Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN FUNGSI EKOSISTEM: SIKLUS BIOGEOKIMIA

PROPOSAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan yang Dibina
oleh Dr. Drs. Fatchur Rohman, M. Si

Disusun oleh :
Qurniasty / 190341864418
Nurul Amrina Rosada/190341764437
Mahatir Muhammad/ 190341864423
Ratih Sarina Pasoe/
Maya Agustin/
Lidya Praktika Rosa/

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
PASCASARJANA
OKTOBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan
mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat. Peningkatan aktivitas manusia,
lebih lanjut menyebabkan bertambahnya sampah ((Sulistyorini, 2005). Pupuk organik adalah
pupuk yang bahan dasar pembuatanya menggunakan buah-buah yang sudah busuk dengan
direndamnya bahan tersebut dengan cairan aquades 95 % dengan cara memfrementasikan.
Menurut (Suwatani, 2017) pengkomposan merupakan salah satu metode pengelolahan sampah
organik yang bertujuan mengurangi dan mengubah komposisi sampah menjadi produk yang
bermanfaat. Selain itu juga menurut (Treesnowati, 2012) Sampah didefinisikan sebagai limbah
yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan. Usaha pengelolahan sampah di masyarakat kebanyakan diatasi dengan
membakar sampah, dibuang ke sungai atau dikumpulkan ditempat sampah terdekat yang
kemudian diangkut oleh petugas ke TPA. Prakterk seperti yang sering di jumpai di kalangan
masyarakat ketimbang melakukan melakukan system pengolahan sampah menggunakan
kompos karena kompos dinilai memiliki kemanfaatan dalam bidang terutama pertanian
((Indriyanti, Dyah Rini, 2015)
Pupuk yang berasal dari bahan organik sangat ramah lingkungan alasan adalah ketika
digunakan tidak memiliki dampak bagi sumber hara yang dalam artian ini yaitu cacing yang
sangat berperan dalam membuat tanah akan kaya nutrisi penting bagi tumbuhan tersebut. Maka
perlunya Pengujian pembuatan kompor dari berbagai metode yang ada. Menurut (Nurullita &
Budiyono, 2012) Hasil pengomposan berbahan baku sampah dinyatakan aman untuk
digunakan bila sampah organik telah dikomposkan dengan sempurna.Salah satu indikasinya
terlihat dari kematangan kompos yang meliputi karakteristik fisik (bau,warna, dan tekstur yang
telah menyerupai tanah, penyusutan berat mencapai 60%, pH netral.
Alasan kenapa perlu dilakukan pembuatan kompos adalah selain pemanfaatkan bahan
dari tumbuhan yang tidak digunakan lagi, sehingg kita mencari solusi. Sisa buah yang busuk
tidak terbuang sia-sia maka dilakukanlah uji pemanfatan terbuatan dari berbagai kompos.
B. Rumusan Malah
1. Bagaimana proses pengolahan sampah hingga mampu menjadi kompos dari berbagai
metode?
2.
C. Tujuan
1. Mengetahui proses pembuatan kompos organic dari berbagai metode
BAB II
Kajian Pustaka
BAB III
Metode
Daftar Rujukan
Indriyanti, Dyah Rini, E. B. dan M. (2015). Pengolahan Limbah Organik Sampah Pasar
Menjadi Kompos. Jurnal Abdimas, 19(1).
Nurullita, U., & Budiyono. (2012). Lama waktu pengomposan sampah rumah tangga
berdasarkan jenis mikro organisme lokal (mol) dan teknik pengomposan. Seminar Hasil-
Hasil Penelitian – LPPM UNIMUS 2012, 236–245.
Sulistyorini, L. (2005). Pengelolaan Sampah dengan Cara Menjadikannya Kompos. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 2(1), 77–85.
Suwatani, E. dan P. Wi. (2017). Pemanfaatan MOL Limbah Sayur pada Proses Pembuatan
Kompos. Jurnal MIPA, 40(1), 1–6.
Treesnowati, D. Y. S. dan. (2012). Pengolahan Sampah Skala Rumah Tangga Menggunakan
Metode Komposting. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S, 8(2).

Anda mungkin juga menyukai