BAB I
A. Latar Belakang
sangat ditakuti oleh kaum wanita, setelah kanker serviks. Jadi, kanker payudara itu pada
prinsipnya adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar kulit, saluran kelenjar dan
jaringan di sebelah luar rongga dada. Dimana, payudara secara umum terdiri dari dua tipe
jaringan, jaringan glandular (kelenjar) dan jaringan stromal (penompang). Sel kanker
payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa diketahui dan
tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker (American Cancer Society, 2016).
Menurut World Health Organization (WHO) 8-9% wanita akan mengalami kanker
payudara. Hal ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak
ditemui pada wanita (Mulyani, 2013). Berdasarkan International Agency for Research on
Cancer (IARC) tahun 2012, kanker payudara adalah kanker dengan presentase kasus baru
tertinggi (43,3%) dan presentase kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan di dunia
serviks (0,8%). Kejadian kanker payudara di Indonesia masih tergolong tinggi di Aceh
1.869 kasus, Bali 1.233 kasus, Sumatera Utara 2.682 kasus, Sumatera Selatan 772 kasus,
Sumatera Barat 2.285 kasus, Riau 894 kasus, jambi 1.792 kasus, Bangka Belitung 194
kasus, DKI Jakarta 3.946 kasus, Bengkulu 705 kasus, Lampung 1.148 kasus, Nusa
Tenggara Barat 479 kasus, Kalimantan Barat 441 kasus, Nusa Tenggara Timur 1,252
kasus, Banten 2,522 kasus, Kalimantan Barat 882 kasus, Kalimantan Tengah 112 kasus,
Kalimantan Selatan 1.328 kasus, Kalimantan Timur 1.187 kasus , Sulawesi Utara 345
kasus, DIY 3.946 kasus, Sulawesi Tengah 408 kasus, Sulawesi Selatan 2.975 kasus,
Maluku 165 kasus, Maluku Utara 218 kasus, Papua Barat 80 kasus, Papua 465 kasus
fasilitas kesehatan atau klien datang pada stadium lanjut, padahal sebenarnya bila klien
datang pada stadium awal, kemungkinan penyakitnya akan dapat disembuhkan dengan
atau pencegahan kanker payudara yaitu dengan melakukan sadari. Sadari adalah tindakan
deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara. Metode ini sangat sederhana,
namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena
semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan
(Maryanti, 2009).
Rasjidi (2009) berpendapat ketika seorang wanita telah mencapai masa pubertas
sadari atau Breast Self Examination (BSE) perlu dilakukan. Hal ini memberikan
kesempatan kepada seorang wanita untuk dapat memahami tubuhnya sendiri dan
merupakan informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang (Agus,
2013). Pengetahuan sadari yang ditanamkan sejak dini maka akan mengurangi resiko
meningkatnya penderita kanker payudara di masa depan yang sampai saat ini jumlah
penderita kanker payudara di Indonesia cukup tinggi karena tidak adanya kesadaran
melakukan deteksi dini, padahal jika mampu dideteksi lebih dini maka kanker payudara
akan lebih cepat diatasi. Sadari penting dilakukan remaja setiap bulan sekali karena saat
ini penderita kanker payudara ada yang baru berusia 18 tahun (Hediyani dalam Kustantri,
2014).
Kesadaran wanita untuk melakukan sadari masih rendah, dimana 70% datang ke
dokter sudah dalam stadium lanjut (Fitria, 2007). Kanker payudara yang diketahui baru
pada stadium satu kemungkinan sembuhnya lebih tinggi dan tidak perlu dilakukan
operasi pengangkatan payudara. Itu sebabnya, deteksi dini adalah melakukan sadari
(Noorwati, 2007). Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30% dan bisa
disembuhkan dengan sempurna sekitar 90-98%. Sadari sangat penting dianjurkan kepada
masyarakat karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri
wanita Indonesia dengan melaksanakan deteksi dini dan penanganan yang tepat misalnya
Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon evaluatif berarti bahwa
bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap timbul oleh proses evaluasi dalam diri
individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulasi dalam bentuk nilai baik - buruk,
postif - negatif, menyenangkan - tidak menyenagkan, yang kemudian mengkristal sebagai
potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar, 2011). Permasalahan yang timbul pada sikap
deteksi dini kanker payudara pada remaja putri dapat disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dan perhatian orang lain. Remaja putri yang belum memahami deteksi dini
permasalahan kesehatan reproduksi. Hal tersebut dapat diurutkan bahwa sikap deteksi
dini kanker payudara yang kurang tepat nantinya akan berpengaruh pada berbagai
kanker payudara dan kanker leher rahim yang diatur dalam Permenkes Nomor 34 tahun
2015. Usaha lain yang dilakukan sejauh ini adalah dengan pencegahan primer (promosi,
gaya hidup sehat, vaksinasi) pencegahan skunder (deteksi dini dan pengobatan segera).
Kegiatan penting yang lain adalah, survelians, penelitian dan support dan rehabilitas
(Kemenkes, 2015).
