Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL

NY “S” P2 A1 Ah2 NIFAS HARI KE - 2

DI RSU QUEEN LATIFA

Disusun Oleh :

1. Evi Nurlaela (090105016)


2. Kartika Aulia Miharsi (090105017)
3. Tiara Delli (090105018)
4. Irna Tri Wijayanti (090105019)
5. Ade Dinis Dovega (090105020)

Semester 6 Kelas A

DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2010/2011
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa ini berlangsung selama
6-8 minggu (Saifuddin et al, 2002). Asuhan selama periode nifas sangat diperlukan
karena merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkannya.
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan,
yang mana 50% kematian ibu pada masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Di
samping itu, masa tersebut juga merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, karena
dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60%
kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Winkjosastro et al,
2002).

2.Tujuan Asuhan
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik. Mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
Memberikan pelayanan keluarga berencana (Winkjosastro et al, 2002).
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas masalah yang dapat dirumuskan “apa saja asuhan yang
diberikan pada masa nifas ?
4. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah mengetahui lebih detail tentang masa nifas dan
mengaplikasikannya ke kasus serta pemecahan masalah yang ada di kasus.
5. Manfaat
a. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat menambah wacana dan kepustakaan tentang masa nifas
b. Bagi Mahasiswa Kebidanan
Sebagai bahan juga menambah wawasan dan informasi tentang masa nifas
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN

Masa Nifas (peurperium) merupakan masa setelah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil,
masa ini berlangsung dari 0 hingga hari ke 40 setelah melahirkan (sekitar 6 minggu)
(Saifuddin et al, 2002).

1. Perubahan- perubahan fisiologis yang terjadi selama nifas

Dalam masa nifas alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-
angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat
genitalia ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Disamping involusi ini, terjadi juga
perubahan penting lain, seperti timbulnya laktasi yang dipengaruhi oleh Lactogenic
Hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamma (Saifuddin et al,
2002).
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat; segera setelah
plasenta lahir, tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari di bawah pusat. Uterus menyerupai
suatu buah advokat gepeng berukuran panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang lebih 12
cm dan tebal kurang lebih 10 cm.
Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan pada bekas implantasi
plasenta lebih tipis daripada bagian lain. Pada hari ke-5 postpartum uterus kurang lebih
setinggi 7 cm di atas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak
dapat diraba lagi di atas simfisis. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka
yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, setelah persalinan. Penojolan tersebut,
dengan diameter kurang lebih 7,5 cm, sering disangka sebagai suatu bagian plasenta yang
tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah
mencapai 2,4 mm (Saifuddin, et al, 2002 & Mochtar, 1998).
Uterus gravidus a term beratnya kira-kira 1000 gram. Satu minggu postpartum
berat uterus akan menjadi kurang lebih 500 gram, 2 minggu postpartum menjadi 300
gram, dan setelah 6 minggu postpartum, berat uterus menjadi 40 sampai 60 gram(berat
uterus normal kurang lebih 30 gram). Otot-otot uterus berkontraksi segera postpartum.
Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit.
Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan (Saifuddin, et al,
2002).
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera postpartum bentuk
serviks agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang
dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah
pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin.
Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.
Konsistensinya lunak. Segera setelah janin dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat
dimasukkan ke dalam kavum uteri. Setelah dua jam hanya dapat dimasukkan 2-3 jari, dan
setelah 1 minggu, hanya dapat dimasukkan 1 jari ke dalam kavum uteri (Saifuddin, et al,
2002 & Mochtar, 1998).
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah terjadi degenerasi,
dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari pertama endometrium yang kira-
kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan
selaput janin. Setelah 3 hari, permukaan endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel
dari bagian yang mengalami degenerasi. Sebagian besar endometrium terlepas.
Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis, yang memakan waktu 2
sampai 3 minggu.
Jaringan-jaringan di tempat implantasi plasenta mengalami proses yang sama,
ialah degenerasi dan kemudian terlepas. Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung
lengkap. Dengan demikian, tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas tempat
implantasi plasenta (Winkjosastro, 2002).
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur ciut kembali seperti sediakala.
Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh ke
belakang. Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan
oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat genitalia menjadi agak kendor. Luka-
luka jalan lahir, seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks
bila tidak seberapa luas akan mudah sembuh, kecuali bila terdapat infeksi (Winkjosastro
et al, 2002).
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar-kelenjar
mamma untuk menghadapi masa laktasi.
Perubahan yang terdapat pada kedua mamae antara lain:
1) proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma dan
lemak,
2) pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat dikeluarkan,
cairan tersebut berwarna kuning (kolostrum),
3) hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam
mamma. Pembuluh-pembuluh vena berdilatasi dan tampak dengan jelas,
4) setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap
hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali, antara
lain lactogenic hormone (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yang
telah dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-
kelenjar berisi air susu. Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium
kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu
dilaksanakan. Umumnya produksi air susu baru berlangsung betul pada hari
ke-2 sampai ke-3 postpartum (Rachimhadhi et al, 2002).

Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,20 Celcius. Sesudah 12 jam pertama
melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan lebih dari 38,00
Celcius, mungkin ada infeksi. Nadi umumnya berkisar antara 60-80 denyutan permenit.
Segera setelah partus dapat terjadi bradikardia. Pada masa nifas umumnya denyut nadi
lebih labil dibandingkan dengan suhu badan (Winkjosastro et al, 2002).
Pada sistem pernapasan, fungsi pernapasan kembali pada rentang normal dalam
jam pertama pascapartum. Napas Pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan
evaluasi adanya kondisi-kondisi abnormal (Varney, 2003).
Lokhea adalah sekret yang keluar dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas.
Pada hari pertama dan kedua lokhea rubra atau kruenta, terdiri atas darah segar bercampur
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo, dan
mekonium. Pada hari ke-3 sampai ke-7 keluar cairan berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir. Pada hari ke-7 sampai ke-14 cairan yang keluar berwarna kuning, cairan ini
tidak berdarah lagi, setelah 2 minggu, lokhea hanya merupakan cairan putih yang disebut
dengan lokhea alba (Mochtar, 1998).
2. Perawatan -perawatan pada masa nifas
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Karenanya, ia harus cukup
dalam pemenuhan istirahatnya. Dari hal tersebut ibu harus dianjurkan untuk tidur
terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan
ke kiri, untuk mencegah adanya thrombosis. Pada hari ke-2 barulah ibu diperbolehkan
duduk, hari ke-3 jalan-jalan, dan hari ke-4 atau ke-5 sudah diperbolehkan pulang
(Winkjosastro et al, 2002 & Mochtar, 1998).
Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori, mengandung
cukup protein, cairan, serta banyak sayur-sayuran dan buah-buahan (Winkjosastro et al,
2002 & Mochtar, 1998).
Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang
wanita mengalami sulit kencing karena sfingter uretra tertekan oleh kepala janin,
sehingga fungsinya terganggu. Bila kandung kemih penuh dan wanita tersebut tidak dapat
berkemih sendiri, sebaiknya dilakukan kateterisasi dengan memperhatikan jangan sampai
terjadi infeksi (Winkjosastro et al, 2002).
Defekasi atau buang air besar harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada
obstipasi hingga skibala tertimbun di rectum, dapat dilakukan klisma atau diberikan
laksans per oral atau per rectal. Namun dengan diadakannya mobilisasi secara dini, tidak
jarang retensio urin et alvi dapat diatasi. Di sini dapat ditekankan bahwa wanita baru
bersalin memerlukan istirahat dalam jam-jam pertama postpartum, akan tetapi jika
persalinan ibu serba normal tanpa kelainan, maka wanita yang baru bersalin itu bukan
seorang penderita dan hendaknya jangan dirawat seperti seorang penderita. (Winkjosastro
et al, 2002).
Bila wanita itu sangat mengeluh tentang adanya after paints atau mules, dapat
diberi analgetik atau sedatif supaya ia dapat beristirahat atau tidur. Delapan jam
postpartum wanita tersebut disuruh mencoba menyusui bayinya untuk merangsang
timbulnya laktasi. Kecuali bila ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya, seperti wanita
yang menderita tifus abdominalis, tuberculosis aktif, diabetes mellitus berat, psikosis,
putting susunya tertarik ke dalam dan lain-lain. Bayi dengan labio palato skiziz (sumbing)
tidak dapat menyusu oleh karena tidak dapat menghisap. Hendaknya hal ini diketahui
oleh bidan atau dokter yang menolongnya. Minumannya harus diberikan melalui sonde.
Begitu pula dengan bayi yang dilahirkan dengan alat seperti ekstraksi vakum atau cunam
dianjurkan untuk tidak menyusu sebelum benar-benar diketahui tidak ada trauma kapitis.
Pada hari ketiga atau keempat bayi tersebut baru diperbolehkan untuk menyusu bila tidak
ada kontraindikasi. (Winkjosastro et al, 2002 & Mochtar, 1998).
Perawatan mamma harus sudah dilakukan sejak kehamilan, areola mamma dan
puting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream , agar tetap lemas,
jangan sampai kelak mudah lecet dan pecah-pecah. Sebelum menyusui mamma harus
dibikin lemas dengan melakukan massage secara menyeluruh. Setelah areola mamma dan
putting susu dibersihkan, barulah bayi disusui (Winkjosastro et al, 2002 & Mochtar,
1998).
Bayi yang meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara mengadakan
pembalutan kedua mamma hingga tertekan, dan dapat pula diberikan Bromocryptin
sehingga pengeluaran lactogenic hormone tertekan (Winkjosastro et al, 2002 & Mochtar,
1998).
Pengunjung atau tamu sehat boleh mengunjungi wanita postpartum. Hendaknya
para pengunjung harus dalam keadaan sehat dan bersih untuk mencegah kemungkinan
terjadinya penularan penyakit oleh karena wanita dalam masa nifas mudah sekali terkena
infeksi. Pemakaian gurita yang tepat masih dibenarkan pada wanita postpartum. Ketika
dipulangkan, diberi penjelasan dan motivasi tentang cara menjaga bayi, memberi susu
dan makanan bayi, keluarga berencana, hidup dan makanan sehat, dan dipesan untuk
memeriksakan diri lagi (Winkjosastro et al, 2002 & Mochtar, 1998).
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL

NY “S” P2 A1 Ah2 NIFAS HARI KE - 2

DI RSU QUEEN LATIFA

No Reg : 022020

Tanggal/jam : 19 Maret 2012 / 7.30 WIB

IDENTITAS Ibu Suami

Nama Ny. S Tn. I

Usia 41 Thn 40 Thn

Agama Islam Islam

Suku/ bangsa Jawa Jawa

Pendidikan SLTA SLTA

Pekerjaan IRT Swasta

Alamat Modinan RT 21 Banyuraden Gamping Sleman

No. Telp / Hp - -

DATA SUBYEKTIF

1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan jalan lahirnya terasa masih nyeri
2. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 13 tahun, setiap bulan Haid, lamanya Haid 5-7 hari, keluhan Haid
tidak ada, banyaknya 2-3 kali sehari ganti pembalut, warna merah kecoklatan, sifat
darah encer, HPHT 17 Juni 2011 HPL 23 Maret 2012
3. Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali, nikah pertama umur 31 tahun dan suami umur 30 tahun dengan lama
pernikahan 10 tahun dan sah.
4. Riwayat Obstetri
G3P1A1Ah1
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang lalu
Hami Persalinan BBL Nifas
l ke Tahu U jenis Komplika Penolon J BB LAktas komplika
n K si g K i si
1 2005 39 Sponta t.a.k Bidan L 350 ya t.a.k
n 0
2 2009 Abortus di kuretage
3 Hamil Ini

6. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sekarang


Masa Kehamilan : 39+1 minggu
Tempat Bersalin : RSU Queen Latifa
Jenis Persalinan : spontan
Komplikasi : tidak ada
Plasenta : normal
Keadaan bayi baru lahir
Lahir tanggal 17 Maret 2012 jam 7.35 WIB
Masa gestasi : 39+1 minggu
Berat : 3300 gram
Panjang badan : 49 cm
Jenis Kelamin : perempuan
Cacat Bawaan : tidak ada
IMD : dilakukan 1 jam
Rawat Gabung : iya
7. Riwayat Kontrasepsi
Ibu pernah menggunakan KB kalender tahun 2006 selama 3 tahun
8. Riwayat Kesehatan Dahulu dan sekarang
ibu tidak sedang/ pernah menderita DM, tumor, hipertensi, PMS, dan penyakit
menular lainnya.
Tidak ada penyakit yang menyertai kehamilan
Keluarga ibu tidak sedang/ pernah menderita DM, tumor, hipertensi, PMS, dan
penyakit menular lainnya.
9. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan
IBU
a. Pola Nutrisi
Makan : 3 x sehari jenis nasi, lauk dan sayur
Minum: 6-8 gelas sehari jenis air putih, teh manis, susu
BAYI
Makan dan Minum : ASI on demand
b. Pola Eliminasi
IBU
BAK : 4-5 kali sehari, warnah kuning jernih, bau khas amoniak
BAB : 1 x sehari, konsistensi lembek lunak, warna kuning, bau khas feses
BAYI
BAK: 7-10 x /hari, warna kuning jernih, bau khas urine
BAB: 3x/hari warna kuning kecoklatan bau khas feses
c. Pola Istirahat
IBU
Kebiasaan tidur siang 1-2 jam, tidur malam 7-8 jam
Perubahan saat masa nifas yaitu ibu sering kurang tidur
Bayi
Tidur : 10 – 15 jam/hari
d. Pola Aktivitas
Ibu merawat bayinya dibantu orang tua dan suami
Ibu tidak melakukan pekerjaan berat seperti mencuci, menyetrika, dan angkat –
angkat barang yang berat.
10. Riwayat Psikososial, Spiritual dan Ekonomi
Ibu sangat bahagia dengan kelahiran anak pertamanya
 Keluarga sangat menyambut gembira kelahiran bayi ibu
 Ibu senang pada saan bayi mencari putingnya (IMD)
 Ibu tinggal dirumah sendiri bersama suami
 Rencana pemberian nama bayi direncanakan bersama
 Usulan ibu diberdayakan dalam keluarganya
 Rencana Aqiqah satu bulan setelah ini
 Ibu melaksanakan sholat 5 waktu dan sedekah
 Ibu aktif dalam kegiatan kemasyarakatan
 Ibu dan keluarga dikenal masyarakat dengan baik
 Ibu tidak percaya mitos – mitos / budaya yang bisa membahayakan nyawanya
dan bayinya.

DATA OBYEKTIF
1. Pemriksaan fisik ibu
a. Keadaan umum : baik
Keadaan emosional : stabil
Kesadaran : composmentis
b. Tanda-tanda vital
a). TD : 120/80 mmHg
b). Nadi : 84 x/mnt
c). Pernapasan : 22 x/mnt
d). Suhu : 37 0C
c. Antropometri
LiLa : 25 cm
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 55 kg
d. Kepala
Rambut bersih, hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe, muka tidak oedem dan
tidak ada closmagrafidarum
e. Mata
Sklera tidak ikterik, konjungtiva merah muda
f. Hidung
Tidak ada polip, tidak ada sekret
g. Telinga
Tidak ada serumen, bersih
h. Mulut
Tidak ada caries gigi, tampak bersih, tidak pucat, tampak lembab, tidak ada
sariawan

i. Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe, kelenjar tiroid
j. Payudara
Bentuk simetris kanan dan kiri, pengeluaran ASI lancar,kolostrum ada, puting
susu menonjol, bersih
k. Abdomen
Tampak linea nigra, strie gravidarum, tidak ada luka bekas operasi, kontraksi
uterus baik, teraba 3 jari di bawah pusat, keras dan bundar, kandung kemih
kosong
l. Ekstremitas
Simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema, tidak ada varises, serta refleks
patella kanan dan kiri (+)
m. Genitalia
Vulva tampak bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada jahitan
perineum, serta tampak pengeluaran lochea rubra, warna darah merah
n. Anus
Bersih, tidak ada hemoroid, tidak ada varises, tidak oedema
o. Pemeriksaan penunjang
Kala I : 4 jam 30 menit, tidak ada perdarahan
Kala II : - jam 40 menit, ± 10 cc
Kala III : - jam 10 menit, ± 100 cc
Ketuban pecah spontan : ± 100 cc
Keadaan : warna putih jernih
2. Pemeriksaan Fisik Bayi
a. Keadaan umum : baik
b. Keadaan emosional : stabil
c. Kesadaran : compos mentis
d. Tanda-tanda vital
- Nadi : 84 x/mnt
- Pernapasan : 40 x/mnt
d). Suhu : 37 0C
e. Antropometri
LiLa : 7 cm
Panjang badan : 48 cm
Berat badan : 3300 gr
Lingkar Kepala : 35cm
Lingkar dada : 33cm
f. Kepala dan leher
Tidak ada moulage, caput suksedanium, perdarahan sub aponeurotik /
hematoma sefal
g. Mata
Sklera tidak ikterik, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi, tidak
ada secret,.

