OLEH:
KELOMPOK 2
XII A 1
SMA N 18 MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Terimakasih kepada Tuhan YME karena atas anugerah-Nya saya bisa menyelesaikan
makalah “Fenomena dan Konsep Kuantum” ini. Saya juga berterimakasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalan ini. Kiranya isi dari makalah ini bisa bermanfaat bagi
kita semua.
Saya menyadari bahwa sesungguhnnya makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
saya meminta kritik dan saran dari semua pembaca yang terlibat.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar dimulaianya periode mekanika kuantum adalah ketika mekanika klasik tidak
bisamenjelaskan gejala-gejala fisika yang bersifat mikroskofis dan bergerak dengankecepatan
yang mendekati kecepatan cahaya.
Oleh karena itu, diperlukan cara pandangyang berbeda dengan sebelumnya dalam menjelaskan
gejala fisika tersebut.Teori atom mengalami perkembangan mulai dari teori atom John Dalton,
Joseph JohnThomson, Ernest Rutherford, dan Niels Henrik David Bohr. Perkembangan teori
atommenunjukkan adanya perubahan konsep susunan atom dan reaksi kimia antaratom.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
ISI
Gustav Kirchoff (1859) mengemukakan teorema termodinamika sebagai berikut ini “ Jika suatu
benda berada dalam kesetimbangan termal, maka daya radiasi yang dipancarkan akan sebanding
dengan daya radiasi yang diserapnya”. Besarnya daya radiasi per satuan luas disebut intensitas
radiasi, yang sesuai dengan pernyataan hukum Stefan Boltzman “daya total per satuan luas yang
dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda adalah sebanding dengan pangkat empat dari
suhu mutlaknya”. Berdasarkan hukum Stefan Boltzman tersebut maka dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Daya adalah energi kalor yang dipancarkan tiap satuan waktu P = Qt, sehingga besarnya daya
radiasi atau energi radiasi kalor tiap satuan waktu adalah sebagai berikut.
Keterangan:
I = Intensitas radiasi (W/m2);
Q = Energi kalor yang diradiasikan (J);
e = Koefisien emisivitas benda;
σ = Tetapan Stefan Boltzman (5,67 x 10-8 W.m-2.K-4);
P = daya radiasi (W atau J/s);
t = waktu pemancaran (s);
A = Luas permukaan benda (m2); dan
T = Suhu mutlak benda (K).
Emisivitas benda adalah kemampuan benda untuk memancarkan energi (gelombang
elektromagnetik). Harga koefisien emisivitas benda hitam sempurna adalah 1 karena benda hitam
sempurna adalah pemancar dan penyerap kalor paling baik, sedangkan untuk benda putih
sempurna emisivitasnya adalah 0 karena benda putih sempurna merupakan pemancar dan
penyerap kalor paling buruk.
Fenomena di awal menunjukkan bahwa, warna hitam memiliki emisivitas yang lebih besar
dibandingkan warna putih, sehingga daya radiasi yang diserap oleh warna hitam akan bernilai
lebih besar. Berdasarkan teori tersebut, jika kita menjemur pakaian berwarna hitam, maka akan
lebih cepat kering dibandingkan baju berwarna putih.
2. Hukum Pergeseran Wien
Bila suhu suatu benda terus dinaikkan , intensitas relative dari spectrum cahaya yang
dpancarkannya berubah ini menyebabkan pergeseran dalam warna – warni spectrum cahaya
yang yang teramati yang dapat digunakan untuk menaksir suhu suatu benda. Juga pergeseran
panjang gelombang maksimum (lmaks). Semakin tinggi suhu suatu benda lmaks semakin bergeser
kea rah panjang ggelombang yang lebih pendek. Panjang gelombang intensitas maksimum benda
yang suhunya tinggi lebih pendek dari panjang gelombang intensitas benda yang suhunya rendah.
