Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah Tambangsawah, Kecamatan Pinangbelapis, Kabupaten Lebong,

Provinsi Bengkulu merupakan daerah perbukitan dan dataran dengan ketinggian

antara 300-1100 meter di atas permukaan laut (mdpl). Punggung perbukitan

umumnya memanjang arah baratlaut-tenggara, mempunyai topografi yang

dibentuk oleh batuan vulkanik dan sedimen. Berdasarkan pembagian zona

Fisiografi Pulau Sumatera, daerah penelitian termasuk pada Zona Jajaran Barisan

yang menempati sekitar 30% dari Pulau Sumatera. (van Bemmelen, 1949).

Berdasarkan pembagian mendala geologi Tersier Pulau Sumatera,

Bengkulu dibagi menjadi tiga bagian yaitu Lajur Bengkulu di barat, Lajur Barisan

di tengah dan Lajur Palembang di timur laut. Adapun lokasi penelitian masuk

dalam lajur Barisan dan Lajur Bengkulu.

Lajur Barisan terisi atas batuan yang mempunyai kisaran umur antara

Paleosen sampai Plistosen, membujur di sepanjang bagian Barat dan sejajar

dengan memanjangnya sumbu Pulau Sumatera. Lajur ini merupakan daerah

kegiatan magmatik selama Tersier dan Kuarter dengan jenis batuannya terdiri atas

tuff, breksi gunungapi, lava dan terobosan batuan granit. Sedangkan lajur

Bengkulu terdiri atas batuan yang meliputi sedimen laut yang berasal dari batuan

gunungapi klastika Pegunungan Barisan, dan setempat bersisipan batugamping.

Hasil penelitian geologi yang dilakukan oleh Kusnama, dkk (1992) dan

Yulihanto, dkk (1995) pada Cekungan Bengkulu memiliki perbedaan umur

formasi. Menurut Kusnama, dkk (1992) Formasi Seblat diendapkan pada Kala

1
Oligosen-Miosen Awal. Sedangkan menurut Yulihanto, dkk (1995) Formasi Seblat

diendapkan pada Kala Miosen Awal-Miosen Tengah.

Berdasarkan arah orientasinya secara lokal struktur pada Cekungan

Bengkulu dapat dibagi menjadi empat arah dari sesar utama yaitu sistem sesar

barat laut - tenggara, sistem sesar utara-selatan, timurlaut-baratdaya, dan sistem

sesar timur-barat.

Selain kondisi geologi yang menarik di lokasi penelitian, penulis juga

tertarik melakukan studi khusus petrogenesa batuan granit yang ada di lokasi

penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh S.Gafoer dan Pardede

(1992) diketahui bahwa di daerah penelitian terdapat intrusi batuan granit. Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana proses

pembentukan batuan ini, sehingga asal mula, proses-proses yang menyebabkan

batuan terbentuk dan daerah pengendapannya dapat diketahui. Petrogenesa batuan

beku menyangkut segala hal yang berkaitan dengan pembentukan batuan beku,

seperti mekanisme pembekuan magma, tempat pembekuannya dan sifat asal

magma.

Maka dari itu, penulis melakukan pemetaan dan penelitian geologi dengan

judul “Geologi dan Studi Petrogenesa Batuan Beku Granit Daerah Tambangsawah

dan Sekitarnya, Kecamatan Pinangbelapis, Kabupaten Lebong, Provinsi

Bengkulu”.

1.2. Maksud dan Tujuan

Penelitian geologi Daerah Tambangsawah dan Sekitarnya, Kecamatan

Pinangbelapis, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu dimaksudkan untuk

2
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Sarjana Strata Satu

(S-1) pada Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan.

Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tatanan geologi

daerah penelitian yang mencakup geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi,

perkembangan sejarah geologi dengan hasil penelitian berupa peta lokasi

pengamatan singkapan batuan, peta geologi, peta geomorfologi, penampang

geologi, penampang geomorfologi dan mengetahui petrogenesa batuan Granit

yang terdapat di lokasi penelitian.

