Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013 merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa muatan
pelajaran dalam satu pembelajaran. Beberapa muatan, misalnya Bahasa Indonesia, IPA,
dan IPS disatukan dalam tema yang sama kemudian disajikan dalam satu pembelajaran
utuh yang saling berkaitan.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini,
penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku
tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa
kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu,
penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih
mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam
level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah
melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media
pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak
tidak ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi
bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan
cara ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan.
Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal
menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran
yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013
adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL. PBL
merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan
menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang
cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa
dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari
(kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis
dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadui dengan model PBL, penulis
menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan
pembelajaran sebelumnya. Ketika model PBL ini diterapkan pada kelas V yang lain
ternyata proses dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Praktik pembelajaran PBL yang

1
berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik)
pembelajaran berorientasi HOTS dengan model PBL.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
pembelajaran tematik di kelas V untuk pasangan KD Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS.

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan best practice adalah untuk meningkatkan kompetensi siswa
dalam pembelajaran tematik integratis yang berorientasi HOTS.

2
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik
penulis dalam meerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas V semester 1 di SD
Negeri .... sebanyak 36 orang.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas
VI untuk tema globalisasi yag merupakan pembelajaran tematik gabungan KD Bahasa
Indonesia, IPA, dan IPS berikut ini.

Bahasa Indonesia
KD 3.3 Meringkas teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau elektronik.

Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau


KD 4.3 elektronik dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif secara
lisan, tulis, dan visual

IPS
Menganalisis perubahan sosial budaya dalam rangka modernisasi bangsa
KD 3.2
Indonesia.

Menyajikan hasil analisis mengenai perubahan sosial budaya dalam rangka


KD 4.2
modernisasi bangsa Indonesia.

IPA
KD 3.3 Menganalisis cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Menyajikan karya tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan


KD 4.3
lingkungannya, sebagai hasil penelusuran berbagai sumber

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan
pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran problem based
learning (PBL).
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan
penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di
kelas V, peulis memilih tema modernisasi untuk membelajarkan pasangan KD 3.3-

3
4.3 muatan Bahasa Indoesia; KD 3.2 – 4.2 muatan IPS; dan KD 3.3 – 4.3 muatan
IPA di kelas V semester 1.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi
IPK Bahasa Indoesia
Mengidentifikasi informasi penting dalam teks penjelasan
3.3.1 (eksplanasi) tentang modernisasi dari media cetak atau elektronik.
(IPK pendukung)
Membenahi kalimat tidak efektif dalam teks (eksplanasi) dari media
3.3.2
cetak atau elektronik menjadi kalimat efektif. (IPK pendukung)
Meringkas teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau
3.3.3
elektronik. (IPK kunci)
Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media
4.3.1 cetak atau elektronik dengan menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif secara lisan, tulis, dan visual. (IPK kunci)

Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media


KD 4.3 cetak atau elektronik dengan menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif secara lisan, tulis, dan visual

IPS
Mengidentifikasi contoh perubahan sosial dalam rangka modernisasi
3.2.1
bangsa Indonesia. (IPK pendukung)
Mengidentifikasi perubahan budaya dalam rangka modernisasi bangsa
3.2.2
Indonesia. (IPK pendukung)
Menganalisis perubahan sosial dalam rangka modernisasi bangsa
3.2.3
Indonesia. (IPK Kunci)
Menganalisis perubahan budaya dalam rangka modernisasi bangsa
3.2.4
Indonesia. (IPK Kunci)

Menyajikan hasil analisis mengenai perubahan sosial budaya dalam


4.2.1
rangka modernisasi bangsa Indonesia. (IPK Kunci)
Menmbuat peta pikiran (mind mapping) hasil analisis mengenai
4.2.2 perubahan sosial budaya dalam rangka modernisasi bangsa Indonesia.
(IPK Pengayaan)
IPA
Menguraikan cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan
3.3.1
lingkungan. (IPK Kunci)
Menganalisis cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan
3.3.2
lingkungan terhadap kelestarian spesiesnya. (IPK Kunci)
Menyajikan karya tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri
KD
dengan lingkungannya, sebagai hasil penelusuran berbagai sumber.
3.3
(IPK Kunci)

4
KD Menyajikan karya tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri
4.3 dengan lingkungannya, sebagai hasil penelusuran berbagai sumber

3. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning (PBL).

4. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran


Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak PBL.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan model PBL.
Sintak Model
Guru Siswa
Pembelajaran
Orientasi Masalah 1) Guru menyampaikan ilustrasi 1) Menyimak penjelasan
bahwa diban-dingkan guru dan menjawab
kehidupan-nya pada masa pertanyaan guru.
kecil, saat ini dunia sudah
berkembang menjadi
modern.
2) Guru mengajukan
pertanyaan, “Apa yang kalian
ketahui tentang modern dan
modernisasi?
3) Guru meminta siswa
membaca teks eks-planasi
tentang pengertian
modernisasi.
4) Bertanya jawab untuk
menyimpulkan pengertian
modernisasi termasuk
membuka kBBI.
5) Guru menyampaikan tujuan
materi pem-belajaran hari itu
adalah membuat ring-kasan
teks ekspla-
nasi; Menganalisis perubahan
budaya dalam rangka
modern isasi bangsa
Indonesia.
6) Guru menyampaikan bahwa
kegiatan beri kutnya siswa
ditu-gaskan untuk menyimak
tayangan video tentang
perubahan budaya.
7) Guru menyampaikan tugas
siswa yaitu (a) menentukan

5
Sintak Model
Guru Siswa
Pembelajaran
pokok-pokok informasi
terkait yang terdapat dalam
video (teks audio visual), (b)
mengidenti-fikasi kalimat
tidak efektif yang digunakan
dalam video’ (c) membenahi
kalimat tidak efektif menjadi
kalimat efektif, (d)
mengidentifikasi kosa kata
baru dalam video, (e)
menemukan makna kosa kata
baru dengan menggunakan
Kamus Besar Bahasa Indo-
nesia, (f) membuat ringkasan
isi video dengan
menggunakan kalimat
efektif, (g) menjawab
pertanyaan yang disediakan
dalam LKS, (g) mengiden-
tifikasi contoh peru-bahan
sosial budaya dalam rangka
modern-isasi yang terdapat
dalam video.
Mengorganisasi 1) Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok. Setiap
kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 45 orang.
2) Setiap kelompok
mengerjakan tugas yang telah
dijelaskan oleh guru.
Membimbing 1) Guru membimbing siswa
penyelidikan menyelesaikan tugasnya.
2) Guru memberi ban-tuan dan
atau menja-wab pertanyaan
dari siswa bila dibutuhkan.
Mengembangkan Mendampingi siswa dalam 1) Menyusun laporan
dan menyajikan mengembangkan dan hasil kerja kelompok.
laporan hasil menyajikan laporan hasil kerja. 2) Mempresentasikan
karya hasil kerjanya dalam
diskusi kelas.
3) Kelompok lain
memberikan tang-
gapan, mengajukan
pertanyaan, atau usul
terhadap hasil kerja
kelompok lain.

6
Sintak Model
Guru Siswa
Pembelajaran
Menganalisis dan 1) Menganalisis dan 1) Menyimak penjelasan
mengevaluasi mengevaluasi hasil kerja guru.
proses pemecahan siswa. 2) Mengajukan
masalah. 2) Memberi penguatan hasil pertanyaan dan atau
belajar siswa. tanggapan bila belum
paham.
Pembelajaran setelah istirahat
Orientasi Masalah 1) Guru menyampai kan bahwa 1) Menyimak penjelasan
agar dapat hidup sesuai guru.
dengan perubahan zaman 2) Menjawab pertanyaan
yang terjadi (moder nisasi), guru.
seseorang harus mampu bera-
daptasi. Bila tidak, orang
tersebut akan tergilas zaman.
Begitu pun dengan tumbuhan
dan binatang. Mereka juga
harus mampu beradaptasi.
2) Guru mengajukan
pertanyaan, “Dapatkah kalian
memberi contoh cara kita
beradaptasi dengan
lingkungan?
3) Guru menyampaikan tugas
siswa berikutnya adalah
menganalisis cara mahluk
hidup beradaptasi dengan
lingkungannya.
Mengorganisasi Guru meminta siswa kembali 1) Duduk dalam
duduk bersama kelompoknya kelompoknya.
untuk mengerjakan tugas 2) Membagi tugas.
kelompok.
Membimbing 1) Menyajikan video tentang 3) Menyimak tayangan
penyelidikan cara mahluk hidup video.
beradaptasi dengan 4) Membuat catatan
lingkungannya. penting sesuai dengan
2) Mendampingi siswa tugas yang harus
mengerjakan tugas dikerjakan.
kelompoknya.
Mengembangkan Mendampingi siswa 1) Mendiskusikan hasil
dan menyajikan menyelesaikan kerja simakan.
laporan hasil kelompoknya. 2) Mengerjakan tugas
karya yang disajikan dalam
LKS.
3) Mempresentasikan
hasil kerja kelompok.
4) Menanggapi

