Jamilah
Mila_dedizazul@yahoo.com
Bonar M. Sinaga
Mangara Tambunan
Dedi Budiman Hakim
Institut Pertanian Bogor - Bogor
ABSTRACT
This study aims to analyze the impact of slowing economic growth in China and devaluation of the yuan on the
performance of agricultural trade Indonesia. The research used a simultaneous equations model and estimated
using the 2-SLS method. The results showed that the trade cooperation Indonesia - China has a positive impact
on increasing production, price, investment, consumption, exports, imports, and Indonesia's national income
post-CAFTA takes effect over the previous period. China's economic growth led to increased China's exports to
Indonesia, but the increase Indonesia's exports to China relatively constant. At the time of CAFTA takes effect,
slowing economic growth in China and devaluation of the yuan is expected negatively impact to the performance
of the agricultural sector and trade Indonesia, because of the decline in demand for Chinese imports from
Indonesia and it caused Indonesian export to China decreased, except for exports of food products, indicating
that China's need for food and raw materials for industry. Indonesia's export performance drop will cause the
trade of Indonesia deficit higher and destabilizing the economy of Indonesia.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan tarif impor dan pertumbuhan ekonomi
China terhadap kinerja perdagangan pertanian Indonesia. Penelitian menggunakan model persamaan
simultan dan diestimasi dengan metode 2-SLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerjasama
perdagangan Indonesia – China berimplikasi positif terhadap peningkatan produksi, harga, investasi,
konsumsi, ekspor, impor, dan pendapatan nasional Indonesia pasca CAFTA berlaku efektif dibanding
periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi China menyebabkan ekspor China ke Indonesia
meningkat, namun peningkatan ekspor Indonesia ke China relatif konstan. Pada saat CAFTA efektif
diberlakukan, perlambatan pertumbuhan ekonomi China dan devaluasi Yuan diprediksi akan
berdampak negatif terhadap kinerja sektor pertanian dan perdagangan Indonesia, karena adanya
penurunan permintaan impor China dari Indonesia dan menyebabkan ekspor Indonesia ke China
menurun, kecuali ekspor produk pangan, menunjukkan bahwa China membutuhkan bahan pangan
dan bahan baku bagi industrinya. Penurunan kinerja ekspor Indonesia akan menyebabkan defisit
neraca perdagangan Indonesia semakin tinggi dan menganggu stabilitas perekonomian Indonesia.
325
326 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345
Pada tahun 2013, nilai ekpor pangan (US$ pangan (US$ 1.488,2 juta), pertanian non
3.398,1 juta), pertanian non pangan (US$ pangan (US$ 3.670,0 juta), dan non
2.522,0 juta), dan non pertanian (US$ pertanian (US$ 27.162,8 juta) (UNCTAD,
15.681,4 juta), sedangkan nilai impor 2014).
Gambar 1
Neraca perdagangan Indonesia - China, tahun 1996-2013
Total nilai ekspor produk pertanian ke market dan mendominasi permintaan impor
China selama periode Januari–Desember di pasar internasional untuk memenuhi
2014 senilai Rp.3.373.894.000. Ekspor per- bahan baku bagi industrinya Pelemahan
tanian didominasi oleh komoditas unggulan perekonomian China sejak terjadi penurun-
Indonesia pada sektor perkebunan senilai an indeks harga saham gabungan (IHSG)
Rp.3.294.403.000 dengan kontribusi terting- menyebabkan China melakukan revaluasi
gi pada ekspor kelapa sawit senilai Rp. nilat tukar Yuan terhadap US$. Selama
2.197.108.000 atau 66,69% dari nilai ekspor Agustus 2015, China telah mendevaluasi
sub sektor perkebunan dan 65,12% dari total nilai tukar Yuan hingga 3,0 persen. Hal ini
nilai ekspor produk pertanian Indonesia ke dilakukan China untuk meningkatkan per-
China. Selanjutnya diikuti oleh karet senilai tumbuhan ekspor, meningkatkan compe-
Rp.681.497.000 dan kelapa senilai Rp.192. titiveness produk domestiknya dan inter-
967.000. nasionalisasi yuan.
Ekspor tanaman pangan didominasi Perlambatan ekonomi China dan de-
oleh ubi kayu senilai US$ 18. 633.000, valuasi Yuan diperkirakan akan berdampak
tanaman hortikultura didominasi oleh eks- terhadap penurunan permintaan impor
por pisang senilai US$ 11.045.000, dan China dan menyebabkan penurunan ekspor
peternakan didominasi oleh kulit dan jangat di sejumlah negara berkembang termasuk
dengan nilai ekspor sebesar 21.282. 000 Indonesia dan berdampak pada penurunan
(BPS, 2015 dalam Kementerian Pertanian, beberapa harga komoditas ekspor utama
2015). China merupakan negara emerging Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
328 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345
menganalisis dampak perlambatan ekonomi sistem, yaitu nilai tukar tetap dan nilai tukar
China dan devaluasi Yuan terhadap kinerja fleksibel. Dalam sistem nilai tukar tetap,
perdagangan pertanian Indonesia. pemerintah menetapkan nilai mata uangnya
secara tetap terhadap suatu mata uang
TINJAUAN TEORETIS asing, sedangkan pada system nilai tukar
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi pada fleksibel pemerintah menyerahkan nilai
Perdagangan mata uangnya pada mekanisme pasar.