1.3. Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian

Secara geografis daerah penelitian dibatasi oleh batas-batas lintang dan

bujur yaitu pada koordinat 3° 2’ 1” – 3° 5’ 50” LS dan 102° 9’ 22” –102° 13’ 8”

BT. Luas wilayah penelitian kurang lebih 7 km x 7 km atau sekitar 49 km2 .

Daerah penelitian termasuk pada Peta Geologi Regional Lembar Bengkulu No.

0912 dengan skala 1:250.000 (S.Gafoer, T.C. Amin dan R.Padede, 1982) yang

diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung,

Direktorat Jendral Geologi dan Sumberdaya Mineral.

Lokasi Penelitian terletak lebih kurang 100 km ke arah utara dari kota

Bengkulu. Secara administratif daerah penelitian termasuk pada 7 Desa yaitu :

Desa Tambangsawah, Desa Airkopras, Desa Airputih, Desa Palima, Desa Palapan

Desa Lemeu dan Desa Tunggang, 2 Kecamatan yaitu: Kecamatan Pinangbelapis

dan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu.

Daerah penelitian dapat dicapai melalui jalur udara menggunakan pesawat.

Dari Bogor menggunakan Bus Damri ke Bandar Udara Soekarno Hatta,

Tangerang, kemudian rute Jakarta – Bengkulu menggunakan pesawat terbang

3
dengan waktu tempuh ± 1,5 jam Ke Bandar Udara Fatmawati, Bengkulu. Dari

Bengkulu ke camp menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh ± 4

jam. Dari camp ke lokasi penelitian menggunakan kendaraan roda dua dengan

waktu tempuh sekitar 10 - 15 menit. Untuk memudahkan dan memperlancar

kegiatan pekerjaan lapangan maka penulis memilih Desa kampung Jawa sebagai

pangkalan kerja (basecamp) mengingat lokasi ini posisinya sangat strategis,

banyak akses untuk menuju desa-desa lain. (Gambar 1.1)

Lokasi Penelitian

Gambar 1.1 Peta Lokasi Daerah Penelitian.

1.4. Waktu Penelitian

Penelitian ini memerlukan waktu kurang lebih 6 bulan dimulai sejak

bulan April hingga September 2019, Kegiatan tugas akhir dilaksanakan dimulai

dari kegiatan pra-lapangan (April 2019), kegiatan lapangan (April - Mei 2019),

pasca lapangan (Juni - Oktober 2019).

1.5. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan agar penelitian yang dilakukan memiliki

tahapan-tahapan penelitian yang jelas dan teratur. Sehingga tahapan yang

4
dilakukan selama penelitian dapat mencapai apa yang diharapkan dari tujuan

penelitian tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan

penelitian adalah pemetaan geologi permukaan, dimana pada bagan alir tersebut

terdiri dari tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan pada saat penelitian. Bagan

alir metode penelitian tersebut adalah sebagai berikut (Gambar 1.2).

Studi
Rumusan Masalah
Literatur

Data Lapangan

Analisis

Analisis Studio Analisis


Laboratorium

Laporan Akhir

Gambar 1.2. Bagan Alir Metode Penelitian

1.5.1. Studi Literatur

Tahapan ini merupakan tahap paling awal sebelum melakukan penelitian

di lapangan, hal-hal yang perlu dilakukan pada tahapan ini diantaranya:

1. Mempelajari hasil-hasil penelitian yang telah ada dan berhubungan dengan

daerah penelitian.

2. Mempelajari Peta Geologi Lembar Bengkulu skala 1 : 250.000.

3. Analisis Peta Topografi skala 1 : 25.000.

5
1.5.2. Rumusan Masalah

Penelitian yang dilakukan di daerah Tambangsawah, Kecamatan

Pinangblapis, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu dapat dirumuskan beberapa

masalah, yaitu :

1. Proses pembentukan bentangalam (geomorfologi) di daerah penelitian

yang dikendalikan oleh struktur, proses-proses geomorfologi dan stadia

geomorfiknya.

