Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TUTORIAL

KELOMPOK 3

DOSEN:

dr. M. Qathar

KELOMPOK III:

Asa Shafira Ananda G1A113130

Dhafir Khallaf G1A113133

Deny Eka Saputra G1A113135

Ali Subekti G1A113138

Agustina Br Pakpahan G1A113139

Rizky Rafiqoh Afdin G1A114001

Annisa Puja Ikrima G1A114002

Eka Setyorini A G1A114003

Sartika Eka Putri G1A114005

Khalida Khairunnisa G1A114006

Adinda G1A114007

Enita Harianti G1A114008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI
Skenario

Apa yang terjadi padaku ?

Miga, laki-laki berusia 21 tahun datang ketempat praktek dokter umum dengan keluhan demam
tinggi. Demam timbul mendadak dirasakan sejak 3 hari yang lalu disertai pusing dan badan
lemas. Ia juga mengeluh tidak nafsu makan dan saat menggosok gigi timbul perdarahan darigusi.
Keluhan sudah diobati dengan obat penurun panas namun tidak berkurang.

Seminggu yang lalu teman sekontrakan Miga juga mengalami demam tinggi namun tidak disertai
perdarahan gusi. Setelah dilakukan pemeriksaan darah temannya tersebut hanya diberi obat dan
diperbolehkan pulang.

Miga merupakan seorang mahasiswa tingkat akhir dan tinggal di kontrakan bersama beberapa
temannya. Miga dan teman-temannya jarang membersihkan rumah, sehingga banyak terdapat
nyamuk. Saat pagi dan siang hari, Miga lebih sering berada di rumah kontrakan untuk
mengerjakan tugas akhirnya.

I. Klarifikasi Istilah

Demam : Suatu kondisi dimana suhu tubuh berada diatas normal (>37,2⁰ C)1.
II. Identifikasi Masalah
1. Apa saja faktor penyebab demam ?
2. Apa saja tipe tipe demam beserta contoh penyakit tropisnya ?
3. Apa makna klinis demam tinggi dan bagaimana mekanisme terjadinya demam?
4. Apa makna klinis dari demam timbul mendadak yang dirasakan sejak 3 hari yang
lalu disertai pusing dan badan lemas serta menyebabkan Miga tidak nafsu makan?
5. Apa yang menyebabkan saat miga menggosok gigi timbul perdarahan gusi ?
6. Mengapa keluhan tidak berkurang setelah diobati dengan obat penurun panas ?
7. Apa saja klasifikasi obat penurun panas?
8. Apakah terdapat hubungan antara keluhan Miga dengan keluhan temannya?
9. Apa makna klinis demam yang tidak disertai dengan Perdarahan ?
10. Mengapa teman miga Hanya diberikan Obat dan diperbolehkan Pulang ?
11. Apakah ada kaitan keluhan Miga dengan keadaan rumahnya yang jarang
12. Apa hubungan nyamuk dengan keluhan Miga?
13. Bagaimana morfologi nyamuk yang menyebabkan keluhan pada Miga?
14. Bagaimana penegakan diagnosa untuk Miga?
15. Apa saja diagnosa banding dari penyakit Miga ?
16. Apa yang terjadi pada Miga ?
17. Apa definisi dari penyakit Miga ?
18. Apa etiologi dari penyakit Miga?
19. Apa epidemiologi dari penyakit Miga ?
20. Bagaimana patofisologi dan pathogenesis dari penyakit Miga?
21. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Miga ?
22. Bagaimana pengobatan penyakit Miga?
23. Bagaimana pencegahan penyakit Miga?
24. Apa saja komplikasi penyakit Miga?
25. Bagaimana prognosis penyakit Miga?
III. Analisis Masalah

1. Apa saja faktor penyebab demam ?


Jawab:
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi.
Demam akibat infeksi bisa disebabkan oleh:
1. infeksi bakteri
2. virus
3. Jamur
4. Parasit.
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh:
1. faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan
tumbuh gigi, dll)
2. penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll)
3. keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma nonhodgkin, leukemia, dll) dan
4. pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin).2

2. Apa saja tipe tipe demam beserta contoh penyakit tropisnya ?


Jawab :
Tipe-tipe demam beserta contoh penyakitnya3 :
1. Demam Septik:
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai
keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat
yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam Remiten:
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua
derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.

