Anda di halaman 1dari 23

“ASKEP dengan Presbiopia”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Persepsi Sensori (Blok 10)”

Oleh :
Kelompok 3
Zakiah Bakri (15011104026)
Darwansyah Sono (15011104033)
Diandry T (15011104010)
Tri Juita Luase (15011104039)
Mariana S. Wowor ( 110114154 )
Cecilia Maleani ( )

DOSEN MK :
Ns. Franly Onibala, S.Kep., M.Kes

Kelas :
A1

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MANADO
2016

1
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Manusia seperti halnya
semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas keberadaannya dan akan berakhir
dengan kematian. Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya
kadang-kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat penyakit. Dalam
bidang endokrinologi hampir semua produksi dan pengeluaran hormon dipengaruhi oleh
enzim-enzim yang sangat dipengaruhi oleh proses menjadi tua. Presbiopi merupakan
kelainan pada mata yang kita kenal dengan sebutan mata tua, di mana si penderita tidak
dapat meliha benda dari jarak dekat dan dari jarak jauh maupun membaca tulisan dengan
ukuran yang agak kecil seperti tulisan yang terdapat dalam koran atau majalah dengan jelas.
Bertambahnya usia akan mempengaruhi fungsi organ pada mata seseorang yang
berusia 60 tahun, fungsi kerja pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa
atau muda, penurunan tersebut meliputi ukuran-ukuran pupil dan kemampuan melihat dari
jarak jauh. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa mata berkurang karena usia tua, yang
pada umumnya diderita oleh orang-orang yang sudah mulai memasuki usia 45 tahun sampai
dengan usia 50 tahun. Dan sekalipun telah menggunakan bantuan kaca mata, namun
bagaimanapun juga tetap saja akan merasa kurang nyaman, jika harus membaca tulisan
sekecil itu

b. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dirumuskan beberapa masalah antara lain :
a. Apa itu presbiopi ?
b. Bagaimana tanda dan jegala presbiopi ?
c. Apa etiologi dari presbiopi ?
d. Bagaimana patofisiologi presbiopi ?
e. Apa saja klasifikasi dari presbiopi ?
f. Bagaimana manifestasi klinis dari presbiopi ?

2
g. Bagaimana penatalaksanaan dari presbiopi ?
h. Bagaimana cara pemeriksaan presbiopi ?
i. Bagaimana penyimpangan

c. Tujuan
- Tujuan Khusus
Memenuhi tugas mata kuliah Sistem Persepsi Sensorik (Blok 10).
- Tujuan Umum
- Mahasiswa dapat mengetahui defenisi presbiopi
- Untuk mengetahui etiologi dari presbiopi
- Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit presbiopi
- Untuk mengetahui patofisiolgi penyakit presbiopi
- Untuk mengeatahui klasifikasi presbiopi
- Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit presbiopi
- Untuk mengetahui penyimpangan yang dapat muncul pada penderita presbiopi
beserta intervensinya

3
BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengertian
Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya
sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat. Presbiopi merupakan
bagian alami dari penuaan mata. Presbiopi ini bukan merupakan penyakit dan tidak dapat
dicegah (AOA, 2006). Presbiopi atau mata tua yang disebabkan karena daya akomodasi
lensa mata tidak bekerja dengan baik akibatnya lensa mata tidak dapat memfokuskan cahaya
ke titik kuning dengan tepat. sehingga mata tidak bisa melihat yang jauh maupun dekat.
daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih.
Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya
kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Makin
bertambahnya umur maka setiap lensa akan menglami kemunduran kemampuan untuk
mencembung. Berkurangnya kemampuan mencembung ini akan memberikan kesukaran
melihat dekat, sedang untuk melihat jauh tetap normal.

b. Tanda dan Gejala


Seseorang yang mengalami presbiopi biasanya saat membaca buku, majalah, koran
dan bahan bacaan yang lain dengan memanjangkan tangan (menempatkan bahan bacaan
dengan jarak yang jauh dari mata) untuk mendapatkan fokus yang sesuai. Ketika melakukan
pekerjaan yang membutuhkan jarak yang dekat dengan mata seperti menyulam dan menulis
biasanya otang dengan presbiopi merasakan sakit kepala, otot mata menegang , atau
perasaan lelah.

c. Etiologi
Presbiopi disebabkan oleh proses penuaan. Presbiopi dipercaya disebabkan karena
penebalan secara bertahap dan kehilangan fleksibilitas dari lensa. Perubahan karena penuaan
ini dikaitkan dengan perubahan pada protein di lensa mata yang membuat lensa lebih keras
dan kurang elastis dari waktu ke waktu. Penyakit mata tua dapat disebabkan karena :
- Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut

4
- Kelemahan otot-otot akomodasi
- Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat kekakuan
(sklerosis) lensa

d. Patofisiologi
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata
karenaadanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga
lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras
(sklerosis)dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian
kemampuan melihat dekat makin berkurang.

e. Klasifikasi
- Presbiopi Insipien – tahap awal perkembangan presbiopi, dari anamnesa didapati
pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila
dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca mata baca.
- Presbiopi Fungsional – Amplitud akomodasi yang semakin menurun dan akan
didapatkan kelainan ketika diperiksa.
- Presbiopi Absolut – Peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana
proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali.
- Presbiopi Prematur – Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya
berhungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan.
- Presbiopi Nokturnal – Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap
disebabkan oleh peningkatan diameter pupil

f. Manifestasi Klinis
- Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus / kecil
- Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga
disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama
- Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan punggungnya
karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat mata makin
menjauh)

5
- Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari
- Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca
- Terganggu secara emosional dan fisik
- Sulit membedakan warna

g. Penatalaksanaan
- Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai dengan pedoman umur yaitu : umur
40 tahun (umur rata-rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun
diatasnya ditambahkan lagi lensa Sferis + 0.50.
- Lensa sferis (+) yang ditambahkandapat diberikan dalam berbagai cara :
1. Kacamata baca untuk melihat dekat saja.
2. Kacamata bifocal untuk melihat jauh dan dekat.
- Jika koreksi jauhnya tidak dapat mencapai 6/6 maka penambahan lensa sferis (+) tidak
terikat pada pedoman umur, tetapi boleh diberikan seberapapun sampai dapat
membaca cukup memuaskan.

h. Cara Pemeriksaan
- Penderita lebih dahulu dikoreksi penglihatan jauhnya dengan metode rial and error
hingga visus mencapai 6/6.
- Dengan menggunakan koreksi jauhnya kemudian secara binokuler ditambahkan lensa
sferis positif dan diperiksa dengan menggunakan kartu jaeger pada jarak 0,33 meter
(33 cm).

6
i. Penyimpangan KDM

Proses Penuaan

Penumpukan Protein Koping Individu Penurunan fungsi


Lensa Inefektif pankreas

Produksi Insulin
Penebalan Lensa
Cemas
Mata
Transport glukosa
dlm sel terganggu
Fleksibilitas Mata

Penggunaan glukosa
Daya Akomodasi dalam tubuh

Kelemahan
Presbiopi Ggn Sensori-Perseptual

Intoleransi
Aktivitas
Fokus pada benda Kerja mata >>>
dekat

Mata lelah
Mudah Tersandung

Pusing
Resiko Jatuh

Ggn rasa
nyaman
(Nyeri)

7
j. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensori-perseptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori/status organ indera
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan proses penyakit
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan kelemahan
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis, pengobatan berhubungan dengan
tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi

k. Proses Keperawatan
- Pengkajian

1. Biodata : Nama ,umur, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan


2. Keluhan utama : pasien tidak bisa membaca lama, kadang berbayang dan hanya
bisa membaca pada cahaya terang, mengeluh pusing dan kelelahan
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang
lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
5. Riwayat spikososial
 Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih)
 Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
6. Pemeriksaan fisik
 status kesehatan umum : keadaan umum , tanda vital, kesadaran.
 Pemeriksaan fisik mata antara lain :
 Pengkajian retina
 Test integritas otot
 Test refraksi
 Slit-lamp test
 Visual acuity
7. Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan gula darah.

