Anda di halaman 1dari 8

J. Tek. Ling Vol. 12 No. 3 Hal.

291 - 298 Jakarta, September 2011 ISSN 1441-318X

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI


PENDEGRADASI HIDROKARBON YANG BERASAL
DARI TANAH TERCEMAR MINYAK BUMI
Nida Sopiah, Avi N. Oktaviani, Susi Sulistia, Fuji Suciati, Dwindrata B. Aviantara

Peneliti di Balai Teknologi Lingkungan


Badan Pengkajian Penerapan Teknologi
nidasofiah@yahoo.com

Abstark

Bioremediasi tanah tercemar minyak bumi telah diatur dalam Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup nomor 128 Tahun 2003. Salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan penerapan bioremediasi adalah ketersediaan mikroorganisme yang mampu
mendegradasi cemaran minyak bumi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi dan
mengidentifikasi konsorsium bakteri hidrokarbonklastik dari sampel tanah tercemar
minyak bumi yang diperoleh dari Riau dan Bojonegoro. Dari hasil seleksi dan optimasi
bakteri pada berbagai sampel tanah diperoleh empat isolate/konsorsium bakteri
yang mampu mendegradasi minyak bumi, dengan kode konsorsium Ristek122-2.3;
Ristek122-5; Ristek122-BN5; 122-Mix. Berdasarkan identifikasi dan uji biokimia,
konsorsium bakteri terdiri dari bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu menghasilkan
biosurfaktan. Produksi biosurfaktan mampu menurunkan tegangan permukaan sehingga
bakteri hidrokarbonoklastik mampu bekerja secara optimal.

Kata kunci : Bioremediasi,, minyak bumi, bakteri hidrokarbonoklastik, biosurfaktan

Abstract

Bioremediation of soils contaminated with crude oils is promulgated by regulation of


Ministry of Environment number 128 year 2003. One of factors governing the success of
applying bioremediation is availability of microorganisms capable of degrading the waste.
Aims of this study were isolating and identifying microbial consortia of hidrocarbonoclastic
from a serial of selection and isolation steps of crude oil-contaminated soil samples
obtained from Riau and Bojonegoro. Bacterial selection and optimation steps resulted
in four consortia identified as Ristek 122-2.3; Ristek 122-5; Ristek 122-BN5; Ristek 122-
Mix all having ability to degrade crude oils. Based on identification and biochemical test
the consortia constitute of carbonoclastic bacteria and biosurfactant producing bacteria.
The production of biosurfactant has reduced surface tension as such hidrocarbonoclatic
bacteria capable of working optimally.

Key words : Bioremediation, crude oils, hidrocarbonoclatic bacteria,biosurfactant

Isolasi, Populasi dan Karakterisasi Bakteri,... J.Tek. Ling. 12 (3): 291 - 298 291
I. PENDAHULUAN bakteri hidrokarbonoklastik dan bakteri
biosurfaktan yang diperoleh dari tahapan
1.1 Latar Belakang seleksi dan isolasi dari beberapa sampel
tanah tercemar minyak bumi yang berasal
Bioremediasi tanah tercemar minyak dari Riau dan Bojonegoro.
bumi telah diatur dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 2. METODE PENELITIAN
128 Tahun 2003 tentang tatacara dan
persyaratan teknis pengolahan limbah 2.1 Sampling bakteri
minyak bumi dan tanah terkontaminasi oleh
minyak bumi secara biologi. Bioremediasi Sampling bakteri dilakukan dengan
merupakan suatu teknologi yang ramah mengambil sejumlah sampel tanah tercemar
lingkungan, yang mana bakteri memegang minyak bumi yang telah mengalami proses
peranan yang sangat penting dalam proses remediasi.
degradasi limbah biologi ini. Tahapan proses Kegiatan penelitian ini dilakukan di
bioremediasi tanah terkontaminasi minyak beberapa lokasi :
bumi mengalami dua fase. Fase pertama
bakteri mampu dengan cepat mendegradasi a. Sampling bakteri pendegradasi
limbah sebagai substrat sedangkan pada hidrokarbon dilakukan di tiga lokasi,
fase kedua dimana limbah tersebut diubah yaitu di Balai Teknologi Lingkungan
menjadi senyawa transisi berupa senyawa BPPT Serpong, Badan Operasi
intermediate yang sulit didegradasi yang Bersama PT. Bumi Siak Pusako,
menjadikan kinerja bakteri tersebut Pertamina Hulu, Zamrud, Riau dan
mengalami penurunan. Dengan menurunnya tanah disekitar tempat penambangan
kinerja bakteri ini dapat menyebabkan rakyat Bojonegoro.
bertambah panjangnya masa bioremediasi b. Seleksi dan Isolasi Bakteri
Hal ini menjadi tantangan, langkah apa Pendegradasi Hidrokarbon dilakukan
yang harus dilakukan agar kinerja bakteri tetap di Balai Teknologi Lingkungan Badan
terjaga. Salah satu upaya yang dilakukan adalah Pengkajian dan Penerapan Teknologi
mengisolasi bakteri-bakteri hidrokarbonoklastik (BTL – BPPT), berlokasi di Kawasan
yang terlibat pada proses awal remediasi dan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
tahap intermediate pada proses remediasi Banten.
tanah tercemar minyak bumi. c. Uji Biokimia Isolat/ Konsorsium bakteri
Selain itu diperlukan juga bakteri yang pendegradasi hidrokarbon hasil seleksi
mampu menghasilkan biosurfaktan sehingga di Laboratorium Bakteriologi, Fakultas
bakteri hidrokarbonoklastik tersebut mampu Kedokteran Hewan, Institut Pertanian
bekerja secara optimal. Dengan didapatkannya Bogor.
konsorsium bakteri tersebut diharapkan
bioremediasi tanah terkontaminasi minyak bumi
akan lebih cepat terpulihkan , sehingga dengan 2.2 Seleksi dan Isolasi bakteri pende-
semakin pendeknya waktu bioremediasi maka gradasi cemaran hidrokarbon
jumlah tanah yang akan diremediasi akan lebih
banyak. Seleksi ini dilakukan untuk mendapatkan
bakteri yang diharapkan mampu beradaptasi
1.2 Tujuan dan mendegradasi senyawa intermediate
dari limbah minyak yang bertindak sebagai
Tujuan dari Kegiatan ini adalah substrat awal. Untuk mendapatkan bakteri
mengisolasi dan mengidentifikasi konsorsium yang diharapkan tersebut dilakukan proses

292 Sopiah. N., dkk... 2011


seleksi bakteri dengan cara menimbang ke dalam tabung berisi Koser Citrate Agar
sebanyak 5 gram sample tanah yang berasal dan diinkubasi selama 48—72 jam. Uji
dari bongkaran tanah tercemar minyak bumi Indol dilakukan dengan menginokulasi
yang telah diolah menggunakan teknik kultur ke dalam tabung berisi medium yang
biofile; tanah disekitar lokasi Centralized mengandung triptofan lalu diinkubasi selama
Land Treatment Site (CLTS). Kemudian 48 jam pada suhu 30—35 0C. Tambahkan
diinokulasikan ke dalam 100 ml media 1ml larutan reagen Kovac atau Ehrlich ke
biosurfaktan yang ditambahkan 1 mL dalam tabung, lalu dikocok dan letakkan
minyak mentah, selanjutnya diinkubasikan dalam keadaan tegak. Uji gelatine dilakukan
pada shaker inkubator dalam suhu ruang dengan menginokulasi kultur ke dalam
selama 48 jam. Koloni bakteri yang tumbuh medium gelatine, lalu diinkubasi selama 24—
pada media biosurfaktan selanjutnya 72 jam pada suhu 300C, lalu dimasukkan
diinokulasikan pada media Nutrient Agar lemari pendingin selama 10—15 menit.
(NA). Inokulasi bakteri dilakukan sebanyak Fermentasi gula dilakukan dengan cara
tiga kali untuk mendapatkan koloni dalam menginokulasikan kultur ke dalam medium
rentang waktu yang berbeda, yaitu 6 jam, 24 cair yang mengandung gula (glukosa,
jam dan 48 jam. Koloni bakteri yang tumbuh laktosa, arabinosa, maltose) lalu diinkubasi
selanjutnya dikultur pada media pengayaan, pada suhu 35 0C selama 48 jam.(6)
Nutrient Broth (NB), diinkubasikan pada suhu
ruang pada shaker selama 24 - 48 jam. III. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.3 Identifikasi morfologi Isolat bakteri Seleksi, Isolasi dan identifikasi


bakteri hidrokarbonoklastik merupakan
Identifikasi morfologi dilakukan dengan salah satu dari rangkaian Kegiatan
pewarnaan Gram. Kultur yang akan diuji Optimasi Kinerja Bakteri Pendegeadasi
digoreskan di atas kaca objek setelah Hidrokarbon pada Fase Substrat Transisi
dilarutkan dalam setetes akuades lalu dalam Bioremediasi Tanah Terkontaminasi
dilewatkan di atas api. Isolat lalu diteteskan Minyak Bumi. Sebelum melakukan seleksi
larutan crystal violet lalu dibilas dengan untuk memperoleh kultur yang mampu
alkohol 70%, lalu diteteskan larutan iodine mendegradasi cemaran hidrokarbon, terlebih
dan kembali dibilas dengan alkohol70%, dahulu dilakukan sampling di berbagai lokasi
terakhir diteteskan larutan safranin dan yang diprediksi sebagai sumber bakteri
dibilas dengan menggunakan akuades pendegradasi hidrokarbon rantai lurus,
steril lalu dikeringkan. Uji motilitas dilakukan aromatik maupun senyawa intermediate.
dengan cara menginokulasi kultur dengan Sampling dilakukan di lokasi lahan tercemar
teknik stab ke dalam medium motilitas lalu minyak yang berada di Bojonegoro dan Riau
diinkubasi selama 24—48 jam pada suhu (Gambar 3.1).
ruang.(6)
Uji katalase dilakukan dengan cara 3.1 Seleksi dan Optimasi Bakteri
meneteskan beberapa tetes H2O2 3% pendegradasi cemaran hidrokarbon
diatas kaca objek lalu kultur diose dan
diletakkan di dalam tetesan H2O2. Uji Dari berbagai isolat/konsorsium
oksidase dilakukan dengan cara meneteskan yang diperoleh dalam isolasi awal,
larutan α-naftol 1% dan 0,3 ml larutan selanjutnya dilakukan seleksi untuk
p-aminodimetilalanin-oksalat ke dalam menentukan konsorsium yang paling baik
tabung medium NB yang sudah diinokulasi, untuk proses degradasi minyak bumi dan
lalu dikocok selama 5 menit. Uji sitrat senyawa intermediate yang terbentuk.
dilakukan dengan menginokulasikan kultur Seleksi dilakukan dengan menggunakan

Isolasi, Populasi dan Karakterisasi Bakteri,... J.Tek. Ling. 12 (3): 291 - 298 293
media yang mampu menstimulus bakteri setelah ditetesi larutan mordant (iodine) dan
untuk menghasilkan biosurfaktan dengan didecolorize menggunakan alkohol, kristal
menggunakan minyak sebagai sumber violet ikut terbilas. Penambahan counterstain
karbonnya. Selanjutnya dari media kultur (safranin) menyebabkan dinding sel terlihat
tersebut dilakukan isolasi menggunakan berwana merah. Pada hasil pemeriksaan
media nutrient agar. ditemukan 2 kultur merupakan Gram negatif
Hasil seleksi dan optimasi bakteri yang dan 3 kultur merupakan Gram positif. Pada
dilakukan pada berbagai sampel tanah uji motilitas, ditemukan 2 kultur bersifat
yang berasal dari 28 tempat yang berbeda, motil, sedangkan 3 kultur yang lain bersifat
diperoleh 4 konsorsium bakteri yang mampu non motil.
mendegradasi senyawa hidrokarbon. Dalam uji katalase, diketahui semua
Dengan kode konsorsium RISTEK 122- kultur dapat menghasilkan enzim katalase
2.3; RISTEK 122-5; RISTEK-122-BN5; dan yang dapat digunakan untuk mengoksidasi
RISTEK 122-Mix yang merupakan gabungan senyawa H2O2 menjadi H2O dan O2.
dari ketiga konsorsium tersebut. Uji oksidase dilakukan untuk mengetahui
keberadaan sitokrom oksidase. Jika terjadi
3.2 Identifikasi Morfologi bakteri perubahan warna pada medium menjadi
warna biru atau keunguan maka kultur
Pewarnaan Gram merupakan tersebut positif memiliki enzim sitokrom
pewarnaan diferensial yang digunakan oksidase. Berdasarkan hasil uji, 2 kultur
untuk melihat apakah bakteri merupakan yang merupakan bakteri Gram negatif,
Gram positif atau Gram negatif. Pada bakteri positif memiliki sitokrom oksidase. Uji citrate

Bongkaran biopile Sampel bongkaran biopile Lahan percobaan Fitoremediasi

Centralized Land Treatment Sampel CLTS Sampel Fitoremediasi


Site (CLTS)

Gambar 3.1 Sampling bakteri pendegradasi Hidrokarbon di Badan Operasi Bersama PT.
Bumi Siak Pusako, Pertamina Hulu, Zamrud, Riau

Gram positif, dinding selnya dapat menyerap dilakukan untuk mengetahui penggunaan
kristal violet dengan baik, sehingga sel sitrat sebagai sumber karbon. Jika
berwarna ungu. Pada bakteri Gram negatif, medium berubah warna maka hal tersebut

294 Sopiah. N., dkk... 2011


menunjukkan adanya pemanfaatan sitrat oleh pengujian yang dilakukan diketahui bahwa
sel. Berdasarkan hasil uji ditemukan bahwa 3 kultur mampu memfermentasi glukosa
hanya ada satu kultur yaitu Pseudomonas sedangkan 1 kultur tidak bias. Kultur bakteri
fluorescens yang dapat memanfaatkan sitrat Gram negatif tidak bias memfermentasi
sebagai sumber karbon. Uji indol dilakukan maltose, dan laktosa, sedangkan arabinosa
untuk mengetahui adanya enzim yang dapat tidak dapat difermentasi oleh kultur bakteri
mengubah triptofan menjadi indol. Degradasi Gram positif. Pada pengujian lainnya seperti
triptofan menjadi kompleks indol ditandai urease, uji VP, dan hidrolisis pati dapat dilihat
dengan timbulnya perubahan warna pada pada tabel 3.2-3.4 berikut.
lapisan atas medium menjadi merah tua. Uji urease dilakukan untuk mengetahui
Dari hasil uji yang dilakukan tidak ada tidaknya produksi ammonia pada
ditemukan adanya kultur yang dapat medium yang mengandung urea.
merombak triptofan menjadi indol. Uji Keberadaan ammonia dapat diketahui
pencairan gelatin dilakukan untuk mengetahui dengan menggunakan pH alkali. Uji VP
adanya enzim gelatinase pada mikroba. Jika dilakukan untuk mengetahui kemampuan
medium gelatin yang telah diinokulasikan bakteri menghasilkan senyawa acetyl
kultur mencair pada suhu ruang, atau tidak carbinol. Jika pada medium terjadi perubahan
bias kembali membeku saat diletakkan di warna menjadi kemerahan, maka bakteri
dalam lemari pendingin maka kultur tersebut dapat meghasilkan senyawa acetyl carbinol.
positif memiliki enzim gelatinase yang Pada hidrolisis pati, medium yang sudah
bersifat proteolitik. Karena gelatin merupakan diinokulasikan kultur, diteteskan larutan
sejenis protein, maka enzim gelatinase dapat iodine untuk mengetahui pencernaan pati.
memecah protein yang terdapat dalam Jika pada daerah sekitar koloni terdapat area
gelatin. Berdasarkan uji yang dilakukan bening maka bakteri positif memiliki enzim
ditemukan 2 kultur bersifat positif dan 2 kultur yang mampu mencerna pati.
bersifat negatif. Fermentasi gula dilakukan Dari hasil identifikasi morfologi dan uji
untuk mengetahui kemampuan bakteri biokimia yang dilakukan di Laboratorium

Gambar 3.2. Seleksi dan Optimasi Bakteri pendegradasi cemaran hidrokarbon

Ristek 122-2.3 Ristek 122-BN5 Ristek 122-5.1 Ristek 122-5.2 Ristek 122-5.2
Gambar 3.3 Identifikasi Morfologi bakteri

memfermentasi karbohidrat sederhana Bakteriologi Institut Pertanian Bogor, isolat/


(glukosa, laktosa, maltose, arabinosa). Dari konsorsium bakteri hasil seleksi yang

Isolasi, Populasi dan Karakterisasi Bakteri,... J.Tek. Ling. 12 (3): 291 - 298 295
dilakukan di Balai teknologi Lingkungan, berdasarkan hasil identifikasi dan uji biokimia
bakteri dengan kode Ristek 122-BN 5 dan konsorsium bakteri tersebut terdiri dari
122-2.3 masing-masing merupakan isolat Pseudomonas fluorescens, Bacillus insolitus

Tabel 3.1 Konsorsium bakteri pendegradasi hidrokarbon

Kode Isolat/Konsorsium bakteri Gambar Koloni Degradasi

• Bulat kuning +++


• Bulat putih
RISTEK 122-BN5
• Bulat putih bermata

• Bulat putih ++
RISTEK 122-5

• Bulat putih +++


RISTEK 122-2.3

Tabel. 3.2 Uji Biokimia isolat bakteri Ristek 122-5.1


Parameter uji dan Hasil reaksi :
No. Kode bakteri Pertumbuhan Pertumbuhan pada
Katalase Oxidase Pigment
pada 42 0C Mac Conkey
2. Ristek 122-5.1 Positif Positif Positif Positif Positif
Maltose Mannitol Laktose Xylose Salicin
Negatif Positif Negatif Positif Negatif
Urease Arginine Ornitine Citrate Glukose
Dibius (bisa Positif Negatif Positif positif
positif atau
bisa negatif
Gelatin Casein
Positif Positif

tunggal; berdasarkan hasil identifikasi dan Pseudomonas putida.


dan uji biokimia kedua isolat bakteri Pseudomonas sp merupakan
tersebut adalah Bacillus marinus. Bakteri bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu
dengan kode Ristek 122-5 merupakan mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.
konsorsium bakteri yang terdiri dari 3 isolat, Bacillus insolitus mampu mendegradasi

296 Sopiah. N., dkk... 2011


Tabel. 3.3 Uji Biokimia isolat bakteri Ristek 122-5.3

No. Kode Isolat Parameter uji dan Hasil reaksi :


Katalase Oxidase Pigment Pertumbuhan Pertumbuhan pada
pada 42 0C Mac Conkey
1. Ristek 122-5.3 Positif Positif Positif Negatif Positif
Maltose Mannitol Laktose Xylose Salicin
Dibius (bisa Dibius (bisa Negatif Negatif Negatif
positif/ bisa positif/ bisa
negatif) negatif)
Urease Arginine Ornitine Citrate Glukose
Dibius (bisa Positif Negatif Negatif positif
positif/ bisa
negatif)
Gelatin Casein
negatif Negatif

Tabel 3.4 Uji Biokimia isolat bakteri Ristek 122-BN 5, Ristek 122-2.3 dan Ristek 122-5.2
No. Parameter uji Hasil reaksi :
Ristek 122-BN 5, Ristek 122-2.3 Ristek 122-5.2
1. Katalase Positif Positif
2. Pertumbuhan pada media NaCl 7% Dibius (bisa positif/ bisa negatif) Negatif
3. Pertumbuhan pada suhu 450C Negatif Negatif
4. Citrate Negatif Negatif
5. Pertumbuhan pada suhu An aerobik Negatif Negatif
Fermentasi gula : 122-BN 5, Ristek 122-2.3 Ristek 122-5.2
6. Glukosa Positif Negatif
7. Arabinose Negatif Negatif
8. Mannitol Negatif Negatif
9. Xylose Dibius (bisa positif/bisa negatif) Negatif
10. Gelatin hydrolisis Positif Negatif
11. Casein hydrolisis Dibius (bisa positif/bisa negatif) Negatif
12. Starch hydrolisis Negatif Negatif
13. Indol Negatif Negatif
14. Nitrate reduction Dibius (bisa positif/bisa negatif) Negatif
15. VP test Negatif Negatif
16. Urease Negaitif Negatif
17. Nutrien Broth pH 6,8 Negatif Positif
18. Nutrien Broth pH 5,7 Dibius Negatif

senyawa fenol terhalogenasi(4). menghasilkan biosurfaktan viscosin dan


Pseudomonas putida merupakan salah lipopeptida. Lipopeptida biasanya terdiri dari 8
satu bakteri yang mampu mendegradasi – 17 asam amino dan lipida (umumnya berupa
senyawa Poli Aromatic Hidrokarbon (PAH) hidroksi asam lemak) yang tersusun dari 8-9
mampu memanfaatkan naftalen, phenantren gugus metilen(8),(10), dan
dan BTEX sebagai substrat(10). Pseudomonas Biosurfaktan diekskresikan ke
fluorescens selain mampu mendegradasi Poli lingkungan dapat membantu melepaskan
Aromatik Hidrokarbon (naftalen) juga mampu senyawa hidrokarbon dalam senyawa

Isolasi, Populasi dan Karakterisasi Bakteri,... J.Tek. Ling. 12 (3): 291 - 298 297
organik dan meningkatkan konsentrasi pertumbuhan-bakteri/. online: accessed
senyawa hidrokarbon dalam air melalui 25 Mei 2010,
pelarutan ataupun emulsifikasi. Dengan 2. Black, J.G., 2002, Microbiology:
teremulsikannya hidrokarbon maka akan principles and explorations, 5th ed.,
meningkatkan kinerja bakteri dalam John Wiley & Sons, xxiv + 762 hlm.
mendegradasi hidrokarbon dan berpotensi 3. Budianto, H., 2008, Perbaikan lahan
untuk digunakan dalam upaya bioremediasi terkontaminasi minyak bumi secara
lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon. bioremediasi, [URL: http://www.iec.
co.id/bioremediasi1.html], online:
IV. KESIMPULAN DAN SARAN accessed 18 October 2011
4. Wang, Chun Ching, Chi Mei Lee,
4.1 Kesimpulan Chih Hsien Kuan (2000), Removal
of 2,4-dichlorophenol by Suspended
Dari hasil identifikasi morfologi dan and Immobilized Bacillus Insolitus,
biokimia diketahui bahwa isolat/konsorsium Chemosphere 41. P. 447-452, Pergamon.
bakteri hasil kegiatan seleksi dan isolasi 5. Das, N. & P. Chandran, 2011, Microbial
bakteri pendegradasi senyawa hidrokarbon degradation of petroleum hydrocarbon
ini, terdiri dari Pseudomonas putida. contaminats: an overview. Biotech.
Pseudomonas fluorescens, Bacillus insolitus Res. Int. Vol. 2011. pp: 1-13
dan Bacillus marinus, merupakan konsorsium 6. G a n d j a r, I . , I . R . K o e n t j o r o , W.
bakteri yang berpotensi untuk dikembangkan Mangunwardoyo & L. Soebagya, 1992,
dan diterapkan dalam bioremediasi lahan Pedoman Praktikum Mikrobiologi Dasar,
tercemar minyak bumi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
4.2 Saran Indonesia, vii + 87 hlm
7. K E P M E N L H 1 2 8 Ta h u n 2 0 0 3 .
Formulasi bakteri yang tepat Keputusan Menteri Negara Lingkungan
merupakan salah satu faktor penting dalam Hidup Nomor : 128 Tahun 2003,
bioremediasi, Faktor lain yang perlu dikaji Tentang Tata Cara Dan Persyaratan
adalah mendapatkan formulasi media serta Teknis Pengolahan Limbah Minyak
formulasi nutrisi yang tepat yang dibutuhkan Bumi Dan Tanah Terkontaminasi Oleh
pada proses bioremediasi di lapangan. Minyak Bumi Secara Biologis.
8. R u z n i z a , 2 0 0 5 , P r o d u c t i o n o f
Ucapan Terima Kasih Biosurfactant by Locally Isolated
Bacteria from Petrochemical Waste,
Kegiatan ini dapat terlaksana dengan Thesis, Faculty of Science Universiti
adanya Program Insentif Riset Peningkatan Teknologi Malaysia
Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 9. Susilorukmi. A, Sriwuryandari. L,
(PKPP) Tahun 2011 serta peran aktif & Sembiring. T., 2005, Aplikasi
rekan-rekan satu tim. Terima kasih atas Mikroorganisme Untuk Bioremediasi
dukungannya. Oil Spill Sistem Dua Tahap, Teknologi
Indonesia 28: 29--37. LIPI PRESS.
DAFTAR PUSTAKA 10. Van Hamme, J.D., Ajay Singh and
Owen P.W, 2003, Recent Advances in
1. Anonim, 2010, Faktor-faktor yang Petroleum Microbiology, Microbiology
mempengaruhi pertumbuhan bakteri, and Molecular Biology Reviews, p. 503-
http://syariffauzi.wordpress.com/tag/ 549.
faktor-faktor-yang-mempengaruhi-

298 Sopiah. N., dkk... 2011

Anda mungkin juga menyukai