KELOMPOK 3
DOSEN:
dr. M. Qathar
KELOMPOK III:
Adinda G1A114007
UNIVERSITAS JAMBI
Skenario
Miga, laki-laki berusia 21 tahun datang ketempat praktek dokter umum dengan keluhan demam
tinggi. Demam timbul mendadak dirasakan sejak 3 hari yang lalu disertai pusing dan badan
lemas. Ia juga mengeluh tidak nafsu makan dan saat menggosok gigi timbul perdarahan darigusi.
Keluhan sudah diobati dengan obat penurun panas namun tidak berkurang.
Seminggu yang lalu teman sekontrakan Miga juga mengalami demam tinggi namun tidak disertai
perdarahan gusi. Setelah dilakukan pemeriksaan darah temannya tersebut hanya diberi obat dan
diperbolehkan pulang.
Miga merupakan seorang mahasiswa tingkat akhir dan tinggal di kontrakan bersama beberapa
temannya. Miga dan teman-temannya jarang membersihkan rumah, sehingga banyak terdapat
nyamuk. Saat pagi dan siang hari, Miga lebih sering berada di rumah kontrakan untuk
mengerjakan tugas akhirnya.
I. Klarifikasi Istilah
Demam : Suatu kondisi dimana suhu tubuh berada diatas normal (>37,2⁰ C)1.
II. Identifikasi Masalah
1. Apa saja faktor penyebab demam ?
2. Apa saja tipe tipe demam beserta contoh penyakit tropisnya ?
3. Apa makna klinis demam tinggi dan bagaimana mekanisme terjadinya demam?
4. Apa makna klinis dari demam timbul mendadak yang dirasakan sejak 3 hari yang
lalu disertai pusing dan badan lemas serta menyebabkan Miga tidak nafsu makan?
5. Apa yang menyebabkan saat miga menggosok gigi timbul perdarahan gusi ?
6. Mengapa keluhan tidak berkurang setelah diobati dengan obat penurun panas ?
7. Apa saja klasifikasi obat penurun panas?
8. Apakah terdapat hubungan antara keluhan Miga dengan keluhan temannya?
9. Apa makna klinis demam yang tidak disertai dengan Perdarahan ?
10. Mengapa teman miga Hanya diberikan Obat dan diperbolehkan Pulang ?
11. Apakah ada kaitan keluhan Miga dengan keadaan rumahnya yang jarang
12. Apa hubungan nyamuk dengan keluhan Miga?
13. Bagaimana morfologi nyamuk yang menyebabkan keluhan pada Miga?
14. Bagaimana penegakan diagnosa untuk Miga?
15. Apa saja diagnosa banding dari penyakit Miga ?
16. Apa yang terjadi pada Miga ?
17. Apa definisi dari penyakit Miga ?
18. Apa etiologi dari penyakit Miga?
19. Apa epidemiologi dari penyakit Miga ?
20. Bagaimana patofisologi dan pathogenesis dari penyakit Miga?
21. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Miga ?
22. Bagaimana pengobatan penyakit Miga?
23. Bagaimana pencegahan penyakit Miga?
24. Apa saja komplikasi penyakit Miga?
25. Bagaimana prognosis penyakit Miga?
III. Analisis Masalah
2. Demam Remiten:
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua
derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
3. Demam Intermiten:
Pada tipe damam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa
jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana
dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4. Demam Kontinyu:
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu
derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam Siklik:
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti
oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula.
4. Apa makna klinis dari demam timbul mendadak yang dirasakan sejak 3 hari yang
lalu disertai pusing dan badan lemas serta menyebabkan Miga tidak nafsu makan?
Jawab :
Makna Klinis
Demam timbul mendadak yang dirasakan 3 hari yang lalu bisa menandakan adanya
infeksi yang bersifat akut yang terjadi didalam tubuh Miga.
Pusing yang terjadi pada Miga menandakan adanya penekanan ujung-ujung saraf oleh
mediator-mediator inflamasi yang kemudian disampaikan sebagai rasa nyeri pada otak.
Tidak nafsu makan yang terjadi pada Miga dikarenakan adanya penekanan pusat rasa
kenyang dan lapar di hipotalamus oleh mediator – mediator inflamasi.
