Kelas D
Kelompok 16
Penegakan diagnosis scabies dapat dilakukan dengan melihat gejala klinis dan
dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorik. Umumnya, gejala klinis skabies berupa rasa
gatal yang hebat terasa pada malam hari atau setelah mandi. Kegatalan tersebut
mengakibatkan timbulnya bintik-bintik merah, papula dan vesikula . Jarak antara papula
berdekatan dan terlihat seperti gambaran alur yang menghubungkan kedua papula tersebut.
Lokasi kemerahan, papula dan vesikula sebagai akibat aktivitas tungau yang terdapat pada
tempat-tempat predileksinya. Menurut Sungkar (1991)an WALTON et al . (2004), cara
diagnosis didasarkan pada gejala klinis dalam prakteknya sulit ditegakkan karena berbagai
penyakit kulit lainnya memberikan gambaran klinis yang mirip dengan skabies .
Kerokan kulit dapat dilakukan di daerah sekitar papula yang lama maupun yang baru
. Hasil kerokan diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan KOH 10% kemudian
ditutup dengan kaca penutup dan diperiksa di bawah mikroskop . Diagnosis skabies positif
jika ditemukan tungau, nimpa, larva, telur atau kotoran S. scabiei.
Tes tinta pada terowongan di dalam kulit dilakukan dengan cara menggosok papula
menggunakan ujung pena yang berisi tinta . Papula yang telah tertutup dengan tinta
didiamkan selama dua puluh sampai tiga puluh menit, kemudian tinta diusap/ dihapus
dengan kapas yang dibasahi alkohol. Tes dinyatakan positif bila tinta masuk ke dalam
terowongan dan membentuk gambaran khas berupa garis zig-zag. Visualisasi terowongan
yang dibuat tungau juga dapat dilihat menggunakan mineral oil atau flourescence
tetracycline test.
Kedua metode diagnosis di atas memiliki kekurangan, khususnya pada kasus yang
baru terinfestasi S. scabiei . Tungau akan sulit untuk diisolasi dari kerokan kulit dan gejala
klinis yang ditunjukkan mempunyai persamaan dengan penyakit kulit lainnya. Oleh karena
itu, para peneliti mengembangkan teknik diagnosis berdasarkan produksi antibody
Gambaran Klinis Diagnosa dapat ditegakkan dengan menentukan 2 dari 4 tanda dibawah
ini :
• Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari karena aktifitas tungau yang lebih tinggi
pada suhu yang lembab dan panas.
• Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang dicurigai berwarna putih
atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata 1 cm, pada ujung
terowongan ditemukan papula (tonjolan padat) atau vesikel (kantung cairan). Jika ada
infeksi sekunder, timbul polimorf (gelembung leukosit).
• Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau
lebih stadium hidup tungau ini. Gatal yang hebat terutama pada malam. Adanya tanda
: papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan).
1.4 Diagnosa Banding
Menurut Soulsby (1982) penyakit scabies dapat dikelirukan dengan beberapa
penyakit kulit yang lain yaitu penyakit Ringworm dan penyakit kulit yang disebabkan oleh
kutu. Pada penyakit Ringworm tidak menimbulkan ketebalan pada kulit dan ditemukan
adanya spora jamur pada tangkai rambut. Pada penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu .
terlihat adanya kerak pada kulit , rambutnya kusut tetapi kulit tidak menjadi tebal. Kedua
penyakit tersebut umumnya menyerang daerah superficial atau permukaan kulit sedangkan
Sarcoptes scabiei penyebab penyakit scabies menginfeksi dengan membuat trowongan pada
kulit..
Pada Anjing Dermatitis yang disebabkan pleh jamur kadang sulit dibedakan dengan
demodecosis tipe skuamosa
3. Antihistamin
Jika ada alergi maka gunakan antihistamin.
4. Antibiotik
Gunakan pula antibiotik untuk menghindari adanya infeksi sekunder.
5. Shampoo
Untuk penanganan secara ringan bisa dengan menggunakan shampoo yang
berbahan sulfur atau sebasol. Berikan shampoo pada kucing selama 10 hingga 15 menit
setiap satu kali dalam seminggu. Penggunaan ini membutuhkan waktu total 1 hingga 2
bulan untuk menjadikan kucing bebas dari scabies.
2. Pemberian Salep
Kucing Peng-Peng juga diberikan terapi menggunakan salep Kenacort. Salep ini
digunakan sesuai dengan resep dokter. Pengobatan dilakukan 2 hingga 3 kali dalam
sehari. Pada kucing Peng-Peng pemberian obat ini menimbulkan lesi memerah setelah
diberi terapi secara topical, hal ini diduga karena adanya sensitisasi pada kucing
tersebut terhadap obat topical ini. Sangat dihindari untuk pengobatan secara topical
yang mengandung steroid.
3. Antihistamin
Adanya lesi merah yang ada pada kulit kucing peng-peng, diduga karena adanya reaksi
alergi terhadap obat terapi. Oleh karena itu, kucing peng-peng juga diberikan obat
antihistamin.
4. Antibiotik
Penggunaan antibiotik juga dilakukan untuk menghindari adanya infeksi sekunder.
5. Shampoo
Untuk penanganan secara ringan bisa dengan menggunakan shampoo yang berbahan
sulfur atau sebasol. Berikan shampoo pada kucing selama 10 hingga 15 menit setiap
satu kali dalam seminggu. Penggunaan ini membutuhkan waktu total 1 hingga 2 bulan
untuk menjadikan kucing bebas dari scabies.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari apa yang didapat pada diagnosa kucing pengpeng ditemukan bahwa diagnosa
adanya scabies benar adanya dengan ditunjukkan adanya gejala yang mirip dengan
keberadaan scabies pada kulit dan juga diperkuatkan dengan pemeriksaan mikroskop yang
menunjukkan adanya tungau scabies.
Penanganan serta perawatan yang dilakukan juga sudah tepat dengan disuntikkannya
injeksi ivermectin yang merupakan anti parasite spektrum luas serta salep antiradang berupa
salep kenacort yang berisi triamcinolone yang mengurangi gejala adanya infestasi scabies.
Shampoo dapat diberikan untuk pencegahan dan perawatan infestasi scabies.
Saran
Kami menyarankan sebagai upaya dari terhindarnya kucing dari berbagai penyakit
yang disebabkan oleh tungau terutama sarcoptes scabiei, maka sangat diperlukan kesadaran
pemilik tentang kesehatan dan kebersihan kandang. Bersihkan kandang kucing sehari sekali
dan jangan lupa mengganti pasir dalam kotak setiap membersihkan kandang lalu cuci bersih
kotaknya.
Selain itu, sebaiknya kucing rutin di grooming setiap 2 minggu sekali. Selain
menjaga kebersihannya, grooming juga dapat mencegah berbagai peyakit misalnya kutu,
parasit, jamur, Sebelum melakukan grooming, pastikan kucing dalam mood yang baik.
Jadikan suasana grooming menjadi suasana yang menyenangkan baginya dan tidak
membuatnya stres. Apabila kucing melakukan perlawanan ketika grooming, biarkan ia pergi
dan lakukan lagi nanti. Jangan memaksanya untuk grooming.
DAFTAR PUSTAKA