Gejala pergeseran lmaks pada radiasi benda hitam disebut hukum Pergeseran Wien.
Hukum pergeseran Wien menyatakan hubungan antara panjang gelombang pada intensitas
pancaran maksimum dan Suhu mutlak benda.
Berdasarkan pendekatan yang dilakukan oleh Rayleigh – Jeans memperoleh perumusan bahwa
intensitas radiasi berbanding terbalik dengan pangkat empat panjang gelombang (l).
Untuk l yang besar , intensitas akan semakin kecil. Jika l mendekati tak hingga maka intensitas
men dekati nol. Tetapi ketika l mendekati nol maka intensitas mendekati nol. Ini merupakan
penyimpangan yang dinamakan penyimpangan Rayleigh – jeans yang sangat jauh ini dinamakan
bencana Ultra violet karena l yang kecil berada pada gelombang ultra violet.
4. Teori Planck
Max Planck, ahli fisika dari Jerman, pada tahun 1900 mengemukakan teori kuantum. Planck
menyimpulkan bahwa atom-atom dan molekul dapat memancarkan atau menyerap energi hanya dalam
jumlah tertentu. Jumlah atau paket energi terkecil yang dapat dipancarkan atau diserap oleh atom atau
molekul dalam bentuk radiasi elektromagnetik disebut kuantum.
E=h.ν
dengan:
E=energi (J)
h=konstantaPlanck6,626 × 10–34J. s
ν = frekuensi radiasi (s–1)
Salah satu fakta yang mendukung kebenaran dari teori kuantum Max Planck adalah efek fotolistrik,
yang dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1905. Efek fotolistrikadalah keadaan di mana
cahaya mampu mengeluarkan elektron dari permukaan beberapa logam (yang paling terlihat adalah
logam alkali) (James E. Brady, 1990).
Susunan alat yang dapat menunjukkan efek fotolistrik ada pada gambar percobaan efek fotolistrik.
Elektrode negatif (katode) yang ditempatkan dalam tabung vakum terbuat dari suatu logam murni,
misalnya sesium. Cahaya dengan energi yang cukup dapat menyebabkan elektron terlempar dari
permukaan logam. Elektron tersebut akan tertarik ke kutub positif (anode) dan menyebabkan aliran listrik
melalui rangkaian tersebut.
Percobaan Efek Fotolistrik
Memperlihatkan susunan alat yang menunjukkan efek fotolistrik, Seberkas cahaya yang ditembakkan
pada permukaan pelat logam akan menyebabkan logam tersebut melepaskan elektronnya. Elektron
tersebut akan tertarik ke kutub positif dan menyebabkan aliran listrik melalui rangkaian tersebut.
Einstein menerangkan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel foton yang energinya sebanding dengan
frekuensi cahaya. Jika frekuensinya rendah, setiap foton mempunyai jumlah energi yang sangat sedikit
dan tidak mampu memukul elektron agar dapat keluar dari permukaan logam. Jika frekuensi (dan energi)
bertambah, maka foton memperoleh energi yang cukup untuk melepaskan elektron (James E. Brady,
1990). Hal ini menyebabkan kuat arus juga akan meningkat.
dengan:
Pada mulanya , banyak fisikawan yang menganggap cahaya sebagai gelombang . hal ini
diperkuat adanya difraksi, polarisasi, refraksi, refleksi dan interferensi yang sesuai dengan sifat
umum gelombang. Akan tetapi ketika para fisikawan menemukan radiasi benda hitam, efek foto
listrik dan efek Compton, asumsi cahaya sebagai gelombang tidak dapat menjelaskan fenomena-
fenomena tersebut . Kemudian muncullah pandangan bahwa cahaya sebagai partikel. Sebagai
analoginya, anda bias memeprhatikan gambar , perbedaan cahaya jika diasumsikan sebagai
gelombang dan sebagai partikel . Dengan asumsi sebagai gelombang , cahaya dipancarkan
sebagai rambatan gelombang yang kontinu. Adapaun dengan asumsi sebagai partikel , cahaya
dipancarkan dalam bentuk paket-paket energy yang disebut foton.