8
- Intervensi
1. Gangguan sensori-perseptual : penglihatan berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori/status organ indera
Definisi:
Perubahan pada jumlah atau pola stimulus yang diterima, yang disertai respon
terhadap stimulus tersebut yang dihilangkan, dilebihkan, disimpangkan, atau
disimpangkan, atau dirusakkan.
Batasan Karakteristik:
- Subjektif: Distorsi sensori
- Objektif:
Perubahan pola perilaku
Perubahan kemampuan penyelesaian masalah
Perubahan ketajaman sensori
Perubahan respon yang biasanya terhadap stimulus
Disorientasi
Halusinasi
Hambatan komunikasi
Iritabilitas
Konsentrasi buruk
Gelisah
Batasan Karakteristik Lain (non-NANDA International)
Perubahan postur tubuh
Perubahan abtraksi
Ansietas
Apatis
Perubahan ketegangan otot
Respon yang tidak sesuai
Indikasi perubahan citra tubuh
Faktor yang Berhubungan
Perubahan resepsi, transmisi,dan/integrasi sensori
Ketidakseimbangan biokimia

9
Ketidakseimbangan elektrolit
Stimulus lingkungan yang berlebihan
Ketidakcukupan stimulus lingkungan
Stress psikologis
Kriteria Hasil :
 Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
 Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
 Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan
Intervensi NIC:
Peningkatan Komunikasi: Defisit Penglihatan: Membantu pembelajaran dan
penerimaan metode alternatif untuk menjalani hidup dengan penurunan fungsi
penglihatan.
Manajemen Waham: Meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan orientasi
realitas pasien yang mengalami keyakinan yang kuat dan salah yang tidak sesuai
dengan kenyataan.
Manajemen lingkungan: Memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk
manfaat terapeutik.
Manajemen Halusinasi: Meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan orientasi
realitas pasien yang mengalami halusinasi.
Pemantauan Neurologis: Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologis.

Tindakan/ intervensi Rasional

 Tentukan ketajaman penglihatan,  Kebutuhan individu dan pilihan


catat apakah satu atau kedua mata intervensi bervariasi sebab
terlibat kehilangna penglihatan terjadi
 Orientasikan pasien terhadap lambat dan progresif.
lingkungan, staf, orang lain di  Memberikan peningkatan
areanya kenyamanan dan kekeluargaan,
 Observasi tanda-tanda dan gejala- menurunkan kecemasan.

10
gejala disorientasi  Terbangun pada lingkungan yang tak
 Perhatikan tentang suram atau tikenal dan mengalami keterbatasan
penglihatan kabur dan iritasi mata, penglihatan dapat mengakibatkan
dimana dapat terjadi bila bingung pada orang tua.
menggunakan tetes mata  Gangguan penglihatan dan iritasi
 Ingatkan pasien menggunakan dapat berakhir 1-2 jam setelah
kacamata katarak yang tujuannya tetesan mata tetapi secara bertahap
memperbesar kurang lebih 25 %, menurun dengan penggunaan.
penglihatan perifer hilang, dan buta  Perubahan ketajaman dan kedalaman
titik mungkin ada. persepsi dapat menyebabkan
bingung penglihatan/meningkatkan
resiko cedera sampai pasien belajar
untuk mengkompensasi

2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses penyakit


Definisi :
Merasa kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospritual,lingkungan, dan sosial

Batasan karakteristik

 Ansietas
 Menangis
 Gangguan pola tidur
 Takut
 Ketidakmampuan untuk rileks
 Iritabilitas
 Merintih
 Melaporkan mersa dingin
 Melaporkan merasa panas
 Melaporkan perasaan tidak nyaman
 Melaporkan gejala distress
 Melaporkan rasa lapar
 Melaporkan rasa gatal
 Melaporkan kurang puas dengan keadaan

11
 Melaporkan kurang senang dengan situasi tersebut
 Gelisah
 Berkeluh kesah

Faktor yang berhubungan:

 Gejala terkait penyakit


 Sumber yang tidak adekuat
 Kurang pengendalian lingkungan
 Kurang privasi
 Kurang control situasional
 Stimulasi lingkungan yang menganggu
 Efek samping terkait terapi (mis.,medikasi, radiasi)

Noc:

 Anxiety reduction
 Comfort level
 Pain level
 Rest : extent and pattern
 Sleep : extent ang pattern

Kriteria hasil :

 Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari


 Pola tidur, kualitas dalam batas normal
 Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
 Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan tidur

NOC

 Ansiety
 Fear leavel
 Sleep deprivation
 Comfort, readiness for enchanced

NIC

Sleep Enhancement

- Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur


- Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
- Fasilitas untuk mempertahankan aktifitas sebelum tidur (membaca)

