Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi Indonesia dewasa ini menunjukkan semakin terintegrasi dengan


perekonomian dunia. Hal ini merupakan konsekuensi dari dianutnya sistem perekonomian
terbuka yang dalam aktivitasnya selalu berhubungan dan tidak lepas dari fenomena hubungan
internasional. Fenomena yang paling sering terjadi jika kurangnya cadangan devisa yang
dimiliki oleh suatu negara adalah karena diakibatkan lebih tingginya nilai impor dari pada nilai
ekspor. Belum lagi negara tersebut melakukan pinjaman luar negeri sehingga mengakibatkan
cadangan devisa suatu negara semakin tergerus atau semakin berkurang jumlahnya. Jumlah
cadangan devisa menggambarkan kondisi perekonomian sebuah negara.

Jika cadangan devisa suatu negara itu besar, maka kondisi perekonomian negara tersebut
kondusif dan stabil. Pada tahun 2011 Indonesia menempati urutan ke 4 dari negara-negara di
Asia Tenggara (ASEAN) dalam hal cadangan devisa. Angka itu cukup aman untuk
menopang fluktuasi perekonomian global. Namun, cadangan devisa Indonesia bukan berarti
apa-apa jika dibandingkan negara maju lainnya.
Cadangan devisa Indonesia masih kalah dibandingkan Singapura, Thailand, dan Malaysia.
Singapura mempunyai cadangan devisa yang cukup tinggi diantara negara tetangganya.
Tingginya cadangan devisa di Singapura karena negara tersebut mengandalkan pasar keuangan
dan selain itu peringkat negara tersebut ada pada level AAA menurut perusahaan pemeringkat
atas saham dan obligasi, Standart And Poor’s (S&P).

1
Situs berita online Ilmu Pengetahuan umum melansir 5 negara yang memiliki cadangan devisa
terbesar di dunia pada tahun 2015, yaitu:
No Nama Negara Cadangan Devisa Ekspor Impor
1 China US$ 3,89 Triliun US$ 2,34 Triliun US$ 1,96 Triliun
2 Jepang US$ 1,25 Triliun US$ 710,5 Milyar US$ 811,9 Milyar
3 Saudi Arabia US$ 686 Milyar US$ 359,4 Milyar US$ 162,2 Milyar
4 Swiss US$ 599 Milyar US$ 388, 9 Milyar US$ 333,9 Milyar
5 Taiwan US$ 423 Milyar US$ 318 Milyar US$ 277,5 Milyar

Devisa negara memiliki hubungan yang erat dengan perekonomian yang meliputi berbagai
sektor seperti perdagangan, ekspor dan impor, pariwisata, pengolahan migas dan non
migas. Devisa yang dimiliki oleh suatu negara sangat penting karena dengan devisa ini negara
semakin kuat daya tahannya untuk menghadapi gejala moneter internasional dan kebebasan
untuk mengimpor barang-barang kebutuhannya. Berikut ini informasi cadangan devisa yang
ada di Indonesia dari tahun 2012 s/d 2017 dari situs online www.bps.go.id (Badan Pusat
Statistik) :
Posisi Cadangan Devisa (juta US$), 2012-2017
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Cadangan dalam Valuta Asing 105.343 92.872 105.504 100.072 110.341 123.565
Surat Berharga 83.299 73.669 86.027 87.986 98.953 9.115
Uang Kertas Asing (UKA) dan Simpanan 22.044 19.204 19.477 12.086 11.388 114.450
Reserve Position in the Fund (RPF) 224 224 211 202 1.056 1.119
Special Drawing Rights (SDRs) 2.715 2.712 2.551 2.442 1.499 1.588
Emas Moneter 3.935 3.023 3.027 2.661 2.876 3.346
Tagihan lainnya 564 555 569 554 590 579
Jumlah 112.781 99.387 111.862 105.931 116.362 130.196

2
B. Batasan Masalah
Batasan dalam masalah ini kita akan berfokus pada 3 titik diantaranya :
1. Apakah pengertian devisa?
2. Bagaimana perkembangan devisa Indonesia dalam rentang beberapa tahun terakhir?
3. Apa saja kebijakan yang diambil pemerintah untuk mendorong bertambahnya cadangan
devisa? Rumusan Masalah
Untuk Melihat dan mempelajari lebih lanjut tentang pentingnya Devisa dari sebuah negara.

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian devisa.
2. Untuk mengetahui perkembangan devisa Indonesia dalam rentang beberapa tahun terakhir.
3. Untuk mengetahui kebijakan yang diambil pemerintah untuk mendorong bertambahnya
cadangan devisa.

3
II. PEMBAHASAN
A. Tentang Devisa
1. Pengertian Devisa
Devisa adalah alat pembayaran luar negeri atau semua barang yang dapat diterima
di dunia internasional sebagai alat pembayaran. Menurut UU no 24 tahun 1999 tentang lalu
lintas devisa dan system nilai tukar dijelaskan bahwa:

a. Devisa adalah asset dan kewajiban financial yang digunakan dalam transaksi nasional.
b. Lalu lintas devisa adalah perpindahan asset dan kewajiban financial antara penduduk
dan bukan penduduk termasuk perpindahan asset dan kewajiban financial luar negeri
antar penduduk, Negara yang mempunyai banyak devisa berarti mempunyai kekayaan
dalam bentuk mata uang asing yang besar di dalam negeri.

2. Jenis Devisa
a. Valuta asing, yaitu mata uang yang dapat diterima oleh hampir semua negara di
dunia (seperti US Dollar ($), Yen Jepang, Euro, Poundsterling Inggris), dan dapat
diperjualbelikan.
b. Emas, emas mempunyai sifat convertible yakni semua orang (negara) mau
menerima emas sebagai alat pembayaran internasional yang sah dalam bentuk
batangan bukan dalam bentuk perhiasan.
c. Surat berharga yang berlaku untuk pembayaran internasional, seperti Special
Drawing Rights (SDR) adalah hak kredit bagi negara anggota IMF bertujuan untuk
membantu Negara anggota yang mengalami kesulitan dalam pembayaran
internasional.
d. Cable Order (Telegraphic Transfer) merupakan cek yang dikirimkan melalui
telegram atau radiogram atau telepon dari bank di dalam negeri dengan bank di luar
negeri.
e. Bill of Exchange (Wesel) merupakan surat perintah kepada bank untuk
membayarkan sejumlah uang kepada seseorang.
f. Traveller Cheque (TC) adalah cek untuk berpergian biasanya dibawah oleh turis
dan dapat dicairkan pada bank-bank perwakilannya.

3. Macam – Macam Devisa


a. Devisa umum, yaitu devisa yang didapat dari kegiatan ekspor, penjualan jasa serta
bunga modal.
b. Devisa kredit, yakni adalah devisa yang diperoleh dari kredit pinjaman luar negeri.
c. Devisa Negara adalah devisa yang dimiliki oleh pemerintah yang ditatausahakan
dalam dana devisa.

4
d. Devisa pelengkap adalah devisa yang dimiliki oleh pihak swasta tetapi
penggunaanya diawasi dan diatur pemerintah yaitu sebagian tertentu dari devisa
hasil penjualan jasa (dalam valas) dari transfer, dan lan-lain yang berlaku saat itu
dapat dimiliki oleh yang menghasilkan.
e. Devisa ekspor adalah devisa yang dimilki oleh swasta tetapi penggunaanya diawasi
dan diatur pemerintah yaitu sebagian tertentu dai devisa hasil ekspor barang (visible
goods) yang menurut peraturan devisa yang berlaku saat itu dapat dimiliki oleh
eksportir yang bersangkutan sebagai perangsang ekspor.
f. Cadangan devisa yaitu simpanan mata uang asing oleh bank sentral dan otoritas
moneter. Simpanan ini merupakan asset bank sentral yang tersimpan dalam
beberapa mata uang cadangan (reserve currency) seperti dolar, euro, atau yen, dan
digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan,
dan cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau
lembaga keuangan.

4. Fungsi Devisa
Setiap negara memerlukan devisa untuk melancarkan perdagangannya dengan
negara lain. Negara yang memiliki devisa tidak akan mengalami kesulitan dalam
pembayaran luar negeri.
Devisa mempunyai beberapa fungsi berikut ini.
a. Membiayai perdagangan luar negeri yang berupa impor barang dan jasa.
b. Membayar pokok utang, cicilan utang, bunga utang atau utang luar negeri.
c. Membiayai pembinaan dan pemeliharaan hubungan luar negeri, yaitu untuk
kedutaan, konsulat, biaya kontingen olahraga, misi kebudayaan ke luar negeri.
d. Mengatasi kesulitan perekonomian negara dalam kaitannya dengan pembayaran
luar negeri.
e. Memudahkan terjadinya transaksi dalam perdagangan internasional.

5. Sumber Devisa
Devisa yang diperoleh suatu negara dapat berasal dari berbagai sumber. Berikut ini
beberapa sumber devisa.
a. Ekspor barang
Apabila suatu negara mengekspor barang ke negara lain, maka negara tersebut akan
memperoleh devisa dari negara pengimpor berupa devisa. Semakin banyak barang
yang diekspor, maka devisa yang akan diperoleh juga semakin banyak.
b. Penerimaan jasa
Penerimaan jasa adalah penerimaan devisa yang berasal dari pengiriman jasa-jasa ke
luar negeri. Apabila suatu negara mengadakan atau menyelenggarakan jasa untuk
negara lain, maka negara tersebut akan memperoleh devisa. Misalnya Indonesia
mengirimkan tenaga kerjanya ke negara lain, berarti Indonesia akan memperoleh

5
devisa atas jasa yang telah digunakan oleh negara lain. Selain pengiriman jasa tenaga
kerja, ekspor jasa dapat berupa jasa pengiriman barang-barang ke luar negeri serta jasa
dari pelabuhan dan bandar udara.
c. Penerimaan dari Turis mancanegara
Banyaknya turis yang datang ke Indonesia dapat menambah devisa negara. Turis-turis
yang datang dari negara lain, tentunya akan membawa uang dari negara asalnya. Akan
tetapi uang dari negaranya tidak bisa digunakan di Indonesia. Untuk itu, para turis harus
menukarkan uangnya menjadi mata uang rupiah. Penukaran uang asing menjadi uang
rupiah akan menjadi devisa bagi Indonesia. Semakin banyak turis mancanegara yang
datang maka pemasukan devisa akan semakin banyak.
d. Pinjaman luar negeri
Pinjaman luar negeri yang berupa uang, secara langsung dapat menambah devisa.
Pinjaman ini dapat digunakan untuk membayar semua pembiayaan ke luar negeri.
Meskipun ada kewajiban untuk mengembalikan, akan tetapi uang yang diperoleh dari
luar negeri tetap akan menambah devisa negara.
e. Bantuan luar negeri
Bantuan yang diperoleh dari luar negeri dapat berupa barang ataupun uang. Apabila
bantuannya berupa barang, maka hal ini dapat menghemat devisa negara. Mengapa?
Karena negara dapat memperoleh barang tanpa harus membayarnya. Sedangkan
bantuan yang berupa uang, otomatis dapat langsung menambah devisa negara.
f. Pungutan Bea Masuk
Bea masuk yang diperoleh dari pungutan biaya barang-barang luar negeri yang
dimasukkan ke Indonesia, dapat menambah devisa.
Semakin banyak arus barang luar negeri yang masuk ke Indonesia maka devisa yang
diperoleh akan semakin banyak. Akan tetapi pada kenyataannya, banyak barang-
barang yang masuk tanpa ada izin (diselundupkan), sehingga hal ini dapat mengurangi
perolehan devisa bagi negara.
g. Kiriman uang asing dari luar negeri ke dalam negeri Jumlah TKI yang bekerja di
luar negeri cukup banyak, sehingga dapat memberikan sumbangan devisa ke negara
kita cukup besar.

Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pengiriman uang asing dari TKI yang bekerja di luar
negeri untuk keluarganya yang ada di Indonesia. Uang asing yang dikirimkan dari luar
negeri harus ditukar menjadi uang rupiah di bank devisa. Penukaran inilah yang dapat
menambah simpanan devisa bagi negara.

6. Manfaat Devisa
a. Membeli barang atau jasa dari luar negeri (impor)
b. Membayar hutang pokok serta bunga hutang luar negeri
c. Pembiayaan kegiatan perdagangan luar negeri
d. Membiayai perwakilan di luar negeri (duta besar, konsulat, dll)

6
e. Membiayai atlit, misi kebudayaan, studi banding / perjalanan dinas pejabat negara.

B. SEKTOR – SEKTOR PENYUMBANG CADANGAN DEVISA

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), mesin penghasil devisa utama RI
masih minyak sawit sekitar U$ 22,97 miliar tahun lalu, diikuti batu bara sekitar U$ 21,07
miliar, dan migas sekitar US$ 13,1 miliar.
Sedangkan World Tourism Organization (UNWTO) mencatat, perolehan devisa Indonesia
dari wisatawan mancanegara (wisman) hanya sekitar US$ 12,5 miliar, dengan jumlah
kunjungan 14,0 juta.
Dengan perhitungan yang berbeda, Kementerian Pariwisata RI mencatat, perolehan
devisa dari wisman mencapai US$ 15 miliar tahun lalu, dengan jumlah kunjungan 14,0
juta. Sektor pariwisata ditargetkan menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia pada
2019, menembus US$ 20 miliar.
Secara praktis masuknya devisa negara melalui industri pariwisata melalui :

 Hasil penjualan tiket maskapai penerbangan nasional untuk mencapai negara dan
kembali berikut penerbangan domestik.
 Biaya taxi dan bus wisata untuk transfer dari dan ke airport, dan hotel.
 Sewa kamar hotel selama menginap pada beberapa kota yang dikunjungi.
 Pengeluaran wisatawan untuk makanan dan minuman pada Bar dan Restoran, baik di
dalam maupun di luar hotel dimana mereka menginap.
 Biaya sightseeing dan excursion atau tours pada kota-kota yang dikunjungi pada
negara tujuan.
 Biaya transportasi lokal untuk keperluan pribadi dalam kota yang dikunjungi.
 Pengeluaran untuk membeli barang-barang cinderamata serta barang-barang lainya
yang dibeli pada beberapa kota yang dikunjungi.
 Fee untuk perpanjangan visa di tempat atau kota yang dikunjungi (apabila diperlukan).

C. KONSEP EFEK BERGANDA

Hal penting lain yang perlu diperhatikan sebagai akibat kegiatan pariwisata bagi
perekonomian suatu daerah atau negara adalah timbulnya kontribusi (sumbangan) yang
dihasilkan oleh wisatawan terhadap pendapatan penduduk setempat. Pengeluaran
wisatawan di daerah yang dikunjunginya menimbulkan pendapatan dan produk serta jasa
baru yang selanjutnya akan merangsang timbulnya pengeluaran dan pendapatan lanjutan.
Sebagai ilustrasi, dapat kiranya dilihat bagan dibawah ini yang menunjukkan bagaimana
pengeluaran wisatawan tersalurkan beberapa kebutuhan di daerah tujuan wisata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran atau koefisien Efek Berganda adalah :
a. Besarnya barang dan jasa lokal yang digunakan bagi kegiatan pariwisata.
b. Besarnya barang dan jasa impor yang digunakan untuk kegiatan pariwisata dan.

