Anda di halaman 1dari 3

Teori seluler

Teori seluler menyebutkan bahwa kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah
tertentu dan kebanyakn sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah sekitar 50 kali. Jika sebuah
sel pada lansia dilepas dari tubuh dibiakan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang
akan membelah akan terlihat sedikit (Spence dan Mason, 1992 dalam Watson, 2003). Hal ini
akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan
bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan
sesuai dengan ukuran umur (Watson, 2003).

Pada beberapa system, seperti system saraf, system muskuluskeletal dan jantung, sel pada
jaringan dan organ dalam system itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak
atau mati. Oleh karena itu, system tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan mempunyai
kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata
sepanjang kehidupan ini, sel pada system di tubuh kita cenderung mengalami kerusakan dan
akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel tidak dapat diganti
(Watson, 2003).

Teori sintesis protein menyatakan bahwa jaringan seperti kulit dan kartilago pada lansia akan
kehilangan elastisitasnya. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya
perubahan kimia pada komponen protein dan jaringan tersebut. Pada lansia, beberapa protein
(kolagen pada kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk struktur yang
berbeda dari protein tubuh orang yang lebih muda. Banyak kolegen pada kartilago dan elastin
pada kulit yang kehilngan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan
bertambahnya usia (Tortora & Anagnostakos, 1990 dalam Watson, 2003). Hal ini dapat lebih
muda dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya cenderung
berkerut, juga terjadi penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem muskuluskeletal (Watson,
2003).

Teori keracunan oksigen

Teori keracunan oksigen menyatakan bahwa adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di
dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar
yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu. Ketidakmampuan utnuk mempertahankan
diri dari toksik tersebut membuat struktur membran sel mengalami perubahan (Tortora &
Anagnostakes, 1990 dalam Watson, 2003). Membran sel tersebut merupakan alat untuk
memfasilitasi sel dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses
pengambilan nutrien dan proses ekskresi zat toksik di dalam tubuh. Fungsi komponen protein
pada membrane sel sangat penting bagi kelangsungan proses di atas, dipengaruhi oleh regiditas
membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetic adalah adanya penurunan reproduksi sel
oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang, hal ini
dapat menyebabkan penigkatan kerusakan sistem tubuh (Watson, 2003).

Teori sistem imun

Teori sistem imun menyatakan bahwa kemampua sistem imun mengalami kemunduran pada
masa penuaan. Kemunduran kemampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya
sel darah putih, juga merupakan factor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Hal ini dapat
dimanifestasikan dengan meningkatnya infeksi penyakit autoimun (sistem imun benar-benar
menyerang tubuh) dan kanker (Watson, 2003).

2. Teori psikologis

Teori psikologis terdiri dari teori aktivitas, teori kepribadian berlanjut dan teori pembebasan.

Teori aktivitas

Penuaan yang suksestergantung dari bagaimana seorang lanjut usia merasakan kepuasan
dalam melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin. Adapun
kualitas aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas aktivitas yang dilakukan. Dari
satu segi aktivitas lanjut usia dapat menurun, akan tetapi dilain segi dapat dikembangkan,
misalnya sebagai relawan, kakek dan nenek, ketua rukun warga, dan duda atau janda (Palmore,
1965; Lemon; 1972 dalam Hardiniwoto, 2005).

Teori kepribadian berlanjut

Teori ini menyatakan bahwa dasar kepribadian atau tingkah laku pada lansia tidak
mengalami perubahan. Artinya bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia
sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya (Nugroho, 2000).
Teori pembebasan

Teori pembebasan menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara


berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas (Nugroho, 2000).

Anda mungkin juga menyukai