Anda di halaman 1dari 18

Tugas Karya Ilmiah

Nama : Kartica Amyra M.S


NIM : 185090707111010
Prodi : Teknik Geof isika
Kelas : Fisika B

PERANAN GEOFISIKA DALAM


EKSPLORASI MINYAK BUMI DAN
MINERAL DENGAN METODE
GRAVITASI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak dan gas bumi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang
sangat penting. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia yang semakin
hari semakin ingin instan yang berimbas kepada kebutuhan minyak yang
semakin tinggi. Proses pembuatan barang -barang kebutuhan manusia juga
dilakukan serba instan menggunakan mesin -mesin, bahkan tanpa
campuran tangan Sumber Daya Manusia membuat konsumsi energi yang
dibutuhkan sangat banyak.

Kebutuhan manusia akan minyak dan gas bumi memacu manusia


untuk mengembangkan teknologi -teknologi yang semakin modern untuk
memperoleh informasi tentang keberadaan cekungan -cekungan minyak
dan gas bumi.

Salah satu nya adalah dengan melakukan eksplorasi mineral dan


eksploitasi untuk menemukan lapangan – lapangan minyak baru yang
potensial. Metode gravitasi adalah salah satu metode yang dipakai dalam
kegiatan tersebut. Metode gravitasi biasanya sebagai survey pendahuluan
setiap kegiatan ekplorasi. Sebagai contoh, pada ekplorasi minyak yang
identik dengan metode seismik tetap memerlukan data gravitasi sebagai
pembatas dalam interpretasi. Metode gravitasi digunakan untuk
mendeteksi anomali nilai gravitasi lokal ( residu). Anomali gravitasi
disebabkan adanya k ontras densitas lapisan batuan secara lateral.

Gravitasi adalah gaya tarik -menarik yang ada antara dua massa, dua
benda, setiap dua partikel. Gravitasi tidak hanya antara obyek dan daya
tarik Bumi. Ini adalah daya tarik yang ada di antara semua benda, di
mana-mana di alam semesta. Sir Isaac Newton (1642 - 1727) menemukan
bahwa gaya diperlukan untuk mengubah kecepatan atau arah gerakan
suatu benda. Dia juga menyadari bahwa kekuatan yang disebut
“gravitasi” harus membuat apel jatuh dari pohon, atau manusia d an
hewan hidup di permukaan planet kita berputar tanpa off lebar. Selain
itu, ia menyimpulkan bahwa gaya gravitasi ada di antara semua benda.
semakin besar materi, semakin besar gavitasi, sehingga hal -hal yang
memiliki banyak hal seperti planet dan bulan d an bintang-bintang
menarik lebih kuat.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana sifat -sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu
secara vertical maupun horizontal?

2. Bagaimana mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan


pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter -parameter fisika
yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi ?

3. Bagaimana mengeksplorasi mineral yang ada di bawah permukaan


tanah?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sifat -sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi


baik itu secara vertikal maupun horisontal.

2. Untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan


pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter -parameter fisika
yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi.

3. Untuk eksplorasi mineral di permukaan tanah, terutama kandungan


hidrokarbon yang tinggi.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geofisika

Geofisika adalah ilmu yang menggabungkan antara ilmu Geologi


dengan Fisika. Geologi sendiri adalah ilmu yang mempelajari mengenai
interior bumi serta pembentukannya. Sedangkan fisika adalah ilmu
pengetahuan yang bertujuan mempelajari komponen zat dan inter aksinya,
menjelaskan sifat zat dan gejala alam yang dapat diamati. Jika
dikolaborasikan, pengertian geofisika adalah ilmu yang mempelajari
tentang bumi dengan memperhatikan pengukuran fisika yang ada di
permukaan bumi maupun di bawah bumi.

Geofisika memiliki peranan yang cukup penting ketika secara


geologis, indikator geologinya yang bisa dicapai semakin berkurang.
Seiring berjalannya waktu, metode geofisika semakin dikembangkan
dalam pencarian maupun ekplorasi minyak bumi dan mineral.

Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hamper di semua perguruan tinggi


negeri. Teknik geofisika termasuk ke dalam fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), karena memerlukan dasar ilmu fisika yang
kuat. Bidang kajian ilmu geofisika meliputi beberapa aspek, sehingga
terdapat banyak metode -metode yang dapat digunakan untuk eksplorasi
seismic yang digunakan dalam pencarian hidrokarbon.

Metode yang akan digunakan disesuaikan dengan apa yang dicari.


Dalam ekplorasi minyak bumi, bisa digunakan metode seismik pantul,
gravitasi, magnetotelurik, dan resistivitas. Untuk eksplorasi mineral
digunakan metode elektromagnetik, resistivitas, polarisasi -terinduksi,
gravitasi dan magnetik. Dalam karya ilmiah ini, metode yang akan
digunakan adalah metode gaya berat (gravitasi). Selama proses ekplorasi
ini tetap digunakan pengujian sampel secara geologis untuk memperoleh
hasil maksimal.

2.2 Metode Gravitasi (Gaya Berat)


Metode Gravitasi adalah salah satu metode dalam survey geofisika,
yang termasuk sebagai metode pasif, namun sensitiv e terhadap perubahan
vertikal. Serta untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan
perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling
(r=gram/cm3).
Metode ini memanfaatkan perbedaan nilai medan gravitasi di
permukaan bumi. Perbedaan/varias i nilai medan gravitasi tersebut
kemudian dipetakan distribusinya. Pengukuran ini dapat dilakukan
dipermukaan bumi, dikapal maupun diudara. Dalam metode ini yang
dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan
dibawah permukaan, sehingga dalam pelaksanaanya yang diselidiki adalah
perbedaan medan gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik
observasi lainnya. Karena perbedaan medan gravitasi ini relatif kecil maka
alat yang digunakan harus mempunyai ketelitian yang tinggi.
Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk
menemukan struktur yang merupakan jebakan minyak (oil trap), dan
dikenal sebagai metode awal saat akan melakukan eksplorasi daerah yang
berpotensi hidrokarbon. Disamping itu metode ini juga banyak d ipakai
dalam eksplorasi mineral dan lain -lain. Meskipun dapat dioperasikan
dalam berbagai macam hal tetapi pada prinsipnya metode ini dipilih
karena kemampuannya dalam membedakan rapat massa suatu material
terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian st ruktur bawah
permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah
permukaan ini penting untuk perencanaan langkah -langkah eksplorasi baik
itu minyak maupun mineral lainnya.
Pencapaian presisi microgal (beberapa bagian per miliar) merupakan
salah satu perkembangan teknik paling luar biasa. Interpretasi hampir
terus kecepatan dengan pengembangan instrumen, namun laporan pada
metode dan keberhasilan serius ( setidaknya 10 tahun) dalam literatur.
Masalah ambiguitas berkaitan dengan distribusi massa te lah jelas
dilaporkan, bagaimanapun, adalah tidak cukup diperlakukan untuk
pemisahan anomali. Meskipun demikian, banyak makalah berhubungan
dengan resolusi anomali yang tersebar di seluruh literatur, dari operator
cincin untuk transformasi Fourier cepat. B anyak diskusi juga ada di depan
dan perhitungan invers, tetapi sedikit perhatian telah diberikan dalam
literatur untuk interpretasi praktis, terutama dalam integrasi gravitasi
dengan data geofisika seismik, magnetik, dan bor.
Eksplorasi metode ini dilakuka n dalam bentuk kisi atau lintasan
penampang. Hal penting yang perlu diperhatikan saat melakukan
penelitian adalah melakukan kalibrasi alat dan menentukan titik acuan
(base station) sebelum melakukan pengambilan data gayaberat di titik -
titik ukur lainnya. M encari besarnya harga medan gravitasi suatu base
station (titik ikat) pengukuran dapat dilakukan dengan persamaan :
gbs = gref + ( gpembacaan bs + gpembacaan ref )
gbs = harga medan gravitasi base station
gref = harga medan gravitasi titik referensi
gpembacaan bs = harga pembacaan gravitasi di base station
gpembacaan ref = harga pembacaan gravitasi di titik referensi
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah-langkah Melakukan Pengukuran Metode Gravity


Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan
pengukuran adalah sebagai berikut :
Kalibrasi terhadap data / titik pengukuran yang telah diketahui nilai
gravitasi absolutnya, misalnya IGSN’71
1. Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN’71 terdekat
yang telah diketahui nilai ketinggian dan gravitasinya, dengan cara looping.
2. Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan
akibat faktor yang lainnya. Setelah melakukan hal di atas barulah
pengamatan yang sebenarnya dilakukan.
Pengukuran metoda gaya berat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
penentuan titik ikat dan pengukuran titik -titik gaya berat. Sebelum survei
dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih
pada lokasi yang cukup s tabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station
jumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari keadaan lapangan. Masing -
masing base station sebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci
meliputi posisi, nama tempat, skala dan petunjuk arah. Base stati on yang
baru akan diturunkan dari nilai gayaberat yang mengacu dan terikat pada
Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah penelitian. TTG tersebut
pada dasarnya telah terikat dengan jaringan Gayaberat Internasional atau
”International Gravity Stan dardization Net”,(IGSN 71). Base station berada
di Hotel Sari Bakung kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang
Provinsi Lampung. Base station diturunkan dari TTG.2327 yang berada di
pertigaan jalan terminal Panarakan -Menggala-Panarakan depan kuburan, 800
m membesar dari km.121 TB;km.2 Menggala; km.20 Panarakan. Penurunan
tersebut dilakukan dengan metode kitaran/looping.
Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravit y meter juga
penentuan posisi, waktu dan pembacaan barometer serta suhu. Pengukuran
gayaberat pada penelitian ini menggunakan alat gravit y meter LaCoste &
Romberg t ype G.525 berketelitian 0,03 mGal/hari ata u ± 0,1 mGal/bulan.
Penentuan posisi dan waktu menggunakan Global Positioning System (GPS)
Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan Barometer Aneroid
Precission dan termometer. Pengukuran pada titik -titik survei dilakukan
dengan metode kitaran/l ooping dengan pola A -B-C-D-A, dengan ‘A’ adalah
salah satu cell center (CC) yang merupakan base station setempat. Jarak
antar titik pengukuran pada keadaan normal ± 5 km, tergantung dari medan
yang akan diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada kecenderu ngan
(trend) geologi di daerah survei.
Metode kitaran/looping diharapkan untuk menghilangkan kesalahan yang
disebabkan oleh pergeseran pembacaan gravit y meter. Metode ini muncul
dikarenakan alat yang digunakan selama melakukan pengukuran akan
mengalami guncangan, sehingga menyebabkan bergesernya pembacaan titik
nol pada alat tersebut

3.2 Peralatan
Peralatan Geofisika yang digunakan untuk pengukuran gravitasi
permukaan termasuk gravimeter, sebuah cara mendapatkan posisi dan sarana
yang sangat akurat menentukan perubahan relatif dalam ketinggian.
Gravimeters dirancang untuk mengukur perbedaan yang san gat kecil dimedan
gravitasi dan sebagai hasilnya merupakan instrumen yang sangat halus.
Gravimeter ini rentan terhadap shock mekanis selama transportasi dan
penanganan.
Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data di darat adalah:
1. Gravimeter La Coste Ro mberg G-502
2. Piringan
3. GPS
4. Tali sebagai meteran jarak antar stasiun
5. Peta Geologi dan peta Topografi
6. Penunjuk Waktu
7. Alat tulis
8. Kamera
9. Pelindung Gravitimeter

