Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu


rhadap pelayanan kebutuhan, perubahan-perubahan yang cepat dalam pemerintahan
maupun dalam masyarakat dan perkembangan IPTEK serta persaingan yang ketat di era
global ini diperlukan tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan yang berkualitas baik
tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesionalisme.

Pengembangan karir bidan meliputi karir profesional dan karir struktural. Pada
saat ini perkembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan
fungsional bagi bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun
non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam
melaksanakan fungsinya. Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana , pengelola,
pendidik, peneiti, bidan koordinator dan bidang penyedia.

Selain itu, adanya angka kematian ibu dan angka lematian bayi yang terus
meningkat, sehingga bidan dituntut untuk mengembangkan pendidikan dan karirnya.

Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas
apakah di rumah sakit, puskesmas, bidan di desa atau bidan di institusi swasta. Karir
tersebut dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai
dengan tingkat kemampuan kesempatan dan kebijakan yang ada.

1
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan bahwa :

Bagaimana seorang bidan muslim dalam mengembangkan karier?

C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana yang dilakukan bidan muslim dalam mengembangkan
karier.

D. Metode
1. Referensi

Penulis melakukan referensi dari beberapa buku untuk dijadikan konsep dasar
dan acuan sebagai bahan diskusi.

2. Internet

Kami mencari bahan di internet untuk tambahan dan juga bahan pembanding
dari buku.

3. Diskusi

Setelah bahan kami dapatkan dari buku dan internet kami melakukan diskusi
tentang apa saja yang perlu kami tulis di makalah ini dan yang tidak perlu.

2
E. Manfaat

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil diskusi ini diharapkan dapat menambah referensi dan pengetahuan


tentang seoranag bidan muslim dalam mengembangkan karir.

2. Bagi Bidan

Dapat digunakan sebagai masukan bahwa seorang bidan muslimmempunyai


kewajiban dalam mengembangkan karir.

3. Bagi Pembaca

Pembaca diharapkan mengetahui bahwa bidan muslim selalu


mengembangkan karirnya untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan
berkualitas.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

PENGEMBANGAN KARIER BIDAN MUSLIM

A. Pengertian

Perjalanan pekerjaan seorang dalam organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat
tidak bekerja lagi diorganisasi tersebut.

B. Tujuan

1) untuk mendapatkan persyaratan pada lowongan atau jabatan, keputusan dan


tergantung presensi pimpinan.

2) menempati posisi atau jabatan tertentu.

3) Mengusahakan pengembangan karir karena tidak otomatis tercapai, tergantung


pada lowongan atau jabatan, keputusan dan tergantung presensi pimpinan.

A. Jalur Karir

1. Bersifat ideal dan normatif.

2. Berlaku untuk pegawai negeri / swasta: Struktural dan Fungsional.

B. Jalur pengembangan Karir

1. Karir struktural

Pengembangan karir melalui karir structural tergantung dimana bidan bertugas,


apakah di rumah sakit, di pukesmas, bidan di desa atau bidan di institusi swasta.
Dicapai sesuai tingkat kemampuan, kesempatan, dan kebijakan yang ada. Contoh :
Menjadi kepala bangsal, menjadi kepala poliklinik.

2. Karir Fungsional

4
Pengembangan karir yang disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan, serta
melalui pendidikan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan
meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya

Kewajiban seorang muslim (bidan) dalam mengembangkan karier dilakukan


dengan cara mengenmbangkan ilmu dan keterampilan. Dalam hal ini, bidan muslim
dianjurkan untuk mengembangkan pendidikannya. Hal ini sebagaimana tercantum
dalam Al – Quran dan Al – Hadist yang bunyinya antara lain “menuntut ilmu itu wajib
bagi kaum muslimin dan muslimat sejak dari /dalam kandungan / ayunan sang ibu
sampai akhir hayat. Dan dalam QS. Al-Jumu’ah ayat 10 dijelaskan bahwa seorang
bidan dalam menjalankan tugas profesinya tidak boleh melalaikan shalat, karena
shalat adalah kewajiban untuk beribadah kepada Allah.
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, hubungan antar manusian dan moral karyawan/i sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan dan standart yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan
informal.

Pada tahun 2010 seluruh bidan telah menerapkan pelayanan yang sesuai
dengan standar praktik bidan internasional dan dasae pendidikan minimalD3 kebidanan.
Misi pendidikan ini mengembangkan unit pendidikan bidan di tingkat pusat, provinsi/
daerah dan kabupaten, membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan dan
mengadakan jaringan/kerja sama dengan pihak terkait.

Pendidikan berkelanjutan sebagai sistem tersusun atasberbagi komponen yang


saling terkait antara orang, kebijakan, perencanaan, fungsi institusi dan sarana.
Pendidikan ini merupakan bagian dari berbagai sistem lain dan juga berkaitan dengan
sistem pendidikan formal dasar.

Pengembangan pendidikan kebidanan telah dirancang secara berkesinambungan,


berjenjang , berkelanjutan sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang
mengabdi ditengah masyarakat. Pendidikan yang berkelanjutan ini bertujuan untuk
mempertahankan profesionalisme bidan, baik melalui pendidikan formal maupun
pendidikan non formal.

Pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan
badan swasta dengan dudkungan IBI adalah Diploma III dan Diploma IV Kebidanan.

5
Pemerintah berupaya menyediakan dana bagi bidan disektor pemeerintahan yang akan
malakukan tugas belajar ke luar negeri. Disamping itu, IBI berupaya agar badan swasta
baik dalam maupun luar negeri dapat meningkatkan pendidikan Bidan khususnya
pendidikan program jangka pendek.

Semua upaya ini bertujuan meningkatkan kinerja bidan muslim dalam


memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas dan dilandasi oleh jiwa muslim yaitu
jujur, sabar, tidak curang, memgang amanah sesuai dengan apa yang diperintahkan dalam
Islam dan memberikan pelayanan yang baik terhadap kliennya. Sebagaimana dijelaskan
dalam QS. An- Nisa ayat 124 yaitu “Barang siapa yang mengerjakan amal – amal sholeh,
baik laki – laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke
dalam surga dan mereka tidak dianiaya walaupun sedikitpun”. Dan dalam QS. Al –
Insyirah ayat 7 yaitu “maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh – sungguh (urusan) yang lain.” Pengembangan pendidikan bidan yang
berkelanjutan mengacu pada peningkatan kualitas bidan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan meliputi aspek klinik dan non klinik.

Tujuan pendidikan berkalanjutan kebidanan, yaitu:


1. Pemenuhan standar. Organisasi profesi bidan telah menentukan standar
kemampuan bidan yang harus dikuasai melalui pendidikan berlelanjutan. Bidan yang
telah lulus program pendidikan kebidanan tersebut wajib melakukan registrasi pada
organisasi profesi bidan untuk mendapatkan izin meberi pelayanan kebidanan kepada
pasien.
2. Meningkatkan produktivitas kerja. Bidan akan dipacu untuk terus meningkatkan
jenjang pendidikan mereka sehingga pengetahuan dan keterampilan (technical skill)
bidan akan lebih berkualitas. Hal ini akan menigkatkan produktivitas kerja dalam
memberi pelayanan kepada klien.
3. Efisiensi. Pendidikan bidan berkelanjutan akan melahirkan bidan yang kompeten
di bidangnya sehingga meningkatkan efisiensi kerja bidan dalam memberi pelayanan
kepada klien.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan. Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan
memicu daya saing dikalangan profesi kebidanan agar terus miningkatkan kualitasnya
dalam memberi pelayanan kepada klien. Pelayanan kebiodanan berkualitas akan
menarik konsumen.
5. Meningkatkan moral. Melalui pendidikan bidan yang berkelanjutan tidak hanya
pengetahuan dan keterampilan bidan dalam memberi pelayanan yang menjadi

6
perhatian, tetapi moralitas dan etika seorang bidan juga ditingkatkan untuk menjamin
kualitas bidan yang profesional.
6. Meningkatkan karir.peluang peningkatan karir akan semakin besar seiring
peningkatan kualitas pelayanan, performa, dan prestasi kerja. Semua ini ditunjang
oleh pendidikan bidan yang berkualitas.
7. Meningkatkan kemampuan konseptual. Kemampuan intelektual dan konseptual
bidan dalam menangani kasus pasien akan terasa sehingga bidan dapat memberi
asuhan kebidanan dengan tepat.
8. Menigkatkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill). Bidan akan memilki
kemampuan kepemimpinan yang baik. Sebagai seorang manajer, bidan dibekali
keterampilan untuk dapat berhubungan dengan orang lain (human relation ) dan
bekerja sama dengan sejawat serta multi disiplin lainnya guna memberi pelayanan
yang berkualitas bagi klien.
9. Imbalan (kompensasi). Asuhan bidan yang berkualitas akan menarik konsumen dan
meningkatkan penghargaan atas pelayanan yang diberikan.
10. Meningkatkan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen akan meningkat seiring
dengan peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.
Pendidikan berkelanjutan merupakan bagian dari berbagai sistem dan juga
berkaitan dengan sistem pendidikan formal dasar. Program ini tersusun atas berbagai
komponen yang saling terkait, yakni individu, kebijakan, perencanan , fungsi, institusi
dan sarana.
Komponen pendidikan berkelanjutan :
1. Sasaran :
 Bidan praktek swasta
 Bidan berstatus pegawai negeri.
 Tenaga kesehatan lainya
 Kader kesehatan
 Masyarakat umum.
2. Jenis pendidikan berkelanjutan
a. Seminar
b. Pengembangan (menejemen, hubungan interpersonal, komunitas)
c. Ketrampilan teknis untuk pelayanan
d. Administrasi
e. Lain-lain sesuai dengan perkembangan IPTEK
3. Langkah dalam melaksanakan pendidikan berkelanjutan :
a. Beberapa prinsip yang perlu diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan
,berkelanjutan :
 Prinsip-prinsip pendidikan (termasuk penilaian)
 Penjamin mutu
 Menunjukan rpresentasi
b. Membentuk lembaga pendidikan berkelanjutan
 Menentukan kebijakan
7
 Penyusunan program
 Implementasi program
 Akreditas/penilaian
4. Sumber daya pendidikan berkelanjutan yang mendukung pelaksanaan pendidikan
berkelanjutan. Bidan adalah :
a. Kurikulum
b. Bahan ajar
c. Sarana prasarana
d. Sumber dana
e. Tenaga
5. Metode pembelajaran
a. Ceramah mandiri
b. Belajar kelompok
c. Ceramah dan tanya jawab
d. Belajar diskusi dan seminar
e. Belajar lapangan atau klinik
6. Penilaian dan penghargaan hasil belajar
a. Penilaian
b. Tujuan
c. Cara penilaian
d. Aspek yang dinilai
7. Materi pendidikan berkelanjutan yang dapat dilaksanakan oleh diklat IBI sesuai
dengan sasaranya adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pelayanan
 Manajemen asuhan kebidanan
 Manajemen pelayanan kebidanan
 Tindakan kebidanan
b. Pendidik
 Pembimbing klinik
 Pelatih
c. Peneliti/penilai
 Melaksanakan penilaian pelayanan
 Audit maternal perinatal(AMP)
 Pangumpulan data penilaian
 Penelitian

8
BAB III
PEMBAHASAN

PENDIDIKAN BERKELANJUTAN

VISI DAN MISI


A. Visi Pendidikan Berkelanjutan
Visi pendidikan berkelanjutan adalah pada tahun 2010 seluruh bidan telah
menerapkan palayanan yang sesuai standar praktik bidan internasional dan dasar
pendidikan minimal Diploma III Kebidanan.
B. Misi Pendidikan Berkelanjutan
Misi pendidikan berkelanjutan mencakup :
1) Mengembangkan pendidikan berkelanjutan berbentuk “ sistem”
2) Membentuk unit pendidikan bidan di tingkat pusat, provinsi, daerah, kabupaten dan
cabang.
3) Membentuk tim pelaksana verkelanjutan.
4) Mangadakan jaringan dan bekerjasama dengan pihak terkait.

C. Jenis dan karakteristik pendidikan berkelanjutan


Jenis pendidikan berkelanjutan yaitu:
1) Seminar, lokakarya
2) Magang
3) Pengembangan(manajemen,hubungan inter personal,komunitas)
4) Keterampilan teknis untuk pelayansan
5) Administrasi
6) Lain-lain,sesuai dengan perkembangan IPTEK

JABATAN FUNGSIONAL

Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabata fungsional.
Badan struktural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan diatur berjenjang
dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta
dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara.

9
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan
fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang yang memiliki jabatan fungsional berhak
untuk mendapatkan tunjangan fungsional. Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa jabatan
bidan merupakan jabatan fungsional profesional sehingga berhak mendapatkn tunjngan
fungsional.
Pengembangan karier bidan meliputi karier fungsional dan karier struktural. Pada saat ini,
pengembangan karier bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional
sebagai bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan, baik secara formal maupun nonformal,
yang hasil akhirnya bakan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan
fungsinya. Bidan dapat berfungsi sebagai bidan pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti,
koordinator. Sedangkan karier bidan dalam jabatan struktural bergantung pada tempat bidan
bertugas. Karier tersebut apat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan atau
kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan yang ada.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan karir bidan muslim dapat diartikan sebagai perjalanan


pekerjaan seorang dalam organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat tidak
bekerja lagi diorganisasi tersebut

Kewajiban seorang muslim (bidan) dalam mengembangkan karir dilakukan


dengan cara mengembangkan ilmu dan keterampilan. Dalam hal ini, bidan muslim
dianjurkan untuk mengembangkan pendidikannya. Hal ini sebagaimana tercantum
dalam Al – Quran dan Al – Hadist yang bunyinya antara lain “menuntut ilmu itu wajib
bagi kaum muslimin dan muslimat sejak dari /dalam kandungan / ayunan sang ibu
10
sampai akhir hayat. Dan dalam QS. Al-Jumu’ah ayat 10 dijelaskan bahwa seorang
bidan dalam menjalankan tugas profesinya tidak boleh melalaikan shalat, karena
shalat adalah kewajiban untuk beribadah kepada Allah.
Upaya untuk meningkatkan kinerja bidan muslim dalam memberikan pelayanan
kebidanan yang berkualitas dan dilandasi oleh jiwa muslim yaitu jujur, sabar, tidak
curang, memgang amanah sesuai dengan apa yang diperintahkan dalam Islam dan
memberikan pelayanan yang baik terhadap kliennya. Sebagaimana dijelaskan dalam
QS. An- Nisa ayat 124 yaitu “Barang siapa yang mengerjakan amal – amal sholeh,
baik laki – laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu
masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walaupun sedikitpun”. Dan dalam
QS. Al – Insyirah ayat 7 yaitu “maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh – sungguh (urusan) yang lain.” Pengembangan
pendidikan bidan yang berkelanjutan mengacu pada peningkatan kualitas bidan sesuai
dengan kebutuhan pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan meliputi aspek klinik
dan non klinik.

B. Saran

1. Bagi Bidan

 Sebaiknya bidan muslim mengembangkan ilmu dan ketrampilan dengan


mengembangkan karir yaitu dengan melanjutkan pendidikan.

 Sebaiknya bidan muslim dalam memberikan pelayanan, berpedoman pada


tuntunan Islam.

2. Bagi pembaca

Sebaiknya masyarakat mengetahui bahwa seorang bidan muslim dalam memberikan


pelayanan kepada masyarakat selalu menerapkan ilmu, ketrampilan, dan memberikan
pelayanan yang islami sesuai tuntunan Islam.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih, Heni Puji dan Asmar Yetti Zein. 2005. Etika Profesi Kebidanan.
Yogyakarta : Fitramaya

Nawawi, Hadari. 2001. Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta : Gajah Mada


University Press

Henderson, Crhistine dan Kathleen Jones. 2006. Konsep Kebidanan. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.

Al- Qur’an dan Terjemahannya

Gascommetro.blogspot.com

12
www.ekologilitbangdepkes.co.id

ferd.keperawatan-kebidanan.blogspot.com

13

Anda mungkin juga menyukai