Abstark
Bioremediasi tanah tercemar minyak bumi telah diatur dalam Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup nomor 128 Tahun 2003. Salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan penerapan bioremediasi adalah ketersediaan mikroorganisme yang mampu
mendegradasi cemaran minyak bumi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi dan
mengidentifikasi konsorsium bakteri hidrokarbonklastik dari sampel tanah tercemar
minyak bumi yang diperoleh dari Riau dan Bojonegoro. Dari hasil seleksi dan optimasi
bakteri pada berbagai sampel tanah diperoleh empat isolate/konsorsium bakteri
yang mampu mendegradasi minyak bumi, dengan kode konsorsium Ristek122-2.3;
Ristek122-5; Ristek122-BN5; 122-Mix. Berdasarkan identifikasi dan uji biokimia,
konsorsium bakteri terdiri dari bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu menghasilkan
biosurfaktan. Produksi biosurfaktan mampu menurunkan tegangan permukaan sehingga
bakteri hidrokarbonoklastik mampu bekerja secara optimal.
Abstract
Isolasi, Populasi dan Karakterisasi Bakteri,... J.Tek. Ling. 12 (3): 291 - 298 291
I. PENDAHULUAN bakteri hidrokarbonoklastik dan bakteri
biosurfaktan yang diperoleh dari tahapan
1.1 Latar Belakang seleksi dan isolasi dari beberapa sampel
tanah tercemar minyak bumi yang berasal
Bioremediasi tanah tercemar minyak dari Riau dan Bojonegoro.
bumi telah diatur dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 2. METODE PENELITIAN
128 Tahun 2003 tentang tatacara dan
persyaratan teknis pengolahan limbah 2.1 Sampling bakteri
minyak bumi dan tanah terkontaminasi oleh
minyak bumi secara biologi. Bioremediasi Sampling bakteri dilakukan dengan
merupakan suatu teknologi yang ramah mengambil sejumlah sampel tanah tercemar
lingkungan, yang mana bakteri memegang minyak bumi yang telah mengalami proses
peranan yang sangat penting dalam proses remediasi.
degradasi limbah biologi ini. Tahapan proses Kegiatan penelitian ini dilakukan di
bioremediasi tanah terkontaminasi minyak beberapa lokasi :
bumi mengalami dua fase. Fase pertama
bakteri mampu dengan cepat mendegradasi a. Sampling bakteri pendegradasi
limbah sebagai substrat sedangkan pada hidrokarbon dilakukan di tiga lokasi,
fase kedua dimana limbah tersebut diubah yaitu di Balai Teknologi Lingkungan
menjadi senyawa transisi berupa senyawa BPPT Serpong, Badan Operasi
intermediate yang sulit didegradasi yang Bersama PT. Bumi Siak Pusako,
menjadikan kinerja bakteri tersebut Pertamina Hulu, Zamrud, Riau dan
mengalami penurunan. Dengan menurunnya tanah disekitar tempat penambangan
kinerja bakteri ini dapat menyebabkan rakyat Bojonegoro.
bertambah panjangnya masa bioremediasi b. Seleksi dan Isolasi Bakteri
Hal ini menjadi tantangan, langkah apa Pendegradasi Hidrokarbon dilakukan
yang harus dilakukan agar kinerja bakteri tetap di Balai Teknologi Lingkungan Badan
terjaga. Salah satu upaya yang dilakukan adalah Pengkajian dan Penerapan Teknologi
mengisolasi bakteri-bakteri hidrokarbonoklastik (BTL – BPPT), berlokasi di Kawasan
yang terlibat pada proses awal remediasi dan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
tahap intermediate pada proses remediasi Banten.
tanah tercemar minyak bumi. c. Uji Biokimia Isolat/ Konsorsium bakteri
Selain itu diperlukan juga bakteri yang pendegradasi hidrokarbon hasil seleksi
mampu menghasilkan biosurfaktan sehingga di Laboratorium Bakteriologi, Fakultas
bakteri hidrokarbonoklastik tersebut mampu Kedokteran Hewan, Institut Pertanian
bekerja secara optimal. Dengan didapatkannya Bogor.
konsorsium bakteri tersebut diharapkan
bioremediasi tanah terkontaminasi minyak bumi
akan lebih cepat terpulihkan , sehingga dengan 2.2 Seleksi dan Isolasi bakteri pende-
semakin pendeknya waktu bioremediasi maka gradasi cemaran hidrokarbon
jumlah tanah yang akan diremediasi akan lebih
banyak. Seleksi ini dilakukan untuk mendapatkan
bakteri yang diharapkan mampu beradaptasi
1.2 Tujuan dan mendegradasi senyawa intermediate
dari limbah minyak yang bertindak sebagai
Tujuan dari Kegiatan ini adalah substrat awal. Untuk mendapatkan bakteri
mengisolasi dan mengidentifikasi konsorsium yang diharapkan tersebut dilakukan proses
Isolasi, Populasi dan Karakterisasi Bakteri,... J.Tek. Ling. 12 (3): 291 - 298 293
media yang mampu menstimulus bakteri setelah ditetesi larutan mordant (iodine) dan
untuk menghasilkan biosurfaktan dengan didecolorize menggunakan alkohol, kristal
menggunakan minyak sebagai sumber violet ikut terbilas. Penambahan counterstain
karbonnya. Selanjutnya dari media kultur (safranin) menyebabkan dinding sel terlihat
tersebut dilakukan isolasi menggunakan berwana merah. Pada hasil pemeriksaan
media nutrient agar. ditemukan 2 kultur merupakan Gram negatif
Hasil seleksi dan optimasi bakteri yang dan 3 kultur merupakan Gram positif. Pada
dilakukan pada berbagai sampel tanah uji motilitas, ditemukan 2 kultur bersifat
yang berasal dari 28 tempat yang berbeda, motil, sedangkan 3 kultur yang lain bersifat
diperoleh 4 konsorsium bakteri yang mampu non motil.
mendegradasi senyawa hidrokarbon. Dalam uji katalase, diketahui semua
Dengan kode konsorsium RISTEK 122- kultur dapat menghasilkan enzim katalase
2.3; RISTEK 122-5; RISTEK-122-BN5; dan yang dapat digunakan untuk mengoksidasi
RISTEK 122-Mix yang merupakan gabungan senyawa H2O2 menjadi H2O dan O2.
dari ketiga konsorsium tersebut. Uji oksidase dilakukan untuk mengetahui
keberadaan sitokrom oksidase. Jika terjadi
3.2 Identifikasi Morfologi bakteri perubahan warna pada medium menjadi
warna biru atau keunguan maka kultur
Pewarnaan Gram merupakan tersebut positif memiliki enzim sitokrom
pewarnaan diferensial yang digunakan oksidase. Berdasarkan hasil uji, 2 kultur
untuk melihat apakah bakteri merupakan yang merupakan bakteri Gram negatif,
Gram positif atau Gram negatif. Pada bakteri positif memiliki sitokrom oksidase. Uji citrate
Gambar 3.1 Sampling bakteri pendegradasi Hidrokarbon di Badan Operasi Bersama PT.
Bumi Siak Pusako, Pertamina Hulu, Zamrud, Riau
Gram positif, dinding selnya dapat menyerap dilakukan untuk mengetahui penggunaan
kristal violet dengan baik, sehingga sel sitrat sebagai sumber karbon. Jika
berwarna ungu. Pada bakteri Gram negatif, medium berubah warna maka hal tersebut
Ristek 122-2.3 Ristek 122-BN5 Ristek 122-5.1 Ristek 122-5.2 Ristek 122-5.2
Gambar 3.3 Identifikasi Morfologi bakteri
Isolasi, Populasi dan Karakterisasi Bakteri,... J.Tek. Ling. 12 (3): 291 - 298 295
dilakukan di Balai teknologi Lingkungan, berdasarkan hasil identifikasi dan uji biokimia
bakteri dengan kode Ristek 122-BN 5 dan konsorsium bakteri tersebut terdiri dari
122-2.3 masing-masing merupakan isolat Pseudomonas fluorescens, Bacillus insolitus
• Bulat putih ++
RISTEK 122-5
Tabel 3.4 Uji Biokimia isolat bakteri Ristek 122-BN 5, Ristek 122-2.3 dan Ristek 122-5.2
No. Parameter uji Hasil reaksi :
Ristek 122-BN 5, Ristek 122-2.3 Ristek 122-5.2
1. Katalase Positif Positif
2. Pertumbuhan pada media NaCl 7% Dibius (bisa positif/ bisa negatif) Negatif
3. Pertumbuhan pada suhu 450C Negatif Negatif
4. Citrate Negatif Negatif
5. Pertumbuhan pada suhu An aerobik Negatif Negatif
Fermentasi gula : 122-BN 5, Ristek 122-2.3 Ristek 122-5.2
6. Glukosa Positif Negatif
7. Arabinose Negatif Negatif
8. Mannitol Negatif Negatif
9. Xylose Dibius (bisa positif/bisa negatif) Negatif
10. Gelatin hydrolisis Positif Negatif
11. Casein hydrolisis Dibius (bisa positif/bisa negatif) Negatif
12. Starch hydrolisis Negatif Negatif
13. Indol Negatif Negatif
14. Nitrate reduction Dibius (bisa positif/bisa negatif) Negatif
15. VP test Negatif Negatif
16. Urease Negaitif Negatif
17. Nutrien Broth pH 6,8 Negatif Positif
18. Nutrien Broth pH 5,7 Dibius Negatif
Isolasi, Populasi dan Karakterisasi Bakteri,... J.Tek. Ling. 12 (3): 291 - 298 297
organik dan meningkatkan konsentrasi pertumbuhan-bakteri/. online: accessed
senyawa hidrokarbon dalam air melalui 25 Mei 2010,
pelarutan ataupun emulsifikasi. Dengan 2. Black, J.G., 2002, Microbiology:
teremulsikannya hidrokarbon maka akan principles and explorations, 5th ed.,
meningkatkan kinerja bakteri dalam John Wiley & Sons, xxiv + 762 hlm.
mendegradasi hidrokarbon dan berpotensi 3. Budianto, H., 2008, Perbaikan lahan
untuk digunakan dalam upaya bioremediasi terkontaminasi minyak bumi secara
lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon. bioremediasi, [URL: http://www.iec.
co.id/bioremediasi1.html], online:
IV. KESIMPULAN DAN SARAN accessed 18 October 2011
4. Wang, Chun Ching, Chi Mei Lee,
4.1 Kesimpulan Chih Hsien Kuan (2000), Removal
of 2,4-dichlorophenol by Suspended
Dari hasil identifikasi morfologi dan and Immobilized Bacillus Insolitus,
biokimia diketahui bahwa isolat/konsorsium Chemosphere 41. P. 447-452, Pergamon.
bakteri hasil kegiatan seleksi dan isolasi 5. Das, N. & P. Chandran, 2011, Microbial
bakteri pendegradasi senyawa hidrokarbon degradation of petroleum hydrocarbon
ini, terdiri dari Pseudomonas putida. contaminats: an overview. Biotech.
Pseudomonas fluorescens, Bacillus insolitus Res. Int. Vol. 2011. pp: 1-13
dan Bacillus marinus, merupakan konsorsium 6. G a n d j a r, I . , I . R . K o e n t j o r o , W.
bakteri yang berpotensi untuk dikembangkan Mangunwardoyo & L. Soebagya, 1992,
dan diterapkan dalam bioremediasi lahan Pedoman Praktikum Mikrobiologi Dasar,
tercemar minyak bumi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
4.2 Saran Indonesia, vii + 87 hlm
7. K E P M E N L H 1 2 8 Ta h u n 2 0 0 3 .
Formulasi bakteri yang tepat Keputusan Menteri Negara Lingkungan
merupakan salah satu faktor penting dalam Hidup Nomor : 128 Tahun 2003,
bioremediasi, Faktor lain yang perlu dikaji Tentang Tata Cara Dan Persyaratan
adalah mendapatkan formulasi media serta Teknis Pengolahan Limbah Minyak
formulasi nutrisi yang tepat yang dibutuhkan Bumi Dan Tanah Terkontaminasi Oleh
pada proses bioremediasi di lapangan. Minyak Bumi Secara Biologis.
8. R u z n i z a , 2 0 0 5 , P r o d u c t i o n o f
Ucapan Terima Kasih Biosurfactant by Locally Isolated
Bacteria from Petrochemical Waste,
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan Thesis, Faculty of Science Universiti
adanya Program Insentif Riset Peningkatan Teknologi Malaysia
Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 9. Susilorukmi. A, Sriwuryandari. L,
(PKPP) Tahun 2011 serta peran aktif & Sembiring. T., 2005, Aplikasi
rekan-rekan satu tim. Terima kasih atas Mikroorganisme Untuk Bioremediasi
dukungannya. Oil Spill Sistem Dua Tahap, Teknologi
Indonesia 28: 29--37. LIPI PRESS.
DAFTAR PUSTAKA 10. Van Hamme, J.D., Ajay Singh and
Owen P.W, 2003, Recent Advances in
1. Anonim, 2010, Faktor-faktor yang Petroleum Microbiology, Microbiology
mempengaruhi pertumbuhan bakteri, and Molecular Biology Reviews, p. 503-
http://syariffauzi.wordpress.com/tag/ 549.
faktor-faktor-yang-mempengaruhi-