Merupakan alat yang menggabungkan sensor ukuran dari berbagai


perubahan gravitasi di area yang jauh maupun dekat. Karena adanya
kandungan mineral di bawah tanah, maka daya tarikan gravitasi di suatu titik
dengan titik yang lain tidaklah sama. Alat ini di isi oleh suatu cairan yang
bernama Liquid Helium Filled.
Spesifikasi Alat
• 12-14 V DC
• Daya total 25A 300W
• Daya rata-rata 16A 200W
• Berat 105 kg
• 18ºC – 38ºC (0ºF – 100ºF), Suhu internal
• Keakuratan: 10μGal (Mutlak)
• Presisi: 10μGal dalam 10 menit (dalam kondisi tenang)

Aplikasi Alat
• Digunakan dalam eksplorasi mineral serta migas.
• Digunakan dalam kajian gravitasi bumi.
• Digunakan dalam pemetaan geologi.

Merupakan jenis Gravimeter Microprocessor Based Automatic yang


memiliki rebtang 7000 mGal tanpa harus reseting dan memiliki ketelitian
hingga 0,001 mGal. Dapat digunakan disegala per mukaan tanah dan dapat
mengukur perbedaan densitas yang kecil di bawah permukaan dangkal yang
dapat membantu dalam karakterisasi ketebalan overburden, atau mencari
rongga atau daerah padat di bawah permukaan dangkal. Pengukuran seperti
ini sangat sering di lakukan dalam karakterisasi deposit mineral logam
sebelum pengeboran.

Spesifikasi Alat
• Resolusi 0,005 mGal.
• Operasi minimum 700 mGal.
• Residual pergerakan jangka panjang kurang dari 0,02 mGal/hari.
• Berat 11 kg termasuk baterai.
• 240 mm x 310 mm x 320 mm.
• 48K RAM.
Aplikasi Alat
• Mendeteksi pergerakan tumbukan secara vertikal.
• Memonitor pergerakan aliran magma.
• Studi peningkatan level muka air laut.

Alat ini menggunakan prinsip gerak jatuh bebas. Suatu objek dijatuhkan
ke dalam suatu vakum. Objek yang jatuh be bas tersebut dipantau dengan
menggunakan laser inferometer berkemampuan tinggi. Arah dari benda yang
dijatuhkan ini merujuk pada spring aktif atau biasa disebutSuperspring.

Spesifikasi Alat
• Keakuratan mutlak : +/- 2Gal
• Pengukuran presisi : +/- 1Gal
• Waktu terintegrasi ke 1 gal : 1 jam
• Operasi alat : Dalam dan luar lapangan
• Dapat diubah sesuai dengan lokasi misalnya gravitasi di lautan dan
di darat.
• Dilengkapi dengan alat penginderaan jarak jauh dan alat pencatat.

Memiliki kemampuan yang tinggi dan mudah dibawa kemana -mana.


Ketelitian alat 0.01 miliGal. dapat menampilkan hingga 1 : 100000000 dari
gravitasi normal bumi.

Spesifikasi Alat
• Keakuratan data mutlak : +/- 10 Gal2.
• Pengukuran Presisi : +/- 5 Gal.
• Integrasi waktu ke 10 uGal : 5 menit.
• Operasi : Dalam dan luar lapangan.
• Akusisi : minimal dalam 30 menit

Alat yang digunakan dalam pengambilan data di laut


1. Kapal laut yang memiliki navigasi dilengkapi dengan peralatan
pendukung lainnya
2. Altimeter adal ah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari
permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi
dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan
ketinggian.
3. Gravimeter La Coste Romberg
4. GPS