Badan lemas yang terjadi pada Miga menandakan adanya ketidakseimbangan antara
intake nutrisi dengan output (energi yang dikeluarkan). Akibat tidak nafsu makan yang
dirasakan Miga, menyebabkan intake nutrisi yang masuk menurun, sedangkan energi
yang dikeluarkan meningkat akibat metabolisme tubuh Miga mengalami peningkatan
dikarenakan demam yang terjadi. Karena hal inilah membuat badan Miga menjadi lemas.
5. Apa yang menyebabkan saat miga menggosok gigi timbul perdarahan gusi ?
Jawab :
Diduga Miga telah mengalami Gingivitis yaitu terbentuknya plaq mikroba yang
berlebihan di gusi, dimana terbentuk lesi awal di gusi yang akan membuat infiltrasi
neutrophil, kemudian lesi menjadi semakin kronis yang ditandai dengan terbentuk
kantung antara gigi dan gusi, kantung ini sangat rapuh, dan jika terjadi infeksi sistemik ,
kantung menjadi semakin tipis dan akan pecah dan berdarah jika menggosok gigi.6
6. Mengapa keluhan tidak berkurang setelah diobati dengan obat penurun panas ?
Jawab :
Keluhan tidak berkurang setelah diberi obat penurun panas karena kemungkinan :
Demam yang tidak di sertai dengan Perdarahan bearti demam yang terjadi
menunjukan drajat atau tingkat penyakit yang di derita belum memasuki tahap yang
berat. Dimana, Perjalanan Penyakit tidak mengakibatkan Terjadi nya gangguan
Trombosit , misalnya trombositopenia <100.000 .Kelainan trombosit merupakan salah
satu pemicu dan penyebab sering nya demam disertai pendarahan yang terjadi pada
Demam Berdarah stadium II - IV. Sehinnga dapat dikethui bahwa Demam tanpa
pendarahan menunjukkan bahwa penderita tidak mengalami kelainan pembuluh darah
dan trombosit dan menunjukan penderita belum memasuki tahap Demam yang Berat atau
DBD ( Demam Berdarah Dengue).5
10. Mengapa teman miga Hanya diberikan Obat dan diperbolehkan Pulang ?
Jawab :
Seperti klasifikasi Demam berdasar kan Drajat oleh WHO menunjukkan bahwa Demam
yang dialami oleh teman Miga masih termasuk ke dalam Demam Dengue dan belum masuk
ke tahap atau Drajat Demam Berdarah Dengue.Gejala Klinis yang di timbulkan masih
Tergolong belum berat sehingga Pasien diperboleh kan untuk melakukan rawat Jalan dan
tidak di haruskan untuk Rawat inap dengan di berikan Obat oleh dokter.8
11. Apakah ada kaitan keluhan Miga dengan keadaan rumahnya yang jarang
dibersihkan?
Jawab :
Ada. Rumah yang jarang dibersihkan memiliki hygienitas yang buruk. Rumah dengan
sanitasi yang buruk merupakan tempat perkembangbiakan berbagai jenis parasit yang dapat
mengganggu kesehatan. Keluhan yang dirasakan Miga, dapat berupa keluhan yang
disebabkan karena infeksi virus yang ditularkan melalui vektor nyamuk. Perkembangbiakan
nyamuk sebagai vektor penyakit, meningkat dengan sanitasi lingkungan yang buruk..5
12. Apa hubungan nyamuk dengan keluhan Miga?
Jawab :
Beberapa penyakit, dengan keluhan yang seperti Miga rasakan, dapat berhubungan
dengan nyamuk. Seperti penyakit demam berdarah dengue, penularan infeksi virus
dengue terutama terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti dan A.
albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan
dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina, yaitu bejana yang berisi air
jernih (bak mandi, kaleng bekas, dan tempat penampungan air lainnya).
Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi biakan virus dengue,
yaitu:
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, nyamuk ini juga dapat membawa
virus chikungunya dan yellow fever.
a. Kingdom : Animalia
b. Filum : Arthropoda
c. Kelas : Insecta
d. Bangsa : Diptera
e. Suku : Culicidae
f. Marga : Aedes
g. Jenis : Aedes aegypti
Perkembangan hidup nyamuk Aedes aegypti dapat dibagi empat yaitu telur, larva
(I-IV), pupa, dan nyamuk dewasa sehingga termasuk metamorfosis sempurna.