Todaro dan Smith (2006) mendefinisi- China menganut sistem nilai tukar tetap.
kan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu Devaluasi Yuan dilakukan untuk me-
proses peningkatan kapasitas produksi da- ningkatkan pertumbuhan ekspor China.
lam suatu perekonomian secara terus me- Perubahan nilai tukar berpengaruh ter-
nerus atau berkesinambungan sepanjang hadap harga produk ekspor (Houck, 1992).
waktu sehingga menghasilkan tingkat pen- Pada sistem nilai tukar fleksibel, meski-
dapatan dan output yang semakin lama pun nilai mata uang diserahkan pada meka-
semakin besar. Teori perdagangan inter- nisme pasar, tetapi dalam pelaksanaannya
nasional menunjukkan bahwa tiap negara negara melakukan intervensi dengan meng-
memiliki perbedaan sumberdaya dalam gunakan cadangan devisa yang dimiliki
memproduksi suatu barang sehingga men- untuk menjaga agar nilai mata uangnya
ciptakan keunggulan komparatif dan spe- tidak naik (apresiasi) terlalu tinggi atau
sialisasi pada tiap negara yang berimplikasi turun (depresiasi) terlalu jauh. Apresiasi
pada perbedaan harga untuk komoditi yang yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
sama (Krugman, 2000). Peningkatan per- harga produk ekspor terlalu mahal bagi luar
dagangan internasional yang digambarkan negeri, yang dapat berakibat turunnya
sebagai peningkatan ekspor dan impor volume ekspor dan produksi, yang dapat
komoditas internasional yang diperdagang mendorong terjadinya pengangguran. Se-
kan negara-negara di dunia akan meningkat baliknya, depresiasi yang terlalu besar akan
kan kesejahteraan masyarakatnya. Dari per- menyebabkan harga barang-barang impor
spektif penawaran, perluasan ekspor dapat menjadi lebih tinggi/mahal, yang dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi me- berakibat terjadinya defisit neraca pem-
lalui kenaikan dalam total factor produktivity bayaran. Apabila suatu pemerintah turut
(TFP), karena perluasan ekspor dapat me- campur dalam mempengaruhi permintaan
ningkatkan spesialisasi sektor-sektor yang dan penawaran mata uangnya di pasar
memiliki keunggulan komparatif, dan me- uang, berarti pemerintah itu menerapkan
nyebabkan realokasi sumberdaya dari sek- system kurs mengambang terkendali (mana-
tor tertentu ke sektor ekspor yang lebih ged float system). Sistem ini banyak diguna-
produktif dan menjadi efisien. Pertumbuh kan negara di dunia, termasuk Indonesia.
an ekspor secara tidak langsung dapat mem-
pengaruhi jumlah devisa yang tersedia, Penelitian Terdahulu
yang dapat dipergunakan untuk peningkat- Kontribusi perdagangan dunia dari
an impor barang-barang kapital yang akan sektor pertanian sebesar 85 persen berasal
mendorong pertumbuhan output dan eks- dari perdagangan bilateral 70 negara
por melalui peningkatan produktivitas dan (Vollrath et al., 2009). Free Trade Area ber-
pertumbuhan ekonomi, pengetahuan dan peran dalam meningkatkan perdagangan
teknologi telah terkandung (embodied) da- internasional di negara-negara OECD dari
lam alat-alat dan mesin (Riezman, 1996). pada di negara-negara non-OECD (Kuri-
hara, 2011). Khan et al (2013) menunjukkan
Kebijakan Nilai Tukar bahwa potensi perdagangan Pakistan de-
Sistem nilai tukar (kurs) mata uang ngan Jepang, Turki, Malaysia, India dan
pada dasarnya dapat dibagi dalam dua Iran belum sepenuhnya direalisasikan. Pro-
Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim 329
duk Domestik Bruto dan Produk Domestik dengan ASEAN, akan meningkatkan pelu-
Bruto per kapita positif mempengaruhi ang untuk terjadinya trade creation. Liberali
volume perdagangan sedangkan jarak dan sasi perdagangan pertanian dan subsidi
variabel dummy budaya menunjukkan pemerintah berdampak positif terhadap
hubungan negatif terhadap volume per- output (PDB) dan konsumsi real (Abi-
dagangan. Liberalisasi perdagangan per- manyu, 2000). Prediksi Chia (2004), Feri-
tanian di ASEAN meningkatkan output dhanusetiawan dan Pangestu (2003) dan
negara-negara anggota ASEAN, namun, qualitative assesment Park (2006) menunjuk-
ketika tarif nol persen diterapkan terhadap kan besarnya keuntungan ekonomi (gains of
pertanian, Indonesia mengalami hampir nol economic) dari pemberlakuan CAFTA. Khan
persen perubahan dalam pendapatan riil et al. (2013) menunjukkan bahwa potensi
(Oktaviani et al., 2008). Faktor penyebabnya perdagangan Pakistan dengan Jepang,
adalah sumber daya yang dimiliki negara- Turki, Malaysia, India dan Iran belum se-
negara ASEAN relatif sama, komoditi yang penuhnya direalisasikan. Produk Domestik
diperdagangkan adalah komoditi sejenis, Bruto dan Produk Domestik Bruto per
sehingga perdagangan di ASEAN lebih cen- kapita positif mempengaruhi volume per-
derung pada intra industry trade dibanding- dagangan sedangkan jarak dan variabel
kan inter industry trade (Ridwan, 2009). dummy budaya menunjukkan hubungan
Dampak CAFTA bagi perekonomian dan negatif terhadap volume perdagangan.
sektor pertanian Indonesia tidak seperti Dalam kaitannya dengan sektor per-
yang diharapkan dan diperkirakan sebelum- tanian, Deininger dan Olinto (2000) me-
nya (Ferrianta, 2012). Lau dan Lee (2008) nemukan bahwa program perdagangan be-
menemukan pola hubungan kausalitas di- bas Zambia di awal tahun 1990 meng-
antara negara-negara anggota CAFTA, yaitu akibatkan stagnasi di sektor Pertanian, ter-
hanya tiga negara (Malaysia, Singapura dan utama disebabkan oleh kekakuan struktural
Thailand) yang memperlihatkan adanya bi- ekonomi. Sementara Hossain dan Alauddin
directional causality dengan China. Secara (2005) lebih menekankan pada perdagangan
ekonomi, itu berarti bahwa Malaysia, Singa- barang-barang manufaktur dan dampaknya
pura, Thailand dan China saling melengka- terhadap sektor pertanian, menyatakan bah-
pi satu sama lain dan berpeluang besar wa liberalisasi perdagangan di Bangladesh
untuk menguatkan eksistensi ekonomi me- pada tahun 1980 berdampak terhadap
reka. Sementara Indonesia dan Philipina produksi dan pertumbuhan ekspor barang-
terpisah dari kelompok tersebut. Salah satu barang manufaktur, sehingga menurunkan
kemungkinan sebabnya adalah instability produksi pertanian.
