Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN

PRAKTIKUM IV
LANJUTAN TINJAUAN TAKSA SUBDIVISI GYMNOSPERMAE KELAS
DICOTYLEDONEAE (SUB KELAS MONOCHIAMYDAE/APETALAE)

OLEH :
NAMA : LINA AULIA NURDIN
NIM : F1D1 18 037
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : WINDI EGIDYA PUTRI

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Klasifikasi dapat diinterpretasikan sebagai suatu kegiatan membentuk

kelompok-kelompok dengan cara mencari keseragam ciri dalam

keanekaragaman, jadi berbagai jenis makhluk hidup akan dikelompokkan dalam

satu kelompok jika hanya memiliki kesamaan ciri atau sifat. Tumbuhan pada

umumnya dibagi menjadi dua kelompok besar yakni, thallophyta dan

cormophyta. Thallophyta meliputi tumbuhan tingkat rendah yang sel-selnya

punya inti, namun tubuhnya belum dapat dibedakan mana yang bagian akar,

batang dan daunnya, contohnya jamur dan lumut kerak. Tumbuhan Kormus

(Kormus Cormophyta) adalah kelompok tumbuhan yang dengan nyata

meperlihatkan perbedaan antara akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium).

contonya pada tumbuhan paku (pteridophyta) dan tumbuhan biji

(spermatophyta).

Spermatophyta merupakan kelompok tumbuhan yang menghasilkan biji,

karena itu mereka juga sering disebut dengan tumbuhan berbiji. Spermatophyta

merupakan kormophyta karena memiliki akar, batang, dan daun sejati.

Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu

Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup

(Gymnospermae). Bakal biji yang terlindungi oleh daun buah, sehingga disebut

biji tertutup, sedangkan bakal biji yang tidak dilindungi oleh daun buah, itulah

yang disebut dengan tumbuhan gymnospermae. Tumbuhan gymnospermae juga

tidak memiliki bunga sejati saat fase generatifnya.

Tumbuhan berbiji tertutup dibagi lagi menjadi dua kelompok berdasarkan

jumlah keping bijinya, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang
disebut dengan monokotil (monocotyledoneae) dan tumbuhan berbiji keping dua

atau yang disebut juga dengan dikotil (dicotyledoneae). Tumbuhan dikotil dibagi

ke dalam tiga sub-kelas, yaitu Apetalae, Dialypetalae dan Sympetalae.

Perbedaannya terletak pada ada dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae) dan

bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut. Berdasarkan uraian tersebut,

maka dilakukan praktikum Lanjutan Tinjauan Taksa Kelas Dicotyledoneae

SubKelas Monochiamydae/Apetalae.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengenal sifat dan ciri ordo, familia dari bahan praktikum yang

tersedia?
2. Bagaimana mengenal sifat-sifat khas taksa?
3. Bagaimana menyusun sistem klasifikasi?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengenal sifat dan ciri ordo, familia dari bahan praktikum yang

tersedia.
2. Untuk mengenal sifat-sifat khas taksa.
3. Untuk menyusun sistem klasifikasi.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengenal sifat dan ciri ordo, familia dari bahan praktikum yang

tersedia.
2. Dapat mengenal sifat-sifat khas taksa.
3. Dapat menyusun sistem klasifikasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari

seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson

secara teratur mengikuti suatu hierarki. Takson yang terdapat pada tingkat takson

(kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada

takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Melalui

klasifikasi dapat dilakukan penelusuran mulai dari divisio (divisi), class (kelas),

ordo (bangsa), famili (genus), famili (suku), genus (marga) serta spesies (jenis).

Divisio merupakan kelompok yang terbesar dengan sifat yang lebih banyak atau

variatif, sedangkan spesies merupakan kelompok yang terkecil. Klasifikasi

diperjelas dengan tingkatan-tingkatan lebih lanjut menjafi bagian-bagian yang

lebih kecil lagi, yakni sub-sub tingkatan (Riana, 2012).

