Pengaruh Baang Putih Terhadap Penurunan Kolesterol
Pengaruh Baang Putih Terhadap Penurunan Kolesterol
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.5 Orisinalitas
Peneliti belum menemukan penelitian yang serupa dengan penelitian
ini, tetapi peneliti menemukan beberapa penelitian yang mirip dengan
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kolesterol
2.1.1. Pengertian kolesterol
Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk membran dalam
tubuh. 80 % kolesterol dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20 %
sisanya dari luar tubuh (zat makanan). Pengertiannya sendiri adalah sterol
eukariotik yang pada hewan tingkat tinggi merupakan precursor asam-
asam empedu dan hormone steroid serta unsure penting membrane sel
dengan mengatur fluiditas dan permeabilitasnya. Sedangkan HDL (high-
density-lipoprotein) adalah kolesterol serum yang dibawa oleh high-
density UpoproteinAebih kurang 20 hingga 30 persen dari total serum
kolesterol dan LDL (low-density-lipoprotein) adalah kolesterol serum
yang dibawa oleh low-density lipoprotein,\Qb\h kurang 60 hingga 70
persen dari total serum kolesterol.(Dorlan, 2010).
Sebagian besar kolesterol disintesis oleh hati dan jaringan lainnya,
tetapi sebagian akan diabsorbsi dari makanan dan setiap jenis kolesterol
diangkut di dalam plasma oleh lipoprotein tertentu. Kolesterol dapat
tertimbun dan menumpuk secara abnormal seperti di dalam batu empedu
dan atheroma.(Dawn B, Allan D, Colteen S, 2011).
2.1.2. Struktur kolesterol
Kolesterol mengandung 27 atom karbon. Zat ini memiliki 8 karbon
di rantai sisi alifatiknya yang bercabang dan inti steroidnya memiliki
sebuah ikatan rangkap antara karbon 5 dan 6 serta sebuah gugus hidroksil
di posisi 3. Gugus hidroksil ini dapat mengalami esterifikasi ke asam
lemak, hingga menghasilkan ester kolesterol. Esterifikasi kolesterol
menyebabkan molekul menjadi lebih hidrofobik sehingga lebih mudah
dikemas dalam partikel lipoprotein atau dalam butir lemak dalam sitosol
sel.(Dawn B, Allan D, ColleenS, 2011)
8
9
Kolesterol Total
<200 Optimal
200-239 Diinginkan
>239 Tinggi
Kolesterol-LPL
<100 Optimal
100-129 Mendekati optimal
130-159 Diinginkan
160-189 Tinggi
<189 Sangat Tinggi
KolesterolrHDL
<40 Rendah
>60 Tinggi
Trigliserida
<150 Optimal
150-199 Diinginkan
200-499 Tinggi
>500 Sangat tinggi
15
NH2,
O O
Alli in Alli sin
khas bawang putih. Bersifat mengiritasi kulit, bila direbus atau disuling
akan mengalami dekomposisi. Indeks biasnya 1,561 (20oC), bobot jenis
1,113 (20oC). Kelarutan dalam air 2,5% w/w (lOoC). pH sekitar 6,5.
Dapat campur dengan alkohol, eter, dan benzena. Alisin merupakan
senyawa yang tidak stabil, adanya pengaruh panas air, oksigen udara dan
lingkungan basa, Alisin akan berubah menjadi senyawa polisulfida,
dialildisulfida (yang menimbulkan bau tidak enak). Alisin stabil dalam
lingkungan asam. (Wagner,1984)
3. Senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti diallyl sulfide (DAS) dan
diallyl disulfide (DADS).
4. Senyawa sulfur larut air yang non volatil seperti S- allil sistein (SAC),
yang terbentuk dari reaksi enzimatik y-glutamilsisteine ketika bawang
putih diekstraksi dengan air. SAC banyak terdapat dalam berbagai
macam sediaan bawang putih, merupakan senyawa yang memiliki
aktivitas biologis, sehingga adanya SAC dalam sediaan bawang putih
sering dijadikan standar bahwa sediaan bawang putih tersebut layak
dikonsumsi atau tidak.
BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. KerangkaTeori
Makanan tinggi
kolesterol Angka kematian akobat
Hiperkolesterolemia Penyakit hiperkolesterolemia
Kurang aktifitas, semaikin meningkat
olahraga tidak
teratur
Pemanfaatan obat-
obatan herbal
Menurunkan Kadar
Kolesterol
24
25
3.3. Hipotesis
Pemberian bawang putih (Allium sativum) dapat menurunkan kadar
kolesterol mencit yang diberi diet kolesterol tinggi.
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
18 KT K OK
P1 OP1
OR OKT P2 OP2
26
27
Keterangan :
KT = Pemberian Diet Kolesterol Tinggi, K = Kelompok Kontrol (diberi
diet standar + kolesterol rendah), Pl = Perlakuan Pertama (diet standar +
kolesterol rendah + bawang putih dosis 6 mg), P2 = Perlakuan Kedua (diet
standar + kolesterol rendah + bawang putih dosis 12 mg),OR = Kadar
kolesterol normal setelah randomisasi, OKT = Kadar kolesterol setelah
randomisasi dari pemberian diet kolesterol tinggi, OK = Kadar kolesterol
pada K, OP1 = Kadar kolesterol pada Pl, OP2 = Kadar kolesterol pada P2.
7. Cholesterol test-stripes
8. Kapas Eter
9. Beaker Glass
10. Blender
b) Bahan
1. Hewan coba berupa mencit galur Swiss, dari penjual khusus hewan
penelitian dan memenuhi kriteria inklusi. Mendapat pakan standar
dan minum secara ad libitium.
2. Bahan perlakuan berupa :
a) Minyak VCO (Virgin Coconut Oil) sebagai induksi pada
mencit untuk diet kolesterol tingginya, diharapkan agar bisa
menaikkan kadar kolesterol mencit.
b) Bawang putih murni/mentah yang diberikan kepada mencit
tanpa diekstrak atau dimasak, hanya diblender saja. Dan
dikonsumsi melalui oral.
18 ekor mencit
Adaptasi 1 minggu
6 ekor mencit diberi diet 6 ekor mencit diberi diet 6 ekor mencit diberi diet
Standar + diet kolesterol Standar + diet kolesterol Standar + diet kolesterol
rendah rendah + 6mg bawang Rendah + 12mg bawang
putih putih
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah mencit jantan galur
Swiss yang diperoleh dari penjual khusus hewan penelitian. Mencit yang
digunakan dalam kriteria sehat yaitu sehat dan tidak cacat secara fisik, usianya
sekitar 6-9 minggu, berat badannya sekitar 20-35gram, aktif, lincah, banyak
gerak, makan dan minum banyak, bulu putih agak halus, jantan,testis terlihat jelas
dan tingkah laku serta aktivitas mencit normal. Jumlah sampel yang digunakan
adalah 18 mencit jantan galur Swiss dan telah memenuhi syarat besar sampel
menurut rumus WHO yang menyebutkan bahwa jumlah sampel dalam penelitian
perlakuan. Dalam penelitian ini cara penentuan sampel dengan membagi menjadi
ekor mencit jantan galur Swiss. Selama penelitian tidak ada mencit yang mati
Swadaya Gunung Jati, Cirebon. Pemilihan lokasi ini adalah kerana fasilitas untuk
proses dalam memberikan perlakuan pada mencit telah tersedia. Selain itu, di
Dari data hasil rerata yang didapat antara sebelum dan sesudah pelakuan
untuk setiap kelompok yaitu kelompok mencit kontrol yang tidak diberi perlakuan
36
(K), kelompok mencit yang diberi perlakuan dengan diberi bawang putih 6mg
(P1) dan kelompok mencit yang diberi perlakuan dengan diberi bawang putih 12
mg (P2). Perubahan kadar kolesterol pada ketiga kelompok tersebut dapat dilihat
Perlakuan 2
Pada gambar di atas, dapat dilihat secara deskriptif terdapat kenaikan pada
kelompok kontrol (K) tidak diberi perlakuan dan hanya diberi diet standar saja.
adanya penurunan kadar kolesterol mencit sebanyak 3,00 mg/dl dan rerata P2
Pada tabel dibawah ini diperoleh pada kelompok P1 rerata kadar kolesterol
(mean±SD) (mean±SD)
K 6 148.67±18.737 152.50±18.042
P1 6 149±24.306 146±24.84
P2 6 148.16±10.703 145±9.570
Tabel 4 : Hasil Perhitungan Rerata Kadar Kolesterol Pada Tiap Kelompok Mencit
berdistribusi normal karena nilai sigma (p> 0,05) sehingga digunakan rerata
(mean) sebagai ukuran pemusatan dan standar deviasi untuk ukuran penyebaran.