12
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
- Kolaborasi pemberian obat tidur
- Diskusikan dengan pasien dengan keluarga tentang teknik tidur pasien
- Instruksikan untuk memonitor tidur pasien
- Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
- Monitor/cacat kebutuhan tidur pasien setaip hari dan jam

NIC

Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)

- Gunakan pendekatan yang menenangkan


- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
- Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres
- Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
- Dorong keluarga untuk menemani anak
- Lakukan back/neck rub
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
- Instrusikan pasien menggunakan teknik relaksasi
- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

Environment management confort pain management

Kriteria Hasil :
 Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang
 Klien tidak menyeringai kesakitan
 Mampu mengontrol kecemasan
 Status lingkungan yang nyaman
 Mengontrol nyeri
 Kualita tidur dan istirahat adekuat
 Agresi pengendalian diri
 Respon terhadap pengobatan
 Control gejala
 Status kenyamanan meningkat
 Dapat mengontrol ketakutan

13
 Support social
 Keinginan untuk hidup

Tindakan/Intervensi Rasional
 Kaji tingkat nyeri klien  Mengetahui tingkat nyeri klien
dalam menentukan tindakan
selanjutnya
 Jelaskan sebab dan akibat nyeri  Dengan sebab dan akibat nyeri
pada klien serta keluarganya diharapkan klien berpartisipasi
 Ajarkan tehnik relaksasi dan dalam perawatan untuk mengurangi
distraksi nyeri
 Observasi tanda tanda vital dan  Klien mengetahui tehnik distraksi dn
keluhan klien relaksasi sehinggga dapat
mempraktekkannya bila mengalami
nyeri
 Mengetahui keadaan umum dan
perkembangan kondisi klien.

3. Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelelahan dan kelemahan.


Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktivits sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan.
Batasan Karakteristik:
Subjektif:
Ketidaknyamanan atau dyspnea saat beraktivitas
Melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal
Objektif:
Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respon terhadap aktivitas
Perubahan EKG yang menunjukkan aritimia atau iskemia
Faktor yang berhubungan
Tirah baring dan imobilitas
Kelemahan umum

14
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Gaya hidup kurang gerak
Kriteria Hasil :
Menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas, dengan frekuensi jantung/irama dan
tekanan darah dalam batas normal, kulit hangat, merah muda dan kering.
Intervensi NIC:
Terapi Aktivitas : Memberi anjuran tentang dan bantuan dalam aktivitas fisik,
kognitif, sosial, dan spiritual yang spesifik untuk meningkatkan rentang, frekuensi,
atau durasi aktivitas individu (atau kelompok).
Manajemen energi: Mengatur penggunaan energi untuk mengatasi atau mencegah
kelelahan danmengoptimalkan fungsi.
Manajemen lingkungan: Memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk
memperoleh manfaat terapeutik, stimulasi sensorik, dan kesejahteraan psikologis.
Terapi latihan fisik: Mobilitas Sendi: Menggunakan gerakan tubuh aktif atau pasif
untuk mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi.
Terapi latihan fisik: Pengendalian otot: Menggunakan aktivitas atau protokol
latihan yang spesifik untuk meningkatkan atau memulihkan gerakan tubuh yang
terkontrol.
Promosi latihan fisik: Latihan kekuatan: Memfasilitasi latihan otot resistif secara
rutin untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot.
Bantuan pemeliharaan rumah: Membantu pasien dan keluarga untuk menjaga
rumah sebagai tempat tinggal yang bersih, aman, dan menyenangkan.
Manajemen alam perasaan: Memberi rasa keamanan, stabilisasi, pemulihan, dan
pemeliharaan pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun
peningkatan alam perasaan.
Bantuan perawatan-Diri: Membantu individu untuk melakukan AKS
Bantuan Perawatan-Diri: AKSI: Membantu dan mengarahkan individu untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari instrumental (AKSI) yang diperlukan
untuk berfungsi di rumah atau di komunitas.