B. Dicotyledoneae

Tumbuhan spermatophyta dikelompokkan atas dua kelas berdasarkan

jumlah keping bijinya, yaitu tumbuhan biji berkeping satu (monocotyledoneae)

dan tumbuhan biji berkeping dua (dicotyledoneae). Ciri-ciri lain untuk dapat

membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil diantarnya dapat dilihat dari

bagian-bagian tubuh tumbuhan tersebut, seperti bagian akar, batang, daun dan
bunga. Ciri tumbuhan dikotil akarnya berupa akar tunggang, batang berkambium

dan bercabang-cabang, bertulang daun menyirip atau menjari, bagian bunga

umumnya berjumlah 2, 4 dan 5 atau kelipatannya. Berkas pengangkut pada

batang berupa pembuluh kayu dan pembuluh tapis yang letaknya teratur, dimana

pembuluh kayu sebelah dalam dari pembuluh tapis (Safitri dkk, 2018).

C. Chy-Monochiamydae/Apetalae
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas Monochlamydeae

(apetalae) ini berupa pohon-pohon atau setidaknya tumbuh-tumbuhan yang

batangnya berkayu, bunga berkelamin tunggal dengan penyerbukan anemogami,

jarang entomogami. Hiasan bunga tidak terdapat atau kalau ada hanya tunggal,

oleh sebab itu disebut Monochlamydeae. Hiasan bunga yang tunggal itu

biasanya menyerupai kelopak, jarang merupai mahkota, oleh sebab itu juga

dinamakan Apetalae (tidak memiliki daun mahkota). Benang sari sama

banyaknya dengan jumlah daun-daun hiasan bunga (superponeren), atau terdapat

dengan jumlah benang sari yang besar. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo,

antara lain Casuarinales (Verticillatae), Fagales, Myricales, Juglandales,

Salicales, Urticales, Piperales, Proteales, Santalales, Polygonales

(Centrospermae), Euphorbiales (Tricoccae) dan Hamamelidales (Qomah, 2015).


D. Ordo Urticales
Ordo urticales adalah salah satu bangsa/ordo anggota tumbuhan

berbunga. Ordo ini meliputi terna, semak maupun pohon-pohon dengan

kebanyakan daun-daun tunggal yang tersebar dan mempunyai penumpu. Bunga

kebanyakan berkelamin tunggal, tersusun dalam bunga majemuk terbatas,

bisanya kecil-kecil, aktinomorf dengan tenda bunga berwarna hijau.

Penyerbukan secara anemogami serta memiliki buah yang keras disebut buah
batu. Ordo ini dibagi lagi ke dalam beberapa familia, yaitu Moraceae,

Cannabaceae, Urticaceae, Barbeyaceae, Ulmaceae dan Cecropiaceae (Silalahi,

2014).
E. Nangka (Artocarpus Integra)

Pohon berumah satu, batang bulat silindris, tajuknya padat dan lebar

dengan banyak getah yang rekat, tinggi 10-20 m. Daun tunggal, daun penumpu

bulat telur memanjang. Daun kebanyakan tidak melengkung, panjang tangkai 1-

3 cm, helaian daun elliptis sampai memanjang atau bulat telur terbalik, dengan

pangkal pendek yang menyempit, tepi rata serupa kulit, dari atas mengkilap lilin,

warna hijau tua. Bunga berumah satu (monoecious), perbungaan muncul di

ketiak daun pada batang atau cabang batang tua. Bunga sangat kecil, dengan

tenda bunga pendek bertaju yang pipih pada ujungnya dan terdapat satu benang

sari. Biji berbentuk lonjong, gepeng agak jorong, tertututp oleh kulit buah yang

tipis seperti selaput. Buah berbentuk lonjong dan bulat, berduri lunak, terbentuk

dari rangkaian bunga majemuk yang dari luar tampak seolah-olah seperti satu,

sehingga disebut buah semu (Asriani, 2010).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Oktober 2019 pukul

07.30-09.00 WITA, Bertempat di Laboratorium Biologi Unit Botani, Jurusan


Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu

Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Bahan Kegunaan
1. Merica (Piper nigrum L.), Kembang kertas
(Bougenvillea spectabilis Wild.), Nangka
Sebagai objek pengamatan
(Artocarpus integra) dan Bayam
(Amaranthus sp.)