3. Demam Intermiten:
Pada tipe damam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa
jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana
dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

4. Demam Kontinyu:
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu
derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam Siklik:
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti
oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula.

Tipe demam Penyakit


Kontinyu Demam tifoid, malaria falciparum malignan
Remitten Sebagian besar penyakit virus dan bakteri
Intermiten Malaria, limfoma, endokarditis
Hektik atau septik Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik
Quotidian Malaria karena P.vivax
Double quotidian Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid
arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin)
Relapsing atau periodik Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis
Demam rekuren Familial Mediterranean fever
3. Apa makna klinis demam tinggi dan bagaimana mekanisme terjadinya demam?
Jawab :
 Makna klinis demam tinggi.
Demam bisa menandakan adanya infeksi yang terjadi di dalam tubuh. Tetapi selain
infeksi, demam juga bisa menandakan adanya keadaan toksemia karena keganasaan atau
reaksi terhadap pemakaian obat; gangguan pada pusat regulasi seperti heat stroke,
perdarahan otak, koma, atau gangguan sentral lainnya; serta juga bisa menandakan
adanya perdarahan internal pada saat terjadinya reabsorpsi darah.5
 Mekanisme demam
Apabila mikroorganisme seperti bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat
didalam jaringan atau darah, keduanya akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag
jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna
hasil pemecahan bakteri dan melepaskan sitokin (berbagai molekul peptide yang terlibat
dalam respon imun bawaan dan adaptif).1 Selain mikroorganisme seperti bakteri yang
bisa merangsang pelepasan sitokin, hasil imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi
juga dapat merangsang pelepasan dari sitokin.2 Salah satu yang paling penting dari
sitokin ini yang menyebabkan demam adalah Interleukin-1 (IL-1) yang juga disebut
leukosit pirogen atau pirogen endogen. Interleukin-1 dilepas oleh makrofag ke dalam
cairan tubuh dan saat mencapai hipotalamus hampir segera mengaktifkan proses yang
menimbulkan demam, kadang-kadang meningkatkan suhu yang jelas terlihat pada waktu
8-10 menit.
Interleukin-1 akan menyebabkan demam dengan cara menginduksi pelepasan
asam arakidonat serta meningkatkan sintesis prostaglandin E2 yang langsung
menyebabkan pireksia (demam).4

4. Apa makna klinis dari demam timbul mendadak yang dirasakan sejak 3 hari yang
lalu disertai pusing dan badan lemas serta menyebabkan Miga tidak nafsu makan?
Jawab :

Makna Klinis
 Demam timbul mendadak yang dirasakan 3 hari yang lalu bisa menandakan adanya
infeksi yang bersifat akut yang terjadi didalam tubuh Miga.
 Pusing yang terjadi pada Miga menandakan adanya penekanan ujung-ujung saraf oleh
mediator-mediator inflamasi yang kemudian disampaikan sebagai rasa nyeri pada otak.
 Tidak nafsu makan yang terjadi pada Miga dikarenakan adanya penekanan pusat rasa
kenyang dan lapar di hipotalamus oleh mediator – mediator inflamasi.
 Badan lemas yang terjadi pada Miga menandakan adanya ketidakseimbangan antara
intake nutrisi dengan output (energi yang dikeluarkan). Akibat tidak nafsu makan yang
dirasakan Miga, menyebabkan intake nutrisi yang masuk menurun, sedangkan energi
yang dikeluarkan meningkat akibat metabolisme tubuh Miga mengalami peningkatan
dikarenakan demam yang terjadi. Karena hal inilah membuat badan Miga menjadi lemas.

