Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan dan penggunaan akan teknologi informasi yang diaplikasikan dengan Internet dalam
segala bidang seperti e-banking, e-commerce, e-government,e-education dan banyak lagi telah
menjadi sesuatu yang lumrah. Bahkan apabila masyarakat terutama yang hidup di kota besar
tidak tersentuhan dengan persoalan teknologi informasi dapat dipandang terbelakang atau
”GAPTEK”. Internet telah menciptakan dunia baru yang dinamakan cyberspace yaitu sebuah
dunia komunikasi berbasis computer yang menawarkan realitas yang baru berbentuk virtual
(tidak langsung dan tidak nyata).
Perkembangan Internet yang semakin hari semakin meningkat baik teknologi dan
penggunaannya, membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Tentunya untuk yang
bersifat positif kita semua harus mensyukurinya karena banyak manfaat dan kemudahan yang
didapat dari teknologi ini, misalnya kita dapat melakukan transaksi perbankan kapan saja dengan
e-banking, e-commerce juga membuat kita mudah melakukan pembelian maupun penjualan
suatu barang tanpa mengenal tempat.
Mencari referensi atau informasi mengenai ilmu pengetahuan juga bukan hal yang sulit dengan
adanya e-library dan banyak lagi kemudahan yang didapatkan dengan perkembangan Internet.
Tentunya, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi Internet membawa dampak negatif yang tidak
kalah banyak dengan manfaat yang ada. Internet membuat kejahatan yang semula bersifat
konvensional seperti pengancaman, pencurian dan penipuan kini dapat dilakukan dengan
menggunakan media komputer secara online dengan risiko tertangkap yang sangat kecil oleh
individu maupun kelompok dengan akibat kerugian yang lebih besar baik untuk masyarakat
maupun Negara disamping menimbulkan kejahatan-kejahatan baru. Banyaknya dampak negatif
yang timbul dan berkembang, membuat suatu paradigma bahwa tidak ada computer yang aman
kecuali dipendam dalam tanah sedalam 100 meter dan tidak memiliki hubungan apapun juga.
Dalam dunia maya (internet), masalah keamanan adalah satu hal yang sangat diperlukan. Karena
tanpa keamanan bisa saja data-data dan sistem yang ada di internet bisa dicuri oleh orang lain.
Seringkali sebuah sistem jaringan berbasis internet memiliki kelemahan atau sering disebut juga
lubang keamanan (hole). Nah, kalau lubang tersebut tidak ditutup, pencuri bisa masuk dari
lubang itu. Pencurian data dan sistem dari internet saat ini sudah sering terjadi. Kasus ini masuk
dalam kasus kejahatan komputer. Istilah dalam bahasa Inggrisnya : Cybercrime.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Agar pembaca terkhusus buat penulis mengetahui lebih jauh tentang kejahatan computer yang di
sebut cybercrime dan cyberlaw lebih detile tentang hacker dan cracker, pengetahuan yang
tercatat dalam kebijakan hukum. Atau Untuk meluruskan salah kaprah tentang pengertian hacker
yang benar dan janganlah menjadi cracker yang berbahaya dan tidak ada gunanya. Di masyarakat
umum, istilah hacker ini banyak tersalahgunakan atau rancu dengan istilah Cracker. Dimana
sering para pecinta teknologi yang merasa dirugikan langsung mengasumsikan bahwa si hacker
inilah biang keroknya.
1.2.2. Tujuan

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah diantaranya :


· Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Tekhnologi Informasi komunikasi
Mengetahui perbedaan anatara Hacker dan Cracker
· Bagaimana pengaruhnya yang akan timbul dan bagaimana cara kita menyingkapinya

1.3 Pokok – Pokok Masalah

Cybercrime adalah kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan
menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber. Banyak diantaramya adalah pegawai
sebuah perusahaan yang loyal dan dipercaya oleh perusahaan-nya, dan dia tidak perlu melakukan
kejahatan computer. Mereka adalah orang-orang yang tergoda pada lubang-lubang yang terdapat
pada sistem computer. Sehingga kesempatan merupakan penyebab utama orang-orang tersebut
menjadi ‘penjahat cyber’. Kategori Cybercrime adalah : Cyberpiracy, Cybertrespass,
Cybervandalism.

1.4 Ruang Lingkup

Kejahatan di internet ini populer dengan nama cybercrime. Adanya cybercrime akan menjadi
dampak buruk bagi kemajuan dan perkembangan negara kita serta di dunia pada umumumnya.
Saat ini, internet telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari sebagai salah satu wahana
komunikasi, maka dari itu makalah ini menjelaskn tentang hacker dan cracker, dari sudut
pengertian, perbedaan, dampak dan pencegahannya.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui lebih gampang dan ringkas permasalahan dalam penulisan makalah ini, kami
menggunakan sistematika penulisan ini yang menyangkup keseluruhan isi dari makalah tersebut.

BAB 1
PENDAHULUAN

Pada bab ini menerangkan secara keseluruhan latar belakang masalah, maksud dan tujuan
makalah ini tersusun, ruang lingkup yang membatasi permasalahaan, serta sistematika penulisan
secara keseluruhan.

BAB II
LANDASAN TEORI

Pada bab ini menerangkan landasan teori yang mencakup, pengertian etika, cybercrame dan
cyberlaw, pengertian dan perbedaan hacker dan Cracker.

BAB III
PEMBAHASAAN
Pada bab ini menerangkan pembahasan lebih detail tentang hakcer dan cracker yang ada d
Indonesia beserta hukum yang ada di Indonesia.

BAB IV
PENUTUP

Pada bab ini menerangkan pembahasan kesimpulan dan saran yang mencakup keseluruhan isi
yang terpenting di dalam makalah ini.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Etika

Kode Etik adalah norma atau azas yang di terima suatu kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku sehari-hari di masyarakat atau pun di tempat kerja, sedangkan etika computer
diartikan sebagai ilmu bidang yang tidak terkait secara khusus dengan teori ahli filsafat manapun
dan kompatibel dengan pendekatan metodologis yang luas pada pemecahan masalah etis.

2.2. Pengertian Cybercrime

Cybercrime adalah tindak kriminal yang di lakukan dengan menggunakan teknologi computer
sebagai alat kejahatan utama, cybercrime merupakan kejahatan yang memfaatkan perkembangan
teknologi computer khusunya internet.

2.2.1 Kategori Cybercrime adalah :

- Cyberpiracy adalah Penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang software atau
informasi dan mendistribusikan informasi atau software tersebut melalui jaringan computer.
- Cybertrespass adalah Penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses pada Sistem
komputer sebuah organisasi atau individu dan Website yang di-protect dengan password.
- Cybervandalism adalah Penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang
Mengganggu proses transmisi informasi elektronik dan Menghancurkan data di computer.

2.2.2 Jenis-jenis cybercrime

- Unauthorized Access to Computer System and Service Merupakan Kejahatan yang dilakukan
dengan memasuki / menyusup ke dalam suatu system jaringan komputer secara tidak sah, tanpa
izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya.
Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud sabotase ataupun pencurian
informasi penting dan rahasia.
- Illegal Contents Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet
tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau
mengganggu ketertiban umum.
- Cyber Sabotage and Extortion Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan
atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau system jaringan komputer yang
terhubung dengan internet.

2.3. Pengertian Cyberlaw

Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cybercrime (dunia maya), yang umumnya
diasosiasikan dengan Internet. Cyber law dibutuhkan karena dasar atau fondasi dari hukum di
banyak negara adalah “ruang dan waktu”. Sementara itu, Internet dan jaringan komputer
mendobrak batas ruang dan waktu ini.

2.3.1 Berikut fungsi dari adanya urgensi pengaturan cyberlaw di Indonesia:

•Untuk Kepastian Hukum


•Untuk mengantisipasi implikasi-implikasi yang timbul akibat pemanfaatan TI.
•Adanya variable global, yaitu persaingan bebas dan pasar terbuka.