Peran bidan dalam hal ini adalah melakukan upaya promotif yaitu dengan
melakukan promosi kesehatan yaitu berupa penyuluhan kepada anggota masyarakat atau
kelompok masyarakat tentang cara mendeteksi dini kanker payudara sehingga diharapkan
dapat mengubah perilaku dalam mendeteksi dini kanker payudara (Kemenkes, 2015).
Berdasarkan data rawat inap Rumah Sakit di Yogyakarta tahun 2016, jumlah
kunjungan pasien kanker payudara pada usia 15-24 tahun dari jumlah kasus baru
sebanyak 49,3% kasus (Bantul), 25,3% kasus (Gunung Kidul), 24% kasus (Sleman),
adalah pelajar, 10,3% staf pengajar dan 18,3% staf administrasi. Setengah dari responden
tersebut mendapatkan nilai pengetahuan yang kurang atau dibawah 50% dan hanya
14,3% dari responden yang mendapatkan nila pengetahuan baik. Dari seluruh responden
tersebut 90,9% sudah mengetahui sadari. Namun, hanya 48,3% yang melakukan sadari
acak terdapat 3 remaja putri menyikapi dengan baik dalam sadari, remaja putri
mengatakan bahwa ingin memeriksakan payudaranya karena ada salah satu teman
terkena kanker payudara, ada keluarganya yang terkena kanker payudara sampai
meninggal dan ada yang merasakan sakit pada payudaranya. Diketahui 7 remaja putri
menanggapi kurang baik terhadap sadari, dengan mengatakan kurang tahu tentang sadari
dan belum ada keinginan untuk melakukan sadari. Bahwa sikap dalam sadari dipengaruhi
banyak faktor yaitu meliputi pengalaman pribadi, pengaruh kebudayaan, media masa,
lembaga pendidikan dan faktor emosional dan faktor motivasi (Azwar, 2011).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan bisa dirumuskan sebagai berikut
“Adakah hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap perilaku sadari pada
remaja putri?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku
sendiri.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap perilaku
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan referensi
‘Aisyiyah Yogyakarta.
b. Responden
dan penelitian ini dapat menjadi intervensi program kesehatan reproduksi bagi
remaja putri.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi dalam penelitian ini meliputi materi tentang pengetahuan
Ruang lingkup waktu pada penelitian ini diawali dengan penyusunan proposal sampai
Ruang lingkup tempat penelitian adalah ………, karena berdasarkan data yang
F. Keaslian Penelitian
1. Rina Sri Widiyawati (2017) dengan judul “Hubungan pengetahuan dengan sikap
pemeriksaan payudara sendiri pada remaja putri di Man 1 Surakarta” Penelitian ini
penelitian yang dilakukan yaitu tempat dan waktu penelitian. Persamanaan dari
penelitian yang Rina Sri Widiyawati dengan penelitian yang lakukan sama-sama
teknik total sampling. Perbedaan dari penelitian Rina Sri Widiyawati yaitu jumlah
penelitian ini adalah siswi kelas X sebanyak 60 responden dari 240 siswa. Analisa
data menggunakan chi square (x2). Didapatkan hasil nilai x2 hitung (6,733) > X2
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap SADARI pada remaja putri
TINJAUAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Dalam kamus besar Bahasa
proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam,
seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta
yaitu:
1) Tahu
Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada sebelumnya setelah
mengamati sesuatu.
2) Memahami
3) Aplikasi (Aplication)
4) Analisis (Analysis)
materi tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada
5) Sintesis (Suntesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
atau objek.
c. Factor-faktor Pengetahuan
pengetahuan meliputi:
1) Pendidikan
2011).
2) Informasi/media masa
Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran apakah yang
budaya yang baik maka pengetahuannya akan baik tapi jika sosial budayanya
status ekonomi dibawah rata-rata maka seseorang tersebut akan sulit untuk
4) Lingkungan
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspons sebagai
didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang
5) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun diri sendiri
6) Usia
tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan
menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
2. Sikap
a. Definisi Sikap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut (Berkowitz dalam Azwar,
2013). ambivalen individu terhadap objek, peristiwa, orang, atau ide tertentu. Sikap
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu (dalam
Azwar, 2013).
untuk bertindak terhadap suatu objek atau stimulasi. Sikap merupakan konsep yang
paling penting dalam psikologi social yang membahas unsur sikap baik individu
yaitu:
1) Pengalaman pribadi
Tanggapan adalah salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai
Orang merupakan salah satu komponen sosial yang ikut mempengruhi sikap
individu.
3) Pengaruh kebudayaan
kepercayaan individu.
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang
sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula
c. Komponene-komponen Sikap
Menurut Allport dalam Azwar (2013) sikap dibagi menjadi 3 komponen pokok
yaitu:
e. Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif menurut
f. Ciri-ciri Sikap
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
terhadap suatu objek dengan kata lain sikap itu terbentuk dipelajari atau berubah
dengan jelas.