5. Apa yang menyebabkan saat miga menggosok gigi timbul perdarahan gusi ?

Jawab :

Diduga Miga telah mengalami Gingivitis yaitu terbentuknya plaq mikroba yang
berlebihan di gusi, dimana terbentuk lesi awal di gusi yang akan membuat infiltrasi
neutrophil, kemudian lesi menjadi semakin kronis yang ditandai dengan terbentuk
kantung antara gigi dan gusi, kantung ini sangat rapuh, dan jika terjadi infeksi sistemik ,
kantung menjadi semakin tipis dan akan pecah dan berdarah jika menggosok gigi.6

6. Mengapa keluhan tidak berkurang setelah diobati dengan obat penurun panas ?

Jawab :

Keluhan tidak berkurang setelah diberi obat penurun panas karena kemungkinan :

Dosis tidak tepat


Penyebab yang sebenarnya belum diobati.
Panas turun, namun tidak turun mencapai suhu normal.
7. Apa saja klasifikasi obat penurun panas?
Jawab:
Golongan antipiuretik:
- Golongan salisilat (misalnya aspirin, salisilamid)
- Golongan para-aminofenol (misalnya acetaminophen, paracetamol, fenestein)
- Golongan pirazolon (misalnya Fenilbutazon dan Metamizol).7

8. Apakah terdapat hubungan antara keluhan Miga dengan keluhan temannya?


Jawab:
Ada hubungan antara keluhan Miga dan temannya. Berdasarkan skenario Miga dan
temannya tinggal di kontrakan bersama dan jarang bersih-bersih rumah, sehingga sanitasi
di kontrakan Miga buruk, dan merupakan tempat yang baik untuk perkembangan banyak
nyamuk. Kuat dugaan bahwa keluhan Miga dan temannya berasal dari penyebab yang
sama, yaitu nyamuk yang berperan sebagai agent penularan penyakit.

9. Apa makna klinis demam yang tidak disertai dengan Perdarahan ?


Jawab :

Demam yang tidak di sertai dengan Perdarahan bearti demam yang terjadi
menunjukan drajat atau tingkat penyakit yang di derita belum memasuki tahap yang
berat. Dimana, Perjalanan Penyakit tidak mengakibatkan Terjadi nya gangguan
Trombosit , misalnya trombositopenia <100.000 .Kelainan trombosit merupakan salah
satu pemicu dan penyebab sering nya demam disertai pendarahan yang terjadi pada
Demam Berdarah stadium II - IV. Sehinnga dapat dikethui bahwa Demam tanpa
pendarahan menunjukkan bahwa penderita tidak mengalami kelainan pembuluh darah
dan trombosit dan menunjukan penderita belum memasuki tahap Demam yang Berat atau
DBD ( Demam Berdarah Dengue).5
10. Mengapa teman miga Hanya diberikan Obat dan diperbolehkan Pulang ?
Jawab :

Klasifikasi Demam Menurut WHO,yakni :

Seperti klasifikasi Demam berdasar kan Drajat oleh WHO menunjukkan bahwa Demam
yang dialami oleh teman Miga masih termasuk ke dalam Demam Dengue dan belum masuk
ke tahap atau Drajat Demam Berdarah Dengue.Gejala Klinis yang di timbulkan masih
Tergolong belum berat sehingga Pasien diperboleh kan untuk melakukan rawat Jalan dan
tidak di haruskan untuk Rawat inap dengan di berikan Obat oleh dokter.8

11. Apakah ada kaitan keluhan Miga dengan keadaan rumahnya yang jarang
dibersihkan?
Jawab :

Ada. Rumah yang jarang dibersihkan memiliki hygienitas yang buruk. Rumah dengan
sanitasi yang buruk merupakan tempat perkembangbiakan berbagai jenis parasit yang dapat
mengganggu kesehatan. Keluhan yang dirasakan Miga, dapat berupa keluhan yang
disebabkan karena infeksi virus yang ditularkan melalui vektor nyamuk. Perkembangbiakan
nyamuk sebagai vektor penyakit, meningkat dengan sanitasi lingkungan yang buruk..5
12. Apa hubungan nyamuk dengan keluhan Miga?
Jawab :

Beberapa penyakit, dengan keluhan yang seperti Miga rasakan, dapat berhubungan
dengan nyamuk. Seperti penyakit demam berdarah dengue, penularan infeksi virus
dengue terutama terjadi melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti dan A.
albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan
dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina, yaitu bejana yang berisi air
jernih (bak mandi, kaleng bekas, dan tempat penampungan air lainnya).

Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi biakan virus dengue,
yaitu:

1. Vektor: perkembangbiakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di


lingkungan, transportasi vektor dari suau tempat ke tempat lain.

2. Pejamu: terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan


terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin.

3. Lingkungan: curah hujab, suhu, sanitasi, dan kepadatan penduduk.5

13. Bagaimana morfologi nyamuk yang menyebabkan keluhan pada Miga?


Jawab :
Morfologi nyamuk yang menyebabkan keluhan pada Miga8

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, nyamuk ini juga dapat membawa
virus chikungunya dan yellow fever.

Klasifikasi nyamuk Aedes aegypti :

a. Kingdom : Animalia
b. Filum : Arthropoda
c. Kelas : Insecta
d. Bangsa : Diptera
e. Suku : Culicidae
f. Marga : Aedes
g. Jenis : Aedes aegypti

Ciri morfologi dari Aedes aegypti adalah :

a. Berwarna hitam dengan


belang (loreng) putih pada
tubuhnya
b. Hidup di dalam dan sekitar
rumah maupun tempat
umum
c. Mampu terbang hingga
100 meter
d. Untuk nyamuk Aedes
aegypti dapat hidup dari 2-
3 minggu atau sampai 2-3
bulan.
e. Panjang badannya sekitar
3-4 mm dengan bintik
putih dan hitam di bagian
badan dan kepalanya
f. Bentuk abdomen nyamuk
betina lancip pada
ujungnya dan memiliki
cerci yang lebih panjang
dari nyamuk lainnya
g. Nyamuk betina aktif
menghisap darah di waktu
pagi sampai sore hari.
Nyamuk jantan menghisap
sari bunga/tumbuhan yang
mengandung gula
h. Ukuran nyamuk betina
lebih besar dari nyamuk
jantan.
Siklus hidup nyamuk Klasifikasi nyamuk Aedes aegypti

Perkembangan hidup nyamuk Aedes aegypti dapat dibagi empat yaitu telur, larva
(I-IV), pupa, dan nyamuk dewasa sehingga termasuk metamorfosis sempurna.

1. Stadium Telur

Telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk elips atau oval memanjang, berwarna hitam,
berukuran 0,5-0,8 mm dan tidak memiliki alat pelampung. Nyamuk Aedes aegypti
meletakkan telurnya pada permukaan air bersih dan berada di bagian tepinya. Nyamuk Aedes
aegypti betina dapat menghasilkan hingga 100 telur, dan dapat bertahan pada tempat kering
tanpa air hingga 6 bulan. Telur ini kemudian akan menetas menjadi jentik setelah sekitar 1-2
hari terendam air.

2. Stadium Larva (Jentik)

Mempunyai ciri khas berbentuk pendek, besar, dan hitam. Tubuhnya langsing, lincah,
selalu bergerak dalam air, fototaksis negaitf dan saat istirahat akan membentuk sudut hampir
tegak lurus dengan permukaan air. Larva akan menuju permukaan dalam waktu 30-60 detik,
guna mendapatkan oksigen untuk bernapas. Larva ini dapat berkembang selama 6-8 hari.

Berdasarkan data Depkes RI (2005), ada empat tingkat (instar) jentik sesuai dengan
pertumbuhan larva tersebut, yaitu :

a. Instar I : berukuran kecil, 1-2 mm


b. Instar II : berukuran sedikit lebih besar, sekitar 2,5-3,8 mm
c. Instar III : berukuran diatas 4 mm
d. Instar IV : berukuran paling besar, yaitu 5 mm

3. Stadium Pupa

Pada stadium pupa, bentuk tubuh nyamuk menjadi bengkok, dengan bagian kepala
dada (cephalothorax), lebih besar dibandingkan dengan perutnya sehingga tampak berbentuk
‘koma’. Tahap pupa berlangsung sekitar 2-4 hari. Setelah melengkapi perkembangannya
dalam cangkang pupa, pupa akan naik ke permukaan dan berbaring sejajar dengan
permukaan air untuk persiapannya menjadi nyamuk dewasa.

4. Stadium Dewasa

Nyamuk dewasa yang muncul dari pupa akan mengalami episode singkat beristirahat
diatas permukaan air agar sayap serta badan nyamuk dapat kering dan menguat sebelum
akhirnya dapat terbang. Nyamuk jantan dan betina muncul dengan perbandingan muncuk
1:1. Nyamuk jantan akan muncul sehari sebelum nyamuk betina, menetap dekat dengan
tempat perkembangbiakan, makan dari sari tumbuhan dan kawin dengan nyamuk betina yang
muncul kemudian. Setelah kemunculan pertama nyamuk betina akan makan sari buah dan
tumbuhan untuk mengisi tenaga, kemudian kawin dan menghisap darah manusia. Umur
nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan.
14. Bagaimana penegakan diagnosa untuk Miga?
Jawab :

Penegakan diagnosis miga adalah sebagai berikut5 :

a. Anamnesis
- Riwayat penyakit sekarang (keluhan sakit, onset, faktor memperberat, faktor
memperingan, dll.)
- Riwayat penyakit dahulu (pernah mengalami sakit yang sama, obat yang di konsumsi)
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat sosial ekonomi
b. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan petekie, apakah ada infeksi di tenggorokan, serta hilang timbulnya
petekie
c. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan darah tepi
- Pemeriksaan urin rutin
- Pemeriksaan serologis
- Pemeriksaan torniquet
- Dll.

Kriteria diagnosa DBD menurut WHO ditegakkan jiak memenuhi 2 kriteria klinis
ditambah 2 kriteria laboratorium dibawah ini :

Kriteria Klinis 1. Demam tinggi mendadak, terus menerus selama 2-7 hari
2. Terdapat manifestasi perdarahan seperti torniquet positif,
petechiae, echimosis, purpura, perdarahan mukosa, epitaksis,
perdarahan gusi, dan hematemesis dan/atau melena
3. Hepatomegali
4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat, tekanan
nadi turun, tekanan darah turun, kulit dingin dan lembab
terutama ujung jari dan hidung, sianosis sekitar mulut,
gelisah.

Kriteria Laboratorium 1. Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)


2. Hemokonsentrasi
3. Peningkatan hematokrit 20% atau lebih
Derajat Infeksi Virus Demam Berdarah Dengue

Derajat DBD Gejala Laboratorium


I Demam disertai 2 atau lebih tanda sakit Trombositopenia, bukti
kepala, nyeri retro orbital, myalgia, adanya perdarahan
arthralgia ditambah uji torniquet positif (kebocoran plasma)
II Gejala diatas ditambah dengan perdarahan Trombositopenia, bukti
spontan adanya perdarahan
(kebocoran plasma)
III Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi Trombositopenia, bukti
(kulit dingin dan lembab serta gelisah) adanya perdarahan
(kebocoran plasma)
IV Syok berat disertai dengan tekanan darah Trombositopenia, bukti
dan nadi tidak teratur adanya perdarahan
(kebocoran plasma)

Menurut WHO (2011) pemeriksaan laboratorium demam berdarah dengue adalah sebagai
berikut :

a. Jumlah sel darah putih normal atau didominasi oleh neutrofil pada fase awal demam.
Kemudian jumlah netrofil dan leukosit akan turun hingga mencapai titik terendah di fase
akhir demam. Perubahan jumlah total leukosit (<500 sel/mm3) dengan rasio
neutrofil<limfosit dan dapat digunakan untuk memprediksi periode kritis kebocoran
plasma yang akan mengawali terjadinya trombositopenia atau naiknya hematokrit.
Limfositosis relatif dengan limfosti atipikal meningkat biasa ditemukan pada fase akhir
demam hingga pemulihan.
b. Jumlah platelet normal selama fase awal demam. Penurunan ringan dapat terjadi
selanjutnya. Penurunan jumlah platelet secara tiba-tiba dibawah 100.000 terjadi di akhir
fase demam sebelum onset syok ataupun demam surut. Jumlah platelet berkorelasi
dengan tingkat keparahan DBD. Selain itu terdapat kerusakan pada fungsi platelet.
Perubahan ini terjadi secara singkat dan kembali normal selama fase pemulihan.
c. Trombisitopenia dan hemokonsentrasi merupakan penemuan tetap dari DBD.
Berkurangnya jumlah platelet dibawah 100.000 sel/mm3 terjadi pada hari ke-3 hingga ke-
30. Peningkatan hematokrit terjadi pada semua derajat DBD. Hemokonsentrasi dengan
peningkatan hematokrit sebesar 20% yang dapat menjadi bukti kebocoran plasma
d. Hipoproteinemia/albuminemia sebagai konsekuensi kebocoran plasma
e. Melena
f. dll.

15. Apa saja diagnosa banding dari penyakit Miga ?


Jawab :
Diagnosa Banding9

Bercak lemah
mual dan
Demam Merah Perdarahan dan pucat
muntah
pusing
1 DBD v v v v v v
(2-7 hari)
2 Cikungunya v v - -
3 Malaria v - - v v v
(didahului (pada p.
menggigil, falciparum)
lalu muka
merah, nadi
cepat dan
suhu tinggi
beberapa
jam)
4 Campak v v - - - -
5 Demam v - - v - v
Thyipoid (perlahan
dari sore
hingga
malam hari)
6 Leukimia v v v v - v
(tidak terlalu (fase (fase krisis
tinggi) akselerasi) blast)
7 Anemia - - v v v -
Aplastik
8 DF v v - v v v

Dari keterangan di atas terlihat bahwa perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD
ditemukan adanya kebocoran plasma.

16. Apa yang terjadi pada Miga ?


Jawab :
Suspect Demam Berdarah Dengue.5

17. Apa definisi dari penyakit Miga ?


Jawab :

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic


fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan
plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan
cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah
demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.5
18. Apa etiologi dari penyakit Miga?
Jawab :

Demam Berdarah Dengue disebkan oleh virus yang termasuk dalam genus
Flavirus keluarga Flaviridae. Terdapat empat serotype vitus ini, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4.

Ankilostomiasis
di sebabkan oleh cacing filum nematoda, kelas secernentea, ordo strongiloidae, keluarga
ancylostomatidae, genus ancylostoma, dan spesies ancylostoma duodenale.

Morfologinya
Cacing silinder kecil, bewarna putih keabu-abuan. Ukurannya agak lebih besar dan
panjang dibandingkan necator americanus.
-jantan 8-11mm dengan diameter 0,4-0,5mm
-betina 10-13mm dengn diameter 0,6mm

Pada waktu istirahat curvature anterior searah dengan lengkung tubuh sehingga
menyerupai huruf C. Betina memiliki caudal spine. Ujung posterior pada jantan
mempunyai bursa copulatrix yang berbentuk khas Cacing betina dapat memproduksi
10.000-30.000 telur perhari Jangka hidup rata-rata satu tahun.5

19. Apa epidemiologi dari penyakit Miga ?

Demam Berdarah Dengue tersebar diwilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat & Karibia.
Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran diseluruh wilayah tanah air.

Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vector nyamuk genus Aedes
(terutama A. aegypti & A. albopictus).
Beberapa faktor yang diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi biakan virus
dengue yaitu :
1.Vector : perkembangbiakan vector, kebiasaan menggigit, kepadatan vector
di lingkungan, transportasi vector dari satu tempat ke tempat lain
.
2.Penjamu : terdapatnya penderita dilingkungan atau keluarga, mobilisasi dan paparan
terhadap nyamuk, usia & jenis kelamin.
3.Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi & kepadatan penduduk.10

20. Bagaimana patofisologi dan pathogenesis dari penyakit Miga?


Jawab :

Patogenesis dan Patofisiologi5


Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme
imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue dan sindrom renjatan
dengue.Respon imun yang diketahui berperan dalam patogenesis DBD adalah :
a. Respon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam proses netralisasi
virus, sitolisis yang dimediasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi
antibodi.Antibodi terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus
pada monosit atau makrofag. Hipotesis ini disebut dengan antibodi dependent
enchancement (ADE);
b. Limfosit T baik T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) berperan dalam respon imun
seluler terhadap virus dengue.Diferensiasi T helper yaitu TH1 akan memproduksi
interferon gamma, IL-2 dan limfokin.Sedangkan TH2 memproduksi IL-4, IL-5, IL- 6,
dan IL-10;
c. Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi.
Namun proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi virus dan sekresi
sitokin oleh makrofag
d. Aktivasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a.
Kurane dan Ennis pada tahun 1994 merangkum pendapat Halstead dan peneliti lain;
menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag yang
memfagositosis kompleks virus-antibodi non netralisasi sehingga virus bereplikasi di
makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan aktivasi T helper
dan T sitotoksik sehingga diproduksi limfokin dan interferon gamma. Interferon gamma
akan mengaktivasi monosit 15 sehingga disekresi berbagai mediator inflamasi seperti
TNF, IL-1, PAF (platelet activating factor), IL-6, dan histamin yang mengakibatkan
terjadinya disfungsi endotel dan terjadi kebocoran plasma. Peningkatan C3a dan C5a
terjadi melalui aktivasi oleh kompleks virusantibodi yang juga mengakibatkan terjadinya
kebocoran plasma.

Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme :


a. Supresi sumsum tulang
b. Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit.Gambaran sumsum tulang pada fase
awal infeksi (<5 hari) menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit.

Setelah keadaan nadir tercapai akan terjadi peningkatan hematopoiesis termasuk


megakariopoiesis.Kadar tromobopoietin dalam darah pada saat terjadi trombositopenia
justru menunjukkan kenaikan.Hal ini menunjukkan terjadinya stimulasi trombopoiesis
sebagai mekanisme kompensasi terhadap keadaan trombositopenia. Destruksi trombosit
terjadi melalui pengikatan fragmen C3g, terdapatnya antibodi VD, konsumsi trombosit
selama proses koagulopati dan sekuestrasi di perifer. Gangguan fungsi trombosit terjadi
melalui mekanisme gangguan pelepasan ADP, peningkatan kadar b tromboglobulin dan
PF4 yang merupakan pertanda degranulasi trombosit.Koagulopati terjadi sebagai akibat
interaksi virus dengan endotel yang menyebabkan disfungsi endotel.Berbagai penelitian
menunjukkan terjadinya koagulopati konsumtif pada demam berdarah dengue stadium III
dan IV. Aktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue terjadi melalui aktivasi jalur
intrinsik (tissue factor pathway). Jalur intrinsik juga berperan melalui aktivasi faktor Xia
namun tidak melalui aktivasi kontak (kalikrein C1-inhibitor complex).5
21. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Miga ?
Jawab :
Manifestasi klinis penyakit Miga11
Kriteria klinis 1. Demam tinggi mendadak, terus menerus selama 2-7 hari
2. Terdapat manifestasi perdarahan seperti torniquet positif, petechiae,
echimosis, purpura, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi dan
hematemesis dan atau melena
3. Pembesaran hati (Hepatomegali)
4. Syok ditandai dengan nadi lemah dan cepat, tekanan nadi turun,
tekanan darah turun, kulit dingin dan lembab terutama di ujung jari dan
ujung hidung, sianosis sekitar mulut, dan gelisah.
Kriteria 1. Trombositopenia (100.000 ul atau kurang)
laboratoris
2. Hemokonsentrasi, peningkatan hematokrit 20% atau lebih

22. Bagaimana pengobatan penyakit Miga?


Jawab :
Pengobatan penyakit Miga12

Pengobatan penderita DBD pada dasarnya bersifat simptomatik dan suportif yaitu
pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi.

1. Penatalaksanaan DBD tanpa komplikasi :


a. Istirahat total di tempat tidur.
b. Diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau air
ditambah garam/oralit). Bila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau
minum, muntah atau nyeri perut berlebihan, maka cairan inravena harus diberikan.
c. Berikan makanan lunak
d. Medikamentosa yang bersifat simptomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberikan
kompres, antipiretik yang bersifat asetaminofen, eukinin, atau dipiron dan jangan
diberikan asetosal karena dapat menyebabkan perdarahan.
e. Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder.

2. Penatalaksanaan pada pasien syok :


a. Pemasangan infus yang diberikan dengan diguyur, seperti NaCl, ringer laktat dan
dipertahankan selama 12-48 jam setelah syok diatasi.
b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap jam, serta
Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht) tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24
jam.
c. Bila pada pemeriksaan darah didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht maka diberi
transfusi darah.

23. Bagaimana pencegahan penyakit Miga?


Jawab :

Pencegahan13

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu


nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :

A. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain
rumah. Sebagai
contoh:
- Menguras bak mandi/penampungan air, sekurang-kurangnya sekali seminggu.
- Mengganti/menguras vas bunga dan tempat, minum burung seminggu sekali.
- Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
- Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain
sebagainya.
B. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan
adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).

C. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
- Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk
mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
- Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti,
gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan ”3M Plus”, yaitu menutup,
menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang
kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk,
memeriksa jentik berkala dan disesuaikan dengan kondisi setempat.

24. Apa saja komplikasi penyakit Miga?


Jawab :
Komplikasi penyakit Miga5

1.Sindrom Syok Dengue (SSD)

2. Ensefalopati Dengue

3. Kelainan ginjal

4. Udem paru

5. Bradikardi
25. Bagaimana prognosis penyakit Miga?
Jawab :

Dengan perawatan yang cepat dan agresif, kebanyakan pasien sembuh dari
demam berdarah dengue. Namun, setengah dari pasien yang tidak diobati dan telah
mengalami syok tidak dapat bertahan hidup.5
Daftar Pustaka

1. Dorland Newman. 2012. Kamus kedokteran Dorland. Edisi 31. Jakarta:EGC.


2. Fisher RG, Boyce TG. Fever and shock syndrome. Dalam: Fisher RG, Boyce TG,
penyunting. Moffet’s Pediatric infectious diseases: A problem-oriented approach. Edisi
ke-4. New York: Lippincott William & Wilkins; 2005.h.318-73.
3. El-Radhi AS, Carroll J, Klein N, Abbas A. Fever. Dalam: El-Radhi SA, Carroll J, Klein
N, penyunting. Clinical manual of fever in children. Edisi ke-9. Berlin: Springer-Verlag;
2009.h.1-24.
4. Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
5. Sudoyo, Aru W, Dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi VI. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UI.
6. emedicine.medscape.com
7. Wilmana, P.Freedy dan Sulistia Gan. 2007. Analgesic-Antipiretik Analgesik Anti-
Inflamasi Nonsteroid dan Obat Gannguan Sendi Lainnya dalam Farmakologi dan Terapi.
Jakarta: Departemen Farmakologi dan Teraupetik FKUI
8. Repository.usu.ac.id
9. World Health Organization (WHO), 1997. Chapter 1, General consideration, Dengue
haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention and control. 2nd edition. Geneva.
Available from :
http://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/Denguepublication/en/
10. Rampengan, T.H., Laurentz, I.R. 2007. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC
11. Widoyono. 2011. Penyakit Infeksi Tropis. Jakarta. Erlangga.
12. Suroso. T. Hadinegoro SR, Wuryadi S, Sumanjuntak G, Umar AI, Pitoyo PD, et.al.
Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Demam Berdarah Dengue. WHO dan Depkes.
RI, Jakarta 2000.
13. Lestari, K.2007. Epidemiologi Dan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di
Indonesia. Farmaka. 5(3):12-29.http://farmasi.unpad.ac.id/farmaka-files/v5n3/keri.pdf.

Anda mungkin juga menyukai