EDUKASI
PASIEN RAWAT JALAN
PKMRS RSGM UNPAD
D
EDUKASI TERHADAP PENYAKIT DI KEDOKTERAN GIGI
Disusun Oleh :
160110142022 Cynthia Ngo Zhe Xiin 160110140055 Ramzy Ramadhan 160110140101 Salma Tufahati
160110140015 Sarasti Laksmi Anindita 160110140107 Umi Latifah 160110142010 Preeyanikaa Logonathan
160110140072 Yandi Kusmulyandi 160110110058 Nurul Mukhliza Safely 160110140084 Maghfira Indriawati Iswiningtyas
160110140011 Annisa Ghea Faruchy 160110140051 Miftahul Jannah 160110140021 Putri Sundari
160110140035 Puspitasari 160110142019 Khoo Cher Xing 160110140115 Denta Asnatasia Nurmadhini
Renuka Devi A/P
160110142006 160110140097 Arina Sani Nafisa 160110140075 Nabilla Rifda Arintya
R.Ramakrishnan
Yuyun Qurrota A`Yunina
160110140041 160110140092 Dengah Hadassah Govicar 160110140089 Rio Guntur Maharsi
Rahmi
160110140053 Regi Taufik Firdaus 160110140029 Riandi Verdi 160110140099 Inas Sania Afanina Habib
160110140024 Dwinda Sandyarini Susanto 160110142004 Mike Lim Zin Ming 160110140060 Alveolannisa Cintani Breccianinda
160110140031 Sinta Sondari 160110140013 Jelita Permatasari 160110140114 Ignes Nathania
160110142028 Dinisha A/P Tharmalingam 160112160519 Desyani Shalihah Setiadi 160110142002 Ika Natasha Binti Nasaruddin
160110140119 Nadiya Mujaheda Alwafa 160110140037 Ali Alfatsyah Jihadillah 160110142013 Ng Shin Hui
R.Aj Aulia Maharani
160110140080 Bilqis Quinta Fitriandari 160110140019 160110142007 Ng Jian Ming
Destiarlisa
Pratama Rizkiriandri
160110140111 160112170092 Atina Ghina Imaniyyah 160110140058 Celine Hestiana
Hanivo
160110140086 Indah Dwitasari 160110142014 Soo Ying Yu 160110140087 Fauza Raidha
Adam Nuqman Bin Abd
160110142001 160110142020 Tan Kien Huat 160110140004 Sheilla Fauzia Maretta
Karim
160110140017 Regyana Oktavaria E 160110140048 Dwita Kemala 160110140068 Adha Fatin
Raden Roro Larasati Dyah
160110140033 160110140049 Laurensius Randy Soetono
Utami
160110140078 Dhia Thifal Malihah 160110140026 Kamila Washfanabila
Edukasi mengenai peran tenaga kesehatan lain yang dapat membantu proses
penyembuhan, seperti dokter bedah, radiation oncologist, terapi bicara,
psikologis, dokter bedah plastik, dll
o Bercak putih atau merah pada gusi, lidah, atau lapisan mulut.
o Pendarahan, nyeri, atau mati rasa di bibir atau mulut.
o Gigi atau gigi palsu yang longgar tidak lagi pas.
o Kesulitan mengunyah atau menelan atau menggerakkan lidah atau
rahang.
Edukasi setelah perawatan
Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol
Periksa secara rutin ke dokter
Menjaga pola makan dengan baik
Tidak terpapar sinar matahari secara langsung dalam waktu yang lama
Makan makanan yang bergizi dan banyak mengandung vitamin
Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik
Langsung memeriksakan ke dokter/dokter gigi, apabila :
o Terdapat pembengkakan dan rasa sakit
o Sakit atau baal pada daerah setempat atau radier
o Terasa benjolan yang mengganggu pada saat menelan
o Terdapat bercak berwarna merah atau putih, benolan atau sariawan
yang tidak kunjung sembuh pada rongga mulut
Edukasi Setelah Perawatan :
Berhenti merokok
Berhenti mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol
Mengkonsumsi makanan yang bergizi
Edukasi untuk menghilangkan faktor penyebab
Edukasi tentang cara menjaga kebersihan mulut dan sekitarnya
Edukasi pengurangan waktu dan jumlah terpapar sinar matahari
Edukasi cara penggunaan obat
Edukasi dampak atau komplikasi dari perawatan yang dilakukan
Edukasi mengenai peran tenaga kesehatan lain yang dapat membantu proses
penyembuhan, seperti dokter bedah, radiation oncologist, terapi bicara,
psikologis, dokter bedah plastik, dll
Mengikuti perawatan dari tim medis dengan baik apabila sudah melakukan
glosektomi (operasi pengangkatan sel kanker pada lidah)
Periksakan kondisi gigi dan mulut Anda ke dokter gigi secara rutin setidaknya
setiap enam bulan sekali dan meminta untuk dilakukan skrining kanker mulut
agar dapat mendeteksi kanker sejak dini.
Melakukan pemeriksaan sendiri
Sama seperti memeriksa kemungkinan kanker payudara, kemungkinan kanker
mulut juga dapat diperiksa sendiri di rumah. Caranya adalah dengan membuka
mulut lebar-lebar di depan cermin dan memeriksa seluruh bagian mulut,
termasuk bagian belakang dan sisi-sisi lidah.
Segera hubungin dokter jika terdapat luka atau sariawan yang tidak kunjung
sembuh
Berhenti dari kebiasaan mengisap bibir bagian bawah, mengigit pipi atau
bibir agar saluran air luir tersebut tidak mengalami sumbatan atau kerusakan.
Berkonsultasi dengan dokter gigi mengenai keluhan terkait.
Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan pada rongga mulut agar dapat
mengetahui penyebab dari mukokel tersebut secara pasti.
Perbanyak minum air putih.
Berkumur dengan air garam hangat 3-4 kali.
Edukasi setelah perawatan:
Edukasi untuk menghilangkan faktor penyebab berupa kebiasaan menggigit
bibir.
Edukasi tentang control plak (edukasi, motivasi dan instruksi)
DHE
Seteleh pembedahan (eksisi / insisi), di berikan post medikasi berupa
antibiotik dan analgesic.
Tidak bermain dengan lidah di bagian yang telah dioperasi.
Tidak merokok
Merokok Merokok dan penggunaan tembakau seperti menginang
berkaitandengan sekitar 75% kasus kanker mulut, disebabkan oleh iritasi
mukosamulut dari rokok dan panas saat menghisap rokok atau cerutu.
Tembakaumengandung karsinogenik yang poten seperti nitrosamine
(nicotine), polycyclic aromatic hydrocarbons, nitrosodicthanolamine,
nitrosoprolinedan polonium.
Tidak mengonsumsi Alkohol
Tiga dari empat orang yang menderita kanker mulut, termasuk tumor palatum
dan tenggorokan sering mengkonsumsi alkohol. Orang yangsering minum
alkohol memiliki resiko 6 kali lebih besar terjadinyakanker rongga mulut.
Sedangkan orang yang minum alkohol danmerokok memiliki resiko yang
lebih besar dibandingkan dengan orangyang hanya menggunakan tembakau.