38
Data dilanjutkan dengan deskripsi data rerata kadar kolesterol sebelum dan
sesudah intervensi pada masing- masing kelompok dapat dilihat pada Tabel 1 dan
2, Lampiran 3.
Compare Means dengan uji Paired-Samples T Test. Uji tes ini dipilih karena yang
dibandingkan adalah nilai sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Dari hasil uji
BAB VI
PEMBAHASAN
tinggi dibandingkan dengan minyak zaitun dan minyak kelapa. Sebagaimana telah
dilakukan penelitian sebelumnya, penggunaan VCO sebagai salah satu bahan pada
penelitian ini karena merupakan sumber asam lemak jenuh rantai sedang (AL JS)
asam laurat.
bermakna pemberian VCO selama 4 minggu. Hewan uji yang digunakan adalah
tikus jantan jenis Rattus novergicus Strain Wistar dengan berat badan 100-150gr .
Dosis yang diberikan untuk menaikkan kadar kolesterolnya adalah 2,5 ml/hari
untuk rerata 100gr BB. Sehingga pemberian minyak VCO selama 1 minggu
kadar kolesterol mencit setelah diberi diet kolesterol tinggi dengan VCO. Dapat
dilihat pada grafik gambar 7, terjadi sedikit penurunan pada rerata kadar
kolesterol pada mencit. Hal ini disebabkan karena waktu pemberian VCO yang
kelompok perlakuan yang diberi bawang putih 6mg dan 12mg pada minggu ke 4.
Antara kelompok OKT (Kadar kolesterol mencit yang diberi diet kolesterol
40
tinggi) dengan kelompok OK (Kadar kolesterol mencit yang hanya diberi diet
(Kadar kolesterol mencit yang diberi diet kolesterol tinggi) dengan kelompok OP1
(Kadar kolesterol mencit yang diberi bawang putih 6 mg) dan OP2 (Kadar
kolesterol mencit yang diberi bawang putih 12 mg) terdapat perubahan yang
bermakna.
Setelah dilakukan uji One Way Anova, pemberian bawang putih dapat
menurunkan kadar kolesterol secara signifikan. Hal ini disebabkan karena diantara
beberapa komponen bioaktif yang terdapat pada bawang putih, senyawa sulfida
adalah diallil-sulfida atau dalam bentuk teroksidasi disebut dengan allicin, yang
mempunyai fungsi yang sangat luas, termasuk menurut Nur Asda dkk mengatakan
bahwa kandungan allicin yang terdapat pada bawang putih dapat menurunkan
berlangsung, setelah diberi perlakuan (bawang putih) mencit terlihat lebih lemas
Penelitian ini menunjukkan hasil signifikan yang sesuai dengan hipotesis awal
yaitu bawang putih dapat menurunkan kadar kolesterol darah mencit. Lain
dengan kelompok kontrol yang tidak diberi bawang putih, tapi hanya diberi diet
standar saja ditambah dengan diet kolesterol yang dosisnya lebih rendah, tidak
terjadi penurunan kolesterol dengan sendirinya tanpa diberi bawang putih. Hal
41
ini disebabkan juga karena tetap diberikannya diet kolesterol rendah (VCO) pada
Disamping penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan, jika dilihat dari
adanya dosis yang bertingkat yaitu 6mg dan 12mg, dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan yang berarti dari efek yang ditimbulkan terhadap kadar
yang berbeda jauh dengan pemberian bawang putih dengan dosis 6mg,
begitupun sebaliknya.
Pada penelitian yang dilakukan penelitian lain ekstrak bawang putih yang
dilakukan adalah pembuatan ekstrak sederhana yang memungkinkan zat- zat aktif
mungkin.
42
BAB VII
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
7.2 Saran
waktu pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum) yang lebih lama
kolesterol
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA