per 1 January 2011,
perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus
memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau
beralih menggunakan SAK-ETAP.

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang menyusun


laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan
entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak
diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Hal ini
misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan SAK-ETAP
pada tahun 2011, namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan public di tahun
berikutnya. Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK
non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali.
Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam
menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang
dapat menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK
ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan.

Berikut ini adalah table perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP yang dapat
membantu pembaca dalam mempelajari SAK-ETAP lebih jauh. Buku SAK-ETAP
dapat diperoleh di kantor pusat Ikatan Akuntan Indonesia dan kantor-kantor cabang
IAI.

No Elemen PSAK SAK ETAP


1 Penyajian Laporan  Laporan posisi keuangan Sama dengan PSAK, kecuali informasi
Keuangan  Informasi yang disajikan yang disajikan dalam neraca, yang
dalam laporan posisi menghilangkan pos:
keuangan  Aset keuangan
 Pembedaan asset lancar  Properti investasi yang diukur
dan tidak lancar dan pada nilai wajar (ED PSAK 1)
laibilitas jangka pendek  Aset biolojik yang diukur pada
dan jangka panjang biaya perolehan dan nilai
 Aset lancar wajar (ED PSAK 1)
 Laibilitas jangka pendek  Kewajiban berbunga jangka
 Informasi yang disajikan panjang
dalam laporan posisi  Aset dan kewajiban pajak
keuangan atau catatan tangguhan
atas laporan keuangan  Kepentingan
(Perubahan istilah di ED nonpengendalian
PSAK 1: Neraca menjadi
Laporan Posisi Keuangan,
Kewajiban (liability) menjadi
laibilitas)

2 Laporan Laba Rugi  Laporan laba rugi Tidak sama dengan PSAK yang
komprehensif menggunakan istilah laporan laba
o Informasi yang disajikan rugi komprehensif, SAK ETAP
dalam laporan Laba menggunakan istilah laporan laba rugi.
Rugi Komprehensif
o Laba rugi selama
periode
o Pendapatan
komprehensif lain
selama periode
o Informasi yang disajikan
dalam laporan laba rugi
komprehensif atau
catatan atas laporan
keuangan
3 Penyajian Perubahan Sama dengan PSAK, kecuali untuk
Ekuitas beberapa hal yang terkait pendapatan
komprehensif lain.
4 Catatan Atas  Catatan atas laporan Sama dengan PSAK, kecuali
Laporan Keuangan keuangan pengungkapan modal.
 Struktur
 Pengungkapan kebijakan
Akuntansi
 Sumber estimasi
ketidakpastian
 Modal (ED PSAK 1)
 Pengungkapan lain
5 Laporan Arus Kas  Arus kas aktivitas operasi: Sama dengan PSAK kecuali:
metode langsung dan  Arus kas aktivitas operasi:
tidak langsung metode tidak langsung
 Arus kas aktivitas  Arus kas mata uang asing,
investasi tidak diatur.
 Arus kas aktivitas
pendanaan
 Arus kas mata uang asing
 Arus kas bunga dan
dividen, pajak
penghasilan, transaksi
non-kas
6 Laporan  Persyaratan penyajian Tidak diatur (Lihat Bab 12).
keuangan konsolidasi lapkeu konsolidasi
dan terpisah  Entitas bertujuan khusus
 Prosedur konsolidasi
 Lapkeu tersendiri
 Lapkeu gabungan
7 Kebijakan PSAK 25 (Laba atau Rugi Bersih SAK ETAP sudah maju satu langkah
akuntansi, estimasi, dan untuk periode Berjalan, Kesalahan dibandingkan PSAK (tidak ada
kesalahan Mendasar, dan Perubahan “kesalahan mendasar” dan “laba atau
Kebijakan Akuntansi) rugi luar biasa”).
 Laba atau rugi bersih
untuk Periode berjalan
 Kesalahan Mendasar
 Perubahan kebijakan
Akuntansi
 Pemilihan dan penerapan
kebijakan akuntansi
 Konsistensi dan
perubahan kebijakan
akuntansi
 Perubahan Estimasi
akuntansi
 Kesalahan.
 Pos luar biasa
 Laba atau rugi dari
aktivitas normal
 Operasi yang tidak
dilanjutkan
 Perubahan estimasi
Akuntansi
 Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan
 Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
8 Instrumen Keuangan  Ruang lingkup: aset dan PSAK 50 (1998).
Dasar kewajiban keuangan
 Instrumen keuangan
dasar:
 Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba
rugi, dimiliki hingga jatuh
tempo, tersedia untuk
dijual, pinjaman dan
pinjaman yang diberikan
 Impairment menggunakan
incurred loss concept
 Derecognition
 Hedging dan derivatif
 Ruang lingkup: investasi
pada efek tertentu
 Klasifikasi trading, held to
maturity, dan available for
sale. Hal tsb mengacu ke
9 Persediaan  Pengukuran persediaan Sama dengan PSAK
 Biaya persediaan
 Biaya pembelian
 Biaya konversi
 Biaya lain-lain
 Biaya persediaan
pemberian jasa
 Teknik pengukuran biaya
 Rumus biaya
 Nilai realisasi bersih
 Pengakuan sebagai
beban
 Pengungkapan
10 Investasi  Ruang lingkup: entitas metode ekuitas
pada perusahaan asosiasi
asosiasi dan entitas  Metode akuntansi
anak  Metode biaya
 Metode ekuitas
 Model nilai wajar (ED
PSAK 15)
 Ruang lingkup: entitas
asosiasi dan entitas anak
 Metode akuntansi
 Entitas asosiasi : metode
biaya
 Entitas anak :
11 Investasi  Jointly controlled Sama dengan PSAK kecuali metode
pada perusahaan operation, asset, and akuntansi hanya menggunakan metode
asosiasi dan entitas entity biaya.
anak  Metode akuntansi
 Metode konsolidasi
proporsional
 Metode ekuitas
 Model nilai wajar (ED
PSAK 12 :
PBA/PBO/PBE)
12 Property Investasi Metode akuntansi Metode akuntansi: model biaya
 Model nilai wajar
Model biaya

13 Aset Tetap  Menggunakan Sama dengan PSAK kecuali:


pendekatan  Tidak menggunakan
komponenisasi pendekatan komponenisasi.
 Pengukuran  Revaluasi diijinkan jika
menggunakan model dilakukan berdasarkan
biaya atau model Peraturan Pemerintah. Hal ini
revaluasi mengacu ke PSAK 16 (1994)
 Pengukuran biaya  Tidak perlu review nilai
perolehan residu.
 Pengakuan pengeluaran
selanjutnya
 Penyusutan
 Tidak perlu review nilai
residu, metode
penyusutan, dan umur
manfaat setiap akhir
periode pelaporan, tetapi
jika ada indikasi
perubahan saja
14 Asset Tidak Berwujud  Prinsip umum untuk Sama dengan PSAK, kecuali aset tidak
pengakuan berwujud yang diperoleh dari
 Pengakuan awal, penggabungan usaha.
pengukuran selanjutnya
 Amortisasi selama umur
manfaat atau 10 tahun
Penurunan nilai

 Menggunakan metode Tidak diatur


pembelian
 Goodwill dimaortisasi 5
tahun atau 20 tahun
dengan justifikasi
manajemen
15 Sewa  Mengatur perjanjian yang
mengandung sewa
 Klasifikasi
bersifat principle based
 Laporan keuangan lessee
dan
 Tidak mengatur perjanjian
yang mengandung sewa
(ISAK 8)
lessor  Klasifikasi sewa: kombinasi
IFRS for SMEs dan SFAS 13
 Laporan keuangan lessee
dan lessor menggunakan
PSAK 30 (1990): Akuntansi
Sewa Guna Usaha
 Kewajiban diestimasi Sama dengan PSAK
 Kewajiban kontinjensi
 Aset kontinjensi
16 Ekuitas  Penjelasan Sama dengan PSAK, kecuali :
 Akuntasi ekuitas untuk  Reorganisasi
badan usaha bukan PT  Selisih penilaian kembali
 Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk
PT
 Reorganisasi
 Selisih penilaian kembali
17 Pendapatan  Penjualan barang Sama dengan PSAK.
 Penjualan jasa
 Kontrak konstruksi
 Bunga, dividen dan royalti
 Lampiran kasus
pengakuan pendapatan
(ED PSAK 23)
18 Biaya Pinjaman  Komponen biaya Biaya pinjaman langsung dibebankan
pinjaman
 Pengakuan dan
kapitalisasi biaya
pinjaman
19 Penurunan Nilai Aset  Penurunan nilai Sama dengan PSAK, kecuali:
persediaan  Ruang lingkup yang meliputi
 Penurunan nilai non- semua jenis aset.
persediaan  Tidak mengatur penurunan
 Penurunan nilai goodwill nilai goodwill
 Ada tambahan penurunan
nilai untuk pinjaman yang
diberikan dan piutang yang
menggunakan PSAK
31: AkuntansiPerbankan para
graf 16 dan 17.
20 Imbalan Kerja  Imbalan kerja jangka Sama dengan PSAK, kecuali untuk
pendek manfaat pasti menggunakan PUC dan
 Imbalan pasca kerja, jika tidak bisa, menggunakan metode
untuk manfaat pasti yang disederhanakan
menggunakan PUC
 Imbalan jangka panjang
lainnya
Pesangon pemutusan kerja

21 Pajak Penghasilan  Menggunakan deferred


taxconcept
 Pengakuan dan
pengukuran pajakkini
 Pengakuan dan
pengukuran
pajaktangguhan
 Menggunakan taxpayable
concept
 Tidak adapengakuan
danpengukuran
pajaktangguhan
22 Mata Uang Pelaporan  Mata uang pencatatan Sama dengan PSAK Mata Uang
dan pelaporan Pelaporan
 Mata uang fungsional  Mata uang fungsional
 Penentuan saldo awal  Pelaporan transaksi mata
 Penyajian komparatif uang asing dalam mata uang
 Perubahan mata uang fungsional
pencatatan dan pelaporan Perubahan mata uang
fungsional (Pada prinsipnya
sama)
23 Peristiwa setelah  Peristiwa yang Sama dengan PSAK
akhir periode pelaporan memerlukan penyesuaian
 Peristiwa yang tidak
memerlukan penyesuaian
24 Pengungkapan pihak-  Pengertian pihak-pihak Sama dengan PSAK 7
pihak yang yang mempunyai
mempunyai hubungan hubungan istimewa
istimewa  Pengungkapan
25 Aktivitas Khusus  Akuntansi perkoperasian Tidak diatur
 Akuntansi minyak dan gas
bumi
 Akuntansi pertambangan
umum
 Akuntansi perusahaan
efek
 Akuntansi reksa dana
 Akuntansi perbankan dan
asuransi
26 Ketentuan Transisi  Retrospektif atau prospektif
(jika tidak praktis) yang
diterapkan secara prospective
catchup (dampak ke saldo
laba)
 Perpindahan dari dan ke SAK
ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk laporan keuangan
yang dimulai pada tanggal 1 Januari
2011, penerapan dini 1 Januari 2010

Anda mungkin juga menyukai