Pada tahun 1901, Planck mengetengahkan hipotesa bahwa cahaya (gelombang elektromagnetik)
harus dianggap sebagai paket-paket energi yang disebut foton. Besar paket energi tiap foton
dirumuskan sebagai :
E=h.f
E = Energi tiap foton dalam Joule.
f = Frekwensi cahaya.
h = Tetapan Planck yang besarnya h = 6,625 .10 –34 J.det
Cahaya yang intensitasnya besar memiliki foton dalam jumlah yang sangat banyak. Tiap-tiap
foton hanya melepaskan satu elektron. Kiranya mudah dipahami bahwa semakin besar intensitas
cahaya semakin banyak pula elektron-elektron yang diemisikan.
Tiap foton yang datang pada logam, sebagian energinya digunakan untuk melepaskan elektron
dan sebagian menjadi energi kinetik elektron. Jika energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron sebesar W0 dan energi yang menjadi energi kinetik sebesar Ek maka dapat ditulis
persamaan :
E = W0 + Ek
h . f = W0 + mv2
Dari persamaan nampak jelas, makin besar frekwensi cahaya, makin besar kecepatan yang
diperoleh elektron. Bila frekuensi cahaya sedemikian sehingga h.f = W0, maka foton itu hanya
mampu melepaskan elektron tanpa memberi energi kinetik pada elektron. Penyinaran dengan
cahaya yang frekuensi lebih kecil tidak akan menunjukkan gejala foto listrik.
“ Ketika foton menumbuk electron , sebagian energy foton akan diberikan kepada electron
sehingga electron memiliki energy kinetic”
Adapun energi foton setelah tumbukan akan berkurang. Menurut teori klasik , penguranga energi
tidak akan diikuti oleh perubahan frekuensi dan panjang gelombang. Namun menurut teori
kuantum, perubahan energy berarti akan terjadi perubahan frekuensi dan perubahan panjang
gelombang. Ini dibuktikan dengan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa setelah
tumbukan , panjang gelombang foton bertambah besar ( lamda’ > lamda ) . Oleh karena energo
foton dirumuskan sebagai h c/ lamda , jelaslah bahwa energy foton setelah tumbukan akan
berkurang. Didapat dengan hasil perhitungan persamaan hamburan foton :
Efek Compton menyatakan bahwa foton dapat dianggap sebagai partikel yang bergerak sehingga
mempunyai momentum sebesar:
Tumbukan foton dengan elektron berdasarkan percobaan compton, dapat disimpulkan bahwa
setelah tumbukan:
hipotesa max planck : cahaya adalah pancaran gelombang elektromagnetik berupa paket
paket energi yang terkuantisasi yang disebut kuanta (kuantum).
Sifat-sifat sinar X:
1. Tidak dibelokan oleh medan magnet maupun medan listrik.
2. mempunyai daya tembus sangat tinggi.
3. Dapat menghitamkan pelat foto.
Persamaan :
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah tentang Fenomena dan Konsep Kuantum yang telah penulis buat. Kiranya
isi dari makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan penulis maupun pembaca.
Penulis menyadari bahwa isi dari makalah ini tidaklah sempurna dikarenakan terbatasnya sumber
informasi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dari semua pembaca demi melengkapi
kekurangan yang ada di makalah ini.
Daftar Pustaka
http://www.rumus-fisika.com/2015/06/fenomena-radiasi-benda-hitam.html
https://tvbelajar.wordpress.com/radiasi-benda-hitam/
http://www.onfisika.com/2013/01/dualisme-gelombang-cahaya-sebagai.html
http://novhietadrisfisikawalisongo.blogspot.co.id/2012/06/dualisme-gelombang-partikel.html