Penggunaan alkohol dan tembakaumempunyai efek sinergistik. Alkohol
sebagai suatu zat yangmemberikan iritasi, secara teori menyebabkan
terjadinya pembakaranterus-menerus dan meningkatkan permeabilitas selaput
lendir. Hal inimenyebabkan penyerapan zat karsinogen yang ada di alkohol
maupuntembakau.
Infeksi HPV (Human Papilloma Virus)Infeksi HPV
Infeksi HPV (Human Papilloma Virus)Infeksi HPV terutama tipe 16,
merupakan faktor resiko dan faktor penyebab kanker mulut (Gilsion dkk.
Johns Hopkins). Kanker oralkarena virus ini cenderung pada tonsil dan
peritonsil, dasar lidah danorofaring.
Oral higiene harus baik
OH yang jelek jelek meningkatkan resiko terjadinya infeksi kronis yang dapat
menyebabkan transformasi sel epitel. Iritasi kronis dari tambalan gigi, gigi
yang tajam atau alat yang lain diduga dapatmeningkatkan resiko.
Edukasi setelah perawatan:
23
Perhatikan warna, suhu dan elastisitas flap pasien kanker rongga mulut,
apabila suhu flap menurun, menunjukkan warna hijau keunguan dan
semakin memburuk, segera laporkan ke dokter.
Apabila pasien kanker rongga mulut setelah operasi tidak dapat berbicara,
tidak dapar mengatakan gejala tidak enak yang dirasakan, perlu diteliti ada
tidaknya gejala dysphoria (cemas, gelisah, tidak tenang, nasal inflamasi, dan
gejala penyumbatan saluran nafas lainnya pada pasien kanker, segera
laporkan pada dokter.
Sumbatan saluran nafas lainnya pada pasien kanker, segera laporkan pada
dokter.
Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride agar gigi dapat terhindar dari
karies.
Rutin melakukan pemeriksaan ke dokter gigi minimal enam bulan sekali.
Segera melakukan penambalan apabila terdapat lubang pada gigi.
Menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merokok, mengunyah
tembakau, minuman beralkohol.
Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang.
Edukasi Setelah perawatan
Menjaga kesehatan rongga mulut selama radiasi dan kemoterapi
Menghilangkan dan perawatan semua infeksi (endodontik, kalkulus, karies)
Pembuatan cast untuk melindungi bagian jaringan keras dan lunak lain saat
melakukan radiasi
Selama radiasi melakukan perawatan ke dokter gigi sekurang-kurangnya
seminggu sekali
Post radiasi : mengurangi xerostomia dengan perbanyak air minum atau
menggunakan saliva buatan.
Setelah Operasi
Setelah operasi pasien kanker rongga mulut diberikan makanan cair, setelah
satu minggu kemudian berubah menjadi semi-cair.
Bagi pasien-pasien yang mendapat perawatan biasanya tidak dapat
mentoleransi rasa pasta gigi yang biasa dipakainya sehingga dianjurkan untuk
mengganti pasta gigi dengan rasa yang lain. Dianjurkan juga untuk tetap
melakukan dental floss seperti biasa, namun jika didapati bagian gusi yang
mudah berdarah sebaiknya daerah tersebut dihindari sampai daerah gusi
tersebut kembali normal.
Menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung gel
fluoride, berkumur dengan larutan baking soda dicampur sedikit garam dan
kemudian dikumur dengan air biasa.
46
Makan sesuai dengan aturan diet yang dianjurkan (tinggi serat dari buah dan
sayuran) dan menghentikan konsumsi tembakau dan alkohol serta melakukan
pemeriksaan kesehatan yang teratur untuk mendukung keberhasilan dan
keberlanjutan pengobatan.
47. C.14 Malignant Neoplasm of other and ill-defined sites in the lip, oral
cavity, and pharynx
Edukasi Pencegahan :
Tembakau
Menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merokok, mengunyah
tembakau, yang dapat memicu terjadinya keganasan pada mulut. Peranan
tembakau merupakan faktor etiologi pada perkembangan kanker di rongga
mulut.
Alkohol
Penyebab kanker rongga mulut juga berhubungan dengan kebiasaan minum
minuman keras yang kuat. Peningkatan konsumsi alkohol berhubungan
dengan meningkatnya resiko terserang tumor ganas di rongga mulut.
Diet
Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang.
Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut
Menjaga kesehatan dan kebersihan rongga mulut, dengan cara menggosok
gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluoride agar gigi terhindar dari karies dan lakukan pada pagi hari setelah
makan dan malam sebelum tidur, rutin melakukan pemeriksaan ke dokter gigi
minimal enam bulan sekali, dan segera melakukan penambalan apabila
terdapat lubang pada gigi. Kebersihan mulut yang buruk, restorasi yang tidak
tepat, tepi gigi-gigi yang tajam dan gigi tiruan yang longgar sering kali
merupakan faktor etiologi. Iritasi yang berulang karena tepi yang tajam dari
47
gigi yang patah, tambalan atau gigi palsu dapat merupakan resiko tambahan
untuk terjadinya kanker di rongga mulut. Agar gigi terhindar dari karies dan
lakukan pada pagi hari setelah makan dan malam sebelum tidur, rutin
melakukan pemeriksaan ke dokter gigi minimal enam bulan sekali, dan segera
melakukan penambalan apabila terdapat lubang pada gigi. Kebersihan mulut
yang buruk, restorasi yang tidak tepat, tepi gigi-gigi yang tajam dan gigi
tiruan yang longgar dan iritasi yang berulang karena tepi yang tajam dari gigi
yang patah, tambalan atau gigi palsu dapat merupakan resiko tambahan
terjadinya penyakit.
Mengamati Tanda-Tanda Fisik
Periksa mulut Anda secara teratur. Meskipun tidak semuanya, sebagian besar
kanker mulut dan tenggorokan menunjukkan tanda atau gejala yang dapat
dikenali sejak dini. Dalam beberapa kasus, kanker tidak menyebabkan gejala
hingga mencapai stadium lanjut. Terlepas dari itu, selain pemeriksaan rutin,
dokter dan dokter gigi menganjurkan untuk mengamati adanya tanda-tanda
abnormal pada mulut Anda menggunakan cermin paling tidak sebulan sekali.
Edukasi pasca perawatan :
Menjaga kesehatan rongga mulut selama radiasi dan kemoterapi :
Menghilangkan dan perawatan semua infeksi (endodontik, kalkulus, karies)
Pembuatan cast untuk melindungi bagian jaringan keras dan lunak lain saat
melakukan radiasi
Selama radiasi melakukan perawatan ke dokter gigi sekurang-kurangnya
seminggu sekali
Post radiasi : mengurangi xerostomia dengan perbanyak air minum atau
menggunakan saliva buatan.
Setelah operasi :
Setelah operasi pasien kanker rongga mulut diberikan makanan cair, setelah
satu minggu kemudian berubah menjadi semi-cair.
48
Setelah operasi perhatikan warna, suhu dan elastisitas flap pasien kanker
rongga mulut, apabila suhu flap menurun, menunjukkan warna hijau
keunguan dan semakin memburuk, segera melaporkan ke dokter.
