Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin timbul pada satu kelenjar atau rangkaian kelenjar limfe dan mula-mula
menyebar ke kelenjar limfe yang secara anatomis berdekatan.Neoplasma ini secara
morfologis ditandai oleh adanya sel raksasa neoplastik khas yang dinamai sel Red-Sternberg
yang memicu akumulasi limfosit reaktif,histiosit(makrofag) dan granulosit.Sel Reed-
Sternberg neoplastik biasanya membentuk sebagian kecil(1% sampai 5%)dari massa sel
tumor total,sehingga HL lebih sulit diteliti dibandingkan dengan NHL tipikal.
HL membentuk 0,7% dari semua kanker baru di AS,dengan sekitar 7400 kasus baru
dilaporkan setiap tahun.HL merupakan salah satu bentuk keganasan tersering pada dewasa
muda dengan usia rata-rata saat diagnosis adalah 32 tahun.
1. Sklerosis noduler
2. Selularitas campuran
3. Kaya- limfosit
4. Kurang limfosit
5. Predominasi limfosit
Fibrosis dapat sedikit atau banyak dan sel neoplastik ditemukan dalam latar belakang
sel-sel yang beraneka ragam,seperti limfosit T kecil,eosinofil,sel plasma dan
makrofag.Tipe sklerosis nodular terjadi sama seringnya pada pria dan wanita.Penyakit
ini mempunyai kecenderungan untuk mengenai kelenjar limfe servikalis
bawah,supraklavikula,dan mediastinum pada remaja atau dewasa muda dan jarang
berkaitan dengan EBV.Prognosis Baik.
Perjalanan Penyakit
Manifestasi Klinis
Gejala yang terlihat pada pasien LH adalah pembengkakan pada kelenjar getah bening
(KGB)/ limfadenopati, terutama di daerah leher, atau di tempat lain seperti di aksila
(ketiak), dan pangkal paha. Meski bengkak biasanya KGB ini tidak nyeri dan
konsistensinya kenyal padat jika limfadenopati ini primer, dan padat jika sekunder
(hasil metastasis, jika penyakitnya sudah lebih parah). Gejala lain berupa penurunan
berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan tanpa diketahui penyebabnya, demam
cukup tinggi, keringat malam, batuk, nyeri dada, sesak napas, lelah berkepanjangan,
hingga terasa nyeri di abdomen.
1. Perubahan morfologi
Kelainan pada Limfoma Hodgkin pertama ditandai secara morfologis dengan adanya
sel raksasa neoplastik khas yang disebut sel Reed-Sternberg(RS) bercampur dengan infitrat
sel radang reaktif noninflamatorik yang jumlahnya bervariasi. Tipikal limfoma Hodgkin
terjadi pada nodus limfe dan menyebabkan inflamasi sel,dan presentasi (1-2 %)sel Reed-
Sternberg yang relative kecil. Sekitar 70% pasien Limfoma Hodgkin memiliki bengkak
nodus limfa yang tidak terasa sakit, dan biasanya terjadi pada nodus mediastinal. Pada pasien
asimptomatik, limfoma Hodgkin dapat didiagnosis dengan ditemukannya massa mediastinal
pada bagian dada menggunakan radiografi atau prosedur imaging lainnya. Asimptomatik
adenopati pada bagian inguinal dan axillary dapat ditemukan pada diagnosis, namun kurang
umum, dimana Waldeyer’s Ring dan Nodus epithroclear jarang muncul. Sekitar 25% dari
pasien Limfoma Hodgkin menunjukkan gejala konstitusional dan umumnya terjadi pruritus
dan tidak signifikan dalam nilai prognosisnya.
Penentuan stadium limfoma Hodgkin sangat penting secara klinis karena perjalanan
penyakit,pemilihan terapi dan prognosis berkaitan erat dengan penyebaran penyakit.Berikut
merupakan stadium klinis limfoma Hodgkin dan Non-Hodgkin menurut klasifikasi Ann
Arbor.
Tipe ini merupakan bentuk histologik tersering. Tipe ini berbeda dari tipe lain, baik
secara klinis maupun histologist dan ditandai secara morfologis dengan dua gambaran :
a. Adanya variasi khusus yang disebut sel “Lakuna”. Sel ini berukuran besar dan
memiliki satu nucleus hiperlobaris dengan banyak nucleolus kecil dan sitoplasma
berwarna pucat.
Gambar 1.2
b. Adan di sebagian besar kasus pita kolagen yang membagi jaringan limfoid menjadi
nodus berbatas tegas. Fibrosis mungkin sedikit atau banyak,dan infiltrate sel mungkin
memperliihatkan limfosit, eosinofil, histiosit, dan sel lacuna dalam proporsi yang
berbeda-bea. Sel RS jarang ditemukan.
Imunofenotipe varian lacuna identik dengan yang terdapat pada sel RS klasik.Sel ini
mengeksprresikan CD15 dan CD 30 serta biasanya tidak mengekspresikan antigen
spesifik sel B dan T.
Gambar 1.3
2. Gangguan Fungsi
Pasien berusia lebih muda dengan tipe histologik yang cenderung baik,biasanya
dating pada stadium I atau II dan bebas dari gejala sistemik. Pasien dengan penyakit
diseminata(Stadium III dan IV)atau subtipe selularitas campuran atau deplesi limfosit lebih
besar kemungkinannya mengalami gejala sistemik misalnya keringat malam dan penurunan
berat badan. Pada sebagian besar kasus ditemukan alergi kulit akibat tertekannya imunitas
seluler.