7
Sintak Model
Guru Siswa
Pembelajaran
presentasi kelompok
lain.
Menganalisis dan 1) Menganalisis dan 1) Menyimak penjelasan
mengevaluasi mengevaluasi hasil kerja guru.
proses pemecahan kelompok. 2) Mengajukan
masalah. 2) Memberi penguatan hasil pertanyaan bila belum
belajar siswa. paham.
3) Membimbing siswa membuat
simpulan hasil belajar hari itu
mulai dari teks eksplanasi,
perubahan sosial budaya
dalam rangka modernisasi,
dan cara mahluk hidup
beradaptasi dengan
lingkungannya.

5. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan hasil kerja 1 higga 5 di atas kemudian disusun perangkat
pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun
dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK),
dan kecakapan abad 21.

D. Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) contoh
teks ekplanasi berjudul “Pengaruh Globalisasi terhadap Masyarakat Indonesia”, (b)
video “Perubahan Sosial Budaya pada masa Modern”diambil
dari https://www.youtube.com/ watch?v=cx0DRUawd-, dan (c) lembar kerja siswa
(LKS) tematik.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a)
instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b)
instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan (a) tes tulis pilihan
ganda dan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktik baik ini dilaksanakan pada tanggal ... sampai ... tahun 2019 bertempat di
kelas V SD Negeri ....

8
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran PBL berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan
dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas
pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL megharuskan siswa aktif selama
proses pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.
Setelah membaca, meringkas, dan mendiskusikan teks eksplanasi tentang
modernisasi, siswa tidak hanya memahami konsep teks eksplanasi (pengetahuan
konseptual) dan bagaimana membuat ringkasan yang benar (pengetahuan
prosedural), tetapi juga memahami konsep modernisasi. Pemahaman ini menjadi
dasar siswa dalam mempelajari materi IPS tentang perubahan sosial budaya dalam
rangka modernisasi. Pemahaman tentang konsep moderisasi membantu siswa dalam
menganalisis prubahan sosial budaya sebagai akibat moderisasi.
Pemahaman siswa tetang perubahan sosial budaya dalam rangka moderisasi pada
dasarnya merupakan bentuk adaptasi masyarakat terhadap modernisasi. Pemahaman
ini dapat menjadi pengantar bagi siswa untuk memahami cara mahluk hidup
beradaptasi dengan lingkungan.
3. Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi
topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS
suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri
untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah
bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses
berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan
dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari,
pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung menghapalkan teori.
Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi HOTS
dengan menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang
konsep teks eksplanasi, perubahan sosial budaya, dan cara mahluk hidup
menyesuaikan diri benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi
yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah (problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan

9
teks tulis dan video berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa
merumuskan pemecahan masalah.
5. Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku
guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks
kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis
gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari
video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber
lainnya.

B. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar
dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu
mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan
(penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk
membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,. Video juga
merupakan bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan rumusan
KD.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan PBL dapat
membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan
sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman
dan kesadaran akan pentingnya HOTS ajkan membuat siswa termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal
teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.
Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan
mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun
dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca = tulis,
siswa juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.

10
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL layak dijadikan praktik baik
pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL yang dilaksanakan
tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan
kecakapan abad 21.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran problem based learning (PBL), berikut disampaikan rekomendasi yang
relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku
guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi
pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan
situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan
membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama
(tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti
penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk
mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang
pembelajaran HOTS.

11
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………….
dst.

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : LKS
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal piliha ganda dan uraia
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran
Lampiran 7 : Lembar observasi proses pembelajaran
Lampiran 8 : Kuesioner motivasi belajar siswa

12

Anda mungkin juga menyukai