Laprak 1 - Indri Permata Wibisari - 1308617050
Laprak 1 - Indri Permata Wibisari - 1308617050
Oleh :
Nama : Indri Permata Wibisari
NIM : 1308617050
Kelompok :3
Tanggal Praktikum : Selasa, 19 Maret 2019
Dosen : Dr. Tri Handayani K, M. Si
Biologi A 2017
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2019
BAB I
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. PENDAHULUAN
PEMBUATAN MEDIA
Media akan menjadi substrat yang diperlukan mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembangbiak. Dengan begitu, pembuatan media harus memenuhi persyaratan tertentu
dimana tidak mengandung senyawa antimikroba, memiliki kadar pH, air, dan tekanan
osmosis yang sesuai, juga harus dalam keadaan steril sebelum digunakan.
1. Berdasarkan Konsistensi
Dalam pembuatan media, agar-agar atau gelatin digunakan sebagai
bahan pemadat yang dalam prosesnya akan dilarutkan terlebih dahulu
menggunakan aquades. Komposisi bahan pemadat tersebut harus disesuaikan
dengan kebutuhan pembuatan media karena nantinya akan menentukan bentuk
dari media yang dihasilkan.
a. Media Cair, merupakan media yang tidak ditambahi bahan
pemadat. Digunakan untuk membiakkan mikroorganisme dalam
jumlah besar. Contoh : Media kaldu nutrien, media kaldu glukosa,
dll.
b. Media Setengah Padat (Semi Solid), merupakan media dengan
penambahan bahan pemadat sebanyak 8-10 g/l sehingga
strukturnya kenyal, tidak padat, juga tidak cair. Digunakan untuk
melihat pergerakan mikroorganisme.
c. Media Padat (Solid), merupakan media dengan penambahan bahan
pemadat lebih banyak ketimbang media semi solid, yakni sekitar
15-20 g/l. Digunakan untuk membuat biakan murni, mengamati
morfologi koloni, dan menghitung jumlah koloni. Contoh : Media
agar nutrien, media agar kentang dekstrosa.
Terbagi lagi sesuai bentuk dan wadahnya, yaitu :
Media Tegak, menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan.
Media Miring, menggunakan tabung reaksi yang
dimiringkan.
Media Lempeng, menggunakan cawan petri sebagai
wadahnya.
2. Berdasarkan Komposisi
a. Media Non-sintetik, terbuat dari bahan-bahan alami yang komposisinya
tidak dapat diketahui secara pasti. Contoh: Daging, tanah, nasi, dsb.
b. Media Semi-sintetik, terbuat dari campuran bahan alami dengan bahan
kimia. Contoh: Media agar kentang dekstrosa, dsb.
c. Media Sintetik, terbuat dari bahan-bahan kimia sehingga seluruh
komposisinya telah diketahui dengan pasti dan tingkat kemurniannya
tinggi. Contoh : Media Czapek’s Dox Agar, dsb.
3. Berdasarkan Fungsi
a. Media Umum, digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme secara
umum.
b. Media Selektif, digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu
dan mencegah pertumbuh mikroorganisme yang tidak dikehendaki.
c. Media Diferensial, digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
dengan menunjukkan perubahan pada media secara spesifik yang berbeda
dari mikroorganisme lain.
d. Media Pengaya atau Penyubur, digunakan untuk menyuburkan
pertumbuhan suatu mikroorganisme.
Berikut adalah media yang secara umum sering digunakan dalam pembiakkan
mikroorganisme :
1. Lactose Broth
2. Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
3. Nutrient Agar
4. Nutrient Broth
5. De Man, Rogosa, and Sharpe Agar (MRSA)
6. Trypticase Soy Broth (TSB)
7. Plate Count Agar (PCA)
8. Potato Dextrose Agar (PDA)
STERILISASI
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi (Indra, 2008) :
PEMBUATAN MEDIA
Alat :
Corong Kain Kasa
Erlenmeyer Bunsen
Kertas saring Pipet tetes
Kapas Korek api
Bahan :
1. Medium Semi Sintetis
a. Media Daging Segar
Daging sapi tanpa lemak (500 g)
Akuades (1000 ml)
Pepton (10 g)
NaCl (5 g)
Akuades (1000 ml)
b. Media Agar Kentang Dekstrosa
Kentang (500 g)
Dekstrosa/Sukrosa (20 g)
Agar (15-20 g)
Akuades (1000 ml)
2. Medium Sintetis
Media Nutrient Agar (NA)/ Nutrient Broth (NB)/ Potato Dextrose Agar (PDA)
Bubuk NA/NB/PDA
Akuades (1000 ml)
STERILISASI
Autoklaf
Tali kasur
Yellow page
B. METODE
PEMBUATAN MEDIA
1. Medium Semi Sintetis
a. Media Daging Segar
Daging sapi tanpa lemak dibersihkan terlebih dahulu, kemudian
dipotong kecil-kecil atau digiling. Ditambahkan akuades dan disimpan
dalam lemari es selama kurang lebih satu malam. Selanjutnya daging
dipanaskan hingga mendidih dan biarkan selama 20 menit hingga menjadi
kaldu. Lalu, kaldu disaring menggunakan kapas dan kain kasa, selanjutnya
dengan kertas saring hingga jernih. Akuades ditambahkan kembali hingga
mencapai volume awal kurang lebih 1000 mL. Pepton dan NaCl kemudian
ditambahkan ke dalam kaldu daging dan panaskan kembali hingga larut
dengan bunsen. Media yang telah siap dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
menggunakan pipet tetes. Mulut Erlenmeyer disumbat dengan kapas,
kemudian di bungkus menggunakan yellow page dan tali kasur. Terakhir,
media disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15-20
menit.
b. Media Agar Kentang Dekstrosa
Kentang dikupas, dicuci bersih, dipotong kecil-kecil, lalu direbus
dengan akuades. Kaldu yang didapat disaring menggunakan kapas dan kain
kasa. Kemudian disaring kembali menggunakan kertas saring hingga jernih
dan ditambahkan akuades hingga mencapai volume awal. Agar dan
dekstrosa ditambahkan, lalu kaldu dipanaskan hingga mendidih sembari
diaduk hingga semua bahan larut. Kaldu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
menggunakan pipet tetes, mulutnya disumbat dengan kapas, kemudian
dibungkus menggunakan yellow page dan tali kasur. Terakhir, media
disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15-20 menit.
2. Medium Sintetis
Media Nutrient Agar (NA)/ Nutrient Broth (NB)/ Potato Dextrose Agar (PDA)
Salah satu dari ketiga bahan tersebut ditimbang terlebih dahulu sesuai
dengan petunjuk dalam kemasan. Kemudian bahan dilarutkan dalam akuades,
didihkan dengan Bunsen sembari diaduk agar seluruhnya larut. Ukur pH agar
tetap netral. HCl 0,1 N atau NaOH 0,1N ditambahkan untuk menyeimbangkan
pH. Tempatkan larutan ke dalam tabung reaksi atau cawan petri menggunakan
pipet tetes. Sumbat mulut tabung reaksi menggunakan kapas dan tutup cawan
petri dengan rapat. Kemudian semua media dibungkus dengan yellow page dan
tali kasur. Terakhir, media disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121oC
selama 15-20 menit.
STERILISASI
Periksa kondisi autoklaf sebelum digunakan. Kemudian diisi air sebatas
saringan. Pembatas diletakkan dalam panic autoklaf, di antara pengait tanda
kunci. Selanjutnya bahan-bahan yang hendak disterilisasi dimasukkan. Autoklaf
ditutup dengan mencocokkan tanda kuncinya dan diputar searah jarum jam.
Kunci-kunci dirapatkan secara diagonal. Autoklaf kemudian dipanaskan di atas
kompor. Saat mendidih, katup ditutup. Pastikan suhu berada pada 121oC dan
tunggu hingga 15-20 menit. Setelah itu, api dimatikan, tunggu hingga suhu
kembali 0oC baru kemudian autoklaf dibuka dan media yang disterilkan dapat
dikeluarkan.
BAB III
A. HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
No. Media Keterangan
1. Ekstrak Daging Warna keruh kekuningan
Tekstur cair, menjadi padat saat ditambahkan agar
2. Ekstrak Kentang Warna bening kekuningan
Tekstur cair, menjadi padat saat ditambahkan agar
3. NA Warna kuning agak oranye
Tekstur padat
4. NB Warna kuning kecokelatan
Tekstur cair
5. PDA Warna kuning tua
Tekstur cair setelah dipanaskan
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, ada 2 media semi sintetis yang dibuat yaitu media
ekstrak daging segar dan media ekstrak kentang, serta 3 media sintetis yang dibuat
yaitu media NA, media NB, dan media PDA. Keseluruhan media tersebut dibuat
dengan teknik aseptis dan sesuai dengan langkah pembuatan masing-masing media.
KESIMPULAN
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
petumbuhannya. Dengan media, mikroorganisme yang diisolasi menjadi dapat
tumbuh dan berkembang-biak dalam suatu biakan murni sehingga kemudian dapat
dimanfaatkan sesuai dengan tujuan awal pembiakan mikroorganisme.
Terdapat berbagai macam media yang dapat digunakan dalam membiakan organisme.
Klasifikasinya adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan Konsistensi
a. Media Cair
b. Media Setengah Padat (Semi Solid)
c. Media Padat (Solid), terbagi lagi sesuai bentuk dan wadahnya, yaitu :
- Media Tegak
- Media Miring
- Media Lempeng
2. Berdasarkan Komposisi
a. Media Non-sintetik
b. Media Semi-sintetik
c. Media Sintetik
3. Berdasarkan Fungsi
a. Media Umum
b. Media Selektif
c. Media Diferensial
d. Media Pengaya atau Penyubur
Media pada umumnya dibuat dengan melarutkan suatu bahan, baik bahan alami
maupun bahan sintetik, dengan akuades sebagai pelarutnya. Kemudian ditambahkan
agar dari rumput laut yang berfungsi sebagai pemadat. Agar digunakan karena
mengandung karbohidrat yang tidak mudah diurai oleh mikroorganisme, sehingga
struktur padat dari media itu akan tetap bertahan. Selanjutnya campuran bahan
dipanaskan agar seluruhnya larut dengan sempuran dan didiamkan hingga memadat.
Sebelum digunakan, media tersebut harus disterilisasi terlebih dahulu, agar tidak
terkontaminasi oleh mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki.
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang hidup
untuk mencegah kontaminasi dengan tubuh maupun dengan mikroorganisme yang
tengah dibiakkan.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1. Sterilisasi Mekanik (Filtrasi)
2. Sterilisasi Fisik, dengan 4 macam cara pemanasan :
a. Pemijaran Api
b. Panas kering
c. Uap panas
d. Uap panas bertekanan (Autoclaving)
3. Sterilisasi kimiawi
Daftar Pustaka