2
2
DOSEN PENGAMPU
H.MUHAMMAD AMIN QODRI SH,LL.M
DISUSUN OLEH
BUDIONO (B10018352)
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
ILMU HUKUM
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
Didalam mekanisme hukum waris islam,ada beberapa sebab yang dapat menjadikan
seseorang sebagai ahli waris antara lain hubungan darah atau hubungan kekerabatan,hubungan
perkawinan dan hubungan agama dengan penjelasan sebagai berikut;
Akan tetapi bila semua ahli waris itu ada maka yang berhak mendapat waisan hanyalah
: anak,ayah,ibu,janda/duda.Perlu ditegaskan bahwasannyan hukum kewarisan islam tidak
mengangkut adanya pengangkatan anak atau adopsi sebaga system hukm perdata
barat.sehingga anak angakat tersebt tidak berhak atas warisan orang tua angkatnya.
d. Karena wasiat
Secara terminologis wasiat adalah pemberian seseorang kepada orang lain,barupa
benda,tentang atau manfaat agar si penerima memiliki pemberian itu setelah si pemberi
wasiat meninggal dunia
Maka dengan adanya system wasiat yang diatur dalam hukum kewarisanislam,dan
koplikas hukum islam telah mengatur sebagai beikut:
1. Orang yang telah berumur sekurang-kurangnya 21 tahun, berakal sehat dan tanpa
adanya unsur paksaan dapat mewasiatkan sebagian harta bendanya kepada orang lain
atau lembaga.
2. Harta bndayang diwasiatkan harus merupakan hak dari pewaris.
3. Pemilkan terhadap harta benda seperti dimaksud dalam ayat (1) pasal ini baru dapat
dilaksanakan sesudah pewasiat meninggal dunia.
4. Wasiat dilaksanakan secara sah dihadapan dua saksi,atau tertulis dihadapan dua saksi
atau notaris
5. Wasiat hanya diperbolehkan sebanyak-banyaknya seperti dari harta warisan kecuali
apabila semua ahli waris menyetujuinya
6. Wasiat kepada ahli waris hanya berlaku apabila disetujui oleh semua ahli waris
7. Pernyataan persetujuan pada ayat (2) dan(3) pasal ini dibuat secara lisan dihadapan
dua orang saksi atau tertulis dihadapan dua orang saksi atau dihadapan notaris
8. Dalam wasiat baik secara tertulis maupun secara lisan harus disebutkan dengan tegas
dan jelas,siapa atau siapa-siapa lembaga apa ditunjuk akan menerima harta benda
diwariskan.
Dalam pasal 173 kompilasi hukum islam tersebut ditentukan bahwa “seseorang terhalang
menjadi ahli waris apabila dengan putusan hakimyang telah mempunyai kekuatan ukum yang
tetap dihukum karena ;
Kata ahli waris yang secara bahasa dapat diartikan sebgai “keluarga atau anggota keluarga”,
akan tetapi dalam hukum kewarisan Islam semua anggota bisa mewarisi harta warisan. Secara
umum para ahli waris tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Anak laki-laki
b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus kebawah, asal pertaliannya masih terus laki-
laki
c. Bapak
d. Kakek dari bapak dan terus keatas, asal pertaliannya masih belum putus dari pihak bapak
e. Saudara laki-laki kandung
f. Saudara laki-laki sebapak
g. Saudara laki-laki seibu
h. Anak laki-laki saudara laki-laki kandung
i. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
j. Paman yang sekandung dengan bapak
k. Paman yang sebapak dengan bapak
l. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak
m. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak
n. Suami
Jika para ahli waris diatas semuanya ada, maka yang mendapat warisan dari mereka hanya
tiga saja, yaitu:
a. Anak laki-laki
b. Suami
c. Bapak
4.2 Ahli Waris Perempuan
a. Anak perempuan
b. Cucu perempuan dari anak laki-laki dan terus kebawah, asal pertaliannya dengan oranng
yang meninggal masih terus laki-laki.