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No Alat Kegunaan
1. Pensil Untuk menggambar
2. Buku gambar Untuk tempat menggambar
3. Penghapus Untuk menghapus
4. Kamera Untuk mendokumentasikan tanaman
5. Buku kunci determinasi Sebagai acuan identifikasi tanaman

D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengamati semua sifat dan ciri bahan praktikum yang disediakan.
2. Mengelompokkan bahan yang tersedia sesuai kesamaan sifatnya.
3. Mempraktekkan pemahaman tentang konsep kategori, takson, dan sifat-sifat

yang digunakan untuk bukti taksonominya, sehingga dapat memastikan

perbedaan atau persamaan sifat antar jenis, marga, famili dalam satu bangsa.
4. Mendiskusikan pengelompokkan jenis-jenis dalam kesatuan-kesatuan

sehingga hubungan kekerabatannya menjadi jelas.


5. Membuat laporan praktikum yang menjelaskan tujuan praktikum yang di

uraikan di atas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3.


Tabel 3. Hasil Pengamatan Kelas Dicotyledonae
Gambar
No. Nama Bahan Klasifikasi
Pengamatan Literatur
1 2 3 4 5
1. Merica (Piper Regnum : Plantae
nigrum L.) Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum L.
(Juhriah dkk.,
2014).
2. Kembang Regnum : Plantae
kertas Divisio : Magnoliophyta
(Bougainvillea Classis : Magnoliopsida
spectabilis) Ordo : Caryophyllales
Familia : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Spesies : Bougainvillea
spectabilis
(Gilman, 2009).
3. Nangka Regnum : Plantae
(Artocarpus Divisio : Spermatophyta
integra) Class : Dicotyledoneae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus
integra
(Juhriah dkk.,
2014).
4. Bayam Regnum : Plantae
(Amarantus Divisio : Spermatophyta
sp.) Class : Dicotyledoneae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus sp.
(Putra, 2015).

B. Pembahasan

Tumbuhan Angiospermae dikelompokan ke dalam dua kelas berdasarkan

jumlah keping bijinya, yakni monokoti dan dikotil. Kelas dikotil dibagi lagi

menjadi beberapa sub kelas berdasarkan keberdaan dan susunan daun-daun

mahkotanya, yaitu Apetalae, Dialypetalae dan Sympetalae. Apetalae dicirikan

dengan hisan bunga tunggal, biasanya menyerupai kelopak, tanpa ada daun

mahkota. Dialypetalae dicirikan dengan hiasan ganda, kelopak dan mahkota

jelas dapat dibedakan, daun-dau buah duduk bebas satu sama lain. Sympetalae

memiliki hiasan bunga yang lengkap, dengan daun-daun mahkota yang saling

berlekatan satu sama lain. Apetalae terdiri dari beberapa ordo, yakni ordo
Casuarinales, ordo Fagales, ordo Urticales, ordo Piperales, ordo

Carryophyllales dan ordo Euphorbiales.

Berdasarkan hasil pengamatan pada kelompok tumbuhan Dicotyledoneae

sub-kelas Apetalae, diperoleh tumbuhan Merica (Piper nigrum L.) yang

tergolong ke dalam ordo Pirales dan familia Piraceae. Ciri tumbuhan ini antara

lain berhabitus semak, herba, berbatang kecil menjalar, termasuk tumbuhan terna

atau berkayu, biasanya memanjat dengan menggunakan akar-akar pelekat. Daun-

daun tunggal duduk tersebar atau berkarang dengan atau tanpa daun-daun

penumpu. Bunga majemuk bentuk lada (amentum), tanpa adanya hiasan bunga.

Tumbuhan Kembang kertas (Bougainvillea spectabilis), tergolong ke

dalam ordo Caryophyllales dan familia Nyctaginaceae. Ciri tumbuhan ini antara

lain, termasuk tumbuhan berkayu, daun-daun tunggal duduk berhadapan, tanpa

daun penumpu. Bunga tersusun dlam kelompok-kelompok kecil yang

diselubungi oleh daun-daun pelindung yang menarik. Bunga banci atau

berkelamin tunggal, aktinomorf dan sedikit zigomorf. Merupakan satu-satunya

ordo kelompok Apetalae yang memiliki hiasan bunga, kebanyakan menyerupai

mahkota. Jumlah benang sari dan hiasan bunga sama, pada tumbuhan kembang

kertas (Bougainvillea spectabilis), terdapat tiga hiasan bunga yang setara dengan

jumlah benang sarinya. Benang sari duduk berseling dengan taju-taju hiasan

bunga. Bakal buah menumpang, beruang satu.

Tumbuhan Nangka (Artocarpus integra), tergolong dalam ordo Urticales

dan family Moraceae. Ciri tumbuhan ini antara lain, berhabitus pohon, batang

bergetah. Daun-daun tunggal duduk tersebar dan mempunyai daun penumpu

(Stipulae) yang besar memeluk batang. Bunga umumnya bunga tunggal,


tersusun dalam bunga majemuk terbatas, aktinomorf dengan tenda bunga yang

lain. bunga jantan, benang sari sama jumlahnya dengan tenda bunga dan duduk

berhadapan. Bunga betina dengan bakal buah menumpang. Berdasarkan

pernyataan (Asriani, 2010), bahwa tumbuhan nangka (Artocarpus integra)

memilki bunga sangat kecil, dengan tenda bunga pendek bertaju yang pipih pada

ujungnya dan terdapat satu benang sari. Biji berbentuk lonjong, gepeng agak

jorong, tertututp oleh kulit buah yang tipis seperti selaput. Buah berbentuk

lonjong dan bulat, berduri lunak, terbentuk dari rangkaian bunga majemuk yang

dari luar tampak seolah-olah seperti satu, sehingga disebut buah semu. Buah

tumbuhan ini juga disebut buah periuk.

Tumbuhan Bayam (Amarantus sp.), tergolong dalam ordo yang sama dengan

kembang sepatu (Bougainvillea spectabilis), yaitu ordo Caryophyllales dan

familia Amaranthaceae. Tumbuhan ini memiliki ciri, merupakan tumbuhan terna

berumur pendek, daun biasanya bersifat sekulen yang duduk berhdapan atau

tersebar tanpa adanya daun penumpu. Bunga terdapat dalam ketik-ketik daun dan

tersusun dalam bunga majemuk, bunga terdiri dari rangkaian-rangkaian yang

menyerupai bulir. Benang dari pada pangkalnya seringkali berlekatan menjadi

buluh. Berbeda dengan kembang sepatu (Bougainvillea spectabilis), tumbuhan ini

tidak memilki hiasan bunga.


V. PENUTUP
A. Simpulan

Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Sifat dan ciri ordo serta family dari bahan pengmatan atau tumbuhan dapat

diketahui melalui identifikasi ciri berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki

tumbuhan.
2. Sifat khas yang dimiliki oleh tumbuhan dapat diketahui dengan

membandingkan antara tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lainnya.


3. Sistem klasifikasi disusun berdasarkan tingktan takson secara hierarki,

penempatan tumbuhan pada takson tertentu dilakukan untuk mempermudah

pengelompokkan. Tingkatan takson secara hierarki meliputi, Regnum, Divisi,

Kelas, Ordo, Family, Genus dan Spesies.


B. Saran

Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk laboratorium, agar menyediakan keperluan laboratorium seperti kunci

determinasi.
2. Untuk asisten, sudah baik.
3. Untuk praktikan, agar serius dalam melakukan praktikum dan konsisten

terhadap waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Qomah, I., 2015, Identifikasi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) di Lingkungan


Kampus Universitas Jember dan Pemanfaatannya sebagai Booklet,
Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, Jember.

Riana, V.S., 2012, Variasi Morfologi Tanaman Kepel (Stelechocarpus burahol


Hook. F dan Thomsom.) yang Tumbuh pada Ketinggian Berbeda,
Skripsi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Rukman, R., 2004, Budidaya Nangka, Kanisius, Jakarta.

Safitri, J., Popy, M. dan Sitti, N., 2018, Implementasi Augmented Reality sebagai
Pembelajaran Pertumbuhan Tanaman Dikotil dan Monokotil untuk
Sekolah Dasar, Jurnal Sistem Informasi Teknologi Informatika dan
Komputer, 9(1): 33

Silalahi, M., 2019, Taksonomi Tumbuhan Tinggi, Bahan Ajar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universits Kristen Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai