Anda di halaman 1dari 22

Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Pendahuluan

Kata geologi berasal dari kata latin, “gea” berarti bumi, dan “logos” berarti ilmu. Geologi
dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pemahaman tentang
bumi. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi sebagai obyek utama, dan sebagian
besar berhubungan dengan bagian terluar dari bumi yaitu kerak bumi.

Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan, fosil, tidak hanya sebagai obyek, tetapi
menyangkut penjelasan tentang sejarah pembentukannya. Geologi juga mempelajari dan
menjelaskan gambaran fisik serta proses yang berlangsung dipermukaan dan dibawah
permukaan bumi, pada saat sekarang dan juga pada masa lalu. Geologi fisik didalam hal ini
merupakan dasar untuk mempelajari kesemuanya ini, dengan dimulai mempelajari unsur
utama, yaitu batuan sebagai penyusun kerak bumi, mengenal proses pembentukannya, serta
menjelaskan kehadiran serta sifat-sifat fisiknya di bumi.

1 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

1. Kristal dan Mineral

1.1 Definisi

Mineral adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah, seragam dengan komposisi
kimia yang tetap pada batas volumenya, dan mempunyai struktur kristal karakteristik
yang tercermin dalam bentuk dan sifat fisiknya.

Saat ini telah dikenal lebih dari 2000 mineral. Sebagian merupakan mineralmineral utama
yang dikelompokkan sebagai Mineral Pembentuk Batuan. Mineralmineral tersebut terutama
mengandung unsur-unsur yang menempati bagian terbesar di bumi, antara lain unsur
Oksigen (O), Silikon (Si), Aluminium (AL), Besi (Fe), Kalsium (Ca), Sodium (Na), Potasium
(K) dan Magnesium (Mg).

1.2. Pengenalan Mineral

Mineral dapat dikenal dengan menguji sifat fisik umum yang dimilikinya. Sebagai contoh,
garam dapur halite (NaCl) dapat dengan mudah dirasakan. Komposisi kimia seringkali
tidak cukup untuk menentukan jenis mineral, misalnya mineral grafit (graphite) dan intan
(diamond) mempunyai satu komposisi yang sama yaitu karbon (C). Mineral-mineral yang
lain dapat terlihat dari sifat fisik seperti bentuk kristal, sifat belahan atau warna, atau dengan
peralatan yang sederhana seperti pisau atau potongan gelas dengan mudah diuji
kekerasannya.

Mineral dapat dipelajari dengan seksama dengan memerikan dari bentuk potongan (hand
specimen) dari mineral, atau batuan dimana dia terdapat, dengan menggunakan lensa
pembesar (hand lens/loupe), dan mengujinya dengan alat lain, seperti pisau, kawat baja,
potongan gelas atau porselen dan cairan asam (misalnya HCL). Mineral juga dipelajari lebih
lanjut sifat fisik dan sifat optiknya dalam bentuk preparat sayatan tipis (thin section) dengan
ketebalan 0,03 mm, dibawah mikroskop polarisasi.

1.3 Sifat-sifat Mineral

Bentuk Kistal dan Perawakan (Crystal Habit)

Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan struktur dalam dari
mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang membentuk permukaan
luar kristal. Sifat simetri kristal adalah hubungan geometri antara sisisisinya, yang
merupakan karakteristik dari tiap mineral. Satu mineral yang sama selalu menunjukkan
hubungan menyudut dari sisi-sisi kristal yang disebut sebagai sudut antar sisi (constancy of
interfacial angels), yang merupakan dasar dari sifat simetri. Bentuk kristal ditentukan
berdasarkan sifat-sifat simetrinya yaitu, bidang simetri dan sumbu simetri.

2 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Dikenal tujuh bentuk kristal (gambar 1.1) yaitu ; Kubus (Cubic), Tetragonal, Ortorombik
(Orthorombic), Monoklin (Monoclonic), Triklin (Triclinic), Hexagonal dan Trigonal.

Gambar 1.1. Karakteristik dari bentuk kristal dan beberapa contohnya

3 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Beberapa mineral umumnya berupa bentuk kristal (gambar 1.2) yang terdiri dari kristal
tunggal atau rangkaian kristal, yang dikenal istilahnya sebagai perawakan
(crystal habit).

Gambar 1.2. Beberapa contoh perawakan kristal

4 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Warna dan Gores (Streak)

Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan sinar yang
cukup. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak berwarna atau
memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah). Warna sangat berariasi, umumnya
karena perbedaan kompisisi kimia atau pengotoran pada mineral.
Gores (streak) adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan pada
lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan. Untuk mineralmineral logam gores
dapat dipakai sebagai petunjuk.