c. Ibu
d. Nenek (ibu dari ibu) terus keatas dari pihak ibu sebelum berselang laki-laki
e. Nenek (ibu dari bapak)
f. Saudara perempuan kandung
g. Saudara perempuan sebapak
h. Saudara perempuan seibu
i. Isteri
Jika para ahli waris yang diatas tersebut semuanya ada maka yang mendapatkan bagian
dari mereka hanya lima saja yaitu:
a. Istri
b. Anak perempuan
c. Cucu perempuan dari anak laki-laki
d. Ibu
e. Saudara perempuan sekandung
Selanjutnya jika semua ahli waris tersebut ada semuanya baik laki-laki maupun perempuan
maka yang mendapat harta warisan adalah:
Para ahli waris yang dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu:
Pertama : Sebagai zawil furudi yskni psrs ahli waris yang mendspst bagian tertentu
Kedua : Selaku ashaba atau yang mendapat semua harta atau seua sisa
Diantara para ahli waris selaku zawil furudi tersebut telah disebutkan bagian-bagiannya
yaitu:
a. Seperdua (1/2)
b. Seperempat (1/4)
c. Seperdelapan (1/8)
e. Sepertiga (1/3)
f. Seperenam (1/6)
Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai satu persatu siapa saja kelompok dari zawil
furudi yaitu:
1. Suami mendapat 1/4 jika istrinya mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki
2. Isteri, jika dia tidak mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki
1. Dua orang anak atau lebih, apabila tidak ada anak laki-laki
2. Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki apabila anak perempuan
tidak ada
1. Ibu mendapat 1/6 jika anaknya meninggal ibu mempunyai anak atau cucu atau
saudara sekandung yang sebapak dan seibu
2. Bapak mendapat 1/6 apanbila anaknya yang meninggal itu mempunyai anak atau
cucu dari anak laki-laki
3. Nenek, apabila ibu tidak ada, karena beralasan kepada hadist yang diriwayatkan oleh
Zaid
4. Jika nenek dari pihak bapak dan ibu masih ada maka kedua-duanya
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki
3. Bapak
Perempuan juga ada yang menjadi ashabah dengan ketentuan seperti berikut:
a. Anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi ashabah dengan
ketentuan bahwa untuk laki-laki mendapat bagain 2xlipat darinperempuan
b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki juga dapat menarik saudaranya yang perempuan
menjadi ashabah
c. Saudara laki-laki sekandung juga dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi
ashabah nya
d. Saudara laki-laki sebapak juga dapat menarik saudaranya menjadi ashabah
Selain yang diatas masih ada lagi ashabah ma’al ghair hanya dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a) Anak laki-laki
c) Bapak
Dibawah ini siapa saja yang menjadi rahim dan kedudukannya didalam keluarga:
b. Banci (khuntsa)
Khuntsa dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
Kedudukan orang yang hilang didalam soal waris mewaris ada 2 macam yaitu:
kepada G = Rp 4.500.000,-
-------------------------------- +
Jumlah = 10.000.000,-
Untuk menentukan jumlah harta warisan yang akan di bagi kepada para ahli waris,maka
jumlah harta peninggalan (Rp.150.000.000,-) di kurangi (zakat,hutang,biaya beobat dan biaya
penguburan Rp 10.000.000,-)= Rp.140.000.000,slanjutnya di bagi dua = Rp 70.000.000
dengan demikian jumlah harta waris yang akan dibagi kepada para ahli waris adalah Rp
70.000.000,- dengan cara pembagian sebagai berikut :
Empat orang saudara perempuan kandung = 2/3(karena tidak ada ahli waris lain).
1 2 3 4 7
+3=6+6=6
2
Pada penjumlahan di atas ,ternyata angka pembilang tidak sama atau lebih besar dari pada
angka penyebutnya .oleh karena itu untuk menyelesaikan kasus tersebut maka harus di ‘aul-
kan dengan cara angka penyebutnya yang pada mulanya angka 6 di ubah menjadu angka 7
.sehingga bagian masing masing ahli waris menjadi
4
Suami = sedangkan untuk
7
3
Dua orang saudara perempuan kandung = 7
------------------------
Jumlah = 70.000.000
5.2 “Aul.