2.4 Pengertian Hacker dan Cracker

Hacker adalah sebutan untuk orang atau sekelompok orang yang memberikan sumbangan
bermanfaat untuk dunia jaringan dan sistem operasi, membuat program bantuan untuk dunia
jaringan dan komputer.Hacker juga bisa di kategorikan perkerjaan yang dilakukan untuk mencari
kelemahan suatu system dan memberikan ide atau pendapat yang bisa memperbaiki kelemahan
system yang di temukannya. Craker adalah sebutan untuk mereka yang masuk ke sistem orang
lain dan cracker lebih bersifat destruktif, biasanya di jaringan komputer, mem-bypass password
atau lisensi program komputer, secara sengaja melawan keamanan komputer, men-deface
(merubah halaman muka web) milik orang lain bahkan hingga men-delete data orang lain,
mencuri data dan umumnya melakukan cracking untuk keuntungan sendiri, maksud jahat, atau
karena sebab lainnya karena ada tantangan. Beberapa proses pembobolan dilakukan untuk
menunjukan kelemahan keamanan sistem.

2.5 Perbedaan Hacker dan Cracker

2.5.1 Hacker

Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Sebagai contoh : jika
seorang hacker mencoba menguji situs Yahoo! dipastikan isi situs tersebut tak akan berantakan
dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi
sempurna. Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang berguna
bagi siapa saja. Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius
atas nama ilmu pengetahuan dan kebaikan.

2.5.2 Cracker

Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat destruktif atau
merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagian contoh : Virus, Pencurian Kartu Kredit,
Pembobolan Rekening Bank, Pencurian Password E-mail/Web Server. Kasus yang paling sering
ialah Carding yaitu Pencurian Kartu Kredit, kemudian pembobolan situs dan mengubah segala
isinya menjadi berantakan. Sebagai contoh : Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti ini
sehingga tidak bisa diakses dalam waktu yang lama, kasus click BCA.com yang paling hangat
dibicarakan tahun 2001 lalu. Sudah jelas yang sebenarnya orang jahat itu adalah cracker bukan
hacker seperti kebanyakan pendapat orang. Di sisi ini menarik untuk di simak, satu sisi, kita
butuh teknologi canggih yang kerap bermunculan dalam hitungan detik, sisi lain ada ke
khawatiran takut terjebak pada pola "nyeleneh" yang berakibat fatal. Namun demikian, sebagai
satu sikap, kita berpijak pada satu kesepakatan, bahwa mempelajari bahasa-bahasa yang
ditawarkan oleh Eric Steven Raymon diatas, adalah hal yang baik. Karena dengan
mempelajarinya, kita minimal mendapat solusi untuk membuat program yang berguna bagi
orang lain. Dan jika ini dilakukan maka percayalah, anda adalah seorang hacker.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Umum

Di masyarakat umum, istilah hacker ini banyak tersalah gunakan atau rancu dengan istilah
Cracker. Khususnya ketika pembahasan mengarah kepada kejahatan. Dimana istilah untuk
penjahat yang mereka maksud sebenarnya adalah Cracker. Hacker dianggap sebagai orang yang
paling bertanggung jawab dalam kejahatan komputer tersebut. Padahal kalau kita melihat apa
sebenarnya istilah dan apa saja yang dilakukan oleh hacker maka anggapan tersebut tidak selalu
benar. Ada beberapa tipe para penggila teknologi computer seperti berikut ini adalah yaitu :
(Hacker, Cracker, Defacer, Carder, Frauder, Spammer). Para aktifis ini sering mengadakan
Ajang Pertemuan Hacker terbesar di dunia yaitu Def Con. Acara Def Con tersebut lebih kepada
ajang pertukaran informasi dan tekhnologi yang berkaitan dengan aktivitas hacking yang
menjadi luas di berbagai Negara bersatu padu dalam komunitas yang di sebut dengan
ANONYMOUS
3.2 Sejarah

Hacker dan Cracker Hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi
mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts
Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis
perkembangan teknologi komputer dan mereka beroperasi dengan sejumlah komputer
mainframe.
Kata hacker pertama kali muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang
memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih
baik dari yang telah dirancang bersama. Kemudian pada tahun 1983, analogi hacker semakin
berkembang untuk menyebut seseorang yang memiliki obsesi untuk memahami dan menguasai
sistem komputer. Pasalnya, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap
kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee AS. 414 merupakan kode
area lokal mereka.
Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah
komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik
Laboratorium Nasional Los Alamos.
Salah seorang dari antara pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya,
sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan. Para hacker mengadakan
pertemuan setiap setahun sekali yaitu diadakan setiap pertengahan bulan Juli di Las Vegas.
Ajang pertemuan hacker terbesar di dunia tersebut dinamakan Def Con. Acara Def Con tersebut
lebih kepada ajang pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktivitas hacking.

3.3 Tujuan dari seorang Hacker dan Cracker

Untuk menyempurnakan sebuah sistem sedangkan seorang cracker lebih bersifat destruktif.
Umumnya cracker melakukan cracking untuk menggunakan sumber daya di sebuah sistem untuk
kepentingan sendiri.

3.4 Cara seorang Cracker Merusak sebuah sistem

Ada berbagai cara seorang Cracker merusak sebuah sistem yaitu : IP Spoofing (Pemalsuan
alamat IP), FTP Attack dll. Agar cracker terlindungi pada saat melakukan serangan, teknik
cloacking (penyamaran) dilakukan dengan cara melompat dari mesin yang sebelumnya telah di
compromised (ditaklukan) melalui program telnet atau rsh. Pada mesin perantara yang
menggunakan Windows serangan dapat dilakukan dengan melompat dari program Wingate.
Selain itu, melompat dapat dilakukan melalui perangkat proxy yang konfigurasinya kurang baik.
Pada umumnya, cara-cara tersebut bertujuan untuk membuat server dalam sebuah sistem menjadi
sangat sibuk dan bekerja di atas batas kemampuannya sehingga sistem akan menjadi lemah dan
mudah dicrack.

3.5 Ciri-ciri dan Penyebab Hacker dan Cracker

3.5.1 Ciri-cirinya:

- Bisa membuat program C, C++ atau pearl


- Mengetahui tentang TCP/IP
- Menggunakan internet lebih dari 50 jam perbulan
- Mengetahaui sitem operasi UNIX atau VMS
- Mengoleksi sofware atau hardware lama
- Lebih sering menjalankan aksinya pada malam hari kare tidak mudah diketahui orang lain

3.5.2 Penyebab Hacker dan Cracker melakukan penyerangan antara lain :

- Kecewa atau balas dendam


- Petualangan
- Mencari keuntungan

3.6 Penanggulangan
Beberapa Langkah penting didalam penanggulangan cybercrime :
- Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan
dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut.
- Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional.
- Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya
pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime.
- Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya
mencegah kejahatan tersebut terjadi.
- Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam
upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance
treaties.

3.7 Bentuk penanggulangan Contoh bentuk dari penanggulangan itu sendiri adalah :

- IDCERT(Indonesia Computer Emergency Response Team) Salah satu cara untuk


mempermudah penanganan masalah keamanan adalah dengan membuat sebuah unit untuk
melaporkan kasus keamanan. Masalah keamanan ini di luar negeri mulai dikenali dengan
munculnya “sendmail worm” (sekitar tahun 1988) yang menghentikan sistem email Internet kala
itu. Kemudian dibentuk sebuah Computer Emergency Response Team (CERT) Semenjak itu di
negara lain mulai juga dibentuk CERT untuk menjadi point of contact bagi orang untuk
melaporkan masalah kemanan. IDCERT merupakan CERT Indonesia.
- Sertifikasi perangkat security. Perangkat yang digunakan untuk menanggulangi keamanan
semestinya memiliki peringkat kualitas. Perangkat yang digunakan untuk keperluan pribadi
tentunya berbeda dengan perangkat yang digunakan untuk keperluan militer. Namun sampai saat
ini belum ada institusi yang menangani masalah evaluasi perangkat keamanan di Indonesia. Di
Korea hal ini ditangani oleh Korea Information Security Agency.