1. Stadium Telur
Telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk elips atau oval memanjang, berwarna hitam,
berukuran 0,5-0,8 mm dan tidak memiliki alat pelampung. Nyamuk Aedes aegypti
meletakkan telurnya pada permukaan air bersih dan berada di bagian tepinya. Nyamuk Aedes
aegypti betina dapat menghasilkan hingga 100 telur, dan dapat bertahan pada tempat kering
tanpa air hingga 6 bulan. Telur ini kemudian akan menetas menjadi jentik setelah sekitar 1-2
hari terendam air.
Mempunyai ciri khas berbentuk pendek, besar, dan hitam. Tubuhnya langsing, lincah,
selalu bergerak dalam air, fototaksis negaitf dan saat istirahat akan membentuk sudut hampir
tegak lurus dengan permukaan air. Larva akan menuju permukaan dalam waktu 30-60 detik,
guna mendapatkan oksigen untuk bernapas. Larva ini dapat berkembang selama 6-8 hari.
Berdasarkan data Depkes RI (2005), ada empat tingkat (instar) jentik sesuai dengan
pertumbuhan larva tersebut, yaitu :
3. Stadium Pupa
Pada stadium pupa, bentuk tubuh nyamuk menjadi bengkok, dengan bagian kepala
dada (cephalothorax), lebih besar dibandingkan dengan perutnya sehingga tampak berbentuk
‘koma’. Tahap pupa berlangsung sekitar 2-4 hari. Setelah melengkapi perkembangannya
dalam cangkang pupa, pupa akan naik ke permukaan dan berbaring sejajar dengan
permukaan air untuk persiapannya menjadi nyamuk dewasa.
4. Stadium Dewasa
Nyamuk dewasa yang muncul dari pupa akan mengalami episode singkat beristirahat
diatas permukaan air agar sayap serta badan nyamuk dapat kering dan menguat sebelum
akhirnya dapat terbang. Nyamuk jantan dan betina muncul dengan perbandingan muncuk
1:1. Nyamuk jantan akan muncul sehari sebelum nyamuk betina, menetap dekat dengan
tempat perkembangbiakan, makan dari sari tumbuhan dan kawin dengan nyamuk betina yang
muncul kemudian. Setelah kemunculan pertama nyamuk betina akan makan sari buah dan
tumbuhan untuk mengisi tenaga, kemudian kawin dan menghisap darah manusia. Umur
nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan.
14. Bagaimana penegakan diagnosa untuk Miga?
Jawab :
a. Anamnesis
- Riwayat penyakit sekarang (keluhan sakit, onset, faktor memperberat, faktor
memperingan, dll.)
- Riwayat penyakit dahulu (pernah mengalami sakit yang sama, obat yang di konsumsi)
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat sosial ekonomi
b. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan petekie, apakah ada infeksi di tenggorokan, serta hilang timbulnya
petekie
c. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan darah tepi
- Pemeriksaan urin rutin
- Pemeriksaan serologis
- Pemeriksaan torniquet
- Dll.
Kriteria diagnosa DBD menurut WHO ditegakkan jiak memenuhi 2 kriteria klinis
ditambah 2 kriteria laboratorium dibawah ini :
Kriteria Klinis 1. Demam tinggi mendadak, terus menerus selama 2-7 hari
2. Terdapat manifestasi perdarahan seperti torniquet positif,
petechiae, echimosis, purpura, perdarahan mukosa, epitaksis,
perdarahan gusi, dan hematemesis dan/atau melena
3. Hepatomegali
4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat, tekanan
nadi turun, tekanan darah turun, kulit dingin dan lembab
terutama ujung jari dan hidung, sianosis sekitar mulut,
gelisah.
Menurut WHO (2011) pemeriksaan laboratorium demam berdarah dengue adalah sebagai
berikut :
a. Jumlah sel darah putih normal atau didominasi oleh neutrofil pada fase awal demam.
Kemudian jumlah netrofil dan leukosit akan turun hingga mencapai titik terendah di fase
akhir demam. Perubahan jumlah total leukosit (<500 sel/mm3) dengan rasio
neutrofil<limfosit dan dapat digunakan untuk memprediksi periode kritis kebocoran
plasma yang akan mengawali terjadinya trombositopenia atau naiknya hematokrit.
Limfositosis relatif dengan limfosti atipikal meningkat biasa ditemukan pada fase akhir
demam hingga pemulihan.
b. Jumlah platelet normal selama fase awal demam. Penurunan ringan dapat terjadi
selanjutnya. Penurunan jumlah platelet secara tiba-tiba dibawah 100.000 terjadi di akhir
fase demam sebelum onset syok ataupun demam surut. Jumlah platelet berkorelasi
dengan tingkat keparahan DBD. Selain itu terdapat kerusakan pada fungsi platelet.