3.3 Pengolahan Data Gravity


Pemrosesan data gayaberat yang sering disebut juga dengan reduksi data gayaberat,
secara umum dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar dan proses lanjutan.
Proses dasar mencakup seluruh proses berawal dari nilai pembacaan alat di lapangan sampai
diperoleh nilai anomali Bouguer di setiap titik amat. Proses tersebut meliputi tahap-tahap
sebagai berikut: konversi pembacaan gravity meter ke nilai milligal, koreksi apungan (drift
correction), koreksi pasang surut (tidal correction), koreksi lintang (latitude correction),
koreksi udara bebas (free-air correction),koreksi Bouguer (sampai pada tahap ini diperoleh
nilai anomali Bouguer Sederhana (ABS) pada topografi.), dan koreksi medan (terrain
correction). Pemrosesan data tersebut menggunakan komputer dengan software MS. Excel.
Proses lanjutan merupakan proses untuk mempertajam kenampakan/gejala geologi pada
daerah penyelidikan yaitu pemodelan dengan menggunakansoftware Surfer 8 dan
GRAV2DC. Beberapa koreksi dan konversi yang dilakukan dalam pemrosesan data metoda
gayaberat, dapat dinyatakan sebagai berikut :

3.3.1 Konversi Pembacaan Gravity Meter


Pemrosesan data gayaberat dilakukan terhadap nilai pembacaan gravity meter untuk
mendapatkan nilai anomali Bouguer. Untuk memperoleh nilai anomali Bouguer dari setiap
titik amat, maka dilakukan konversi pembacaan gravity meter menjadi nilai gayaberat dalam
satuan milligal. Untuk melakukan konversi memerlukan tabel konversi dari gravity meter
tersebut. Setiap gravity meter dilengkapi dengan tabel konversi.
Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut:
1. Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat sampai
ratusan yaitu 1700. Dalam tabel konversi (Tabel 3.1) nilai 1700 sama dengan
1730,844 mGal.
2. Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan dengan faktor
interval yang sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772 sehingga hasilnya menjadi
14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal.
3. Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 + 14.61445) x
CCF = 1746.222 mGal. Dimana CCF (Calibration Correction Factor) merupakan
nilai kalibrasi alat Gravity meter LaCoste & Romberg type G.525 sebesar
1.000437261.
Tabel 2.1 contoh tabel konversi gravity meter type G.525
Pembacaan Nilai Dalam Interval
Counter mGal Faktor
1600 1629.070 1.01774
1700 1730.844 1.01772
1800 1832.616 1.01770

3.3.2 Posisi dan Ketinggian


Penentuan posisi menggunakan GPS, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan
barometer aneroid dan termometer. Pengukuran ketinggian dilakukan secara diferensial
yaitu dengan menggunakan dua buah barometer dan termometer. Pengukuran tersebut
dilakukan dengan menempatkan satu alat di base station sedangkan alat yang lain dibawa
untuk melakukan pengukuran pada setiap titik amat.
Adapun pemrosesan data posisi dan ketinggian sebagai berikut.
1. Pemrosesan Data GPS
Setiap kali pembacaan posisi titik amat langsung dapat diketahui dari bacaan
tersebut, yaitu berupa bujur (longitude) dan lintang (latitude). Posisi yang ditunjukan
GPS dalam satuan derajat, menit dan detik. Maka perlu melakukan konversi posisi
dari satuan waktu ke dalam satuan derajat. Posisi ini selanjutnya digunakan untuk
menghitung koreksi lintang atau perhitungan normal.
2. Pemrosesan Data Barometer
Barometer merupakan alat ukur tekanan udara yang secara tidak langsung
digunakan untuk mengukur beda tinggi suatu tempat di permukaan bumi. Prinsip
pengukuran ketinggian barometer didasarkan pada suatu hubungan antara tekanan
udara disuatu tempat dengan ketinggian tempat lainnya, yaitu dengan adanya tekanan
udara suatu tempat dipermukaan bumi sebanding dengan berat kolom udara vertikal
yang berada diatasnya (hingga batas atas atmosfer). Ketelitiaan pengukuran tinggi
barometer sangat tergantung pada kondisi cuaca, sebab keadaan tersebut akan
mempengaruhi tekanan udara di suatu tempat. Perbedaan temperatur udara dan
kecepatan angin disuatu tempat akan menyebabkan tekanan udara naik turun
(berfluktuasi), sehingga akan menimbulkan kesalahan dalam beda tinggi antara dua
tempat yang berbeda. Maka perlu dilakukan pengukuran temperatur udara untuk
menentukan koreksi temperatur yang harus diperhitungkan dalam penentuan beda
tinggi, sehingga akan memperkecil kesalahan (Subagio, 2002). Pengukuran
ketinggiaan dengan menggunakan barometer selain tergantung pada tekanan udara,
dipengaruhi juga oleh beberapa parameter seperti temperatur udara, kelembaban
udara, posisi lintang titik amat, serta ketinggian titik ukur.
Dalam pemrosesan data metoda gayaberat terdapat beberapa tahapan dengan koreksi-
koreksi diantaranya adalah :
1. Koreksi Apungan (Drift Correction)
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi alat
(gravity meter) terhadap nilai pembacaan. Koreksi apungan muncul karena gravity
meter selama digunakan untuk melakukan pengukuran akan mengalami goncangan,
sehingga akan menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut.
Koreksi ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dengan metode looping,
yaitu dengan pembacaan ulang pada titik ikat (base station) dalam satu kalilooping,
sehingga nilai penyimpangannya diketahui. Besarnya koreksi Drift dirumuskan
sebagai berikut. Drift dengan g adalah medan gravitasi hasil pengukuran (mGal).
2. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)
Koreksi ini adalah untuk menghilangkan gaya tarik yang dialami bumi akibat
bulan dan matahari, sehingga di permukaan bumi akan mengalami gaya tarik naik
turun. Hal ini akan menyebabkan perubahan nilai medan gravitasi di permukaan bumi
secara periodik. Koreksi pasang surut juga tergantung dari kedudukan bulan dan
matahari terhadap bumi. Koreksi tersebut dihitung berdasarkan perumusan Longman
(1965) yang telah dibuat dalam sebuah paket program komputer. Koreksi ini selalu
ditambahkan terhadap nilai pengukuran, dari koreksi akan diperoleh nilai medan
gravitasi di permukaan topografi yang terkoreksi drift dan pasang surut,
3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)
Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi gayaberat di setiap lintang
geografis karena gayaberat tersebut berbeda, yang disebabkan oleh adanya gaya
sentrifugal dan bentuk ellipsoide. Dari koreksi ini akan diperoleh anomali medan
gayaberat. Medan anomali tersebut merupakan selisih antara medan gayaberat
observasi dengan medan gayaberat teoritis (gayaberat normal).
Menurut (Sunardy, A.C., 2005) gayaberat normal adalah harga gayaberat teoritis
yang mengacu pada permukaan laut rata-rata sebagai titik awal ketinggian dan
merupakan fungsi dari lintang geografi. Medan gayaberat teoritis diperoleh
berdasarkan rumusan-rumusan secara teoritis, maka untuk koreksi ini menggunakan
rumusan medan gayaberat teoris pada speroid referensi (z = 0) yang ditetapkan oleh
The International of Geodesy (IAG) yang diberi nama Geodetic Reference System
1967 (GRS 67) sebagai fungsi lintang (Burger, 1992),
4. Koreksi Ketinggian
Koreksi ini digunakan untuk menghilang perbedaan gravitasi yang dipengaruhi
oleh perbedaan ketinggian dari setiap titik amat. Koreksi ketinggian terdiri dari dua
macam yaitu
a. Koreksi Udara Bebas (free-air correction)
Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian
sebesar h dengan mengabaikan adanya massa yang terletak diantara titik
amat dengan sferoid referensi. Koreksi ini dilakukan untuk mendapatkan
anomali medan gayaberat di topografi. Untuk mendapat anomali medan
gayaberat di topografi maka medan gayaberat teoritis dan medan
gayaberat observasi harus sama-sama berada di topografi, sehingga
koreksi ini perlu dilakukan. Koreksi udara bebas dinyatakan secara
metematis dengan rumus :
FAC =0.3085h mGal
dimana h adalah beda ketinggian antara titik amat gayaberat dari sferoid
referensi (dalam meter).
Setelah dilakukan koreksi tersebut maka akan didapatkan anomali udara
bebas di topografi yang dapat dinyatakan dengan rumus :
FAA =gobs-g(f) +FAC mGal
dimana :
FAA: anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal)
Gobs: medan gayaberat observasi di topografi (mGal)
G(f): medan gayaberat teoritis pada posisi titik amat (mGal)
FAC : koreksi udara bebas (mGal)
b) Koreksi Bouguer
Bouguer Correction adalah harga gaya berat akibat massa di antara
referensi antara bidang referensi muka air laut samapi titik pengukuran
sehingga nilai gobservasi bertambah. Setelah dilakukan koreksi-koreksi
terhadap data percepatan gravitasi hasil pengukuran (koreksi latitude,
elevasi, dan topografi) maka diperoleh anomali percepatan gravitasi
(anomali gravitasi Bouguer lengkap) yaitu :
gBL = gobs ± g(ϕ) + gFA–gB + gT
dimana :
gobs = medan gravitasi observasi yang sudah dikoreksi pasang surut
g(ϕ) = Koreksi latitude
gFA = Koreksi udara bebas (Free Air Effect)
gB = Koreksi Bouguer
gT = Koreksi topografi (medan)
Dengan memasukan harga-harga numerik yang sudah diketahui,
gBL = gobs ± g(ϕ) + 0.094h– (0.01277h – T) σ
5. Koreksi Medan (Terrain Corection)
Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa disekitar
titik observasi. Adanya bukit dan lembah disekitar titik amat akan mengurangi
besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Karena efek tersebut sifatnya
mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat maka koreksi medan
harus ditambahkan terhadap nilai medan gayaberat.
Anomali Bouguer
Nilai anomali Bouguer lengkap dapat diperoleh dari nilai anomali Bouguer sederhana
yang telah terkoreksi medan, Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi
hasil pengukuran lapangan dengan koreksi-koreksi seperti yang telah diuraikan di atas.
Dg = {Dgobs ± DgF + (3,086 – 0,4191r) h + Tr} gu
BAB 4
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
1. Metode gravity dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan
berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling
(r=gram/cm3).
2. Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk menemukan
struktur yang merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal sebagai metode
awal saat akan melakukan eksplorasi daerah yang berpotensi hidrokarbon.
Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lain-
lain.
3. Metode ini memiliki kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu material
terhadap lingkungan sekitarnya sehingga struktur bawah permukaan dapat
diketahui.
4. Alat yang digunakan:
• Seperangkat Gravitimeter
• GPS
• Peta Geologi dan peta Topografi
• Penunjuk Waktu
• Alat tulis
• Kamera
• Pelindung Gravitimeter
• Dan beberapa alat pendukung lainnya
5. Lokasi titik acuan harus berupa titik/tempat yang stabil dan mudah dijangkau.
4.2 Daftar Pustaka
• Kurnia, Denni “Metode gravitasi dengan eksplorisasi”
https://www.academia.edu/8749304/Metode_Eksplorasi_dengan_Gravitasi
• Tedjo Kusumo , Ridwan, “Metode Eksplorasi Geofisika Gravitasi”.
http://www.slideshare.net/RidwanTedjokusumo/metode-eksplorasi-dengan-
gravitasi.html.
• Agustinus, Soren. “Teknik Survey Magnetik” .
http://geofisika-ceria.blogspot.com/2010/12/teknik-survei-magnetik.html
• IS Simalango, Alvonsus. “Metode Gravity”
http://alfonsussimalango.blogspot.com/2010/10/metode-gravity.html
• https://geohazard009.wordpress.com/tag/metode-gravitasi/
• http://eng.unila.ac.id/kumpulan-skripsi-prodi-teknik-geofisika/

Anda mungkin juga menyukai