3.8 Contoh Kasus

Wildan berusia 21 tahun asal Desa Balung Kulon, Kecamatan Balung, Jember. Dia ditangkap
Tim Cyber Crime Mabes Polri karena memermak situs www.presidensby.info dengan
meninggalkan jejak dengan menulis 'Jember Hacker Team'.
Anehnya dia hanya lulusan SMK jurusan Teknologi Pembangunan sama sekali jauh dari bidang
yang dia lakukan terhadap situs tersebut. Dia terancam Undang-undang no 11 Tahun 2008
tentang ITE dan UU no 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi.

3.9 Bentuk Hukum

Saat ini di Indonesia belum memiliki UU khusus/Cyber Law yang mengatur mengenai
Cybercrime, walaupun UU tersebut sudah ada sejak tahun 2000 namun belum disahkan oleh
Pemerintah Dalam Upaya Menangani kasus-kasus yg terjadi khususnya yang ada kaitannya
dengan cyber crime, para Penyidik ( khususnya Polri ) melakukan analogi atau perumpamaan
dan persamaan terhadap pasal-pasal yg ada dalam KUHP Pasal yang dapat dikenakan dalam
KUHP pada Cybercrime salah satunya:

Undang-Undang No.36 Thn 1999 tentang Telekomunikasi, ( penyalahgunaan Internet yang


menggangu ketertiban umum atau pribadi).

Serta adanya Undang-undang ITE berikut pasal-pasal yang menyangkut tentang Hacker:
- Pasal 30 UU ITE : Tentang Akses Ilegal
- Pasal 34 UU ITE : Tentang Penyalahgunaan terhadap alat elektronik.

BAB 1V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dunia maya tidak berbeda jauh dengan dunia nyata. Mudah-mudahan para penikmat teknologi
dapat mengubah mindsetnya bahwa hacker itu tidak selalu jahat. Menjadi hacker adalah sebuah
kebaikan tetapi menjadi seorang cracker adalah sebuah kejahatan. Segalanya tergantung individu
masing-masing. Para hacker menggunakan keahliannya dalam hal komputer untuk melihat,
menemukan dan memperbaiki kelemahan sistem keamanan dalam sebuah sistem komputer
ataupun dalam sebuah software. Oleh karena itu, berkat para hacker-lah Internet ada dan dapat
kita nikmati seperti sekarang ini, bahkan terus di perbaiki untuk menjadi sistem yang lebih baik
lagi. Maka hacker dapat disebut sebagai pahlawan jaringan sedang cracker dapat disebut sebagai
penjahat jaringan karena melakukan melakukan penyusupan dengan maksud menguntungkan
dirinya secara personallity dengan maksud merugikan orang lain. Hacker sering disebut hacker
putih (yang merupakan hacker sejati yang sifatnya membangun) dan hacker hitam (cracker yang
sifatnya membongkar dan merusak) Motiv dari kejahatan diinternet antara lain adalah (Coba-
coba dan rasa ingin tahu, Faktor ekonomi ,ajang unjuk diri, bahkan sakit hati).

4.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jadi kritik dan saran dari para pembaca sangat kami
harapkan, supaya bisa menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

- Y3dips.2007. Hacker? : it,s not about black or white. Jakarta : Jasakom.


- S’to. 2004. Seni Teknik Hacking Jilid I. Jakarta : Jasakom.
o Glose,M.M, Drs. Petrus Reinhard. PERKEMBANGAN CYBERCRIME DAN UPAYA
PENANGANANNYA DI INDONESIA OLEH POLRI.
- http://www.bi.go.id/NR/04Perkembangan_Cybercrime.pdf. Fajri, Anthony. Cyber Crime.
- http://fajri.freebsd.or.id/publication/cybercrime.ppt Suryadi, Aris. Hacker Jahat atau Baik Sih?.
- http://arizane.wordpress.com/2008/02/12/hacker-jahat-atau-baik-sih.
- http://blogkucybercrime.blogspot.com - http://news.detik.com - http://tempo.co
- http://news.detik.com
- http://tempo.co

Anda mungkin juga menyukai