Secara tepat waktu menghisap keluar sekresi dimulut, hidung dan
kerongkongan pasien kanker rongga mulut, demi menjaga kelancaran
saluran pernafasan.
Apabila pasien kanker rongga mulut setelah operasi tidak dapat berbicara,
tidak dapat mengatakan gejala tidak enak yang dirasakan, perlu secara teliti
mengamati ada tidaknya gejala dysphoria (cemas, gelisah, tidak tenang),
nasal inflamasi dan gejala penyumbatan saluran pernafasan lainnya pada
pasien kanker rongga mulut dan segera melaporkan kepada dokter.
Setelah operasi pasien kanker rongga mulut diberikan makanan cair, setelah
satu minggu kemudian berubah menjadi semi-cair.
Bagi pasien-pasien yang mendapat perawatan biasanya tidak dapat
mentoleransi rasa pasta gigi yang biasa dipakainya sehingga dianjurkan
untuk mengganti pasta gigi dengan rasa yang lain. Dianjurkan juga untuk
tetap melakukan dental floss seperti biasa, namun jika didapati bagian gusi
yang mudah berdarah sebaiknya daerah tersebut dihindari sampai daerah
gusi tersebut kembali normal.
Menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung gel
fluoride, berkumur dengan larutan baking soda dicampur sedikit garam dan
kemudian dikumur dengan air biasa.
Makan sesuai dengan aturan diet yang dianjurkan (tinggi serat dari buah dan
sayuran) dan menghentikan konsumsi tembakau dan alkohol serta
melakukan pemeriksaan kesehatan yang teratur untuk mendukung
keberhasilan dan keberlanjutan pengobatan.
Makan makanan dengan gizi seimbang. Perbanyak memakan buah dan sayur
dengan antioksida tinggi. Hindari mengonsumsi makanan yang diolah dengan
cara dibakar pada api langsung yang dapat menjadi penyebab kanker.
Menerapkan pola hidup sehat
Selain memakan makanan sehat dan bergizi seimbang, lakukan olahraga rutin
dan juga mengatur pola tidur yang cukup. Jangan biarkan tubuh terlalu lelah
dan hindari stress. Hindari penggunaan alkohol dan obat-obatan yang tidak
diresepkan dokter. Kurangi mengonsumsi makanan siap saji yang telah
dibekukan lama dan diberi pengawet.
Hindari rokok
Rokok merupakan salah satu pemicu berkembangnya kanker pada bibir dan
mulut
Hindari kegiatan seksual berisiko
Beberapa kasus kanker pada lidah disebabkan karena HPV (Human
papillomavirus)
Hindari terekspos bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahaya berupa asbestos, sulfuric acid, dan formaldehid
Edukasi setelah perawatan:
Asupan gizi dan cairan yang cukup
Saat melakukan perawatan radioterapi banyal efek samping yang mungkin
terjadi pada pasien. Pasien diminta untuk selalu menjaga kesehatan tubuhnya
dengan cara asupan gizi yang baik untuk membantu perbaikan jaringan. Selain
itu, perbanyak meminum air mineral untuk mengganti cairan tubuh yang
berkurang. Perbanyak memakan buah dan sayuran antioksidan tinggi.
Menjaga kebersihan gigi dan mulut
Lakukan sikat gigi minimal 2x sehari, gunakan alat bantu untuk
membersihkan di kotoran di sela-sela gigi. Apabila terdapat luka pada bibir,
jangan biarkan luka terbuka.
54
Rokok merupakan salah satu pemicu berkembangnya kanker pada bibir dan
mulut
Hindari kegiatan seksual berisiko
Beberapa kasus kanker pada lidah disebabkan karena HPV (Human
papillomavirus)
Hindari terekspos bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahaya berupa asbestos, sulfuric acid, dan formaldehid
Edukasi setelah perawatan:
Asupan gizi dan cairan yang cukup
Saat melakukan perawatan radioterapi banyal efek samping yang mungkin
terjadi pada pasien. Pasien diminta untuk selalu menjaga kesehatan tubuhnya
dengan cara asupan gizi yang baik untuk membantu perbaikan jaringan. Selain
itu, perbanyak meminum air mineral untuk mengganti cairan tubuh yang
berkurang. Perbanyak memakan buah dan sayuran antioksidan tinggi.
Menjaga kebersihan gigi dan mulut
Lakukan sikat gigi minimal 2x sehari, gunakan alat bantu untuk
membersihkan di kotoran di sela-sela gigi. Apabila terdapat luka pada bibir,
jangan biarkan luka terbuka.
Memakan obat-obatan yang disarankan dokter
Obat membantu proses penyembuhan dan menghindari keluhan dari efek
samping yang mungkin terjadi pasca perawatan.
Pola hidup sehat
Lakukan dengan “CERDIK”, yaitu Cek Rutin Kesehatan, Enyahkan Asap
Rokok, Rajin Olahraga, Diet Seimbang, Istirahat Cukup, dan Kelola Stress.
Gemination
Dens : evaginatus, in dente, invaginatus
Enamel pearls
Macrodontia
Microdontia
Peg-shaped [conical] teeth
Taurodontism
Tuberculum paramolare
Edukasi tentang pencegahan
Menjelaskan mengenai perbandingan ukuran, serta bentuk yang normal pada
gigi dengan ukuran, serta bentuk gigi yang mengalami kelainan.
Menjelaskan mengenai tanda tanda atau gejala terjadinya abnormalitas pada
ukuran serta bentuk gigi
Konsultasikan ke dokter gigi untuk mengetahui penyebab serta untuk
mengetahui perawatan yang dapat dilakukan.
Menjaga kesehatan rongga mulut dan gigi dengan baik karena gigi yang
mengalami ukuran dan bentuk yang abnormal sangat rentan mengalami
kerapuhan, keretakan bahkan perlubangan.
Edukasi setelah perawatan
Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi baik bagi kesehatan
gigi gemination agar tidak mudah rapuh atau berlubang.
Kontrol ke dokter gigi secara rutin
Dentinogenesis imperfecta
Odontogenesis imperfecta
Dentinal dysplasia
Shell Teeth
Edukasi tentang Pencegahan:
Melakukan pemeriksaan ke dokter gigi tiap 6 bulan
Edukasi tentang kepentingan mendeteksi penyakit sebelum kondisi
memperparah
Edukasi tentang diet dengan mengkonsumsi vitamin A dan D, sayur sayuran
dan susu
Edukasi setelah Perawatan:
Menjaga kebersihan rongga mulut dengan baik
Menyikat gigi 2x sehari
Kurang mengkonsumsi minuman yang staining seperti kopi.
yang tidak sesuai dengan anatomi gigi akan menyebabkan tidak terjadinya
kontak proksimal dan harus ditaggulangi untuk mecegah terjadinya karies
sekunder. Kebersihan gigi dan mulut harus dijaga untuk mencegah terjadinya
karies sekunder dan juga dapat menunjang keberhasilan perawatan karies gigi.
Dental sealant. Ini digunakan untuk menutupi permukaan gigi dengan suatu
bahan. Dental sealant dilakukan pada permukaan kunyah gigi premolar dan
molar. Gigi dibersihkan dan kemudian memberi pelapis pada gigi. bahan yang
sering digunakan adalah glass ionomer
Tindakan Pencegahan Tersier:
Gigi dengan karies yang sudah dilakukan pencabutan terhadap rehabilitasi
dengan pembuatan gigi palsu
Penatalaksanaan Setelah Perawatan
Tingkat keberhasilan dari pencegahan dan perawatan karies, tergantung pada
kondisi restorasi yang sudah dilakukan sebelumnya. Permukaan restorasi yang
kasar akan menyebabkan terjadinya penumpukan plak, selain itu juga bentuk
yang tidak sesuai dengan anatomi gigi akan menyebabkan tidak terjadinya
kontak proksimal dan harus ditaggulangi untuk mecegah terjadinya karies
sekunder. Kebersihan gigi dan mulut harus dijaga untuk mencegah terjadinya
karies sekunder dan juga dapat menunjang keberhasilan perawatan karies gigi.
o Membersihkan gigi dengan teratur, yakni sikat gigi 2x sehari dan bila
perlu menggunakan dental floss untuk membersihkan sela-sela gigi
yang berjejal
o Menyikat gigi dengan teknik yang benar yakni teknik bass untuk orang
dewasa dan menggunakan sikat gigi yang memiliki bulu sikat yang
halus
o Melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali
Pemberian flouride
o Pengaplikasian fluoride dapat dilakukan oleh dokter gigi untuk
mencegah karies
o Kadar fluor dapat diperoleh dari air minum, pasta gigi, maupun dalam
bentuk obat
Tindakan Pencegahan Sekunder
Penambalan gigi sedini mungkin agar karies tidak semakin dalam
Pit dan fissure sealant untuk menutupi permukaan kunyah gigi premolar
maupun molar yang memiliki cekungan yang dalam
Penatalaksanaan Setelah Perawatan
Setelah dilakukan pencegahan baik primer maupun sekunder, keberhasilan
perawatan tergantung dari jenis perawatan yang dilakukan dan kualitas
perawatan yang diberikan. Tambalan yang baik adalah tambalan yang halus
agar tidak menyebabkan terjadinya penumpukan plak dan sisa makanan di
permukaan gigi yang ditambal. Selain itu, tambalan juga harus sesuai dengan
anatomi gigi agar tidak terjadi kontak prematur. Sesudah ditambal, pasien
juga harus tetap menjaga kebersihan gigi dan mulutnya agar tidak terjadi
karies sekunder.
Merupakan kondisi yang ditandai oleh lesi mendominasi pada permukaan labial gigi
rahang atas anterior
Tindakan Pencegahan Primer
Diet makanan
o Mengurangi konsumsi asupan gula yang tinggi
o Mengurangi minum susu formula dengan menggunakan botol atau dot
o Menghindari makanan yang lengket dan kenyal
o Membersihkan gigi 20 menit setelah makan makanan manis, boleh
dengan cara berkumur air putih atau menyikat gigi
Mengonsumsi makanan bergizi dan tinggi kalsium
Pemeliharaan gigi
o Membersihkan gigi dengan teratur, yakni sikat gigi 2x sehari dan bila
perlu menggunakan dental floss untuk membersihkan sela-sela gigi
yang berjejal
o Menyikat gigi dengan teknik yang benar yakni teknik bass untuk orang
dewasa dan menggunakan sikat gigi yang memiliki bulu sikat yang
halus
o Melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali
Pemberian flouride
o Pengaplikasian fluoride dapat dilakukan oleh dokter gigi untuk
mencegah karies
o Kadar fluor dapat diperoleh dari air minum, pasta gigi, maupun dalam
bentuk obat
Tindakan Pencegahan Sekunder
Penambalan gigi sedini mungkin agar karies tidak semakin dalam
Pit dan fissure sealant untuk menutupi permukaan kunyah gigi premolar
maupun molar yang memiliki cekungan yang dalam
74
o Membersihkan gigi dengan teratur, yakni sikat gigi 2x sehari dan bila
perlu menggunakan dental floss untuk membersihkan sela-sela gigi
yang berjejal
o Menyikat gigi dengan teknik yang benar yakni teknik bass untuk orang
dewasa dan menggunakan sikat gigi yang memiliki bulu sikat yang
halus
o Melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali
Pemberian flouride
o Pengaplikasian fluoride dapat dilakukan oleh dokter gigi untuk
mencegah karies
o Kadar fluor dapat diperoleh dari air minum, pasta gigi, maupun dalam
bentuk obat
Tindakan Pencegahan Sekunder
Penambalan gigi sedini mungkin agar karies tidak semakin dalam
Pit dan fissure sealant untuk menutupi permukaan kunyah gigi premolar
maupun molar yang memiliki cekungan yang dalam.
Penatalaksanaan Setelah Perawatan
Setelah dilakukan pencegahan baik primer maupun sekunder, keberhasilan
perawatan tergantung dari jenis perawatan yang dilakukan dan kualitas
perawatan yang diberikan. Tambalan yang baik adalah tambalan yang halus
agar tidak menyebabkan terjadinya penumpukan plak dan sisa makanan di
permukaan gigi yang ditambal. Selain itu, tambalan juga harus sesuai dengan
anatomi gigi agar tidak terjadi kontak prematur. Sesudah ditambal, pasien
juga harus tetap menjaga kebersihan gigi dan mulutnya agar tidak terjadi
karies sekunder.
Cara menyikat gigi, frekuensi menyikat gigi dan tekanan yang diberikan saat
menyikat gigi menjadi faktor yang berhubungan dengan abrasi gigi pada seseorang.
Selain itu tipe dari bulu sikat gigi, kekakuan bulu sikat gigi dan sifat abrasif pasta gigi
yang digunakan juga menjadi faktor dalam terjadinya abrasi gigi (Meshramkar
dkk,2012).
Pencegahan Primer
Edukasi penyebab terjadinya erosi gigi pada masyarakat
Erosi akibat dari paparan asam non bakterial secara ekstrinsik (asam berasal
dari makanan yang dikonsumsi) dan intrinsik (asam berupa aliran balik dari
lambung) pada email dan dentin mengakibatkan permukaan gigi kehilangan
mineral. Gigi yang berkontak dengan asam dalam jangka waktu yang lama
akan mengalami pelunakan pada jaringan kerasnya (Domenick dkk., 2005).
Erosi yang tidak dirawat dapat berkembang progresif, sehingga akan
terbentuk lesi luas dan dalam pada tonjol gigi. Kondisi ini akan menyebabkan
dentin menjadi terbuka, sehingga gigi akan kehilangan bentuk morfologi
aslinya (Ren, 2011). Asam yang kontak dengan gigi akan menyebabkan
pelepasan kalsium dari email gigi. Proses ini berjalan terus-menerus selama
81
Jika erosi hanya terdapat pada bagian enamel yaitu erosi ringan, dapat
dilakukan aplikasi flour atau ditambal dengan menggunakan bahan restoratif
komposit. Bagi erosi pada bagian labial yaitu erosi sedang, dilakukan
pemasangan veener keramik atau overlaymahkota, serta pada erosi berat
dilakukan pemasangan mahkota,bridge atau overdenture. Etiologi erosi perlu
disingkirkan seminimal mungkin
kronis. resorpsi eksterna biasanya secara klinis sulit ditemukan karena tidak ada
keluhan pasien, biasanya ditemukan ketika dibuatkan gambaran radiografis ketika
dalam kondisi berat disertai kegoyangan gigi. Factor etiologi belum diketahui namun
berdasaekan anamnesis biasanya ada riwayat mengalami trauma, avulsi, perawatan
orthodonti, atau bleaching.
Pencegahan primer
Kunjungan rutin kedokter gigi 6 bulan sekali untuk deteksi dini penyakit.
Edukasi untuk melakukan perawatan gigi seperti pemasangan orthodonti di
dokter gigi bukan ke tukang gigi.
Melakukan perawatan gigi sesuai dibawah pengawasan dokter gigi.
Pencegahan sekunder
Pada kasus resorpsi patologis, penting untuk mengkonsultasikan ke dokter
gigi agar mengetahui dengan pasti penyebab terjadinya sehingga dapat
diketahui penatalaksanaan yang tepat. Perawatan untuk resorpsi patologis
biasanya dilakukan oleh dokter gigi spesialis.
makanan, plak gigi, karies, bahan pengisi restoratif, trauma, obat-obatan, infeksi,
penyakit keturunan, dan defisiensi nutrisi.
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 1 Diskolorisasi non metalik yang disebabkan oleh kebiasaan
mengonsumsi teh
Gambar 2 Diskolorisasi metalik yang disebabkan oleh paparan kimia
(Sumber: Khalisa, 2014)
memperbanyak konusmsi makanan kaya serat dan air seperti sayur dan buah-
buahan dapat membantu untuk menjaga kebersihan mulut.
Oral Hygiene Instruction
Tindakan Pencegahan Sekunder
Perawatan yang dapat dilakukan pada kasus ini meliputi penambalan gigi,
perawatan saluran akar, pembuatan porcelain veneer dan crown hingga
ekstraksi gigi.
Penatalaksanaan Setelah Perawatan
Kebersihan gigi dan mulut harus dijaga agar gigi tetap sehat dan bersih. Oral
Hygiene Instruction harus dilakukan dengan baik dan benar.
tidur malam. Selain itu, diberikan penjelasan mengenai pemilihan pasta gigi
dan sikat gigi yang benar
Apabila gigi terasa sakit segera lakukan pemeriksaan dokter gigi atau
melakukan pemeriksaan rutin 6 bulan sekali.
Edukasi Pencegahan
Sikat gigi dua kali sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur) dengan
pasta gigi berfluoride.
Gunakan benang gigi atau pembersih interdental untuk membersihkan sela-
sela gigi.
Ganti sikat gigi setiap tiga atau empat bulan, atau saat bulu sikat rusak.
Makan makanan sehat, kurangi makanan manis dan camilan di antara waktu
makan.
Periksa rutin ke dokter gigi minimal setiap 6 bulan sekali.
Pertimbangkan untuk menggunakan obat kumur antiseptik untuk
menambahkan lapisan perlindungan tambahan terhadap gigi berlubang.
Jika lubang gigi terdeteksi lebih awal, segera ke dokter gigi untuk dilakukan
penambalan karena gigi berlubang yang dibiarkan dan tidak dirawat dapat
berkembang menjadi abses.
Jika sudah terjadi abses dan terasa sakit, pasien dapat meminum obat
pereda nyeri dan segera ke dokter gigi untuk dilakukan drainase
(pembukaan rongga abses) agar nanah dapat keluar dan dapat dilakukan
perawatan saluran akar pada gigi tersebut.
Edukasi Setelah Perawatan
Gigi yang telah dirawat saluran akar harus dievaluasi kembali untuk
menyingkirkan kemungkinan pembesaran lesi dan untuk memastikan
penyembuhan total, sehingga pasien diharapkan berkunjung ke dokter gigi
untuk kontrol perawatan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Mengonsumsi antibiotik dan analgesik yang telah diresepkan oleh dokter gigi.
Selalu menjaga kebersihan da kesehatan gigi dan mulut.
97. K04.9 Other and unspecified diseases of pulp and periapical tissues
Edukasi Tentang Pencegahan:
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kesehatan gigi mulut sejak dini
Dokter gigi memberikan penjelasan kepada pasien mengenai
keuntungan melakukan perawatan sedini mungkin dan dampak yang
diterima pasien jika menunda perawatan
Melakukan pemeriksaan ke dokter gigi setiap enam bulan
Edukasi Setelah Perawatan:
Menjaga kebersihan rongga mulut dengan baik
Mengurangi mengonsumsi makan manis dan lengket
Sikat gigi 2x sehari
Disamping itu waktu yang digunakan lebih sedikit dan merupakan cara yang
paling ekonomis daripada menanggulangi penyakit.
Menegaskan bukti bahwa seperti karies gigi, penyakit periodontal
biasanya tidak menimbulkan rasa sakit pada awalnya sehingga
masyarakat tidak menyadarinya.
Edukasi setelah perawatan :
Kunjungan berkala ke dokter gigi
Mengikuti instuksi dokter gigi dalam menjaga kesehatan mulut
Melakukan penambalan pada lesi karies dan mengkoreksi tepi tambalan
sebelumnya
Koreksi kebiasaan buruk misal bruxism
Melakukan prosedur splinting
101. K05.3 Chonic periodontitis
Edukasi pencegahan :
Kontrol Plak dengan teknik menyikat gigi yang benar, penggunaan dental
floss
Profilaksis mulut dengan cara melakukan skeling
Pencegahan trauma dari oklusi, misal memastikan tidak ada tambalan gigi
yang berlebih
Memberi penjelasan bahwa perawatan periodontal yang efektif adalah bila
segera dirawat sehingga lebih besar kemungkinan berhasil disembuhkan.
Disamping itu waktu yang digunakan lebih sedikit dan merupakan cara yang
paling ekonomis daripada menanggulangi penyakit.
Menegaskan bukti bahwa seperti karies gigi, penyakit periodontal biasanya
tidak menimbulkan rasa sakit pada awalnya sehingga masyarakat tidak
menyadarinya.
Edukasi setelah perawatan :
Kunjungan berkala ke dokter gigi
104
Pencegahan trauma dari oklusi, misal memastikan tidak ada tambalan gigi
yang berlebih
Memberi penjelasan bahwa perawatan periodontal yang efektif adalah bila
segera dirawat sehingga lebih besar kemungkinan berhasil disembuhkan.
Disamping itu waktu yang digunakan lebih sedikit dan merupakan cara yang
paling ekonomis daripada menanggulangi penyakit.
Edukasi setelah perawatan :
Kunjungan berkala ke dokter gigi
Mengikuti instuksi dokter gigi dalam menjaga kesehatan mulut
Melakukan penambalan pada lesi karies dan mengkoreksi tepi tambalan
sebelumnya
Koreksi kebiasaan buruk misal bruxism
Melakukan prosedur splinting
Kontrol Plak dengan teknik menyikat gigi yang benar, penggunaan dental
floss
Melakukan skeling ke dokter gigi
Pencegahan trauma dari oklusi, misal memastikan tidak ada tambalan gigi
yang berlebih
Memberi penjelasan bahwa perawatan periodontal yang efektif adalah bila
segera dirawat sehingga lebih besar kemungkinan berhasil disembuhkan.
Disamping itu waktu yang digunakan lebih sedikit dan merupakan cara yang
paling ekonomis daripada menanggulangi penyakit.
Edukasi setelah perawatan :
Kunjungan berkala ke dokter gigi
Mengikuti instuksi dokter gigi dalam menjaga kesehatan mulut
Melakukan penambalan pada lesi karies dan mengkoreksi tepi tambalan
sebelumnya
Koreksi kebiasaan buruk misal bruxism
Melakukan prosedur splinting
Pencegahan:
Mengunyah makanan memakai 2 sisi gigi kiri dan kanan untuk mencegah
gangguan sendi TMJ
Setelah perawatan:
Perawatan bedah misalnya orthognathic surgery
o Misalnya perawatan orthognathic bedah dilakukan untuk menkoreksi
kelainan dentofasial dan maloklusi, instrusi pasca bedah seperti
berikut harus diberikan kepada pasien. Pressure band (Jaw Bra) harus
dipakai terus selama 48 jam. Setelah 48 jam, pressure band dapat
digunakan sebagai pendukung rahang sesuai kebutuhan. Cold pack
direkomendasikan untuk dua hari pertama setelahnya operasi dan
pasien mengganti penggunaan dengan hot pack setelah dua hari
operasi. Kebersihan mulut dan gigi harus diperhankan dengan
menggunakan sikat gigi kecil dan berbulu halus tanpa mengganggu
luka bedah (Carolina 2017).
Orthodontics
Pasien yang selesai perawatan orthodontics disarankan mencegah menjadi
gigi berjejal lagi dengan mengikuti instruksi pasca perawatan behel seperti
memakai Essix retainer (bening) pada malam hari tidur. Pasien harus rajin
menjaga oral hygiene gigi dan juga melakukan pembersihan pada Essix
retainer supaya retainer tidak menjadi tempat pembiakan kuman dan bakteri.
Essix retainer harus dipakai sepenuh waktu selama 6 bulan kecuali waktu
makan(Tully 2015). Pasien disarankan untuk kunjungi ke dokter gigi untuk
pemeriksaan kondisi gigi dan mulut.
Menjaga kebersihan rongga mulut (menyikat gigi dua kali sehari (pagi setlah
sarapan dan malam sebelum tidur) dengan teknik yang tepat, penggunaan obat
kumur serta dental floss)
Pemakaian alat orthodonti dan patuh terhadap instruksi dokter serta kontrol
rutin harus tepat waktu
Bila sudah selesai penggunaan alat orthodonti cekat, dianjurkan untuk
menggunakan alat orthodonti lepasan (retainer) minimal selama 1 tahun agar
tidak relaps
Melakukan perawatan scaling 6 bulan sekali
Menghubungi doker gigi jika terdapat keluhan
o Menyikat gigi rutin dua kali sehari (pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur) dengan cara yang tepat
o Menggunakan obat kumur
o Menggunakan benang gigi
Menghubungi doker gigi jika terdapat keluhan
menggunakan alat bantu pembersih gigi seperti tusuk gigi dan benang gigi
agar dapat membersihkan hingga ke sela-selat alat cekat.
Melakukan perawatan skeling untuk membersihkan karang gigi dan plak pada
rahang atas dan rahang bawah
Melakukan perawatan penambalan gigi
Melakukan perawatan pencabutan gigi
Melakukan perawatan periodontal lanjutan baik infasif maupun non infasif
(contoh : splinting, dan bedah periodontal)
Menggunakan alat terapi gigi tiruan lepasan dan cekat (contoh : GTSL, GTL,
Perawatan Pasak dan Mahkota Jembatan, dan lainnya)
Menjaga asupan makanan
Memperhatikan kondisi sistemik tubuh
Memeriksakan kondisi rongga mulut dan gigi pada dokter gigi 6 bulan sekali
Edukasi Setelah Perawatan
Menjaga kebersihan rongga mulut
o Menyikat gigi rutin dua kali sehari (pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur) dengan cara yang tepat
o Menggunakan obat kumur
o Menggunakan benang gigi
Menjaga asupan makanan
Memperhatikan kondisi sistemik tubuh
Memeriksakan kondisi rongga mulut dan gigi pada dokter gigi 6 bulan sekali
Pasien yang punya riwayat penyakit sistemik harus kontrol ke dokter umun
atau dokter spesialis untuk mendapat perawatan yang seharusnya supaya
penyakit sistemik nya dapat terkontrol.
Tidak merokok dan minum keras
Sering berolahraga dan mempunyai gaya hidup yang sehat
Menjaga kebersihan rongga mulut (menyikat gigi 2 kali sehari, flossing
dengan benang gigi, kumur-kumur pakai obat kumur antiseptik)
Setelah perawatan
Setelah gigi dicabut, pasien harus jaga kebersihan rongga mulut nya supaya
bekas luka cabut bisa sembuh dengan cepat dan sempurna
Harus hindari merokok setelah gigi dicabut
Berkumur-kumur setelah makan supaya bekas luka cabut bersih
Tidak makan atau minum yang panas dan asam
Banyak makan makanan bergizi (sayur-sayuran, buah-buahan, susu)
Tidak memainkan bekas luka cabut
Tidak menyikat bekas luka cabut dengan kuat
Setelah gigi dicabut, pasien harus jaga kebersihan rongga mulut nya supaya
bekas luka cabut bisa sembuh dengan cepat dan sempurna
Harus hindari merokok setelah gigi dicabut
Berkumur-kumur setelah makan supaya bekas luka cabut bersih
Tidak makan atau minum yang panas dan asam
Banyak makan makanan yang bergizi (sayur-sayuran, buah-buahan, susu)
Tidak memainkan bekas luka cabut
Tidak menyikat bekas luka cabut dengan kuat
Deteksi karies sejak dini, mengenal bentuk kariesatau gigi bolong agar segera
dibawa ke dokter gigi
Berkunjung ke dokter gigi 6 bulan sekali
Pola diet yang seimbang dan menghindari makanan yang manis
Teknik dan waktu menyikat gigi yang baik dan benar
Edukasi setelah perawatan :
Untuk menjaga agar tambalan dapat menempel pada gigi dengan baik pasca
perawatan, sebaiknya kurangi mengunyah di daerah gigi yang menjalani
perawatan
Tetap jaga kebersihan gigi selama masa penyembuhan pasca perawatan
dengan menyikat gigi dan berkumur menggunakan obat kumur antiseptic
Jangan lupa untuk melakukan pengecekan secara rutin ke dokter gigi untuk
memantau penyembuhan gigi
Nyeri dan sensitivitas pada gigi yang muncul setelah perawatan dapat diatasi
dengan mengonsumsi obat-obatan antiradang, seperti ibuprofen dan naproxen
Jika infeksi muncul kembali setelah perawatan saluran akar gigi, perawatan
dapat diulangi kembali untuk menyembuhkan infeksi yang terjadi.
Jagalah kebersihan rongga mulut dengan menyikat gigi secara rutin dengan
teknik yang tepat
Apabila setelah perawatan dibutuhkan kontrol berkala ke dokter gigi, lakukan
kontrol secara rutin
Dokter gigi harus memastikan soket gigi kembali terisi darah setelah
dibersihkan, keping darah yang terbentuk melindungi soket gigi dari bakteri
pada rongga mulut sampai membrane mukosa menutup permukaan yang luka.
Berikan instruksi paska pencabutan pada pasien tentang cara merawat luka
paska pencabutan, jangan merokok paska pencabutan, hindari makanan panas,
minuman berkafein, dll sampai beberapa jam setelah pencabutan.
Berikan obat-obatan pencegahan seperti antibiotik dan obat kumur antibakteri
setelah pencabutan.
Edukasi setelah perawatan:
Konsumsi obat sesuai resep dokter
Hindari merokok dan menggunakan produk-produk yang mengandung
tembakau
Minum banyak air putih untuk menghindari dehidrasi dan mual yang dapat
disebabkan oleh beberapa jenis obat penghilang rasa sakit.
Kumur-kumur pelan dengan air garam hangat beberapa kali sehari.
Bersihkan (sikat) gigi di sekitar daerah luka dengan pelan.
Hati-hati saat makan dan minum, hindari minuman berkarbonasi, dan hindari
merokok dan menggunakan sedotan untuk mencegah terjadinya pergeseran
dressing.
Di rumah, pasien boleh mengompres bagian kulit di atas kelenjar dengan air
hangat kemudian memijatnya pelan-pelan. Pada kasus sialadenitis kronis, dapat
dilakukan pembedahan, yaitu mengangkat kalkulus saliva. Mengembalikan aliran air
liur yang tepat juga sangat penting dalam pengobatan sialadentitis akut. Hal ini paling
baik dicapai dengan meminum banyak cairan, dan makan, minum, atau mengisap hal-
hal yang merangsang aliran air liur, misalnya obat pelega tenggorokan atau obat tetes
batuk.Jika Anda sedang sakit dan menggunakan obat-obatan yang menyebabkan
mulut kering, Anda perlu berbicara dengan dokter untuk mengganti obat yang
berbeda atau cara lain yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi efek samping ini.
Perubahan gaya hidup berikut dapat Anda lakukan untuk mengatasi masalah
kelenjar air liur adalah dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut, dengan rajin sikat
gigi dua kali sehari dan memakai benang gigi dan juga berkumur dengan air garam.
Pengobatan infeksi kelenjar ludah tergantung pada tingkat keparahan infeksi,
penyebab yang mendasari, dan gejala tambahan apa pun yang Anda miliki, seperti
pembengkakan atau nyeri. Antibiotik dapat digunakan untuk mengobati infeksi
bakteri, nanah, atau demam. Aspirasi jarum halus dapat digunakan untuk mengalirkan
abses.
Perawatan di rumah meliputi:
Minum 8 hingga 10 gelas air setiap hari dengan lemon untuk menstimulasi air
liur dan menjaga kelenjar tetap bersih.
Memijat kelenjar yang terkena.
Menerapkan kompres hangat ke kelenjar yang terkena.
Berkumur dengan air garam hangat.
Mengisap lemon asam atau permen lemon bebas gula untuk mendorong aliran
air liur dan mengurangi pembengkakan.
o Minum air putih yang banyak untuk mencegah terjadi nya dehidrasi.
o Hindari makanan asam.
o Menjaga kebersihan mulut dengan baik.
o Rajin cuci tangan dengan baik dan benar.
o Berkumur dengan air garam.
o Tidak merokok atau penggunaan tembakau apapun.
o Melakukan vaksinasi MMR (measles, mumps, rubella) untuk
mengecah mumps.
Edukasi setelah perawatan:
o Minur air putih yang banyak.
o Menjaga oral hygiene dengan baik.
o Menggunakan ubat kumur
o Menyikat gigi 2 kali sehari
Rutin meminum air dikarenakan dapat terjadi kekeringan pada rongga mulut
selama 2-3 hari pasca operasi
Tidak memakan makanan secara berlebihan atau mengurangi jumlah aktivitas
pengunyahan karena ketika mengunyah makanan, kelenjar ludah akan
mengeluarkan ludah terus menerus dan menyebabkan sulitnya penyembuhan
pada luka
Kelainan ini dapat mengakibatkan rasa nyeri serta peradangan pada kelenjar
liur dan beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi kelenjar liur. Terkadang nyeri
dan pembengkakan kelenjar yang bersifat intermitten merupakan keluhan yang paling
136
sering dikeluhkan dan gejala ini muncul berhubungan dengan mealtime syndrome.
Pada saat selera makan muncul berlebihan terjadi sekresi kelenjar liur pun meningkat
sedangkan drainase melalui duktus mengalami obstruksi sehingga terjadi stagnasi
yang menimbulkan rasa nyeri dan pembengkakan kelenjar.
Sialolithiasis biasanya terdapat di kelenjar submandibula. Ada 2 faktor yang
menjadi alasan tingginya insiden sialolitiasis kelenjar submandibula. Pertama karena
sifat dari air liur yang dihasilkan banyak mengandung musin, bahan organik, enzim
fosfatase, kalsium fosfat, pH alkali serta karbon dioksida yang rendah. Kedua karena
bentuk anatomi warthon’s duct yang panjang dan berkelok dengan posisi orifisium
lebih tinggi dari duktus dan ukuran duktus yang lebih kecil dari lumennya.
Ada berbagai macam metode klinis dan radiologis untuk mendiagnosis
sialolitiasis, yaitu pemeriksaan radiologis oklusa dan panoramik, sialografi,
ultrasonografi, xeroradiografi, scintigrafi dan tomografi komputer yang secara
indirect dapat memberikan informasi mengenai keberadaan sialolith maupun kondisi
kelenjar liur.
Penanganan sialolitiasis dilakukan secara konservatif dan tindakan operasi
dengan mengeksplorasi duktus dari sialolith (sialithectomy). Pemilihan operasi
menunjukkan efikasi yang tinggi dalam keberhasilan terapi dibandingkan dengan cara
konservatif.
Terapi
Tanpa pembedahan
Adapun penanganan sialolitiasis kelenjar liur dengan pendekatan konservatif.
Pengobatan dengan menggunakan antibiotik dan anti inflamasi dengan
harapan batu dapat keluar melalui karunkula secara spontan.
Pembedahan
Pada beberapa kasus batu yang berada di warthon’s duct dapat dilakukan
marsupialisasi atau sialodochoplasty. Sering kali batu masih tersisa terutama
bila berada dibagian posterior warthon’s duct sehingga pendekatan
137
pada kelenjar liur saat ini. Tujuan ESWL untuk mengurangi ukuran batu
menjadi fragmen yang kecil sehingga tidak mengganggu aliran air liur dan
mengurangi simptom. Diharapkan juga fragmen batu bisa keluar spontan
mengikuti aliran air liur. Sehingga teknik ini mempunyai kerugian yaitu sisa
batu yang tertinggal akan menjadi nidus terbentuknya sialolit kembali. Angka
keberhasilan dengan teknik ini 40% untuk batu di kelenjar submandibula dan
75 % untuk batu di kelenjar parotis. Indikasi ESWL bisa dilakukan pada
semua sialolitiasis baik dalam kelenjar maupun duktus, kecuali posisi batu
yang dekat dengan struktur dari nervus fasialis. Inflamasi akut merupakan
kontraindikasi lokal dan inflamasi kronis bukan kontraindikasi, selain
kelainan pembekuan darah maupun kelainan kardiologi, merupakan
kontraindikasi umum dari tindakan ESWL.