15
Rasional
Intervensi

 Kaji toleransi pasien terhadap  Parameter menunjukkan respon


aktifitas menggunakan parameter fisiologis pasien terhadap stres
berikut: nadi 20/mnt di atas aktifitas dan indikator derajat
frekuensi nadi istirahat, catat pengaruh kelebihan kerja
peningkatan TD, dispnea, nyeri jantung.
dada, kelelahan berat, kelemahan,  Menurunkan kerja
berkeringat, pusing atau pingsan. miokard/konsumsi oksigen,
 Tingkatkan istirahat, batasi menurunkan resiko komplikasi.
aktifitas pada dasar nyeri/respon  Pembicaraan yang panjang
hemodinamik, berikan aktifitas sangat mempengaruhi pasien,
senggang yang tidak berat. namun periode kunjungan yang
 Batas pengunjung atau kunjungan tenang bersifat terapeutik.
oleh pasien.  Stabilitas fisiologis pada
 Kaji kesiapan untuk istirahat penting untuk
meningkatkan aktifitas contoh: menunjukkan tingkat aktifitas
penurunan kelemahan/kelelahan, individu.
TD stabil/frekuensi nadi,  Konsumsi oksigen miokardia
peningkatan perhatian pada selama berbagai aktifitas dapat
aktifitas dan perawatan diri. meningkatkan jumlah oksigen
 Dorong memajukan yang ada. Kemajuan aktifitas
aktifitas/toleransi perawatan diri. bertahap mencegah peningkatan
 Berikan bantuan sesuai kebutuhan tiba-tiba pada kerja jantung.
(makan, mandi, berpakaian,  Teknik penghematan energi
eleminasi). menurunkan penggunaan energi
 Jelaskan pola peningkatan dan membantu keseimbangan
bertahap dari aktifitas, contoh: suplai dan kebutuhan oksigen.
posisi duduk ditempat tidur bila  Aktifitas yang maju memberikan
tidak pusing dan tidak ada nyeri, kontrol jantung, meningkatkan
bangun dari tempat tidur, belajar regangan dan mencegah aktifitas

16
berdiri dst. berlebihan.

4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan


Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan
memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
Batasan karakteristik:
Perilaku:
Penurunan produktivitas
Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup
Gerakan yang tidak relevan (misalnya, mengeret kaki, gerakan lengan)
Gelisah
Memandang sekilas
Insomnia
Kontak mata buruk
Resah
Menyelidik dan tidak waspada
Afektif:
Gelisah
Kesedihan yang mendalam
Distress
Ketakukat
Perasaan tidak adekuat
Focus pada diri sendiri
Peningkatan kekhawatiran
Iritabilitas
Gugup
Gembira berlebihan

17
Nyeri dan peningkatan ketidakberdayaan yang persisten
Marah
Menyesal
Perasaan takut
Ketidakpastian
Kekhawatiran
Fisiologis:
Wajah tegang
Insomnia (non-NANDA)
Peningkatan keringat
Peningkatan ketegangan
Terguncang
Gemetar atau tremor ditangan
Suara bergetar
Kriteria Hasil :

 Tampak rileks dan melaporkan bahwa ansietas menurun sampai tingkat yang
dapat diatasi
 Menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah
 Menggunakan sumber secara adekuat
Intervensi NIC:
Bimbingan antisipasi: Mempersiapkan pasien menghadapi kemungkinan krisis
perkembangan dan atau situasional.
Penurunan ansietas: meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka, atau
perasaan tidak tenang yang berhubungan dengan sumber bahaya yang diantisipasi
dan tidak jelas.
Teknik menenangkan diri: Meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami
distress akut.
Peningkatan koping: Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,
perubahan, atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup.
Dukungan emosi: Memberikan penenangan, penerimaan, dan bantuan/dukungan
selama masa stress.
18
Intervensi Rasional

 Kaji tingkat ansietas, derajat  Faktor ini mempengaruhi


pengalaman nyeri/timbulnya gejala persepsi pasijen terhadap
tiba-tiba dan pengetahuan kondisi ancaman diri, danpotensial siklus
saat ini ansietas
 Berikan informasi yang akurat dan  Menurunkan ansietas
jujur. Diskusikan kemungkinan sehubungan dengan
bahwa pengawasan dan pengobatan ketidaktahuan dan harapan yang
dapat mencegah kehilangan akan datang dan memberikan
penglihatan tambahan dasar fakta tentang pilihan
 Dorong pasien untuk mengakui pengobatan
masalah dan mengekspresikan  Memberikan kesempata pasien
perasaan untuk menerima situasi nyata,
 Identifikasi sumber atau orang mengklarifikasi salah persepsi
yang dapat membantu dan pemecahan masalah
 Memberi keyakinan bahwa
pasien tidak sendiri dalam
menghadapi masalah

