PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan karir bidan meliputi karir profesional dan karir struktural. Pada
saat ini perkembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan
fungsional bagi bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun
non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam
melaksanakan fungsinya. Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana , pengelola,
pendidik, peneiti, bidan koordinator dan bidang penyedia.
Selain itu, adanya angka kematian ibu dan angka lematian bayi yang terus
meningkat, sehingga bidan dituntut untuk mengembangkan pendidikan dan karirnya.
Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas
apakah di rumah sakit, puskesmas, bidan di desa atau bidan di institusi swasta. Karir
tersebut dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai
dengan tingkat kemampuan kesempatan dan kebijakan yang ada.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana yang dilakukan bidan muslim dalam mengembangkan
karier.
D. Metode
1. Referensi
Penulis melakukan referensi dari beberapa buku untuk dijadikan konsep dasar
dan acuan sebagai bahan diskusi.
2. Internet
Kami mencari bahan di internet untuk tambahan dan juga bahan pembanding
dari buku.
3. Diskusi
Setelah bahan kami dapatkan dari buku dan internet kami melakukan diskusi
tentang apa saja yang perlu kami tulis di makalah ini dan yang tidak perlu.
2
E. Manfaat
2. Bagi Bidan
3. Bagi Pembaca
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Perjalanan pekerjaan seorang dalam organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat
tidak bekerja lagi diorganisasi tersebut.
B. Tujuan
A. Jalur Karir
1. Karir struktural
2. Karir Fungsional
4
Pengembangan karir yang disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan, serta
melalui pendidikan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan
meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya
Pada tahun 2010 seluruh bidan telah menerapkan pelayanan yang sesuai
dengan standar praktik bidan internasional dan dasae pendidikan minimalD3 kebidanan.
Misi pendidikan ini mengembangkan unit pendidikan bidan di tingkat pusat, provinsi/
daerah dan kabupaten, membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan dan
mengadakan jaringan/kerja sama dengan pihak terkait.
Pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan
badan swasta dengan dudkungan IBI adalah Diploma III dan Diploma IV Kebidanan.
5
Pemerintah berupaya menyediakan dana bagi bidan disektor pemeerintahan yang akan
malakukan tugas belajar ke luar negeri. Disamping itu, IBI berupaya agar badan swasta
baik dalam maupun luar negeri dapat meningkatkan pendidikan Bidan khususnya
pendidikan program jangka pendek.
6
perhatian, tetapi moralitas dan etika seorang bidan juga ditingkatkan untuk menjamin
kualitas bidan yang profesional.
6. Meningkatkan karir.peluang peningkatan karir akan semakin besar seiring
peningkatan kualitas pelayanan, performa, dan prestasi kerja. Semua ini ditunjang
oleh pendidikan bidan yang berkualitas.
7. Meningkatkan kemampuan konseptual. Kemampuan intelektual dan konseptual
bidan dalam menangani kasus pasien akan terasa sehingga bidan dapat memberi
asuhan kebidanan dengan tepat.
8. Menigkatkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill). Bidan akan memilki
kemampuan kepemimpinan yang baik. Sebagai seorang manajer, bidan dibekali
keterampilan untuk dapat berhubungan dengan orang lain (human relation ) dan
bekerja sama dengan sejawat serta multi disiplin lainnya guna memberi pelayanan
yang berkualitas bagi klien.
9. Imbalan (kompensasi). Asuhan bidan yang berkualitas akan menarik konsumen dan
meningkatkan penghargaan atas pelayanan yang diberikan.
10. Meningkatkan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen akan meningkat seiring
dengan peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.
Pendidikan berkelanjutan merupakan bagian dari berbagai sistem dan juga
berkaitan dengan sistem pendidikan formal dasar. Program ini tersusun atas berbagai
komponen yang saling terkait, yakni individu, kebijakan, perencanan , fungsi, institusi
dan sarana.
Komponen pendidikan berkelanjutan :
1. Sasaran :
Bidan praktek swasta
Bidan berstatus pegawai negeri.
Tenaga kesehatan lainya
Kader kesehatan
Masyarakat umum.
2. Jenis pendidikan berkelanjutan
a. Seminar
b. Pengembangan (menejemen, hubungan interpersonal, komunitas)
c. Ketrampilan teknis untuk pelayanan
d. Administrasi
e. Lain-lain sesuai dengan perkembangan IPTEK
3. Langkah dalam melaksanakan pendidikan berkelanjutan :
a. Beberapa prinsip yang perlu diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan
,berkelanjutan :
Prinsip-prinsip pendidikan (termasuk penilaian)
Penjamin mutu
Menunjukan rpresentasi
b. Membentuk lembaga pendidikan berkelanjutan
Menentukan kebijakan
7
Penyusunan program
Implementasi program
Akreditas/penilaian
4. Sumber daya pendidikan berkelanjutan yang mendukung pelaksanaan pendidikan
berkelanjutan. Bidan adalah :
a. Kurikulum
b. Bahan ajar
c. Sarana prasarana
d. Sumber dana
e. Tenaga
5. Metode pembelajaran
a. Ceramah mandiri
b. Belajar kelompok
c. Ceramah dan tanya jawab
d. Belajar diskusi dan seminar
e. Belajar lapangan atau klinik
6. Penilaian dan penghargaan hasil belajar
a. Penilaian
b. Tujuan
c. Cara penilaian
d. Aspek yang dinilai
7. Materi pendidikan berkelanjutan yang dapat dilaksanakan oleh diklat IBI sesuai
dengan sasaranya adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pelayanan
Manajemen asuhan kebidanan
Manajemen pelayanan kebidanan
Tindakan kebidanan
b. Pendidik
Pembimbing klinik
Pelatih
c. Peneliti/penilai
Melaksanakan penilaian pelayanan
Audit maternal perinatal(AMP)
Pangumpulan data penilaian
Penelitian
8
BAB III
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
JABATAN FUNGSIONAL
Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabata fungsional.
Badan struktural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan diatur berjenjang
dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta
dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara.
9
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan
fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang yang memiliki jabatan fungsional berhak
untuk mendapatkan tunjangan fungsional. Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa jabatan
bidan merupakan jabatan fungsional profesional sehingga berhak mendapatkn tunjngan
fungsional.
Pengembangan karier bidan meliputi karier fungsional dan karier struktural. Pada saat ini,
pengembangan karier bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional
sebagai bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan, baik secara formal maupun nonformal,
yang hasil akhirnya bakan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan
fungsinya. Bidan dapat berfungsi sebagai bidan pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti,
koordinator. Sedangkan karier bidan dalam jabatan struktural bergantung pada tempat bidan
bertugas. Karier tersebut apat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan atau
kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan yang ada.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Bidan
2. Bagi pembaca
11
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, Heni Puji dan Asmar Yetti Zein. 2005. Etika Profesi Kebidanan.
Yogyakarta : Fitramaya
Henderson, Crhistine dan Kathleen Jones. 2006. Konsep Kebidanan. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Gascommetro.blogspot.com
12
www.ekologilitbangdepkes.co.id
ferd.keperawatan-kebidanan.blogspot.com
13