Kilap (Luster)

Kilap adalah kenampakan hasil pantulan cahaya pada permukaan mineral. Ini akan
tergantung pada kwalitas fisik permukaan (kehalusan dan trasparansi).

Tebel 1.1 Beberapa istilah kilap mineral

Metallic (logam) Seperti logam terpoles >> digunakan untuk pemerian mineral bijih
Dull (tanah) buram seperti tanah
Vitrous (kaca) seperti pecahan kaca >> terutama untuk mineral silikat
Resinous (minyak) berminyak
Silky (sutera) seperti serat benang, sejajar permukaan.
Pearly (mutiara) seperti mutiara

Kekerasan (Hardness)

Kekerasan mineral adalah ketahanannya terhadap kikisan. Kekerasan ini ditentukan dari
dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui denga mineral lain yang telah
diketahui. Dengan cara ini Mohs membuat skala kekerasan relatif dari mineral-mineral,
dari yang paling lunak hingga yang paling keras. Untuk pemakaian praktis, dapat
digunakan kuku (± 2,5), jarum tembaga (± 3,5), pisau silet (5 - 5,5), pecahan kaca (± 5,5) dan
kawat baja dengan kekerasan (± 6,5).

Tabel 1.2 Skala Kekerasan Mohs

10 Diamond (Intan)
9 Corundum (korundum)
8 Topaz
7 Quartz (Kwarsa)
6,5 > Kawat baja
6 Felspar
5,5 > Kaca
5-5, 5 > Pisau silet
5 Apathite (Apatit)
4 Fluorite (Fluorit)
3,5 > Jarum tembaga
3 Calcite (Kalsit)
2,5 > Kuku
2 Gypsum (Gips)
1 Talc (Talk)

5 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi
Belahan (Cleavage)

Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah melalui bidang
lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini umumnya sejajar dengan
satu sisi-sisi kristal. Kesempurnaan belahan diperikan dalam istilah sempurna, baik, cukup
atau buruk. Beberapa bentuk belahan ditunjukkan pada gambar 1.3.

Gambar 1.3. Beberapa pemerian pada bidang belahan

Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan struktur kristal, atau mineral tersebut
pecah tidak melalui bidang belahannya, yang disebut sebagai rekahan (fracture). Beberapa
sifat rekahan karakteristik, misalnya pada kwarsa membentuk lengkungan permukaan yang
kosentris (conchoidal fracture). Beberapa istilah lain adalah, serabut (fibrous) pada asbes,
hackly, even (halus), uneven (kasar), earhty, pada mineral yang lunak misalnya kaolinit.

6 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Densitas (Specific Gravity)

Densitas mineral dapat diukur dengan sederhana di labolatorium bila kristal tersebut tidak
terlalu kecil. Hubungan ini dinyatakan sebagai berikut :

Spesific Gravity (SG) = W1 / (W1 - W2)


W1 = berat butir mineral di udara
W2 = berat butir mineral di dalam air

Dilapangan agak sulit menentukan dengan pasti biasanya dengan perkiraan; berat, sedang
atau ringan. Beberapa mineral yang dapat dipakai sebagai perbandingan misalnya :

- Silikat, Karbonat, Sulfat, dan Halida SG berkisar antara 2,2 - 4,0.


- Bijih logam, termasuk Sulfida, dan Oksida berkisar antara 4,5 - 7,5.
- Native elemen (logam), Emas dan Perak umumnya termasuk logam berat.

Transparansi (Transparency)

Transparansi merupakan kemampuan (potongan pipih) mineral untuk meneruskan cahaya.


Suatu obyek terlihat jelas melalui cahaya yang menembus potongan mineral yang transparan.
Bila obyek tersebut terlihat secara samar, dipakai istilah transculent.

Tabel 1.3 Derajat Transparansi

Transparent obyek terlihat jelas


Sub-transparent obyek sulit terlihat
Transculent obyek tak terlihat, sinar masih diteruskan/menembus kristal.
Sub-translucent sinar diteruskan hanya pada tepi kristal
Opaque sinar tidak tembus.

Keliatan (Tenacity)

Keliatan adalah tingkat ketahanan mineral untuk hancur atau melentur. Beberapa istilah untuk
memerikan sifat ini seperti pada tabel 1.4.

Tabel 1.4 Istilah pemerian Keliatan mineral.

