Makalah - Model - Konsep - Pengembangan - Kuriku Web
Makalah - Model - Konsep - Pengembangan - Kuriku Web
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah
1. Apa pengertian model konsep kurikulum dan model pengembangan
kurikulum?
2. Bagaimana model konsep kurikulum?
3. Bagaimana model pengembangan kurikulum?
II. PEMBAHASAN
1
Dakir, Perencanan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.95
2
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2013), cet. ke-1, h.149
kurikulum. Yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum dalam
tulisan ini yaitu langkah atau prosedur sistematis dalam proses penyusunan suatu
kurikulum. Dengan memahami esensi model pengembangan kurikulum dan
sejumlah alternatif model pengembangan, para pengembang kurikulum
diharapkan akan bisa bekerja secara lebih sistematis, sistemik dan optimal.
Sehingga harapan ideal terwujudnya suatu kurikulum yang akomodatif dengan
berbagai kepentingan, teori dan praktik, bisa diwujudkan.3
3
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta:
Rajawali Press, 2011), Ed. 3, h.78
ide-ide dan proses “penelitian”. Dengan berpengetahuan dalam berbagai disiplin
ilmu, para siswa diharapkan memilik konsep-konsep dan cara-cara yang dapat
terus dikembangkan dalam masyarakat yang lebih luas. Para siswa harus belajar
menggunakan pemikiran dan dapat mengontrol dorongan-dorongannya. Sekolah
harus memberikan kesempatan kepada para siswa untuk merealisasikan
kemampuan mereka menguasai warisan budaya dan jika mungkin
memperkayanya.
Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulum subjek akademis
adalah metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan guru kemudian
dielaborasi (dilaksanakan) siswa sampai mereka kuasai. Konsep utama disusun
secara sistematis, dengan ilustrasi yang jelas untuk selanjutnya dikaji. Dalam
materi disiplin ilmu yang diperoleh, dicari berbagai masalah penting, kemudian
dirumuskan dan dicari cara pemecahannya.
Melalui proses tersebut para siswa akan menemukan, bahwa kemampuan
berpikir dan mengamati digunakan dalam ilmu kealaman, logika digunakan dalam
matematika, bentuk dan perasaan digunakan dalam seni dan koherensi dalam
sejarah. Mereka mempelajari buku-buku standar untuk memperkaya pengetahuan,
dan untuk memahami budaya masa lalu dan mengeti keadaan masa kini.
2. Kurikulum Humanistik
a. Konsep dasar
b. Kurikulum konfluen
1) Partisipasi
2) Integrasi
3) Relevansi,
4) Pribadi anak
5) Tujuan
4. Kurikulum Teknologi
b. Pengembangan kurikulum
Inti dari pengembangan kurikulum teknologis adalah penekanan pada
kompetensi. Pengembangan dan penggunaan alat dan media pengajaran bukan
hanya sebagai alat bantu tetapi bersatu dengan program pengajaran dan ditujukan
pada penguasaan kompetensi tertentu.4
1. Model Administratif
Model administratif diistilahkan juga garis staf atau top down, dari atas
kebawah.5 Artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaanya
dimulai dari para pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan
dengan pengembangan kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam
pengembangan kurikulum.6
Dengan wewenang administrasinya membentuk suatu komisi atau tim
pengarah pengembangan kurikulum. Anggotanya terdiri dari pejabat di bawahnya,
para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dan para tokoh dari dunia
kerja dan perusahaan. Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar,
landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan
kurikulum.
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), cet. ke-7, h.81-99
5
Dakir, Op.Cit., h.95
6
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Op.Cit., h.81
Selanjutnya administrator membentuk tim kerja terdiri dari para ahli
pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, dan guru-
guru senior, yang bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih
operasional menjabarkan konsep-konsep dan kebijakan dasar yang telah
digariskan oleh Tim pengarah seperti merumuskan tujuan-tujuan yang lebih
operasional, memilih sekuen materi, memilih strategi pembelajaran dan evaluasi,
serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikiulum bagi guru. Setelah
Tim kerja selesai melaksanakan tugasnya, hasilnya dikaji ulang oleh Tim
Pengarah serta para ahli lain yang berwenang atau pejabat yang kompeten.
Setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan dan dinilai telah cukup baik,
administrator pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut. Karena
datangnya dari atas, maka model ini disebut juga Model top-down. Dalam
pelaksanaannya, diperlukan monitoring, pengawasan dan bimbingan. Setelah
berjalan beberapa saat perlu dilakukan evaluasi.7 Model model pengembangan
kurikulum ini sering mendapat kritikan, karena dipandang tidak demokratis, dan
kurang memperhatikan inisiatif para guru. Di Indonesia model ini digunakan alam
penerapan kurikulum 1968 dan kurikulum 1975.8
7
Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, Hendro Ari Setyono dan Tatik Elisa, Strategi Pembelajaran
Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), h.187
8
E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h.100
9
Dakir, Op.Cit., h.96
d. Untuk pemantapan konsep pengembangan yang telah dirintisnya diadakan
lokakarya untuk mencari input yang diperlukan.10
3. Model Demonstrasi
Model pengembangan kurikulum idenya datang dari bawah (grass roots).
Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala kecil yang
selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas, tetapi dalam prosesnya sering
mendapat tantangan atau ketidak setujuan dari pihak-pihak tertentu. Menurut
Smith, Stanley, dan Shores, ada dua bentuk model pengembangan ini.
10
Dakir, Loc.Cit.
oleh setiap guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas (classroom action
research).11
4. Model Beaucham
Model ini dikembangkan oleh G.A. Beauchamp (1964). Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a. Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas,
diperluas disekolah, disebarkan disekolah-sekolah didaerah tertentu baik
berskala regional maupun nasional yang disebut arena.
b. Menunjuk tim pengembangan yang terdiri atas ahli kurikulum, para
ekspert, staf pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumer lain.
c. Tim menyusun tujuan pengajaran, materi, dan pelaksanaan proses belajar
mengajar.
d. Melaksanakan kurikulum di sekolah.
e. Mengevaluasi kurikulum yang berlaku.12
11
E. Mulyasa, Op.Cit., h.102
12
Dakir, Op.Cit., h.97
d. Menyusun kerangka kerja teori.
e. Mengemukakan adanya kurikulum baru yang akan didesiminasikan.13
13
Dakir, Loc.Cit.
7. Model penelitian tindakan
Model ini dikembangkan oleh Smith, Stanley, dan Shores, berdasarkan asumsi
bahwa perubahan kurikulum adalah perubahan sosial, yaitu proses yang
melibatkan berbagai kepribadian orang tua, peserta didik, guru, struktur sistem
sekolah, dan hubungan individu serta kelompok, baik di sekolah maupun di
masyarakat.
Kurikulum muncul dalam konteks pengharapan dari masyarakat. Setiap orang
berharap bahwa setiap perilaku haruslah sesuai dengan profesinya, apa itu dokter,
pengusaha, ibu, wiraswastawan, maupun seorang guru. Dalam hal terakhir, setiap
orang mempunyai sesuatu ide tentang apa dan bagaimana seharusnya anak didik,
serta peran apa yang harus dijadikan kurikulum. Jadi program pengembangan
kurikulum yang efektif berusaha memperhatikan berbagai perasaan, pengharapan,
dan ide yang dimiliki orang terhadap kurikulum serta selalu dikaitkan dengan
kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
KESIMPULAN