Perubahan ini terjadi secara singkat dan kembali normal selama fase pemulihan.
c. Trombisitopenia dan hemokonsentrasi merupakan penemuan tetap dari DBD.
Berkurangnya jumlah platelet dibawah 100.000 sel/mm3 terjadi pada hari ke-3 hingga ke-
30. Peningkatan hematokrit terjadi pada semua derajat DBD. Hemokonsentrasi dengan
peningkatan hematokrit sebesar 20% yang dapat menjadi bukti kebocoran plasma
d. Hipoproteinemia/albuminemia sebagai konsekuensi kebocoran plasma
e. Melena
f. dll.
Bercak lemah
mual dan
Demam Merah Perdarahan dan pucat
muntah
pusing
1 DBD v v v v v v
(2-7 hari)
2 Cikungunya v v - -
3 Malaria v - - v v v
(didahului (pada p.
menggigil, falciparum)
lalu muka
merah, nadi
cepat dan
suhu tinggi
beberapa
jam)
4 Campak v v - - - -
5 Demam v - - v - v
Thyipoid (perlahan
dari sore
hingga
malam hari)
6 Leukimia v v v v - v
(tidak terlalu (fase (fase krisis
tinggi) akselerasi) blast)
7 Anemia - - v v v -
Aplastik
8 DF v v - v v v
Dari keterangan di atas terlihat bahwa perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD
ditemukan adanya kebocoran plasma.
Demam Berdarah Dengue disebkan oleh virus yang termasuk dalam genus
Flavirus keluarga Flaviridae. Terdapat empat serotype vitus ini, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4.
Ankilostomiasis
di sebabkan oleh cacing filum nematoda, kelas secernentea, ordo strongiloidae, keluarga
ancylostomatidae, genus ancylostoma, dan spesies ancylostoma duodenale.
Morfologinya
Cacing silinder kecil, bewarna putih keabu-abuan. Ukurannya agak lebih besar dan
panjang dibandingkan necator americanus.
-jantan 8-11mm dengan diameter 0,4-0,5mm
-betina 10-13mm dengn diameter 0,6mm
Pada waktu istirahat curvature anterior searah dengan lengkung tubuh sehingga
menyerupai huruf C. Betina memiliki caudal spine. Ujung posterior pada jantan
mempunyai bursa copulatrix yang berbentuk khas Cacing betina dapat memproduksi
10.000-30.000 telur perhari Jangka hidup rata-rata satu tahun.5
Demam Berdarah Dengue tersebar diwilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat & Karibia.
Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran diseluruh wilayah tanah air.
Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vector nyamuk genus Aedes
(terutama A. aegypti & A. albopictus).
Beberapa faktor yang diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi biakan virus
dengue yaitu :
1.Vector : perkembangbiakan vector, kebiasaan menggigit, kepadatan vector
di lingkungan, transportasi vector dari satu tempat ke tempat lain
.
2.Penjamu : terdapatnya penderita dilingkungan atau keluarga, mobilisasi dan paparan
terhadap nyamuk, usia & jenis kelamin.
3.Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi & kepadatan penduduk.10
Pengobatan penderita DBD pada dasarnya bersifat simptomatik dan suportif yaitu
pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi.
Pencegahan13
A. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain
rumah. Sebagai
contoh:
- Menguras bak mandi/penampungan air, sekurang-kurangnya sekali seminggu.
- Mengganti/menguras vas bunga dan tempat, minum burung seminggu sekali.
- Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
- Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain
sebagainya.
B. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan
adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
C. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
- Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk
mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
- Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti,
gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan ”3M Plus”, yaitu menutup,
menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang
kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk,
memeriksa jentik berkala dan disesuaikan dengan kondisi setempat.
2. Ensefalopati Dengue
3. Kelainan ginjal
4. Udem paru
5. Bradikardi
25. Bagaimana prognosis penyakit Miga?
Jawab :
Dengan perawatan yang cepat dan agresif, kebanyakan pasien sembuh dari
demam berdarah dengue. Namun, setengah dari pasien yang tidak diobati dan telah
mengalami syok tidak dapat bertahan hidup.5
Daftar Pustaka