Metode dengan Interventional sialendoscopy merupakan teknik minimal
invasif dalam pengeluaran sialolit dan juga sebagai alat diagnostik yang baik.
Dengan meningkatnya penggunaan endoskopi dalam berbagai macam jenis
operasi seperti pada operasi ginjal dan saluran empedu, maka teknik ini juga
digunakan dalam penatalaksanaan batu kelenjar liur. Keberhasilan dari teknik
ini sangat berhubungan dengan ukuran sialolit kelenjar air liur. 97% sialolit
berukuran kurang dari 3mm dapat dikeluarkan langsung. Sedangkan sialolit
yang berukuran lebih dari 3mm harus difragmentasi dahulu.
Komplikasi pada prinsipnya sumbatan kelenjar liur harus dihilangkan, oleh
karena apabila terjadi sumbatan yang lama dapat terjadi fibrosis dari kelenjar
liur dan sialadenitis kronik.
Berhenti dari kebiasaan mengisap bibir bagian bawah, mengigit pipi atau bibir
agar saluran air luir tersebut tidak mengalami sumbatan atau kerusakan.
Berkonsultasi dengan dokter gigi mengenai keluhan terkait.
Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan pada rongga mulut agar dapat
mengetahui penyebab dari mukokel tersebut secara pasti.
Perbanyak minum air putih.
Berkumur dengan air garam hangat 3-4 kali.
Edukasi setelah perawatan:
Edukasi untuk menghilangkan faktor penyebab berupa kebiasaan menggigit
bibir.
Edukasi tentang control plak (edukasi, motivasi dan instruksi)
DHE
Seteleh pembedahan (eksisi / insisi), di berikan post medikasi berupa
antibiotik dan analgesic.
Tidak bermain dengan lidah di bagian yang telah dioperasi.
penelanan makanan, proses bicara, sistem buffer dan yang paling penting adalah
fungsi sebagai pelindung dalam melawan karies gigi.
Apa penyebab sekresi saliva terganggu?
Sialodenitis kronis lebih umum mempengaruhi kelenjar submandibula dan
parotis.
Kista-kista dan tumor kelenjar saliva, baik yang jinak maupun ganas dapat
menyebabkan penekanan pada struktur-struktur duktus dari kelenjar saliva dan
dengan demikian mempengaruhi sekresi saliva.
Pada orang-orang yang menderita penyakit-penyakit yang menimbulkan
dehidrasi seperti demam, diare yang terlalu lama,diabetes, gagal ginjal kronis
dan keadaan sistemik lainnya.
Penggunaan obat-obatan seperti :
o Analgesic mixtures
o Cold medications
o Anticonvulsants
o Diuretics
o Antiemetics
o Decongentans
o Antihistamins
o Expectorants
o Antihypertensives
o Muscle relaxants
o Antinauseants
o Psycho tropics drugs
o Antiparkinsons
o Sedatives
o Antipruritics
o Antispasmodics
141
kelenjar ludah adalah gondongan (parotitis). Pada umumnya, infeksi virus dapat
membaik dengan sendirinya seiring perbaikan daya tahan tubuh individu.
Kista
Tumbuhnya kantung berisi cairan pada kelenjar ludah dapat dipicu oleh
trauma akibat kecelakaan, pembengkakan sialolithuasis, atau merupakan
tumbuh tumor. Namun pada bayi, kista dapat tumbuh pada kelenjar saliva parotid
yang merupakan pertanda adanya gangguan perkembangan telinga sebelum
dilahirkan. Kista dapat hilang dan mengalami perbaikan dengan sendirinya, atau
dapat diangkat tanpa komplikasi yang berarti.
Tumor jinak dan ganas
Tumor pada umumnya tumbuh pada kelenjar saliva parotid, dengan gejala
berupa benjolan yang cenderung tidak menimbulkan rasa nyeri. Tumor kelenjar
parotid pada umumnya disebabkan oleh merokok dan paparan radiasi di sekitar
wajah. Tumor ini juga bersifat jinak dengan pertumbuhan yang lambat. Namun,
walaupun jarang, tumor dapat berkembang menjadi kanker sehingga memerlukan
tindakan operasi. Kanker pada kelenjar saliva dapat dipicu oleh merokok, radiasi, dan
juga sindrom Sjogren.
Sialadenosis
Berupa pembengkakan terutama pada kelenjar saliva parotid, tanpa tanda
peradangan, infeksi, maupun tumor. Penyebab spesifik tidak diketahui, namun
kondisi diabetes dan kebiasaan konsumsi alkohol dapat memicu masalah serupa.
Sindrom Sjogren
Sindrom Sjogren adalah sekumpulan gejala yang disebabkan oleh gangguan
autoimun, di mana sistem imun sel darah putih menyerang kelenjar yang berada pada
wajah, salah satunya kelenjar ludah. Sindrom ini lebih banyak dialami oleh
perempuan dengan kondisi autoimun seperti lupus pada usia dewasa. Beberapa tanda
jika seseorang mengalami sindrom Sjogren yaitu:
Mulut dan mata terasa kering
Gigi keropos
144
Hindari mulut kering, dengan minum air putih yang cukup dan kurangi
makanan kasar seperti kacang, popcorn, dan keripik kentang.
Hindari obat kumur yang mengandung alcohol, gunakan obat kumur tanpa
alcohol dan berkumur 2 kali sehari.
Jangan merokok.
Hindari makanan yang mengandung asam, seperti jeruk dan makanan yang
pedas.
Jika anda menggunakan gigi palsu, lepas gigi palsu anda pada malam hari dan
direndam dalam air pembersih sesuai anjuran dokter gigi.
Konsumsi buah dan sayur setiap hari untuk menjaga asupan vitamin dalam
tubuh.
Edukasi setelah perawatan :
Jaga asupan nutrisi vitamin setiap hari dengan mengonsumsi buah dan sayur.
Tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Jangan merokok.
Gunakan obat kortikosteroid yang diresepkan sesuai anjuran dokter pada
sariawan.
Jika sariawan muncul kembali, segera konsultasikan ke dokter gigi.
• Lesi perlu diikuti sampai diselesaikan, jika tidak, kembali ke dokter gigi
sampai sembuh
• Hindari pencetus (misalnya trauma)
Edukasi Pencegahan :
Peningkatan kebersihan mulut
penurunan penggunaan tembakau
mengurangi konsumsi kopi dan teh
Edukasi setelah perawatan:
Bilas mulut setiap hari dengan mencuci mulut
Menyikat lidah saat menyikat gigi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.carolinaofs.com/files/2013/02/POST-OP-ORTHOGNATHIC.pdf.
p.30912.
RSGM UNPAD
JL Sekeloa Selatan I Bandung 40132
Tel (022)2533044 I 0813-2154-8900
email : rsgm.unpad@gmail.com