ekonomi dan politik di kedua negara Dampak implementasi EHP terhadap
tersebut. kinerja ekonomi Indonesia dijelaskan oleh
Dalam hal ini, Gingrich dan Garber Pambudi dan Chandra (2006) dengan meng-
(2010) menemukan bahwa pemberlakuan gunakan model CGE, diketahui bahwa
kebijakan perdagangan bebas berdampak pertama, pertumbuhan impor Indonesia
positif bagi perdagangan Kosta Rika yaitu meningkat tajam dibanding pertumbuhan
laju pertumbuhan ekspor lebih tinggi di- ekspor untuk komoditas-komoditas yang
bandingkan dengan laju pertumbuhan im- masuk di dalam daftar EHP (yakni sayur-
por, yang berimplikasi pada surplus neraca sayuran, buah-buahan, dan ikan), dan mem-
perdagangan Kosta Rika. Lebih lanjut, buat defisit neraca perdagangan Indonesia
Achsani (2008) menjelaskan bahwa CAFTA untuk komoditas-komoditas tersebut. Ke-
adalah potensi pasar yang sangat besar. dua, biaya produksi domestik akan me-
Selain itu substitutability of products dalam ningkat, yang berarti akan mengurangi
arti sejenis tetapi tidak sama antara China daya saing pertanian Indonesia. Ketiga,
330 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345
produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia baku bagi industrinya. Penurunan perminta-
akan menurun baik dalam jangka pendek an impor China juga berimplikasi pada
maupun jangka panjang, namun penelitian penurunan harga komoditas ekspor di pasar
ini hanya menfokuskan penghapusan tarif Internasional. Hal ini berdampak pada
impor produk Indonesia ke China dan tidak penurunan ekspor di beberapa negara ber-
sebaliknya, sehingga dampak tarif impor kembang termasuk Indonesia yang ber-
China terhadap kinerja ekonomi Indonesia dampak terhadap penurunan perekonomi-
tidak diketahui. Selanjutnya Hutabarat at al an negara tersebut. China juga merupakan
(2007) melakukan penelitian yang sama pasar potensial bagi produk ekspor Ame-
namun tidak hanya fokus pada EHP tetapi rika Serikat. Devaluasi Yuan dikawatirkan
juga AFTA secara keseluruhan. Penelitian akan berdampaknya terjadinya “currency
menggunakan dua model analisis, yaitu war”.
analisis bilateral/regional menggunakan Bagi Indonesia, kondisi ini menyebab-
indeks Grubel-Lloyd dan sebuah modal kan nilai tukar rupiah mengalami depre-
CGE GTAP multi negara dan multi komo- siasi. Secara teori, turunnya nilai rupiah ini
ditas. Berbeda dengan hasil penelitian se- bisa meningkatkan nilai ekspor, namun
belumnya yang dilakukan oleh Pambudi krisis keuangan menyebabkan turunnya
dan Chandra, penelitian ini menjelaskan permintaan komoditas dari luar negeri.
bahwa, dalam kasus EHP, kesepakatan Turunnya ekspor mengurangi pendapatan
tersebut memberikan surplus perdagangan negara sehingga jika tidak diimbangi de-
Indonesia hanya untuk komoditas-komo- ngan turunnya pengeluaran dollar melalui
ditas tertentu saja, seperti karet dan minyak penurunan tingkat impor akan menyebab-
kelapa sawit, karena Indonesia memiliki kan defisit perdagangan. Defisit perdaga-
keunggulan komparatif dalam produksi ngan mempersulit modal masuk. Industri
kedua komoditas tersebut, tetapi, Indonesia dalam negeri yang bergantung pada produk
mengalami kerugian-kerugian dalam per- impor akan mengalami kesulitan untuk
dagangan dengan China untuk komoditas- memenuhi bahan baku yang berdampak
komoditas lainnya terutama padi/beras, pada penurunan produksi dalam negeri dan
sayur-sayuran, minyak tumbuh-tumbuhan. berakibat pengurangan pekerja atau pe-
Impor Indonesia meningkat dari negara- ningkatan pengangguran. Selain itu, ke-
negara anggota ASEAN lainnya, dan diver- naikan impor di saat pasar ekspor stagnan
sifikasi pasar ekspor Indonesia ke negara- akan menekan kenaikan cadangan devisa
negara ASEAN lainnya cenderung ber- dan berarti akan memunculkan ekspektasi
kurang, yang artinya pasar ekspor Indo- gejolak depresiasi rupiah.
nesia di dalam blok ekonomi regional Kerjasama perdagangan Indonesia–
tersebut semakin terfokus. China merupakan peluang bagi kedua
negara tersebut dalam upaya meningkatkan
Kerangka Konseptual perdagangan dan pertumbuhan ekonomi
Perlambatan pertumbuhan ekonomi dan merupakan tantangan untuk men-
global berdampak pada penurunan per- ciptakan produk yang berkualitas dan ber-
ekonomian nasional pada hampir seluruh daya saing. Dalam hal ini kebijakan pe-
negara termasuk Indonesia. Perlambatan merintah juga sangat menentukan, ter-
perekonomian China yang berdampak pada utama berkaitan dengan regulasi di tingkat
devaluasi nilai tukar Yuan pada bulan industri, kebijakan perdagangan, kebijakan
Agustus 2015 menyebabkan penurunan ter- makro ekonomi dan peningkatan investasi.
hadap permintaan impor China. Sebagai- Pertumbuhan ekonomi yang cukup
mana diketahui bahwa China merupakan pesat dan tingginya jumlah penduduk
negara importir terbesar selain Amerika negara China menyebabkan peningkatan
Serikat, untuk memenuhi kebutuhan bahan permintaan baik dalam bentuk bahan baku
Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim 331
Perlambatan Neraca
pertumbuhan Penurunan harga
komoditas di pasar Perdagangan
Ekonomi Indonesia Defisit
China internasional
Ancaman
Tantangan daya
Kerjasama Penurunan
saing produk Produksi Dalam
Perdagangan
Indonesia - China Negeri
Kerjasama Penurunan
CAFTA Pertumbuhan Permintaan
Investasi Indonesia tenaga kerja
relatif stagnan
Gambar 2
Rerangka Konseptual
industri maupun produk pangan olahan. primer, sehingga nilai ekspor rendah.
Saat ini China juga aktif mencari peluang Sementara impor China ke Indonesia relatif
investasi dibidang pertanian untuk me- tinggi khususnya untuk barang elektronik
menuhi konsumsi pangan bagi penduduk- dan produk industri lainnya. Hal ini me-
nya. nyebabkan neraca perdagangan Indonesia
Di samping itu, ketentuan liberalisasi ke China menjadi defisit. Kondisi ini juga
perdagangan yang menetapkan perdaga menunjukkan rendahnya penetrasi produk
ngan terhadap produk yang berkualitas Indonesia ke China dan tingginya penetrasi
ekspor merupakan tantangan bagi Indo- produk China ke Indonesia.
nesia untuk meningkatkan daya saing pro- Berbagai kemudahan diberikan oleh
duk. Dalam hal ini, kesiapan Indonesia pemerintah China untuk mendorong peng-
dalam kerjasama perdagangan perlu men- usaha menciptakan produk yang berkua-
dapat perhatian khusus terutama dari litas dan harga produk yang relatif rendah,
pemerintah. Saat ini, ekspor Indonesia ke- diantaranya penetapan suku bunga pinjam-
China didominasi oleh produk pertanian an yang rendah, rendahnya pajak bagi
332 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345
Nilai Ekspor Produk Non Pertanian China Total Permintaan Impor Indonesia
ke Indonesia MIt = MICt + MNCt (25)
XOCIt = c60 + c61PNFCIt + c62GCt +
c63ERCIt + c64XOCIt-1 Nilai Impor Produk pangan China dari
+ ε13t (17) Indonesia
Tanda parameter estimasi yang diharapkan: MFCIt = d40 + d41TMFCIt + d42PFICt +
c61 < 0, d62, d63 > 0, dan 1< d64 < 0 d43ERCt + d44MFCIt-1+ ε17t (26)
Tanda parameter estimasi yang diharapkan:
Total Penawaran Ekspor China ke Indo- e41, e42, e43 < 0, dan 1 < e44 < 0
nesia
XCIt = XACIt + XOCIt (18) Nilai Impor Produk Pertanian Non Pangan
Total Penawaran Ekspor China China dari Indonesia
XCt = XCIt + XCNIt (19) MNFCIt = d50 + d51TMNFCIt + d52 SPNFIt +
d53YCt-1 + d54MNFCIt-1
Blok Perdagangan (Impor) + ε18t (27)
Nilai Impor Produk Pangan Indonesia dari Tanda parameter estimasi yang diharapkan:
China e51, e52 < 0, e53 > 0 dan 1 < e54 < 0.
MFICt = d10 + d11TMFICt + d12QFIt +
d13SCFIt + d14PFICt + d15YIt-1 Nilai Impor Produk Pertanian China dari
+ d16ERICt + d17MFICt-1 Indonesia
+ ε14t (20) MACIt = MFCIt + MNFCIt (28)
Tanda parameter estimasi yang diharap-
kan : d11, d12, d16 < 0, d13, d14, Nilai Impor Produk Non Pertanian China
d15 > 0, dan 1 < d17 < 0 dari Indonesia
MOCIt = d60 + d61TMOCIt + d62TMOCRt +
Nilai Impor Produk Pertanian Non Pangan d63SPNFIt +d64SPNFCt + d65ERCt
Indonesia dari China + d66MOCIt-1 + ε19t (29)
MNFICt = d20 +d21TMNFICt + d22TMNFIRt Tanda parameter estimasi yang diharap-
+ d23QCNFIt +d24 SPNFCt + kan: d61, d63, d65 < 0, d62, d64 > 0, dan 1 < d66
d25ERICt + d26YIt + d27MNFICt-1 <0
+ ε15t (21)
Tanda parameter estimasi yang diharapkan: Total Nilai Impor China dari Indonesia
d21, d23, d24, d25 < 0, MCIt = MACIt + MOCIt (30)
d22, d24 > 0, dan 1 < d27 < 0
Total Nilai Impor China
Nilai Impor Produk Pertanian Indonesia MCt = MCIt + MNIt (31)
dari China
MAICt = MFICt + MNFICt (22) Neraca Perdagangan Indonesia
BOTICt = XICt – MICt (32)
Nilai Impor Produk Non Pertanian Indo- BOTIt = XIt – MIt (33)
nesia dari China
MOICt = d30 + d31 TMOICt + d32PNFICt + Pendapatan Nasional (Indonesia)
d33ERIt + d34MOICt-1 + ε16t (23) YIt = CIt + IIt + GEIt + (XIt – MIt) (34)
Tanda parameter estimasi yang diharapkan:
d31, d33 < 0, d32 > 0, dan 1< d34 < 0. Metode Pendugaan Model
Metode pendugaan (estimasi) yang di-
Total Permintaan Impor Indonesia dari gunakan adalah metode 2 Stage Least
China Squares, dengan pertimbangan bahwa pe-
MICt = MAICt + MOICt (24) nerapan 2 SLS menghasilkan taksiran yang
Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim 335
konsisten, lebih sederhana dan lebih mu- ngan pertumbuhan GDP riil pada tahun
dah. Nilai predicted berfungsi sebagai 2007 sebesar 11,4 persen. Meskipun begitu,
variabel instrumental, yaitu suatu variabel China tetap banyak menghadapi tantangan
yang menjelaskan variabel dependen se- akibat meningkatnya kejahatan korupsi,
demikian rupa, sehingga menyerupai varia- ketergantungan pada ekspor dan per-
bel dependen yang asli namun tidak ber- tumbuhan investasi tetap, melebarnya dis-
korelasi dengan error term (Gujarati, 2007). paritas pendapatan, serta meningkatnya
inflasi. Atas hal tersebut, pemerintah China
Simulasi Model telah menyatakan akan berusaha mencipta-
Skenario simulasi terdiri dari simulasi kan masyarakat harmonis (harmonious socie-
historis (periode 2006-2013) dan simulasi ty) dengan harapan akan menambah ke-
peramalan (periode 2016–2023). Simulasi seimbangan antara pertumbuhan ekonomi
historis dibagi atas 2 periode waktu yaitu dan isu-isu sosial. Pertumbuhan ekonomi
periode 2006-2009 (CAFTA belum efektif) China di dominasi oleh dua hal, yaitu per-
dan periode 2010-2013 (CAFTA berlaku dagangan dan investasi. Dari tahun 2004
efektif). Simulasi yang dilakukan adalah sampai 2007, nilai total perdagangan ba-
kebijakan penghapusan tarif impor, per- rang-barang China meningkat hampir dua
lambatan ekonomi China, dan devaluasi kali lipat. Pada tahun 2007, untuk pertama
Yuan (Yuan/US$). kalinya nilai total ekspor China sebesar
1.218 miliar dolar melebihi nilai total ekspor
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Amerika Serikat sebesar 1.162 miliar dolar.
Pertumbuhan Ekonomi China dan Lebih dari setengah perdagangan China
Dampaknya terhadap Kinerja Perdaga- dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing
ngan Pertanian Indonesia yang berada di China. Peningkatan nilai
Pertumbuhan ekonomi China merupa- ekspor ini berimplikasi pada pertumbuhan
kan yang tercepat di dunia. Dari tahun 1979 ekonomi China yang tertinggi selama peri-
dan setelah China menjadi anggota WTO ode 2000–2013 yaitu 14,2 persen. Rata-rata
pada tahun 2001 sampai 2007, gross domes- pertumbuhan ekonomi China pada periode
tic product (GDP) China tumbuh dengan tersebut adalah 9,9 persen (Gambar 3).
rata-rata di atas 9 persen per tahun de-
Gambar 3
Pertumbuhan Ekonomi China
336 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345
Menurut Laporan Biro Administrasi yang diproduksi di seluruh dunia, naik dari
dan Kepabeanan China, nilai ekspor dan hanya 15 persen pada tahun 2000.
impor China pada tahun 2012 melampaui Keberhasilan China meningkatkan eks-
Amerika Serikat dengan angka mencapai pornya secara signifikan ke pasar Indonesia
USD 3,87 triliun, dan menurut Departemen terutama berkat strategi harga rendah,
Perdagangan Amerika Serikat, total nilai walau dalam kenyataannya di pasar banyak
perdagangan Amerika Serikat sebesar USD produknya yang diekspor memiliki standar
3,82 triliun. Menilik neraca perdagangan kualitas yang rendah dan cepat rusak.
ekspor dan impor China juga surplus Untuk meningkatkan penetrasinya di pasar
sebesar USD 231,1 miliar, sementara Ame- Indonesia dan mengantisipasi keharusan
rika Serikat mengalami defisit perdagangan mengikuti SNI di masa depan, Cina telah
USD 727,9 miliar. Jim O’Neill, Econom Gold- bergerak secara proaktif dan agresif mem-
man Sachs Group inc, mengatakan muncul- pelajari standar produk Indonesia. Tercatat
nya China sebagai negara perdagangan ter- per Maret 2011 Cina telah membeli dan
besar dunia memberi pengaruh pada per- menguasai 653 SNI dan rencananya akan
dagangan global. Pertumbuhan ekonomi membeli 6.779 SNI lagi. Sebagian besar SNI
China rata-rata mencapai 9,9 persen per yang dibeli Cina tersebut merupakan 15 SNI
tahun sejak 1978 sampai 2012. Menurut barang elektrik (seperti SNI IEC 62115:2011
Data Bank Dunia, walaupun pada tahun untuk standar keselamatan mainan anak-
2012 total perdagangan ekspor impor China anak dan SNI 04-3633-1994 untuk kabel
lebih banyak, perekonomian Amerika Seri- listrik), elektronik (seperti SNI 04-1685-1989
kat mencapai dua kali lipat ukuran China. untuk peralatan elektronik dan listrik yang
Jika pada tahun 2011 produk domestik digunakan rumah tangga, SNI 04-6716.1-
bruto (PDB) Amerika Serikat 15 triliun 2002 untuk resistor pada peralatan elek-
dollar AS, produk domestik bruto (PDB) tronik), mesin dan alat pertanian (seperti
China hanya sebesar 7,3 triliun dollar SNI 7589:2011 untuk traktor pertanian dan
Amerika Serikat. SNI 7710:2011 untuk peralatan irigasi) (BSN,
Pertumbuhan ekonomi China yang 2012 dalam Setiawan, 2012).
membutuhkan bahan baku bagi industri- Potensi pasar Indonesia di masa depan
nya, akan meningkatkan permintaan ba- sejalan dengan pemenuhan standar domes-
han baku dari negara lain termasuk Indo- tik SNI sangat besar dan hal tersebut sudah
nesia sehingga ekspor Indonesia meningkat. diantisipasi oleh China melalui pembelian
Sebaliknya perlambatan pertumbuhan eko- SNI tersebut. Sekitar 30% SNI telah di-
nomi China akibat krisis ekonomi me- gunakan oleh perusahaan Indonesia dan
nyebabkan menurunnya permintaan impor akan semakin besar lagi didorong oleh
China baik dari Indonesia maupun negala penerbitan Peraturan Presiden No 54 Tahun
lain. World Bank (2015) menyatakan bahwa 2011 tentang pengadaan barang dan jasa
dari tahun 2002 ke tahun 2012, GDP oleh pemerintah yang mewajibkan pem-
ekonomi pasar berkembang (emerging) dan belian barang yang sesuai dengan SNI
produksi industri masing-masing tumbuh (Setiawan, 2012). Liberalisasi CAFTA akan
dengan laju rata-rata sebesar 6,3 dan 7,8 meningkatkan kinerja perdagangan kedua
persen. GDP dan produksi industri Cina negara, namun karena China jauh lebih
meningkat lebih cepat dengan laju rata-rata siap, maka pertumbuhan kinerja ekspor
sebesar 10,6 dan 14,7 persen, yang men- China akan jauh lebih tinggi dibandingkan
dorong kenaikan berlipat ganda dalam negara ASEAN (Chirathivat, 2002). Lebih
permintaan komoditas. Sebagai contoh, lanjut Park (2008), menyatakan bahwa daya
pada tahun 2012, China mengkonsumsi saing industri China lebih kompetitif
hampir setengah dari 91 juta ton logam dibandingkan ASEAN.
Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim 337
Berdasarkan laporan IMF (WEO, Okto- satu faktor yang menyebabkan pemerintah
ber 2015), pertumbuhan ekonomi global China merevaluasi nilai tukar Yuan ter-
tahun 2016 diprediksi lebih rendah dari hadap US$ hingga 3 persen pada bulan
proyeksi sebelumnya (WEO, July 2015) se- Agustus 2015.
besar negatif 0,2%. Penurunan harga-harga China dikenal sebagai negara emerging
komoditas, pelemahan mata uang di emer- market di Asia. Pertumbuhan ekonomi
ging market, dan peningkatan volatilitas di China yang cukup pesat pada periode 1990-
pasar keuangan, meningkatkan risiko per- 2013 menyebabkan permintaan bahan baku
ekonomian di masa depan. Oleh karena itu, yang cukup tinggi di beberapa negara di
proyeksi pertumbuhan ekonomi global dunia terutama Indonesia. Pelemahan per-
masih rendah. Beberapa negara penopang ekonomian China berimplikasi pada pe-
pertumbuhan dunia, seperti Amerika Seri- nurunan permintaan impor produk di
kat (AS) juga diprediksi lebih rendah per- dunia yang berdampak pada penurunan
baikan ekonominya yang diproyeksikan harga komoditas tertentu di pasar inter-
hanya sebesar 2,6%. Pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menyebabkan nilai ekspor
AS masih lemah dibandingkan prediksi, pada beberapa negara berkembang me-
walaupun pada kuartal kedua cukup kuat. nurun yang berdampak pada penurunan
Hal ini disebabkan cuaca buruk yang cukup pertumbuhan ekonomi negara tersebut
parah melanda Amerika Serikat yang meng- termasuk Indonesia. Salah satu indikator
akibatkan penutupan pelabuhan. Untuk penting untuk menilai dampak suatu Free
zona Asia, raksasa emerging market Tiongkok Trade Area adalah pendapatan nasional.
dan India, pertumbuhan investasi di Tiong- Pendapatan nasional merupakan salah satu
kok melambat dibandingkan dengan tahun dari tiga indikator untuk menghitung dam-
lalu dan impor terkontraksi, tetapi per- pak dari suatu Free Trade Area terhadap
tumbuhan konsumsi tetap stabil, dan net suatu negara dari aktivitasnya dalam per-
ekspor tetap positif. dagangan internasional (Llyoid dan Mcla-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ren, 2004).
perlambatan pertumbuhan ekonomi China Laporan Financial Market Update tahun
berdampak pada penurunan ekspor China 2016 menjelaskan bahwa penurunan per-
ke Indonesia baik produk pangan, non tumbuhan ekonomi di kelompok negara
pangan maupun non pertanian, demikian berkembang merupakan dampak dari pe-
juga halnya ekspor Indonesia ke China pada lemahan ekonomi China. Dalam hal ini,
periode 2006-2009. Hal ini berlaku juga China melakukan devaluasi pada mata
untuk permintaan impor China dari Indo- uang yuan terhadap dolar AS yang meng-
nesia, kecuali permintaan impor pangan indikasikan pelemahan yang terjadi pada
yang meningkat sebesar 16,92 persen dan perekonomian China. Mata uang Yuan di-
permintaan impor Indonesia dari China lemahkan terhadap dolar (devaluasi Yuan)
meningkat sebesar 43,96 persen. Peningkat- ditujukan untuk mendorong produksi da-
an impor China didominasi pada bahan lam negerinya dan mendorong ekspor.
pangan dan bahan baku untuk memenuhi Harga komoditas barang mentah menjadi
kebutuhan industri domestiknya. relatif lebih mahal, oleh karena itu, per-
Pada periode 2010-2013, kerjasama per- mintaan akan barang-barang impor me-
dagangan dan perlambatan pertumbuhan nurun yang menyebabkan permintaan
ekonomi memberikan dampak yang signi- komoditas tambang, mineral, menjadi lebih
fikan terhadap penurunan ekspor produk sedikit, yang selanjutnya diikuti oleh me-
non pangan China ke Indonesia sebesar 2,63 nurunnya harga komoditas secara inter-
persen dan ekspor produk non pertanian nasional.
sebesar 15,29 persen. Hal ini menjadi salah
338 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345
Dampak Perlambatan Ekonomi China dan alami defisit hingga 17,31 persen akibat
Devaluasi Yuan Terhadap Kinerja Per- adanya pertumbuhan permintaan impor
dagangan Pertanian Indonesia produk pertanian Indonesia dari China,
Pada periode 2006-2009, jika kebijakan yaitu impor produk pertanian non pangan
penghapusan tarif impor diberlakukan pada sebesar 158,76 persen dan impor pangan
kondisi perlambatan perekonomian China sebesar 16,60 persen, sementara ekspor
(7%) serta devaluasi Yuan akan menyebab- Indonesia ke china mengalami penurunan
kan neraca perdagangan Indonesia meng- hingga 18,36 persen, terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Dampak kebijakan penghapusan tarif impor, pertumbuhan ekonomi China dan
perubahan nilai tukar Yuan terhadap kinerja perdagangan pertanian di Indonesia, tahun
2006–2025
Indikator Kinerja Variabel Unit 2006-2009 2010-2013 2016-2025
Produksi pangan QFI 2000=100 -7.91 -0.06 -0.09
Produksi non pangan QNFI 2000=100 -7.18 -0.43 -0.52
Upah riil pertanian WAI US$/org/bln -10.99 0.00 -0.01
Penggunaan tk perta LAI Ribu Orang -0.38 0.00 0.01
Investasi Pertanian IAI US$ kt 2000 -16.31 0.14 -0.01
GDP Pertanian YAI US$ kt 2000 -13.15 0.00 0.09
IHK makanan PFI 2000=100 -18.07 -0.47 -0.19
IHK non makanan PNFI 2000=100 -6.96 -2.00 -2.36
IHP pertanian PAI 2000=100 -22.53 0.87 1.25
Konsumsi makanan CFI US$ kt 2000 -16.39 0.59 0.63
Konsusi non maknn CNFI US$ kt 2000 -10.22 2.86 1.87
Total konsumsi Indo CI US$ kt 2000 -11.94 2.24 1.44
Ekspor pngn Id-Chn XFIC US$ kt 2000 -19.72 0.40 0.08
Ekspr nn pgn Id-Chn XNFIC US$ kt 2000 -13.65 -0.15 0.00
Ekspr prd pert Id-Chn XAIC US$ kt 2000 -17.04 0.17 0.05
Ekspr nn pert Id-Chn XOIC US$ kt 2000 -18.89 -2.06 -2.43
Total ekspr Idn – Chn XIC US$ kt 2000 -18.36 -1.34 -2.00
Total ekspor Idn XI US$ kt 2000 -8.73 -0.15 -0.42
Ekspr pngn Chn – Idn XFCI US$ kt 2000 -94.78 -38.85 -13.02
Ekspr nn pgn Chn-Ind XNFCI US$ kt 2000 -20.48 5.79 1.55
Ekspr prd pert Ch-Idn XACI US$ kt 2000 -85.10 -31.57 -11.27
Ekspr nn pert Chn-Idn XOCI US$ kt 2000 -33.40 -0.95 -2.11
Totl ekspor Chn – Idn XCI US$ kt 2000 -36.21 -2.64 -2.64
Total ekspor Chn XC US$ kt 2000 -19.10 0.00 -0.08
Impor pngn Idn – Chn MFIC US$ kt 2000 16.60 10.75 4.97
Impr nn pngn Idn-Chn MNFIC US$ kt 2000 158.76 54.37 171.87
Impr prd perta Id-Chn MAIC US$ kt 2000 31.23 20.34 16.79
Impr nn perta Idn-Chn MOIC US$ kt 2000 -21.10 3.49 3.22
Total impr Idn ke Chn MIC US$ kt 2000 -17.97 4.85 3.88
Total impor Idn MI US$ kt 2000 -15.90 0.74 0.79
Impor pngn Chn – Idn MFCI US$ kt 2000 -1.20 11.89 -4.33
Impr nn pngn Chn-Ind MNFCI US$ kt 2000 -14.02 2.41 0.12
Impr prd perta Ch-Idn MACI US$ kt 2000 -7.07 7.87 -2.44
Ekspr nn pert Chn-Idn MOCI US$ kt 2000 -30.17 -2.15 -4.24
Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim 339
Total impr Chn ke Idn MCI US$ kt 2000 -24.24 0.60 -3.65
Total impor Chn MC US$ kt 2000 -19.33 0.00 -0.06
Neraca perdag Idn-Chn BOTIC US$ kt 2000 -17.31 13.27 29.02
Nerca perdag Idn BOTI US$ kt 2000 -74.68 4.76 4.29
GDP non pertan Idn YOI US$ kt 2000 -8.40 1.26 0.07
GDP Idn YI US$ kt 2000 -10.13 0.78 0.12
Gambar 4
Dampak pemberlakuan kebijakan penghapusan tarif impor ketika terjadi perlambatan
ekonomi China dan devaluasi Yuan terhadap kinerja produksi dan harga di Indonesia
340 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 3, September 2016 : 325 – 345
Gambar 5
Dampak pemberlakuan kebijakan penghapusan tarif impor ketika terjadi perlambatan
ekonomi China dan devaluasi Yuan terhadap kinerja ekspor Indonesia
Gambar 6
Dampak pemberlakuan kebijakan penghapusan tarif impor ketika terjadi perlambatan
ekonomi China dan devaluasi Yuan terhadap kinerja perdagangan Indonesia dan China
Indonesia dan mengantisipasi keharusan listrik yang digunakan rumah tangga, SNI
mengikuti SNI di masa depan, China telah 04-6716.1-2002 untuk resistor pada per-
bergerak secara proaktif dan agresif mem- alatan elektronik), mesin dan alat pertanian
pelajari standar produk Indonesia. Tercatat (seperti SNI 7589: 2011 untuk traktor per-
per Maret 2011 China telah membeli dan tanian dan SNI 7710: 2011 untuk peralatan
menguasai 653 SNI dan rencananya akan irigasi) (BSN, 2012 dalam Setiawan, 2012).
membeli 6.779 SNI lagi. Sebagian besar SNI Potensi pasar Indonesia di masa depan
yang dibeli China tersebut merupakan 15 sejalan dengan pemenuhan standar domes-
SNI barang elektrik (seperti SNI IEC 62115: tik SNI sangat besar dan hal tersebut sudah
2011 untuk standar keselamatan mainan diantisipasi oleh China melalui pembelian
anak-anak dan SNI 04-3633-1994 untuk SNI tersebut. Sekitar 30% SNI telah diguna
kabel listrik), elektronik (seperti SNI 04- kan oleh perusahaan Indonesia dan akan se-
1685-1989 untuk peralatan elektronik dan makin besar lagi didorong oleh penerbitan
Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim 341
Gambar 7
Dampak pemberlakuan kebijakan penghapusan tarif impor ketika terjadi perlambatan
ekonomi China dan devaluasi Yuan terhadap kinerja impor Indonesia
3.27 persen. Hal ini dimungkinkan karena kenyataannya, Indonesia belum mampu
sektor pertanian memiliki keterkaitan (link- memanfaatkan peluang tersebut. Banyak
ages) dengan sektor lain baik di hulu mau- faktor yang saat ini menjadi pertimbangan
pun di hilir. Alokasi anggaran pemerintah bagi investor untuk menginvestasikan
untuk pembangunan seperti infrastruktur, modalnya di Indonesia, yaitu suku bunga
pendidikan dan kesehatan akan meningkat- pinjaman Indonesia relatif tinggi, biaya
kan investasi dan pertumbuhan ekonomi, administrasi investasi di Indonesia lebih
sedangkan alokasi anggaran untuk non tinggi dibanding negara lain, ketersediaan
pembangunan seperti pertahanan dan cicil- infrastruktur, kondisi ekonomi politik dan
an hutang berpengaruh negatif terhadap semakin merosotnya nilai tukar Rupiah
keduanya (Hussein , 2009 dan Hye, 2010). terhadap US$. Hal ini, hendaknya menjadi
Pertumbuhan ekonomi China yang se- pertimbangan bagi pemerintah Indonesia
makin pesat mendorong China melakukan untuk dapat meningkatkan investasi asing
pengembangan penanaman modal ke luar di Indonesia khususnya investasi China di
negeri dan diprediksi akan semakin besar Indonesia.