7
c. Kecenderungan masyarakat setempat untuk menabung.

D. KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENINGKATKAN


DEVISA
Beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka hilirisasi industri
guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri terbukti sangat efektif dalam
pengembangan industri di Indonesia. kebijakan pemerintah untuk mendukung
meningkatnya cadangan devisa adalah sebagai berikut:
1. Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri
Kebijaksanaan dalam bidang ekspor diarahkan pada peningkatan daya saing dan
penerobosan serta peluasan pasar luar negeri. Pencapaiannya ditempuh melalui upaya-
upaya meningkatkan efisiensi produksi, perbaikan mutu komoditas, jaminan
kesinambungan dan ketepatan waktu penyerahan, serta penganekarangaman produk
dan pasar. Untuk mendukung semua itu, dilakukan penyempurnaan sarana dan
peningkatan akses pasar (temasuk jaringan informasi pasar, peningkatan promosi, dan
peningkatan akses pasar melalui kerjasama perdagangan internasional) Sedangkan
kebijaksanaan di bidang impor ditujukan untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa,
terutama barang modal, bahan baku dan bahan penolong untuk industri di dalam
negeri, serta memperhemat penggunaan devisa, khususnya yang digunakan untuk
mengimpor barang-barang mewah. Pemerintah menggariskan pula akan membatasi
impor baranag dan jasa bagi kebutuhannya, kecuali untuk barang dan jasa yang
memang sangat dibutuhkan dan tidak dapat dihasilkan dalam negeri. Pengadaan
barang-barang kebutuhan pemerintah senantiasa mengutamakan penggunaan hasil
produksi dalam negeri.
2. Kebijaksanaan Investasi Asing dan Pinjaman Luar Negeri
Dalam usaha meningkatkan laju pembangunan nasional, selain terus meningkatkan
sumber pembiayaan dari dalam negeri, disadari bahwa sumber pembiayaan dari luar
negeri tetap diperlukan. Namun, berkaitan dengan upaya menuju masyarakat yang
maju dan mandiri, peran relatif sumber pembiayaan luar negeri di upayakan agar terus
menurun. Oleh karena itu, prioritas sumber pembiayaan luar negeri diberikan kepada
pembiayaan dalam bentuk investasi langsung atau penanaman modal asing (PMS,
foreign direct investment). Penanaman modal asing didorong bagi kegiatan ekspor dan
kegiatan pembangunan yang belum dapat dilakukan oleh model dan kemampuan
teknologi dalam negeri. Sedangkan mengenai pinjaman luar negeri, indonesia tetap
pada pendirian bahwa bantuan luar negeri berfungsi hanya sebagai pelengkap.
Perolehan atau penerimaan harus dengan syarat lunak, tidak memberatkan dan dalam
batas kemmpuan negara untuk bayar kembali, serta tanpa ikatan politik. Dengan
demikian dapat ditekan resiko gejolak tingkat bunga dan pertumbuhan kurs valuta,

8
serta dampaknya terhadap beban utang nasional. Kebijaksanaan pengelolah pinjaman
luar negeri demikinan ini dimaksudkan agar terwujud peningkatan kapasitas pelunasan,
serta agar perbandingan jumlah pelunasan utang terhadap nilai ekspor (DSR) berada
pada tingkat yang aman.
3. Kebijaksanaan Nilai Tukar dan Devisa
Guna menunjang penngkatan ekpor nonmigas, nilai tukar rupiah senantiasa di
pertahankan untuk realistis. Berkenaan dengan ini, Indonesia menganut sistem nilai
tukar mengambang-terkendali. Pemerintahan akan terus melanjutkan kebijaksanaan
pengelolaan kusr valuta asing yang dapat mempertahankan daya asing komoditas
ekspor.
Kebijaksanaan devisa Indonesia diarahkan untuk memelihara kondisi
perekonomian yang sehat dan andal, serta sekaligus mampu mendorong ekspor dan
mengendalikan impor, mendukung kestabilan pasar dan kurs vauta asing. Jumlah
cadangan devisa diusahakan agar senantiasa dalam keadaan aman, memadai bagi
kebutuhan perekonomian dan pembangunan, serta mampu memenuhi semua kewajiban
pembayaran internasional. Rejim devisa bebas yang dianut oleh Indonesia, kendati di
sadari dan dapat dirasakan manfaatnya, dinilai oleh beberapa kalangan didalam negeri
sendri sebagai terlalu bebas atau sangat libeeral. Kebebasan yang berlebihan itu,
menurut mereka, dapat menyulitkan pemerintah dalam mengendalikan stabilitas
perekonomian di dalam negeri, terutema dalam hubungannya dengan arus keluar-
masuk modal. Oleh karenanya disusulkan agar tidak kterlalu bebas, maksudnya di
berlakukan pembatsana-pembatasan tertentu.

4. Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual
barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri.

5. Melepas kuota ekspor barang mineral yang saat ini diberlakukan. Upaya itu diharapkan
dapat memicu kenaikan kinerja ekspor.
Dalam konteks kebijakan, pemerintah diharapkan mampu mengeluarkan kebijakan
yang ramah investor (investor friendly). Kebijakan yang konsisten dan penuh kepastian
dengan dukungan perangkat perundang-undangan yang kuat. Suatu kebijakan yang
mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi investor. Bagi investor yang akan
menanamkan modalnya di sektor riil dengan horizon waktu yang panjang, kepastian
soal kebijakan mutlak diperlukan. Rezim pemerintahan boleh berganti, tapi hendaknya
kebijakan tidak berubah alias tetap. Masuknya investor asing ke pasar modal di
Indonesia sebenarnya juga memberikan dampak positif karena roda perekonomian
terdorong bergerak lebih cepat. Pasalnya, pasar modal adalah tempat bertemunya pihak
yang berkelebihan modal (investor) dan pihak yang membutuhkan modal (emiten
perseroan). Investor akan memperoleh imbal hasil berupa capital gain dan dividen,

9
sementara emiten perseroan memperoleh dana segar untuk menunjang kegiatan
ekspansi usahanya yang kelak akan memberikan keuntungan bagi perseroan.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara garis besar peranan cadangan devisa dalam negara sangatlah penting untuk
membantu kemampuan negara dalam pengelolaan negaranya serta menyeimbangkan
perekonomian dan nilai mata uang didalam negara itu sendiri, kebijakan – kebijakan
pemerintah sangat penting dalam menjaga kesetabilan cadangan devisa, sehingga kebijakan
yang diterapkan harus mampu mendorong sector – sector penyumbang devisa meningkat agar
negara dapat terus berkembang baik secara perekonomian maupun tata kelola dalam suatu
negara tersebut.

B. Saran
1. Pemerintah sebaiknya memfasilitasi warga negara agar mampu untuk mencipatakan suatu
produk yang akan di ekspor ke negera lain.

2. Tingginya nilai impor akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian dan cadangan
devisa, sehingga peran pemerintah sangat dominan dalam memberikan kebijakan –
kebijakan yang mempermudah pelaksanaan ekspor baik dari sisi perpajakan maupun
regulasi yang mengatur ekspor tersebut.

3. Pemerintah harus terus meningkatkan sector pariwisata karena dengan begitu sektor
pariwisata adalah penyumbang cadangan devisa terbesar dalam beberapa tahun ini.

10
Daftar Pustaka

file:///C:/Users/User/Desktop/PERTEMUAN%20KE-10_DEVISA.pdf

https://ahmadsamsul.wordpress.com/2015/05/14/devisa/

Buku Lembaga keuangan Bank dan bukan Bank.

Badan Pengawas Statistik.

https://ilmupengetahuanumum.com/5-negara-yang-memiliki-cadangan-devisa-terbesar-

di-dunia/

https://www.bps.go.id/

11

Anda mungkin juga menyukai