Brittle (tegar) mudah hancur/pecah


Elastic (lentur) dapat dibentuk, dapat kembali keposisi
semula
Flexible (liat) dapat dibetuk, tidak kembali ke posisi
semula
Malleable dapat dibelah menjadi lembaran
Sectille dapat dipotong dengan pisau
Ductille dapat dibentuk menjadi tipis

7 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Reaksi dengan asam

Beberapa mineral akan bereaksi bila ditetesi dengan asam hidroklorit (Hcl). Pada kalsit
terbentuk gelembung-gelembung CO2, dan pada beberapa sulfida bijih terbentuk H2S.

Sifat lain untuk beberapa mineral misalnya rasa (taste), sifat refraksi ganda, dan sifat
kemagnetan. Dalam pengenalan mineral sering digunakan asosiasi mineral untuk mengenal
jenis mineral yang lain. Beberapa mineral dapat bersamaan, dan adakalanya tidak pernah
ditemukan dengan mineral lain.

1.4 Klasifikasi Mineral

Mineral Silikat

Mineral silikat merupakan bagian terbesar dari mineral pembentuk batuan. Mineral ini
merupakan kombinasi unsur-unsur utama yang terdapat di bumi ; O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K,
Mg. Perbedaan yang mudah dapat dilihat dari contoh potongan dari dua mineral dalam
batuan adalah warna, yaitu terang dan gelap. Pengelompokan sederhana ini merupakan
dasar yang berguna, karena terdapat hubungan empiris antara warna, kompisisi mineral,
serta peranan individu dalam kristalisasi dan pembentukan batuan.

Mineral Silikat Gelap

Kelompok mineral ini umumnya memiliki kilap vitrous sampai dull, sifat -sifatnya diringkas
dalam tabel 1.5.

Tabel 1.5 Sifat fisis Mineral Silikat Gelap

Mineral Warna SG H Belahan


Olivine (Olivin) hijau (gelap) 3,5+6,5 1 Buruk
Pyroxene (piroksen) hitam-coklat 3,3 5,5 2
Hornblende Hitam 3,3 5,5 2
Biotit Coklat 3,0 2,5 1 sempurna
Garnet merah (coklat) 3,5 7 tidak ada

Olivin ((Mg, Fe) K2SiO4) adalah mineral yang terbentuk pada temperatur tinggi,
mengkristal paling awal. Dalam batuan seringkali dijumpai tidak sempurna karena
pelarutan oleh magma sekitarnya sebelum pemadatan selesai. Pengaruh kandungan air
yang cukup besar setelah atau saat konsolodasi menyebabkan olivin ber-alterasi ke
serpentin.

Serpentin berwarna hijau, SG = 2,6, H = 3,5, pembentukannya melibatkan pembesaran


volume dari olivin asalnya, sehingga pada beberapa batuan basa seringkali timbul retakan-
retakan dan melemahkan struktur batuan. Kehadiran serpentin merubah sifat fisis batuan
beku yang banyak mengandung olivin. Beberapa batuan yang baik untuk pelapis jalan
(dolerit, basalt, gabro) yang mengandung olivin, dan derajat altrasinya sebaiknya diperiksa.

8 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Piroksen (X2Y2 O6) dengan X : Ca, Fe atau Mg, dan Y : Si atau Al. Mineral ini banyak jenisnya
yang terpenting dalam batuan beku adalah Augit. Augit mengandung silika dengan
presentasi relatif rendah, seringkali terdapat bersamaan dengan olivin. Pengaruh air
menyebabkan alterasi menjadi Khlorit (chlorite), mineral yang mirip dengan serpentin.
Mineral-mineral ini jarang pada batuan sedimen, umum merupakan mineral batuan
Metamorf.

Hornblende (X2-3 Y5 Z8 O22 (OH)2) dengan X : Ca, Y : Mg atau Fe, dan Z : Si atau Al.
Hornblende mengandung silikat cukup banyak. Kristalisasinya dari magma mengandung
komponen air (disebut mineral basah), dan kemungkinan beralterasi menjadi klorit bila
kandungan air cukup banyak. Mineral ini sangat tidak stabil pada kondisi permukaan
(pelapukan).

Biotit (K (Mg, Fe)6 Si6 Al2 O20 (OH)4) merupakan bagian dari kelompok mineral mika (Mica
Group) yang berwarna gelap. Ikatan mineral ini sangat lemah, sangat mudah membelah
sepanjang bidang kristalnya. Mengkristal dari magma yang mengandung air pada batuan
beku yang banyak mengandung silika, juga pada batuan sedimen dan metamorf. Dapat
beralterasi menjadi klorit. Biotit dimanfaatkan untuk bahan isolasi pada peralatan listrik,
bila kristalnya cukup besar.