2. Tatanan batuan yang terdapat di daerah penelitian, baik penyebaran

lapisan batuan secara vertikal dan lateral, umur satuan batuan, lingkungan

pengendapan dan hubungan stratigrafinya.

3. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa kekar,

struktur patahan, dan mekanisme pembentukan struktur.

4. Sejarah geologi daerah penelitian serta mekanisme pembentukan daerah

penelitian.

5. Petrogenesa batuan granit yang terdapat di daerah penelitian.

1.5.3. Data Lapangan

Tahapan ini merupakan tahap pengambilan data di lapangan untuk

menjawab permasalahan yang ada yaitu dengan melakukan pemetaan geologi

lapangan yang mencakup:

1. Pemetaan geologi permukaan yang terdiri dari pengamatan singkapan

pada jalur lintasan yang sudah direncanakan, pengukuran kedudukan

batuan (strike/dip), pemerian singkapan secara megaskopis, sampling

dan plotting pada peta rupabumi sebagai peta dasar.

6
2. Pengambilan conto batuan untuk analisis petrografi dianggap mewakili

dari jenis litologi pada satuan batuan dan pengambilan conto batuan

untuk analisis mikropaleontologi diambil pada bagian bawah dan atas

satuan batuan.

3. Pengukuran unsur-unsur struktur meliputi pengukuran kedudukan dari

tiap lapisan batuan, kedudukan kekar, sesar, arah breksiasi, dan unsur-

unsur struktur lainnya.

4. Pengambilan foto serta pembuatan sketsa singkapan, morfologi sebagai

bukti pendukung dalam penyusunan laporan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan lapangan perlu didukung peralatan yang

standar lapangan, peralatan yang digunakan dalam melakukan penelitian di

lapangan, yaitu:

1. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar Bengkulu No 0912 Tahun 1992

skala 1 : 250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan

Penelitian Geologi, Bandung.

2. Peta Topografi daerah penelitian.

3. Kompas geologi.

4. Global positioning system (GPS) Garmin.

5. Palu geologi batuan sedimen.

6. Loupe dengan pembesaran 10x.

7. Larutan HCl 10%.

8. Notebook/Laptop.

9. Pita ukur dan meteran.

10. Kantong sampel sebagai tempat conto batuan untuk analisis laboratorium.

7
11. Alat tulis.

12. Komparator besar butir.

13. Kamera digital.

14. Peralatan lain yang mendukung.

1.5.4. Analisis

Tahapan ini merupakan kelanjutan dari penelitian lapangan yang telah

dilakukan sebelumnya. Tahapan ini pada metode penelitian merupakan tahapan

analisis. Dimana yang termasuk dalam tahapan ini adalah tahapan studio dan

tahapan laboratorium.

1.5.4.1 Tahapan Studio

Tahapan studio meliputi pekerjaan-pekerjaan :

1. Analisa struktur geologi, yaitu dengan menganalisis data-data

struktur yang diperoleh dari kegiatan pemetaan pada tahapan

lapangan dengan menggunakan perangkat lunak komputer

StereoNet, Dips,. Sehingga dapat ditentukan analisis kinematika dan

analisis dinamika dari struktur geologi yang berkembang pada

daerah penelitian.

2. Analisa Geomorfologi, yaitu menganalisis sudut lereng pada setiap

unsur unsur morfologi sehingga dapat diketahui kemiringan

lerengnya.

3. Analisa Stratigrafi, yaitu menganilisis sebaran batuan dan

mengelompokannya menjadi satuan batuan berdasarkan

lithostartigrafi.

8
4. Pembuatan peta-peta berupa peta lintasan, peta geologi, peta

geomorfologi, penampang geologi dan geomorfologi untuk dapat

menceritakan urut-urutan kejadian pada daerah penelitian.

Dikerjakan dengan bantuan perangkat lunak ArcMap 10.4 dan Paint

3D.

1.5.4.2 Tahapan Laboratorium

Dalam tahapan ini meliputi :

1. Analisis petrografi, yaitu analisis sayatan tipis dibawah mikroskop

polarisasi untuk mengetahui kandungan dan komposisi mineral,

tekstur dan struktur batuan, hingga penamaan batuan tersebut.

2. Analisis mikropaleontologi, yaitu analisis mikro fosil untuk

mengetahui jenis fosil. Dimana hal ini berguna untuk mengetahui

umur batuan serta lingkungan pengendapan batuan. Analisis yang

dilakukan disini terdiri dari preparat fosil yang dihasilkan dari

analisis mikrofosil dari 2 contoh batuan.

1.5.5. Laporan Akhir

Tahapan penyusunan laporan akhir merupakan kegiatan yang dilakukan

guna menyusun keseluruhan informasi dari hasil kegiatan penelitian secara tertulis

yang mana merupakan kesimpulan dari hasil penelitian. Meliputi pembahasan

mengenai geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan sejarah geologi serta

studi khusus mengenai petrogenesa batuan beku granit.

9
1.6 Peneliti Terdahulu

Beberapa peneliti terdahulu yang pernah melakukan penelitian baik secara

regional maupun secara detail pada lokasi penelitian antara lain:

1. Gafoer, S., Cobrie, T., & R. Pardede (1992). Peta Geologi Lembar

Bengkulu, skala 1: 250.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,

Bandung.

2. Kusnama, dkk (1992). Tertiary stratigraphy and tectonic evolution of

southern Sumatra. Geological Research and Development Centre.

3. Yulihanto, dkk (1995). Structural Analysis Of The Onshore Bengkulu

Frearc Basin.Proceedings Indonesian Petroleum Association.

4. Heryanto, Rahmat. (2006).Karakteristik Formasi Seblat Di Daerah

Bengkulu Selatan. Jurnal Geologi Dan Sumber Daya Mineral, Vol 16, No

3.

5. Sri Indarto, dkk (2007). Monografi Sumatera Batuan Volkanik Segmen

Selatan Daerah Bengkulu Di Sayap Barat Pegunungan Bukit Barisan.

Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.

6. Zulkarnain, Iskandar (2008). Alterasi Dan Mineralisasi Hidrotermal Pada

Batuan Volkanik Formasi Hulusimpang Daerah Bengkulu Dan Lampung

Di Kawasan Sayap Barat Pegunungan Bukit Barisan, Sumatera. Pusat

Penelitian Geoteknologi LIPI.

10
1.7 Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan ini penulis membagi laporan kedalam 7 bab, yaitu :

BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, letak dan kesampaian

daerah, permasalahan, metode dan tahapan penelitian serta waktu

pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

BAB II : Geomorfologi

Membahas mengenai fisiografi, satuan geomorfologi daerah

penelitian, termasuk didalamnya pola aliran sungai, stadium erosi,

dan tipe genetik sungai serta jentera geomorfik.

BAB III : Stratigrafi

Meliputi stratigrafi regional daerah penelitian dari penelitian

terdahulu dan stratigrafi daerah penelitian tugas akhir yang

dibahas seara rinci.

BAB IV : Struktur Geologi

Meliputi struktur geologi regional Bengkulu yang telah dibahas

oleh peneliti terdahulu dan struktur geologi yang berkembang di

daerah penelitian tugas akhir secara rinci.

BAB V : Sejarah Geologi

Meliputi sejarah perkembangan proses sedimentasi daerah

penelitian dan tektonik yang mempengaruhi keadaan geologinya.

11
BAB VI : Studi Khusus (Analisis Petrogenesa Batuan Beku Granit)

Membahas mengenai petrografi batuan, kimia batuan, evolusi

kritalisasi magma, dan lingkungan tektonik.

BAB VII : Kesimpulan

Membahas mengenai ringkasan dari hasil kegiatan tugas akhir

dan studi khusus yang ditampilkan dalam bentuk point-point inti

dari pembasan bab-bab sebelumnya.

12

Anda mungkin juga menyukai