h. Hidung
Tidak ada atresia,cuping hidung tidak ada, mukosa tidak pucat/meradang dan
sekresi (purulen, berdarah, cair) tidak ada
i. Telinga
Letak mata dan telinga sejajar/ normal,daun telinga lengkap, lubang telinga
normal, membrane timpani berfungsi baik
j. Mulut
Tidak ada labioschizis, palatochizis, labiopalatochizis. lidah dan membrane
mukosa lembab serta kemampuan menghisap baik
k. Abdomen
Tidak di temukan Cekung, kembung, penonjolan, perdarahan tali pusat,
distensi abdomen, terdengar bising usus,dan keadaan tali pusat: tidak ada
tanda infeksi dan perdarahan
l. Ekstremitas
Simetris kanan dan kiri, refleks moro (+), reflex babinsky (+), reflex rooting
(+), reflex Menghisap (+)
m. Genitalia
Testis sudah turun, uretra normal dan tidak ada odema
n. Anus dan punggung
Tidak ada pembengkakan, tidak ada cekungan dipunggung, tidak ada kelainan
pada punggung seperti spina brifida
Ada lubang anus

ASSESMENT

NY “S”P2 A1 Ah2 nifas hari ke 2 normal.

PLANNING Tanggal 19 Maret Jam 7.45

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa kondisi ibu
dan bayi baik ® ibu dan keluarga mengerti penjelasan bidan.
2. Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya dengan tidak dibatasi oleh
waktu jika sudah 2 jam bayi tidur maka dibangunkan untuk disusui ® ibu
bersedia.
3. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar ® ibu sudah mengerti cara
menyusui yang benar.
4. Menyampaikan pada suami bahwa dukungan suami dan keluarga dapat
membantu ibu, dan menyarankan suami untuk member perhatian pada ibu dan
bayi ® suami mengerti dan akan mendukung ibu.
5. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB ataupun BAK dan menjelaskan
bahaya bila BAB/BAK ditahan ® ibu mengerti dan BAK.
6. Memberi kesempatan pada ibu untuk istirahat ® ibu mendapat cukup istirahat.
7. Memberikan KIE pada ibu bahwa ibu harus makan tanpa ada makanan
pantangan ® ibu bersedia
8. Mengajarkan pada ibu cara melakukan perawatan vulva perineum ® ibu
mengerti penjelasan bidan
9. Mengajarkan ibu cara melakukan perawatan payudara ® ibu mengerti
penjelasan bidan
10. Mengajarkan kepada ibu melakukan perawatan tali pusat ® ibu mengerti
penjelasan bidan
11. Menjelaskan pada ibu bahwa keluarnya darah nifas ibu belum boleh sholat,
setelah kurang lebih 40 hari dan darah sudah berhenti ibu harus mand wajib
sesuai tuntunan dan ibu bias mulai sholat ® ibu mengerti penjelasan bidan.

12. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan ® telah didokumentasikan