Garnet (R3, Al2 Si3 O12) dengan R mungkin Fe, Mg, Ca, Mn, Cr, dll. Terdapat pada batuan
metamorf. Kriteria untuk mengenalnya terutama adalah kekerasannya menyamai kwarsa
dan hampir tidak ada belahan. Mineral ini digunakan sebagai bahan kertas yang cukup baik,
dengan memanfaatkan butirannya.

Mineral Silikat Terang

Beberapa sifat penting dari mineral-mineral ini ditunjukkan pada tabel dibawah :

Tabel 1.6 Sifat Mineral Silikat Terang

Mineral Warna SG H Belahan


Feldspar putih,
(Felspar) merah
Clays 1
putih 2,6 2-2,5
(Lempung) sempurna
tak
Quartz (kwarsa) berwarna,
putih, 2,65 7 tidak ada
merah,
beragam
Muscovite tak 1
2,7 2,5
(Muskovit) berwarna sempurna

Felspar, dibagi dalam dua jenis utama ; Felspar ortoklas (Orthoclase feldspar) atau K feslpar,
K Al Si3 O8 dan Feslpar plagioklas (Plagioclase feldspar), (Na-Ca) Si3 O8Ca Als-Si3 O8.
Felspar ortoklas terdapat pada batuan beku yang kaya akan silika. Felspar plagioklas
merupakan kandungan utama yang penting dan dipakai sebagai dasar klasifikasi batuan
beku.

9 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Mineral Lempung terbentuk hasil alterasi dari mineral lain, sebagai contoh hasil alterasi
felspar dengan hadirnya air.

Ortoklas berubah menjadi Kaolin : Al2 Si2 O5 (OH)4 bila K (K-hidroksida) dipindah oleh
reaksi dengan air. Ortoklas + air = Kaolin + silika + K

Perubahan menjadi Illite : Al2 Si2 O5 (OH)4 bila K tidak dipindah secara keseluruhan.
Ortoklas + air = Illite + K

Plagioklas baralterasi menjadi Montmorilonite 2H + 2Al2 (Al Si3) O10 (OH)2 : plagioklas +
air = Montmorilonite + Ca hidroksida.

Kandungan air yang cukup besar dapat merubah montmorilonite menjadi kaolin. Dalam
beberapa hal kaolin merupakan hasil akhir, misalnya, pada proses pelapukan.

Mineral lempung dimanfaatkan dibanyak tempat. Kaolin digunakan sebagai bahan industri
keramik. Montmorilonite dimanfaatkan kandungan bentonite nya.

Kwarsa (SiO2) tidak berwarna bila murni penambahan zat lain akan merubah warna
beragam, misal hadirnya “mangan” memberi warna kemerahan (rose quartz) besi menjadi
ungu (amethyst), dan merah coklat (jasper) tergantung pada kandungan kombinasi
dengannya. Jenis silika yang lain Kalsedon (Chalcedonic silika) Chert, Flint, Opal dan Agate.

Kwarsa dijumpai pada batuan yang kaya akan silika misalnya granit, juga didapat bersama
mineral lain, termasuk bijih. Kwarsa digunakan sebagai bahan gelas dan untuk indusri alat-
alat listrik.

Muskovit K2 Al4 Si6 Al2 O20 (OH)4 termasuk kelompok mika yang hampir sama dengan
biotit. Terdapat pada batuan beku yang kaya akan silika. Digunakan sebagai bahan isolasi
panas atau listrik. Muskovit terdapat juga pada batuan sedimen dan metamorf. Seperti jenis
mika lainnya, muskovit beralterasi menjadi montmorilonite.

Mineral Non Silikat

Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang sederhana ; berupa
unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau oksida (bila unsur logam
bersenyawa dengan oksigen). Native element seperti tembaga, perak atau emas agak jarang
terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak jarang ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif
terkonsentrasi dalam urat (Vein) dengan cukup besar.

10 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Tabel 1.7 Sifat Mineral Bijih

Mineral Warna Gores SG H Belahan


3 sejajar
Sulfida abu-abu hitam 7,5 2,5 sisi kubus
Galena PbS hl
Coklat-
Sphalerite T hitam 4 4 3
kemerahan
Pyrite FeS2
Kuning hitam 5 6 tidak ada

± rekahan
Oksida O4 hitam hitam
5 buruk
Magnetitte Fe3
rekahan
Limonite Fe2O3 hitam tanah coklat 4 5
buruk
Heamatite Fe2O3 hitam, abu-abu coklat 5 5,5 tidak ada

Pirit berbentuk kubus, terdapat dibatuan beku yang kaya silika. Pirit pernah dimanfaatkan
untuk diambil sulfurnya.

Magnetit terdapat dihampir semua batuan beku, juga batuan metamorf sering kali
berasosiasi dengan kholrit. Pada batuan sedimen, mineral-mineral ini dijumpai sebagai
butiran yang terkonsentrasi secara ilmiah karena densitas yang berbeda, kadang-kadang
juga karena adanya kandungan besi pada endapan.

Hematit, terdapat dari hampir semua batuan, juga terkosentrasi dalam bentuk urat,
membentuk jebakan yang ekonomis. Pada batupasir sering kali berfungsi sebagai semen.
Limonit dan Geotit terbentuk oleh kombinasi oksida besi dan air.

Mineral Non Logam

Mineral yang paling umum dijumpai adalah karbonat, sebagian besar kalsit, gips ; yaitu
kalsium sulfat. Semuanya berwarna putih atau tak berwarna. Sering dijumpai dalam bentuk
urat bersama bijih logam, umumnya bernilai ekonomis dan hanya sebagai gangue mineral.
Gips dan asosiasi mineral sulfat, andhidrit, keduanya didapatkan dengan batugaram (halite)
pada endapan yang terbentuk karena penguapan garam-garam air laut. Nama yang umum
dipakai adalah Kelompok Evaporite, Gips, andhidrit dan halit digunakan bahan industri kimia,
bahan bangunan dll. Kalsit adalah mineral yang penting dalam batugamping dan juga
terdapat di banyak sedimen. Merupakan unsur mineral yang prinsip dalam marmer dan
juga terdapat dalam urat sebagai gangue mineral bersama kwarsa, barite, dan fluorite.

11 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Tabel 1.8 Sifat fisik Mineral Non logam, Non Silikat

Mineral Warna SG H Belahan


Barite, BaSO4 putih 4,5 3,5 2
Fluorite, CaF2 beragam 3 4 4 sejajar sisi oktahedron
Kelompok Evaporite
Gypsum, CaSO4.2H2O putih-tak berwarna 2 2 1 sempurna
Halite, NaCl tak berwarna 2 2 3 sempurna sejajar sisi kubus
Kelompok Karbonat
Kalsit, CaCO3 putih-tak berwarna 3 2,7 3 sejajar sisi rhombohedron
Dolomite, CaMg(CO3)2 putih pucat 4 3 3 sejajar sisi rhombohedron

12 Geologi Dinamik – Geologi ITB


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Bowen Reaction Series

The discontinuous series starts with olivine, then pyroxene, amphibole, and
biotite. What makes this a "reaction series" rather than an ordinary series is that each
mineral in the series is replaced by the next one as the melt cools. As Bowen put it, "The
disappearance of minerals in the order in which they appear ... is of the very essence of
the reaction series." Olivine forms crystals, then it reacts with the rest of the magma as
pyroxene forms at its expense. At a certain point, all the olivine is resorbed, and only
pyroxene exists. Then pyroxene reacts with the liquid as amphibole crystals replace it,
and then biotite replaces amphibole.

The continuous series is plagioclase feldspar. At high temperatures, the high-calcium


variety anorthite forms. Then as temperatures fall it is replaced by more sodium-rich
varieties: bytownite, labradorite, andesine, oligoclase, and albite. As the temperature
continues to fall, these two series merge, and more minerals crystallize in this order:
Alkali feldspar, muscovite, and quartz.

A minor reaction series involves the spinel group of minerals: chromite, magnetite,
ilmenite, and titanite. Bowen placed them between the two main series.

Other Portions of the Series

The complete series is not found in nature, but many igneous rocks display portions of
the series. The main limitations are the state of the liquid, the speed of cooling and the
tendency of mineral crystals to settle under gravity:

13 The Reaction Principle in Petrogenesis


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

1. If the liquid runs out of an element needed for a particular mineral, the series
with that mineral gets interrupted.
2. If the magma cools faster than the reaction can proceed, early minerals can
persist in partly resorbed form. That changes the evolution of the magma.
3. If crystals can rise or sink, they stop reacting with the liquid and pile up
somewhere else.

All of these factors affect the course of a magma's evolution—its differentiation. Bowen
was confident that he could start with basalt magma, the most common type, and build
any magma from the right combination of the three. But mechanisms that he
discounted—magma mixing, assimilation of country rock and remelting of crustal
rocks—not to mention the whole system of plate tectonics he did not foresee, are much
more important than he thought. Today we know that not even the largest bodies of
basaltic magma sit still long enough differentiate all the way to granite.

14 The Reaction Principle in Petrogenesis


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Perbedaan Kristal dan Mineral

Kristal Mineral
1. Berbentuk padat dan terbentuk secara
1. Bangun polyder (banyak)yang teratur alami
2. Bahan Organik 2. Bahan anorganik
3. Dibatasi bidang rata dengan jumlah 3. Memiliki ciri khas dan komposisi
tertentu kimia tertentu
4. Memiliki sumbu simetri 4. Mempunyai atom yang tersusun
secara tertentu

Sifat-sifat Fisik Mineral


Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik
mineral antara mineral yangsatu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral
tersebut meliputi: warna, kilap (luster), kekerasan (hardness), cerat (streak), belahan (cle-
avage), pecahan (fracture), struktur/bentuk kristal, berat jenis, sifat dalam (tenacity), dan
kemagnetan.

Warna
Adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Warna mineral dapat dibedakan menjadi :
1. Idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral
yang tidak tembuscahaya (opak), seperti galena, magnetit, pirit
2. Alokromatik, bila warnamineral tidak tetap, tergantung dari material pengotornya.
Umumnya terdapat padamineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit

Kilap
Adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilap
dibedakan menjadi dua, yaitukilap logam dan kilap bukan-logam. Kilap logam memberikan
kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilapini biasanya dijumpai pada mineral-mineral
yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas,
galena, pirit,kalkopirit. Kilap bukan-logam
tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap jenis inidapat dibedakan
menjadi:
• Kilap kaca (vitreous luster)
memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya, misalnya: kalsit, kuarsa, halit.
• Kilap intan (adamantine luster)
memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan
• Kilap sutera (silky luster)
memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang
mempunyaistruktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum
•Kilap damar (resinous luster)
memberikan kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resin

15 The Reaction Principle in Petrogenesis


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

•Kilap mutiara (pearly luster)


memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang. Misalnya
talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
•Kilap lemak (greasy luster)
menyerupai lemak atau sabun, contonya: talk, serpentin
•Kilap tanah
kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit

Bentuk mineral
Dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai bidang kristal yang jelas
dan disebut amorf, bilatidak mempunyai batas-batas kristal yang jelas. Mineral-mineral di
alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalinatau amorf yang ideal, karena kondisi
pertumbuhannya yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain.

Srtruktur mineral

Dapat dibagi menjadi beberapa, yaitu:


• Granular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama,
isometrik.
• Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya ramping. Bila
prisma tersebutmemanjang dan halus, dikatakan mempunyai struktur fibrus atau berserat.
• Struktur lembaran atau lamelar, mempunyai kenampakan seperti lembaran.Struktur ini
dibedakan menjadi: tabular, konsentris, dan foliasi.
• Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti asikular,
filiformis,membilah, dll.

Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Secara relatif sifat fisik ini
ditentukan dengan menggunakan skala Mohs, yang dimulai dari skala 1 yang paling lunak
hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras. Skala Mohs tersebut meliputi :

16 Materi Olimpiade Kebumian 2015


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Pecahan

Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak
teratur. Pecahan dapatdibedakan menjadi:
(a) pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan
(b) pecahanberserat/fibrus, bila menunjukkan kenampakan seperti serat, contohnya asbes,
augit;
(c) pecahan tidak rata, bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar,misalnya
pada garnet;
(d) pecahan rata, bila permukaannya rata dan cukup halus, contohnya: mineral lempung;
(e) pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing,
contohnya mineral kelompok logam murni;
(f) tanah, bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung

Belahan

Kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang belahan


yang rata dan licin. Belahan dapat dibedakan menjadi:

Kemagnetan
Adalah respon mineral apabila dikatkan dengan magnet . kemagnetan dapat dibagi menjadi
- Ferromagnetik. Contoh : Hematit Fe2O3
- Diamagnetik. Contoh : Kuarsa SiO3
- Parramagnetik. Contoh :Korundum Al2O3

17 Materi Olimpiade Kebumian 2015


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Klasifikasi Mineral
Klasifikasi mineral yang biasa digunakan adalah klasifikasi dari Dana,yang
mendasarkan padakemiripan komposisi kimia dan struktur kristalnya. Dana membagi
mineral menjadi delapan golongan (Klein &Hurlbut, 1993), yaitu:

1. Unsur murni (native element), yang dicirikan oleh hanya memiliki satu unsur
tunggal, sifat dalam umumnyamudah ditempa dan/atau dapat dipintal, seperti emas,
perak, tembaga, arsenik, bismuth, belerang, intan, dangrafit.
2. Mineral sulfida atau sulfosalt, merupakan kombinasi antara logam atau semilogam
dengan belerang (S),misalnya galena (PbS), pirit (FeS2), proustit (Ag3AsS3), dll
3. Oksida dan hidroksida, merupakan kombinasi antara oksigen atau hidroksil/air
dengan satu atau lebih macamlogam, misalnya magnetit (Fe3O4), goethit (FeOOH).
4. Haloid, dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenida yang elektronegatif,
seperti Cl, Br, F, dan I. Contoh mineralnya: halit (NaCl), silvit (KCl), dan fluorit (CaF2).
5. Nitrat, karbonat dan borat, merupakan kombinasi antara logam/semi-logam dengan
anion komplek, CO3 ataunitrat, NO3 atau borat (BO3). Contohnya: kalsit (CaCO3), niter
(NaNO3), dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
6. Sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat, dicirikan oleh kombinasi logam dengan anion
sulfat, kromat, molibdat,dan tungstat. Contohnya: barit (BaSO4),
wolframit ((Fe,Mn)Wo4)
7. Fosfat, arsenat, dan vanadat, contohnya apatit (CaF(PO4)3), vanadinit (Pb5Cl(PO4)3)
8. Silikat, merupakan mineral yang jumlah meliputi 25% dari keseluruhan mineral
yang dikenal atau 40% darimineral yang umum dijumpai. Kelompok mineral ini
mengandung ikatan antara Si dan O. Contohnya: kuarsa(SiO2)

18 Materi Olimpiade Kebumian 2015


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Classification Of Minerals
Since the middle of the 19th century, minerals have been classified on the basis of their
chemical composition Under this scheme, they are divided into classes according to their
dominant anion or anionic group (e.g., halides, oxides, and sulfides). Several reasons justify
use of this criterion as the distinguishing factor at the highest level of mineral classification.
First, the similarities in properties of minerals with identical anionic groups are generally more
pronounced than those with the same dominant cation. For example, carbonates have stronger
resemblance to one another than do copper minerals. Secondly, minerals that have identical
dominant anions are likely to be found in the same or similar geologic environments
Therefore, sulfides tend to occur together in vein or replacement deposits, while silicate-
bearing rocks make up much of Earth’s crust. Third, current chemical practice employs
a nomenclature and classification scheme for inorganic compounds based on similar
principles. The broadest divisions of the classification used in the present discussion are
(1) native elements (2) sulfides, (3) sulfosalts, (4) oxides and hydroxides, (5) halides,
(6) carbonates, (7) nitrates, (8) borates, (9) sulfates, (10) phospates, and (11) silicates.

Native Elements
Apart from the free gases in Earth’s atmosphere, some 20 elements occur in nature in a pure
(i.e., uncombined) or nearly pure form. Known as the native elements, they are partitioned
into three families: metals, semimetals, and non-metals.

Native elements

Source: Modified from C. Klein and C.S. Hurlbut, Jr., Manual of

Mineralogy, copyright © 1985 John Wiley and Sons, Inc.,

reprinted with permission of John Wiley and Sons.

Metals

Gold group

Gold Au

Silver Ag

Copper Cu

Platinum group

Platinum Pt

Iron group

Iron Fe

(kamacite Fe, Ni)

(taenite Fe, Ni)

19 MINERAL : Chemical Compounds


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Semimetals

Arsenic group

Arsenic As

Bismuth Bi

Nonmetals

Sulfur S

Diamond C

Graphite C

Sulfides
This important class includes most of the ore minerals. The similar but
rarer sulfarsenides are grouped here as well. Sulfide minerals consist of one or more metals
combined with sulfur; sulfarsenides contain arsenic replacing some of the sulfur.
Sulfides are generally opaque and exhibit distinguishing colours and streaks. The nonopaque
varieties possess high refractive indices, transmitting light only on the thin edges of a
specimen.

Sulfosalts
The sulfosalts differ notably from the sulfides and sulfarsenides with regard to the
role of semimetals, such as arsenic (As) and antimony (Sb), in their structures. In the
sulfarsenides, the semimetals substitute for some of the sulfur in the structure, while in the
sulfosalts they are found instead in the metal site. For example, in the sulfarsenide
arsenopyrite (FeAsS), the arsenic replaces sulfur in a marcasite- (FeS2-) type structure. In
contrast, the sulfosalt enargite (Cu3AsS4) contains arsenic in the metal position, coordinated
to four sulfur atoms. A sulfosalt such as Cu3AsS4 may also be thought of as a double sulfide,
3Cu2S ∙ As2S5.

Oxides and Hydroxides


These classes consist of oxygen-bearing minerals; the oxides combine oxygen with one
or more metals, while the hydroxides are characterized by hydroxyl (OH)– groups.
The oxides are further divided into two main types: simple and multiple. Simple
oxydes contain a single metal combined with oxygen in one of several possible metal:oxygen
ratios (X:O): XO, X2O, X2O3, etc. Ice, H2O, is a simple oxide of the X2O type that incorporates
hydrogen as the cation. Although SiO2 (quartz and its polymorphs) is the most commonly
occurring oxide, it is discussed below in the section on silicates because its structure more
closely resembles that of other silicon-oxygen compounds. Two nonequivalent metal sites (X
and Y) characterize multiple oxydes, which have the form XY2O4.

20 MINERAL : Chemical Compounds


Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Halides
Unlike the minerals of the sulfide class, which exhibit ionic, covalent, and metallic
bonding, oxide minerals generally display strong ionic bonding. They are relatively hard,
dense, and refractory.

Members of this class are distinguished by the large sized anions of


the halogens chlorine, bromine, iodine, and fluorine. The ions carry an electric charge of
negative one and easily become distorted in the presence of strongly charged bodies. When
associated with rather large, weakly polarizing cations of low charge, such as those of
the alkali metals, both anions and cations take the form of nearly perfect spheres. Structures
composed of these spheres exhibit the highest possible symmetry.

Carbonates
The carbonate minerals contain the anionic complex (CO3)2–, which is triangular in its
coordination—i.e., with a carbon atom at the centre and an oxygen atom at each of the
corners of an equilateral triangle. These anionic groups are strongly bonded individual units
and do not share oxygen atoms with one another. The triangular carbonate groups are the
basic building units of all carbonate minerals and are largely responsible for the properties
particular to the class.
The nitrates are characterized by their triangular (NO3)– groups that resemble the
(CO3)2– groups of the carbonates, making the two mineral classes similar in structure. The
nitrogen cation (N5+) carries a high charge and is strongly polarizing like the carbon cation
(C4+) of the CO3group. A tightly knit triangular complex is created by the three nitrogen-
oxygen bonds of the NO3 group; these bonds are stronger than all others in the crystal.
Because the nitrogen-oxygen bond has greater strength than the corresponding carbon-
oxygen bond in carbonates, nitrates decompose less readily in the presence of acids.

Borates
Minerals of the borate class contain boron-oxygen groups that can link together, in a
phenomenon known as polymerization, to form chains, sheets, and isolated multiple groups.
The silicon-oxygen (SiO4) tetrahedrons of the silicates polymerize in a manner similar to the
(BO3)3– triangular groups of the borates.

Sulfates
This class is composed of a large number of minerals, but relatively few are common.
All contain anionic (SO4)2– groups in their structures. These anionic complexes are formed
through the tight bonding of a central S6+ion to four neighbouring oxygen atoms in a
tetrahedral arrangement around the sulfur. This closely knit group is incapable of sharing
any of its oxygen atoms with other SO4 groups; as such, the tetrahedrons occur as individual,
unlinked groups in sulfate mineral structures.
21 MINERAL : Chemical Compounds
Praktikum Geologi Dasar |Mineralogi dan Kristalografi

Phosphates
Although this mineral class is large (with almost 700 known species), most of its
members are quite rare. Apatite [Ca5(PO4)3(F, Cl, OH)], however, is one of the most
important and abundant phosphates. The members of this group are characterized by
tetrahedral anionic (PO4)3–complexes, which are analogous to the (SO4)2– groups of the
sulfates. The phosphorus ion, with a valence of positive five, is only slightly larger than
the sulfur ion, which carries a positive six charge. Arsenates and vanadates are similar to
phosphates.

Silicates
The silicates, owing to their abundance on Earth, constitute the most important
mineral class. Approximately 25 percent of all known minerals and 40 percent of the most
common ones are silicates; the igneous rocks that make up more than 90 percent of Earth’s
crust are composed of virtually all silicates.
The fundamental unit in all silicate structures is the silicon-oxygen (SiO4)4– tetrahedron. It is
composed of a central silicon cation (Si4+) bonded to four oxygen atoms that are located at the
corners of a regular tetrahedron. The terrestrial crust is held together by the strong silicon-
oxygen bonds of these tetrahedrons. Approximately 50 percent ionic and 50 percent covalent,
the bonds develop from the attraction of oppositely charged ions as well as the sharing of
their electrons.

22 MINERAL : Chemical Compounds

Anda mungkin juga menyukai