Dalam hukum kewarisan islam di mungkin kan untuk terjadinya masalah “Aul apabila
dalam pembagian harta warisan di antara para ahli waris dzawif furud menunjukkan.bahwa
.bahwa angka pembilang lebih besar dari pada angka penyebut,maka angka penyebut di
anaikan sesuai dengan angka pembilang,dan baru sesudah itu harta warisan dibagi secara aul
menurut angka pembilang
Dalam kamus fiqih yang di susun oleh M.Abdul mujieb dkk.menjelaskan bahwa kasus aul
dapat terjadi apabila jumlah pembilang lebih banyak dari pada angka penyebutnya untuk lebih
jelas dapat di lihat pada contoh kasus berikut
Contoh aul
Seorang meninggal dunia (A) dengan meninggalkan ahli waris : suami(B) dan empat
saudara perempuan kandung (C,D,E,dan F ) pewaris meninggalkan harta peninggalan: satu
unit rumah ,tanah seluas 800 M2 dan satu unit kendaraan roda empat setelah di totalkan harta
yang di tinggalkan maka nilainya 150.000.000,-( serratus lima puluh juta rupiah) akan tetapi
sebelum meninggal pewaris (A) punya hutang ke pada G Rp 4500.000,-(empat juta lima ratus
rupiah) biaya berobat Rp 1250.000,- (satu juta dua ratus lima puluhribu rupiah) dan biaya
penguburan Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah ).berapa bagian masing masing ahli waris ?
a.mengeluarkan zakat harta :
-------------------------------- +
Jumlah = 10.000.000,-
Untuk menentukan jumlah harta warisan yang akan di bagi kepada para ahli waris,maka
jumlah harta peninggalan (Rp.150.000.000,-) di kurangi (zakat,hutang,biaya beobat dan biaya
penguburan Rp 10.000.000,-)= Rp.140.000.000,slanjutnya di bagi dua = Rp 70.000.000
dengan demikian jumlah harta waris yang akan dibagi kepada para ahli waris adalah Rp
70.000.000,- dengan cara pembagian sebagai berikut :
Empat orang saudara perempuan kandung = 2/3 (karena tidak ada ahli waris lain)
1 2 3 4 7
+ 3= 6 + 6 = 6
2
5.3 Rad
Kebaikan dari masalah ‘aul di atas, maka masalah rad juga di mungkin kan untuk dapat
terjadi dalam hukum kewarisan islam , “apabila dalam pembagian harta warisan di antara
para ahli waris dzawil furud manunjuk kan bahwa angka pembilang lebih kecil dari pada
angka penyebut sedangkan tidak ada ahli waris asabah maka pembagian harta warisan tersebut
di lakukan secara rad yaitu sesuai dengan hak masing masing ahli waris ,sedangkan sisa nya
di bagi secara berimbang di antara mereka.
Setelah harta peninggalan itu di bagi bagikan kepada ahli waris dzawil furud,tetapi
kemudian masih ada sisanya maka sisa tersebut di bagi bagikan kepada mereka yang sudah
dapat bahagian tadi cara pembagian ini di sebut rad artinya “mengembalikan”
Contoh
Seorang meninggal dunia (A) dengan meninggalkan ahli waris : ibu (B) dan satu orang anak
perempuan (C) pewaris meninggalkan harta peninggalan: satu unit rumah ,tanah seluas 400
M2 dan satu unit kendaraan bermotor setelah di totalkan harta yang di tinggalkan maka
nilainya 100.000.000,-( serratus juta rupiah) akan tetapi sebelum meninggal pewaris (A)
punya hutang ke pada D Rp 8000.000,-(delapan juta rupiah) biaya berobat Rp 5000.000,-
(lima juta rupiah) dan biaya penguburan Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah ).berapa bagian
masing masing ahli waris
-------------------------------- +
Jumlah = 16.000.000,-
Selain itu dikarenakan dalam ketentuan hukum kewarisan islam juga mengakui harta
bersama maka untuk menentukan jumlah harta warisan yang akan dibagi bagi kepda ahli waris
adalah jumlah harta peninggalan ( Rp.100.000.000 ) dikurangi ( zakat,utang,biaya berobat dan
biaya penguburan ( Rp.16.000.000 ) = Rp.84.000.000 dengan cara menjumlahkan bahagian
masing-masing ahli waris yaitu : Ibu (B) akan mendapatkan (1/6) Karena ada anak sedangkan
1 orang anak perempuan (C) akan mendapat setengah (1/2)
`1 1 1 3 4
+ 2=6 + 6= 6
6