Judul Rhodamim B
Judul Rhodamim B
II. Pendahuluan
Bahan :
A. Preparasi sampel
Dari praktukum yang dilakuan mendapatkan hasil yaitu pada sampel bijik
diduga positif mengandung Rhodamin B dengan perhitungan yaitu :
RF = 5,5
8,5
= 0,65
12.Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang identifikasi Rhodamin B dalam sampel
makanan dengan tujuan dapat mengidentifikasi adanya kandungan Rhodamin B
dalam sampel makanan dengan menggunakan metode kromatografi sederhana, yaitu
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Rhodamin B merupakan pewarna sintesis berbentuk
serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau dan dalam larutan
akan berwarna merah terang berpendar/berfluoresensi. Pada praktikum ini dilakukan
identifikasi Rhodamin B pada sampel saos, jelly, bijik, makaroni , krupuk, sosis,
bikang, selai dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Percobaan
pertama yaitu membuat larutan sampel. Selanjutnya siapkan alat dan bahan. Masing –
masing sampel di timbang seanyak 20 gram. Setelah di timang masing masing sampel
di hancurkan dengm menggunaan mortir dan stamper , setelah di dihancurkan sampel
diletakkan di dalam beaker glas lalu larutkan dengan menggunakan etanol 15 sampai
20 ml atau semua sampe terlalut. Kemudian saring masing – masing sampel di
tuangkan ke dalam tabung reaksi dengan bantuan corong yang diisi kertas saring.
Kemudian dilakukan penyiapan eluen sebagai pelarut atau fase gerak. Di gunakan
Asam asetat, etanol dan aquades, dengan perbandingan 12 : 6 : 7 . Setelah di ukur
dengan menggunakan gelas ukur, tuangkan semua larutan dituangkan kedalam
chember. Penggunaan eluen ini disesuaikan dengan sifat polar Rhodamin B karena
memiliki gugus karboksil dengan pasangan electron bebas dan gugus amina pada
struktur molekulnya. Gugus karboksil dan amina ini akan membentuk ikatan
hydrogen intermolecular dengan pelarut polar sehingga mudah larut dalam pelarut
polar seperti alcohol. Sehingga digunakan campuran eluen polar agar dapat
mengelusikan Rhodamin B dengan baik. Setelah dibuat eluen, maka larutan eluen
tersebut dijenuhkan terlebih dahulu. Tujuan penjenuhan adalah untuk memastikan
partikel fase gerak terdistribusi merata pada seluruh bagian chamber sehingga proses
pergerakan spot diatas fase diam oleh fase gerak berlangsung optimal, dengan kata
lain penjenuhan digunakan untuk mengoptimalkan naiknya eluen. Kemudian siapkan
plat KLT dengan menotong plat dengan ukuran 10 x 10 cm . Setelah dipotong
kemudian batas bawah plat KLT di ukur dan digaris 1 cm dan batas atas 0,5 cm
denagn menggunakan pensil tapi jangan terlalu tebal.
Setelah plat KLT sudah siap lakukan penotolan larutan sampel menggunakan
pipa kapiler (white tip ). Kemudian ambil masing – masing sampel dengan
menggunkan white tip yang berbeda pada setiap sampel untuk proses penotolan.Pada
saat penotolan jangan terlalu banyak mengambil sampel. Sampel di totolkan pada plat
KLT yang sudah diberi tanda. Penotolan dilakukan sebanyak 3 – 5 kali penotolan,
pada saat melakukan penotolan pertama ditunggu hingga kering, kemudian
dilanjutkan dengan peotolan selanjutnya. Usahakan pada saat melakukan penotolan,
pola totolan totolannya kecil. Tujuannya yaitu, karena dalam kromatografi kertas
penotolan yang baik diusahakan sekecil mungkin untuk menghindari pelebaran spot
atau hasil pola nodanya tidak berekor dan jika sampel yang digunakan terlalu banyak
akan menurunkan resolusi. Lalu plat dimasukkan dengan hati-hati ke dalam chamber
tertutup yang berisi fase gerak dengan posisi fase gerak berada dibawah garis..
Setelah itu terbentuk beberapa spot noda karena sampel akan ikut berinteraksi dengan
silica yang ada pada lempengan, senyawa yang terelusi menunjukkan bahwa senyawa
tersebut paling tinggi kepolarannya. Fase gerak perlahan-lahan bergerak naik, setelah
mencapai jarak tempuh, kertas diangkat dan dibiarkan kering diudara, untuk
menguapkan sisa pelarut. Selanjutnya abil plat KLT dengan cara mengambil plat di
bagian ujung atas plat.Supaya silica gel yang berada di plat KLT tidak rusak dan tidak
merusak pola noda.
http://amelyaputeri.blogspot.co.id/2014/05/makalah-biokimia-
rhodamin-b.html. Di akses pada tanggal 1 januari 2018
http://arifsetiawansyah.blogspot.co.id/2017/07/identifikasi-
rhodamin-b-pada-makanan.html. Di akses pada tanggal 3 januari
2018