4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang
Menurut Kelman dalam Azwar S (2012) ada tiga proses yang berperan dalam
1) Kesedihan (Compliance)
menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain dikarenakan ia berharap
perubahan perilaku yang terjadi dengan cara seperti itu tidak akan dapat
bertahan lama dan biasnya hanya tampak selama pihak lan diperkirakan masih
2) Identifikasi (Identification)
Proses identifikasi terjadi apabila individu meniru tau sikap seseorang atau
sikap sekelompok orang dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apan yang
yang dimaksud. Pada dasarny proses identifikasi merupakan sarana atau cara
untuk memelihara hubungan yang diinginkan dengan orang atau kelompok lain
3) Internalisasi (Internalization)
pengaruh itu dikarenakan sikap tersbut sesuai dengan apa yang ia percaya dan
sesuai dengan system nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, maka ia dan hakekat
sikap yang diterima itu sendiri dianggap memuaskan oleh individu. Sikap
individu dan biasnya tidak mudag untuk beubah selama system nilai yang ada
3. Sadari
a. Definisi Sadari
ada tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang berumur 18 tahun ke atas.
Indikasi utama sadari adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker payudara dengan
mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolah,
perubahan warna kulit, puttting berisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan
Pemeriksaan sadari di anjurkan pada wanita, terutama pada wanita dengan usia
mulai dari 18 tahun. Karen awanita dengan usia subur 0-45 tahun sangat beresiko
terkena penyakit kanker payudara, sehingga wanita harus selalu melakukan sadari
secara rutin sebagai upaya awal pencegahan penyakit kanker payudara. Cukup
dimulai dengan cara yang paling mudah dan sederhana yang dapat dilakukan
dirumah dan dilakukan setiap bulan setelah selesai masa menstruasi. Jadi para
wanita akan tahu apabila terjadi perubahan pada payudaranya dan melaporkan
ditemukan perubahan.
b. Manfaat Sadari
Menurut Nisman (2011) Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat
penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara
harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara. Hampir 85% gangguan atau
Selain itu, sadari adalah metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana
c. Tujuan Sadari
Menurut Nisman (2011) tujuan sadari sangat perlu dilakukan dengan bertujuan
1) Sadari hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk mencegah
kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker payudara dapat
Menurut Nisman 2011, wanita yang dianjurkan melakukan sadari atau Breast
2) Pasca menopause
Sadari perlu dilakukan ketika seorang wanita yang telah mencapai masa
pubertas dan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya. Hal ini bertujuan
agar wanita bisa mendeteksi dan mengenali perubahan dalam tubuh sejak dari masa
1) Pada wanita yang telah menstruasi, sadari harus dilakukan sebulan sekali, 7-10
hari setelah haid terakhir, tidak dianjurkan melakukan pada waktu sebelumnya,
karena pada masa pertengahan siklus haid menjelang haid, payudara biasanya
kadarnya menurun.
2) Bagi wanita yang telah mengalami menopause, sadari dapat dilakukan setiap
bulan, cara yang paling tepat adalah memilih tanggal agar selalu ingat untuk
Belum diketahui cara mencegah kanker payudara, satu upaya yang paling
merupakan tumor ganas yang mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat menyebar
luas ke bagian lain di seluruh tubuh untuk berkembang menjadi tumor sebesar 1 cm
pada waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut berada pada kelenjar payudara. Sel-sel
kanker payudara ini dapat berada dalam tubuh dalam jangka tanpa diketahui,
apabila dilakukan deteksi dini kanker payudara yang akhirnya aktif menjadi tumor
pemeriksaan payudara sendiri. Waktu yang tepat untuk periksa payudara sendiri
adalah satu minggu setelah selesai haid. Jika siklus haid telah berhenti, maka
sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada waktu yang sama setiap
bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukannya tidak lebih dari 5 menit.
Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat
bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter
yang merekomendasikan agar para wanita menjalani sadari pada saat menstruasi,
pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid di rumah secara
benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia
7) Puting susu apakah tertarik, keluar, masuk, atau ada perlekatan sedikit ke kulit
a) Tahap 1
kulit jeruk)?
cekungan keirng?
b) Tahap 2
Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu, serta kulit
payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua
payudara. Normal jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian,
perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata payudara berubah
tanpa kita sadari. Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika payudara
untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot atau fascia
kasar.
c) Tahap 3
Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
d) Tahap 4
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang / tangan
Lalu perhatikan apakah ada kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi
dipinggang
a) Tahap 1
yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian
b) Tahap 2
tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan
lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap
tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan
c) Tahap 3
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian
dengan bidang datar dari jari-jari Anda yang dirapatkan. Dimulai dari
d) Tahap 4
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk
e) Tahap 5
samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Hubungan pengetahuan sadari dengan sikap melakukan sadari dipengaruhi oleh variable
pengganggu antara lain adalah informasi, usia, lingkungan, social budaya, pengalaman.
C. Hipotesis
Ada hubungan pengetahuan dengan sikap pemeriksaan payudara sendiri pada remaja