Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

INVERSI GEOFISIKA TG 3104

MODUL KE – 03
INFORMASI “A PRIORI” MODEL REFERENSI,
FLATNESS DAN SMOOTHNESS

Oleh:
Nisa Hamdani Pratiwi (12117105)

Asisten :
Gabrio Hikma Januarta 12115012
Putu Pradnya Andika 12115017
Rifa Salma Salsabila 12116032
Rizki Wulandari 12116060
Nisrina Zalfa Syariefah 12116109
Jamalul Ikhsan 12116137
Nugroho Prasetyo 12116155
Prana Al Mahkya 12116160

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN


TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019/2020
I. JUDUL : INFORMASI “A PRIORI” MODEL REFERENSI,
FLATNESS DAN SMOOTHNESS

II. TUJUAN PRAKTIKUM


a. Mampu menyelesaikan persamaan inversi dalam bidang geofisika yang
menggunakan model referensi, flatness dan smoothness.
b. Mampu menganalisa fungsi dari model referensi, flatness dan smoothness.

III. DASAR TEORI


Kuantifikasi kompleksitas model dalam bentuk norm model L m
Tm dan minimisasinya untuk memperoleh solusi inversi kurang
memiliki arti fisis yang jelas. Kriteria norm model minimum dapat
mengarah pada solusi inversi atau model yang dekat dengan nol yang
jelas tidak realistis. Meskipun demikian, penggunaan informasi "a
priori" tersebut terbukti dapat mengatasi permasalahan inversi linier
under-determined maupun mixed-determined. Dalam konteks inversi
linier mixed-determined, akan lebih realistis jika model yang dicari
adalah model yang mendekati atau mirip dengan model tertentu yang
dinyatakan sebagai model referensi. Model referensi ditentukan
berdasarkan informasi "a priori" yang tersedia. Pemodelan inversi
dapat dibuat sedemikian hingga solusinya mendekati model referensi
tersebut. Dapat dibuktikan bahwa, informasi yang diperoleh dari data
pada dasarnya berfungsi memodifikasi atau mengupdate model
referensi tersebut. proses inversi pada dasarnya adalah mengupdate
atau mengoreksi model referensi. Dalam geofisika, model referensi
biasanya merupakan model bawah permukaan yang sudah diperoleh
sebelumnya dari data lain. Solusi inversi dengan model referensi
adalah sebagai berikut,

Dari persamaan di atas, terlihat bahwa solusi inversi (model)


merupakan model referensi yang diupdate oleh faktor koreksi. Jika
model yang diharapkan adalah model yang bersifat flat, maka
minimumkan selisih model yang berdekatan sehingga gradien nilai
model pada lokasi yang berdekatan tidak terlampau jauh. Secara
matematis dapat dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut,

Matriks operator differensial untuk flatness adalah sebagai berikut,

Sementara itu, jika yang diharapkan adalah distribusi model yang


smooth secara spasial maka secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut,

Kemudian, matriks operator differensialnya adalah sebagai berikut,

Jika = , maka solusi umum inversi dengan model flatness dan


smoothness adalah sebagai berikut,

Dari persamaan di atas, dapat disebut sebagai bobot untuk model.


Bentuk umum solusi inversi dengan model “a priori” adalah sebagai
berikut

Jika pada data diberikan bobot, maka bentuk umum persamaan


solusi inversi dengan informasi “a priori” adalah sebagai berikut,
IV. LANGKAH PENGERJAAN
1. Pastikan python dan pycharmnya sudah terinstall.
2. Buka aplikasi Jet Brains Pycharm Community Edution.
3. Buka project baru dengan memilih pilihan file, selanjutnya pilih
new project. Dan beri nama file tersebut.
4. Mulailah dengan melakukan codingannya.
5. Input module numpy dan matplotlib
6. Input data observasi
7. Input rumus untuk menjawab solusi dari permasalahan yang
dipecahkan
8. Melakukan plot data
9. Lakukan run

Start

Import
Modul

Input Data
Observasi

Input Rumus dan


Perhitungan

Input Rumus Plot


Data

Run

Finish
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Problem 1 Penentuan lokasi hiposenter gempa dengan model
referensi
a. Tanpa Bobot
Pseudocode :

Hasil :
B. Dengan bobot

Pseudocode:
Hasil :
2. Problem 2 Inversi dengan Kondisi Under-determined
Pseudocode :

Hasil :
a. Tanpa matrik flatness atau smoothness

Pseuodocode :
Hasil :
b. Menggunakan matriks flatness

Pseudocode :
Hasil :
c. Menggunakan matriks smoothness

Pseudocode :
Hasil :
3. Problem 3 Inversi Tomografi Kecepatan Seismik 2D
Pseudocode :
Hasil :
ANALISIS :
Pada praktikum kali ini telah dilakukan 3 jenis percobaan. Percobaan
pertama yaitu penentuan lokasi hiposenter gempa dengan model referensi.
Ini menggunakan bobot dan tanpa bobot. Pada perhitungan tanpa bobot
dapat diketahui bahwa matriks yang dihasilkan memiliki nilai perhitungan
matriks yang sama. Namun, pada hasil plotan matriks dapat dilihat
perbedaan hasil plot antara solusi linear menggunakan bobot dengan yang
tidak menggunakan bobot. Hasil plotan tanpa bobot menghasilkan nilai yang
lebih jauh dengan true hiposenter dibandingkan dengan yang menggunakan
bobot. Dari sini dapat diketahui bahwa bobot mempengaruhi keakuratan
serta data.
Sedangkan untuk nilai error rms nya terdapat perbedaan nilai. Untuk
yang tanpa menggunakan bobot dieproleh nilai error yang hampir sama
dengan yang menggunakan bobot. Seharusnya dapat diketahui bahwa pada
data yang menggunakan bobot mempunyai nilai error yang lebih rendah
disebabkan nilai akurasi data yang mengguakan bobot lebih tinggi.
Pada percobaan kedua yaitu problem 2 inversi dengan kondisi
under-determined. Pada percobaan ini dilakukan tiga kali percobaan yaitu
tanpa menggunakan matriks flatness dan smoothness, menggunakan matriks
flatness, dan menggunakan matriks smoothness. Cara yang paling efektif
untuk menginversi data yang terbatas adalah dengan menentukan
konstrain sehingan solusi yang diinginkan menjadi smooth (halus).
Tingkatan smooth dapat diukur berdasarkan kondisi fisis atau kondisi
geologi.
Pada percobaan ketiga telah dilakukan penyelesaian problem Inversi
Tomografi Kecepatan Seismik 2D. Dari problem tomografi dapat
diketahui bahwa kecepatan seismic 2D yang diperoleh dengan tahapan
berikut dengan menggunakan bahasa Python: (Forward Problem)
VI. KESIMPULAN
1. Penggunaan informasi "a priori" tersebut terbukti dapat mengatasi
permasalahan inversi linier under-determined maupun
mixed-determined.
2. Dalam geofisika dapat diketahui bahwa penyelesaian dalam
pemrodelan bawah permukaan dapat diselesaikan dengan
menggunakan model referensi, flatness dan smoothness.

3. Pemodelan menggunakan bobot mempunyai hasil yang lebih


mendekati dengan sumbernya.
4. Nilai under-determined dipengaruhi adanya nilai L minmum.
5. Nilai V true dipengaruhi oleh keberadaan indicator yang ada di
samping model.

VII. DAFTAR PUSTAKA


 Grandis, Hendra. 2008. Diktat matakuliah geofisika: Inversi
Geofisika. Bandung: Teknik Geofisika FTTM ITB.
 W. MenkeMenke, Geophysical Data Analysis: Discrete ,
Geophysical Data Analysis: Discrete Inverse Theory, Academic
Press, 1989.Inverse Theory, Academic Press, 1989.
 Supriyanto. 2007. Analisis Data Geofisika: Memahami Teori
Inversi. Bandung : Departemen Fisika-FMIPA Univeristas
Indonesia.
Modul Geofisika Institut Teknologi Sumatera

Anda mungkin juga menyukai