Anda di halaman 1dari 10

WIRNA.

W
SMILE! YOU’RE AT THE BEST

MenuSkip to content
makalah iman kepada takdir

8 JANUARI 2014WIRNAWATI24 1 KOMENTAR


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allsh SWT karena berkat
rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“iman kepada takdir” tidak lupa pula salam dan salawat kita haturkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari dunia yang
kelam ke dunia yang terang benderang.

Makalah ini di susun untuk menjadi referensi, serta tugas yang


dibuat untuk memenuhi salah satu mata kulia yaitu “kuliah aqidah islam”. dalam
penyajian makalah ini penulis berusaha menyajikan materi dengan selengkap mungkin
sebisa kemampuan penulis.

Demikian upaya penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi


kebutuhan dalam lingkungan sendiri, namun tidak ada salahnya jika makalah ini
dibaca oleh siapa saja untuk menambah wawasan pemahaman keagamaannya, khususnya
yang terkaid dengan persoalan “iman kepada takdir”.

Penulis menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak


yang telah dengan ikhlas memberikan koreksi dan sumbangan pemikiran yang sifatnya
membangun, demi menutupi kekurangan dan kelemahan karya tulis ini.

Akhirnya, tidak ada gading yang tak retak, dan kesempurnaan hanya
milik Allah SWT, untuk itu kurang dan lebihnya makalah ini penulis menyampaikan
mohon maaf yang sebesarnya.

Makassar, 27 november 2012

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni :

Pengertian takdir
Beberapa tingkatan takdir
Manusia dan takdir
Hikmah mengimani takdir

Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan yakni :

Untuk memahami apa itu iman kepada takdir


Untuk menyelesaikan tugas kelompok dalam mata kuliah aqidah

BAB II

PEMBAHASAN
Pengertian takdir

Secara etimologi, qadha’ adalah bentuk mashdar dari kata kerja qadha’ yang berarti
kehendak atau ketetapan hukum Allah atas segala sesuatu. Sedangkan qadar secara
terminalogi adalah bentuk mashdar dari kata qadara yang berarti ukuran atau
ketentuan Allah terhadap segala sesuatu.

Secara terminalogis ada ulama yang berpendapat bahwa kedua istila


tersebut mempunyai pengertian yang sama, namun ada pula yang membedakannya. Yang
membedakan, mendefenisikan qadar sebagai “ilmu Allah tentang apa yang akan terjadi
pada seluruh makhluk-Nya pada masa yang akan datang. Sedangkan kata qadha’ adalah
“penciptaan segala sesuatu oleh Allah sesuai dengan ilmu dan iradahnya.

Ulama yang memberikan pengertian yang sama menyatakan bahwa qadha’


qadar adalah “ segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan hukum yang di
tetapkan secara pasti oleh Allah untuk segala yang maujud (ada), yang mengikat
antara sebab dan akibat segala sesuatu yang terjadi. Sebagai contoh dapat di baca
dalam Qs. Ar-Ra’ad 13:18. Al-Hijr 15:21, Al-Qamar 54:49.

Beberapa tingkatan takdir


Paling tidak ada beberapa tingkatan takdir atau qadar, yaitu sebagai berikut :

al-‘Ilmu
Allah maha mengetahui atas segala sesuatu, mengetahui apa yang talah
terjadi dan yang akan terjadi. Tidak satupun yang luput dari ilmu-Nya Allah :

Seperti yang ditulis dalam Qs. Al-Haj (22):70, yang terjemahannya

“apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesunggunya Allah mengetahui apa saja yang ada
di langit dan di bumi ?, bahwasanya demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh
Mahfuzh). Sesunggunya yang demikian itu amat mudah bagi”.

2.

al-kitabah
Allah yang mengetahui telah menuliskan segala sesuatu di lauhin
mahfudzdan tulisan itu tetap ada sampai dunia kiamat. Apa yang telah, sedang dan
akan terjadi telah dituliskan oleh Allah :

Seperti yang dituliskan dalam Qs. Al-Hadid (57):22, yang terjemahannya


“tiada suatu bencana yang menimpah di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.

al-Masyi’ah
mempunyai kehendak atas segala sesuatu baik di langit maupun di
bumi. Tidak satupun yang terjadi kecuali atas kehendak-Nya :

seperti yang ditulis dalam Qs. Al-Takwir (81):28-29, yang terjemehannya

“dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bilah dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui lagi maha bijaksana”.

al-Khalq
segala sesuatu diciptakan oleh-Nya. Dialah maha pencipta dan
diluar diri-Nya, semua adalah ciptaan-Nya.

Seperti yang dituliskan dalam Qs. Al-Zumar (39): 62

Manusia dan takdir


Masalah yang sering muncul adalah : apa manusia tidk punya
pilihan dalam melakukan sesuatu, untuk apa manusia berusaha, mengapa tuhan harus
mengadili sementara Allah sendiri yang menciptakan kejhatan, kenapa orang yang
tidak mendapat petunjuk disiksa di neraka ??

Pemahaman diatas muncul akibat pemahaman parsial terhadap


islam dan memahami takdir terlepas dari konteks keseluruhan ajaran islam.

Seharusnya diyakini bahwa Allah maha mengetahui, menghendaki,


menentukan segalanya itu harus diikuti dengan keyakinan bahwa Allah juga maha
bijak, adil, pengasih, dan penyayang dan seterusnya.

3
Hikmah mengimani takdir
Seorang muslim wajib mengimani takdir (al-Qadru Khairuhu wa
Syarruhu). Memahami takdir harus secara benar, karena keliru memahami takdir akan
melahirkan sikap yang salah pula dalam menjalani kehidupan dunia. Ada beberapa
hikmah :

Melahirkan kesadaran bahwa segala sesuatu berjalan sesuai ketentuan yang pasti dari
Allah.
Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik.
Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada yang memiliki kekuasaan dan
kehen dak mutlak di samping bijak, adil, dan kasih sayang-Nya.
Menanamkan sikap tawakkal dalam diri karena menyadari bahwa manusia hanya berusaha
dan berdo’a sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah.
Mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup, karena apapun yang terjadi
adalah atas kehendak Allah.

BAB III

PENUTUP

Kimpulan
– qadha’ adalah bentuk mashdar dari kata kerja qadha’ yang berarti
kehendak atau ketetapan hukum Allah atas segala sesuatu

– qadar secara terminalogi adalah bentuk mashdar dari kata qadara yang
berarti ukuran atau ketentuan Allah terhadap segala sesuatu.

– Beberapa tingkatan takdir :

al-‘Ilmu
al-kitabah
al-Masyi’ah
al-Khalq
– Hikmah mengimani takdir

Melahirkan kesadaran bahwa segala sesuatu berjalan sesuai ketentuan yang pasti dari
Allah.
Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik.
Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada yang memiliki kekuasaan dan
kehen dak mutlak di samping bijak, adil, dan kasih sayang-Nya.
Menanamkan sikap tawakkal dalam diri karena menyadari bahwa manusia hanya berusaha
dan berdo’a sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah.
Mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup, karena apapun yang terjadi
adalah atas kehendak Allah.

Saran

Kepada maha siswa agar lebih giat lagi mempelajari ilmu aqidah terutama iman kepada
takdir

DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Nukman, M.A dan Dra. Hj. Mihrah Syukur, M.A, Aqidah islam, universitas
muslim indonesia, makassar, 2011.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………. 1
TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN

PENGERTIAN TAKDIR…………………………………………………………………………. 2
BEBERAPA TINGKATAN TAKDIR………………………………………………………. 2
MANUSIA DAN TAKDIR……………………………………………………………………… 3
HIKMAH MENGIMANI TAKDIR………………………………………………………….. 4
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN………………………………………………………………………………………. 5
SARAN………………………………………………………………………………………………….. 5
DAFTAR PUSTAKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKALAH

IMAN KEPADA TAKDIR

OLEH KELOMPOK 7
NAMA : Alfiana P gonibala 150 2012 0273

Wirna wati 150 2012 0282

Nurjahia 150 2012 0579

Rafika pratiwi 150 2012 0581

Rr retno wahda pratiwi 150 2012 0279

Komala sari 150 2012 0277

Moh. Ardhan 150 2012 0232

Widya winata 150 2012 0280

KELAS : W3

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2012

Tentang iklan-iklan ini

Bagikan ini:
TwitterFacebookGoogle

Terkait
makalah atom
dalam "Tak Berkategori"
makalah stereokimia senyawa organik
dalam "Tak Berkategori"
laporan fenomena distribusi
dalam "Tak Berkategori"
Navigasi pos« laporan farfis bobot jenis dan kerapatanmakalah atom »
One thought on “makalah iman kepada takdir”
eyvan 9 Juli 2014 pukul 00.25
Sedikit ingin berbagi tentang bagaimana takdir Allah bekerja untuk kita adalah
dengan memahami pola struktur geometri bangunan Ka’bah dan pola susunan Al Qur’an
serta pola gerak Asmaul Husna yang dapat di baca pada :
http://www.polaruangalquran.blogspot.com pada tulisan berjudul : manhaj al bait al
atiq
Yang pada intinya takdir Allah itu meliputi segala sesuatu, namun Takdir Allah
bukanlah sebuah garis lurus melainkan sebuah RUANG yang tersusun dari begitu banyak
garis yang saling bersimpangan dan saling mempengaruhi.

Balas
Tinggalkan Balasan
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

Nama *

Surel *

Situs Web

Beri tahu saya komentar baru melalui email.

Cari
Pos-pos Terbaru
laporan BSLT
Forest
Forest / Fog
laporan kinetika reaksi
laporan fenomena distribusi
Komentar Terbaru
eyvan di makalah iman kepada takdir
Arsip
Oktober 2014
Januari 2014
laporan farfis 1
Tak Berkategori
Meta
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Arsip
Oktober 2014
Januari 2014
cambocepure

Blog di WordPress.com.
Ikuti

Anda mungkin juga menyukai