19 Maret 2012

Bidan
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan kasus diatas akan dilakukan pembahasan sesuai dengan SOAP yang telah
dilakukan. Pembahasan berguna untuk membandingkan apakah terdapat kesenjangan dengan
teori dan praktik dilampangan. Kesenjangan yang ada akan dianalisis sehingga dapat
diketahui penyebab dan penanganan yang benar.
A. Subyektif
Ibu mengeluh jaitan perineum masih terasa nyeri, hal tersebut sesuai dengan teori
Winkjosastro et al, (2002) yaitu Luka-luka jalan lahir, seperti bekas episiotomi yang telah
dijahit, luka pada vagina dan serviks terasa nyeri pada 1-3 hari dan akan mudah sembuh,
kecuali bila terdapat infeksi.
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Karenanya, ia harus cukup
dalam pemenuhan istirahatnya. Dari hal tersebut ibu harus dianjurkan untuk tidur
terlentang selama 8 jam pasca persalinan (Winkjosastro et al, 2002 & Mochtar, 1998).
Ny.S mengatakan pola istirahatnya 7-8 jam setiap malam sehingga Ny.S sudah cukup
istirahatnya sesuai teori di atas.
Mobilisasi Ny.S sudah di lakukan bertahab dan berjalan baik, di hari ke 2 ia sudah
bisa berjalan sedankan teori yang kami temukan dari Winkjosastro et al, 2002 & Mochtar,
1998 sebagai berikut Pada hari ke-2 barulah ibu diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan-
jalan, dan hari ke-4 atau ke-5 sudah diperbolehkan pulang.
Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri serta defekasi atau
buang air besar harus ada dalam 3 hari postpartum (Winkjosastro et al, 2002). Ny.S sudah
buang air besar 1 kali dan buang air kecil 4-5kali. Sehingga eliminasi ibu bisa di katakan
normal.
Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori, mengandung
cukup protein, cairan, serta banyak sayur-sayuran dan buah-buahan (Winkjosastro et al,
2002 & Mochtar, 1998). Ny.S mengatakan makan nasi, sayur, lauk, dan minum susu. Dari
keterangan yang di sampaikan, Ny.S sudah makan sesuai dengan ketentuan dan anjuran
tenaga kesehatan.
B. Obyektif
Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,20 Celcius. Sesudah 12 jam
pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu badan lebih
dari 38,00 Celcius, mungkin ada infeksi. Nadi umumnya berkisar antara 60-80 denyutan
permenit. Segera setelah partus dapat terjadi bradikardia. Pada masa nifas umumnya
denyut nadi lebih labil dibandingkan dengan suhu badan (Winkjosastro et al, 2002). Dari
pemeriksaan fisik yang di lakukan, suhu 37 celcius, nadi 84 x/menit sehingga kondisi ibu
sudah kembali normal.
Pada sistem pernapasan, fungsi pernapasan kembali pada rentang normal dalam
jam pertama pascapartum. Napas Pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan
evaluasi adanya kondisi-kondisi abnormal (Varney, 2003). Nafas ibu terhitung 22 x/menit
dalam kisaran normal sehingga tidak ada kondisi abnormal yang terjadi
Ibu mengatakan asinya sudah keluar sesuai teori Rachimhadhi yang di jelaskan
bahwa setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap hipofisis
hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon hipofisis kembali, antara lain lactogenic
hormone (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yang telah dipersiapkan pada
masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar berisi air susu. Pengaruh
oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga
pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya produksi air susu baru berlangsung betul
pada hari ke-2 sampai ke-3 postpartum (Rachimhadhi et al, 2002).
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat; segera setelah
plasenta lahir, tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari di bawah pusat. Uterus menyerupai
suatu buah advokat gepeng berukuran panjang kurang lebih 15 cm, lebar kurang lebih 12
cm dan tebal kurang lebih 10 cm. Dari pemeriksaan yang kami temukan Ny.S teraba
uterusnya 3 jari di bawah pusat.
Lokhea adalah sekret yang keluar dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas.
Pada hari pertama dan kedua lokhea rubra atau kruenta, terdiri atas darah segar bercampur
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo, dan
mekonium. Pada hari ke-3 sampai ke-7 keluar cairan berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir. Pada hari ke-7 sampai ke-14 cairan yang keluar berwarna kuning, cairan ini
tidak berdarah lagi, setelah 2 minggu, lokhea hanya merupakan cairan putih yang disebut
dengan lokhea alba (Mochtar, 1998). Dari hasil pemeriksaan genitalia adalah lokhea
rubra.
C. Analisis
Analisis merupakan kesimpulan dari pemeriksa yang disesuaikan dari hasil
pengkajian subyektif melalui anamnesa dan pengkajian obyektif yang di dapat dari
pemeriksaan fisik ibu. Analisis yang kami dapatkan adalah NY “S”P2 A1 Ah2 nifas hari
ke 2 normal.

D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang di berikan pada ibu dan keluarga di sesuaikan dengan
kebutuhan ibu masa nifas. Dengan berdasarkan pemeriksaan yang di lakukan. Dari
berbagai aspek yang di sampaikan seperti psikologi ibu,bidan meminta suami untuk
mendukung ibu dan ikut serta membantu merawat bayinya. Serta memberikan KIE
tentang perawatan yang harus di lakukan untuk ibu dan bayi. Denga penatalaksanaan
yang sesuai dengan asuhan yang dibutuhkan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.
BAB IV

KESIMPULAN

1 Kesimpulan
Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap wanita hamil yang telah selesai
bersalin sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya kira-kira 6-8
minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetelia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan.
Perawatan masa nifas dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan
adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada perlukaan
jalan lahir atau luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-
baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam sesudah
melahirkan, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum.

2 Saran
Pada wanita yang bersalin secara normal, sebaiknya dianjurkan untuk kembali 6
minggu sesudah melahirkan. Pemeriksaan sesudah 40 hari ini tidak merupakan pemeriksaan
terakhir, lebih-lebih bila ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan. Alangkah baiknya
bila cara ini dipakai sebagai kebiasaan untuk mengetahui apakah wanita sesudah bersalin
menderika kelainan biarpun ringan. Hal ini banyak manfaatnya agar wanita jangan sampai
menderita penyakit yang makin lama makin berat hingga tidak dapat atau susah diobati.

Anda mungkin juga menyukai