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis, pengobatan berhubungan dengan


tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi.
Definisi:

Penyerapan informasi kognitif yang berhubungan dengan topic tertentu yang


mencukupi memenuhi tujuan-kesehatan dan dapat ditingkatkan

Batasan Karakteristik:

Subjektif

Menjelaskan pengetahuan mengenai topic

Mengungkapkan ketertarikan untuk belajar

Objektif

19
Perilaku yang sesuai dengan pengetahuan yang diperlihatkan

Menjelaskan pengalaman sebelumnya yang berhubungan dengan topik pembelajaran

Faktor yang Berhubungan:

Diagnosis ini merupakan diagnosis sejahtera sehingga tidak memerlukan etiologi

NOC

Pengetahuan perilaku sehat: tingkat pemahaman yang ditunjukan mengenai promosi


dan perlindungan kesehatan

Pengetahuan: Promosi Kesehatan: tingkat pemahaman yang ditunjukkan mengenai


informasi yang diperlukan untuk memperoleh dan mempertahankan kesehatan yang
oktimal

Pengetahuan: Sumber Kesehatan: tingkat pemahaman yang ditunjukkan mengenai


sumber perawatan kesehatan yang relevan

Tujuan/criteria Evaluasi

Contoh lain

pasien dan keluarga akan:

 Megidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan mengenai perilaku promosi


kesehatan atau program terapi (mis., informasi mengenai diet)
 Memperlihatkan kemampuan untuk_________(jelaskan keterampilan atau perilaku)

Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan dan pengalaman


belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku yang konduktif untuk
kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan komunitas

Paduan system kesehatan: memfasilitasi lokasi pasien dan penggunaan layanan


kesehatan yang sesuai

Fasilitasi pembelajaran: meningkatkan kemampuan untuk memproses dan


memahami informasi

Peningkatan kesiapan untuk belajar: memperbaiki kemampuan dan lingkungan untuk


menerima informasi.

Kriteria Hasil :
 Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan
20
 Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan
Intervensi Rasional

 Kaji informasi tentang kondisi  Meningkatkan pemahaman klien.


individu, prognosis, tipe prosedur  Pengawasan yang periodik
atau lensa menurunkan resiko komplikasi
 Tekankan pentingnya evaluasi pada klien.
perawatan rutin. Beri tahu untuk  Dapat bereaksi silang/ campur
melaporkan penglihatan berawan. pada obat yang diberikan.
 Informasikan pasien untuk  Tindakan yang benar dapat
menghindari tetes mata yang dijual membatasi absorbsi dalam
bebas sirkulasi sistemik.
 Diskusikan kemungkinan efek atau
interaksi antara obat mata dan
masalah medis pasien. Ajarkan
metode yang tepat memasukkan
obat tetes untuk meminimalkan efek
sistemik

- Implementasi
Serangkaian kegiatan keperawatan berdasarkan intervensi yang telah direncanakan
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan
terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan mencegah masalah kesehatan yang
muncul di kemudian hari.
- Evaluasi
Mengevaluasi hasil, menilai perkembangan dari implementasi yang telah
dilaksanakan.

21
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan

Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya


kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.

Presbiopi atau mata tua yang disebabkan karena daya akomodasi lensa mata tidak
bekerja dengan baik akibatnya lensa mata tidak dapat menmfokuskan cahaya ke titik
kuning dengan tepat sehingga mata tidak bisa melihat yang dekat.

b. SARAN

Dengan dibuatnya makalah ini para pembaca dapat memberikan penata laksanaan
pada pasien presbiopia dengan baik dan benar sehingga makalah kami bermanfaat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC Jilid 1 Edisi Revisi. Yogyakarta: MediAction.

Wilkinson, Judith M dan Ahern, Nancy R. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan: Diagnosa
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, Ed.9. Jakarta: EGC.

http://dokumen.tips/documents/makalah-presbiopi-55b0b7c11774a.html

https://www.scribd.com/doc/74682567/Askep-Presbiopi-Edit

http://dokumen.tips/documents/askep-presbiopi-edit.html

http://documents.tips/documents/lp-keperawatan-gangguan-
penglihatanpresbiopidoc.html

23

Anda mungkin juga menyukai