dalam beberapa tahun mendatang. Per-
ekonomian China menekankan lebih pen- SIMPULAN DAN SARAN
tingnya investasi keluar China dibanding Simpulan
investasi yang masuk ke China, dan fokus Kerjasama perdagangan Indonesia de-
pada bagian-bagian investasi khususnya ngan China dalam kerangka CAFTA yang
yang memiliki nilai strategis terhadap per- diwujudkan dalam penerapan kebijakan
tumbuhan perekonomian China. Tiga poin penghapusan tarif impor antara Indonesia
utama investasi China adalah memperluas dengan China, dapat meningkatkan per-
jangkauan pasar dari perusahaan China, mintaan impor Indonesia yang berdampak
mendapatkan pengetahuan dan teknologi menurunnya harga dan produksi domestik.
yang kritikal serta mengamankan sumber Ekspor produk pertanian meningkat, na-
daya untuk perkembangan dalam negeri mun neraca perdagangan Indonesia-China
China. Pengembangan perekonomian China mengalami defisit.
difokuskan pada bidang energi, pengurang- Jika kebijakan penghapusan tarif impor
an konsumsi energi, bahan mentah, bio- diberlakukan ketika terjadi perlambatan
teknologi, pertanian, bidang jasa, manu- ekonomi China dan devaluasi Yuan ber-
faktur teknologi tinggi dan teknologi ino- dampak terhadap penurunan permintaan
vatif. Total investasi asing dari China impor China dari Indonesia, sehingga eks-
mencapai US$ 80.2 miliar melebihi nilai por Indonesia ke China menurun kecuali
investasi tahun 2012 yang mencapai US$ ekspor produk pertanian, diduga karena
77.2 miliar. Diantaranya, sekitar 70% di- China membutuhkan bahan pangan dan
arahkan pada Hongkong, ASEAN, Uni bahan baku untuk industrinya.
Eropa, Australia, Amerika Serikat, Rusia
dan Jepang. Investasi dari perusahaan- Keterbatasan Penelitian
perusahaan China bertumbuh 17,4% antar Perbandingan kinerja Indonesia dengan
tahun (Kementerian Perdagangan RRT, 2013 China hanya dilakukan pada kinerja ekspor
dalam Kementerian Perdagangan R.I, 2016). maupun impor mengingat adanya keter-
Pertumbuhan ekonomi China dan batasan data penelitian. Analisis variabel
kerjasama CAFTA hendaknya menjadi pe- makro ekonomi meliputi produksi, harga,
luang besar bagi Indonesia untuk dapat ekspor, impor, neraca perdagangan, dan
menarik investor China menginvestasikan pendapatan nasional Indonesia, tidak di-
modalnya di sektor pertanian di Indonesia lakukan analisis terhadap struktur ekonomi
sehingga dapat mendorong peningkatkan China.
ekspor produk pertanian, namun pada
Dampak Perlambatan Ekonomi China Dan ...– Jamilah, Sinaga, Tambunan, Hakim 343
Analisis Model Integrasi. Jurnal Organi- Vollrath, Thomas, L., dan C. B. Hallahan.
sasi dan Manajemen 5(2): 95-107. 2009. Economic Costs and Payoffs of
Riezman, R. G., P. M. Summers, dan C. H. Bilateral/Regional Trade Agreements.
Whiteman. 1996. The Engine of Growth 2009 Annual Meeting. July 26-28 2009.
or its Handmaiden? A Time Series Milwaukee, Wiscousin 49375, Agri-
Assesment of Export-Led-Growth. cultural and Applied Economics Associa-
Empirical Economics Journal 4(1): 81-93. tion.
Setiawan, S. 2012. ASEAN-CHINA FTA: World Bank. 2014. Data world bank. http://
Dampaknya Terhadap Ekspor Indo- data.worldbank.org/.
nesia dan Cina. Buletin Ilmiah Litbang __________. 2015. Indonesia Economic
Perdagangan 6(2): 129-149. Quarterly. Maret 2015. Harapan Besar.
Todaro, P. M. dan C. S. Stephen. 2006. The World Bank. IBRD.IDA. World
Pembangunan Ekonomi. Edisi Ke- Bank Group. Diakses pada 3 Desember
sembilan. Diterjemahkan oleh Haris 2015. http://www.worldbank.org/content/
Munandar dan Puji A. L. Penerbit dam/Worldbank/document/EAP/Indonesia/
Erlangga. Jakarta. IEQ-MAR-2015-BH.pdf.
Toloh, I. G. 2012. Dampak Kesepakatan Yudhoyono, S. B. 2004. Pembangunan Per-
Perdagangan Bebas ASEAN-China Free tanian dan Pedesaan sebagai Upaya
Trade Area Terhadap Sektor Pertanian Mengatasi Kemiskinan dan Pengang-
Di Indonesia. Program Studi Ilmu guran; Analisis Ekonomi–Politik Ke-
Hukum Kekhususan Hukum Perdaga- bijakan Fiskal. Disertasi. Sekolah Pasca
ngan Internasional. Universitas Indo- srajana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
nesia. Thesis. Jakarta. Yue, C. S. 2004. ASEAN-China Free Trade
[UNCTAD] United Nations Conference on Area. Paper presentation at the AEP
Trade and Development. 2014. UNC- Conference. 12-13 April 2004. Hongkong.
TADstat. http//www.unctad.org/en/pages/
statistics.aspx.