Anda di halaman 1dari 20

RESUMAN RISALAH MANAJEMEN DAKWAH KAMPUS

Nama dan Wajihah : Faisal Rahman / Serambi Al Haytham


Judul Buku : RISALAH MANAJEMEN DAKWAH KAMPUS
Pengarang : 1. Albaz Rosada
2. Cecep Pratama
3. Dhimas Lazuardi Noer
4. Gamma Andika Perdana
5. Muhammad Luthfi Imam Nurhakim
6. Norma Hayati
7. Nuri Trianti
8. R. Aditya Satrya Wibawa
9. Ridwansyah Yusuf Achmad
10. Yuda Indrawan
11. Vidia Ikawati
Penerbit : Gamaiss Press
Tahun Terbit : Juli 2017
Jumlah Halaman : 374 (isi) + (prolog, epilog, daftar isi, dll)
BAB I

PENDAHULUAN

Dakwah kampus merupakan sebuah fase yang penting dalam dakwah secara
umum. Salah satu tujuannya adalah mensuplai alumni yang berafiliasi terhadap
Islam serta mengoptimalkan peran kampus dalam proses transformasi masyarakat
menuju masyarakat yang madani. Dengan peran ini, maka dakwah kampus
merupakan sebuah dakwah yang harus dilakukan. Untuk seorang Aktivis Dakwah
Kampus (ADK), dakwah di kampus juga bisa dijadikan sebagai tempat latihan
beramal, mempersiapkan diri untuk memasuki medan dakwah yang lebih berat,
yakni dakwah di masyarakat kelak.

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) pada suatu kampus menjadi sebuah


kebutuhan. Dia berfungsi sebagai garda terdepan dalam syi’ar Islam di Kampus.
Dia mempunyai fungsi utama dalam hal dakwiy (syi’ar dan kaderisasi) dan
khidamy (pelayanan). Dua fungsi utama ini menjadi target awal bagi sebuah LDK
dalam menjalankan amanahnya. Seiring waktu berjalan, ternyata LDK dirasa perlu
melakukan sebuah ekspansi terhadap agenda dakwahnya ke arah siyasi (sosial dan
politik), faniy (keprofesian) dan ilmiy (keilmuan). Adanya ekspansi dakwah ini
bertujuan agar dakwah yang dilakukan bisa merangkul semua masyarakat dan
melingkupi semua aspek kehidupan.

Tentunya dalam menjalankan segala hal di dalam hidup ini –termasuk


dalam menjalankan amanah dakwah– dibutuhkan sebuah pedoman. Dalam dakwah,
pedoman sangat diperlukan agar dakwah yang kita lakukan memiliki koridor dan
tujuan yang jelas. Selain pedoman, diperlukan juga basis pemahaman yang kuat
tentang dakwahnya sendiri. Pemahaman inilah yang nantinya melandasi aktivitas
kita dalam berkarya (amal dakwah).
BAB II

ISI

I. PENGERTIAN, VISI MISI, DAN SASARAN DAKWAH


A. Dakwah Secara Umum
1. Makna Dakwah
Dakwah secara etimologis (bahasa) berarti jeritan, seruan, atau permohonan.
Sedangkan secara syara’ (istilah), dakwah berarti mengajak manusia kepada
Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, sehingga mereka meninggalkan
thagut (berhala) dan beriman kepada Allah agar mereka keluar dari kegelapan
jahiliyah menuju cahaya Islam.
2. Metode dan Karakteristik Dakwah
Pelaksanaan dakwah harus didasarkan pada metode-metode yang telah
ditentukan oleh Allah, yaitu yang sesuai Al-Qur’an dan Sunnah sehingga
dakwah tersebut tetap syar’i dan sesuai dengan kemurnian dakwah. Adapun
metode yang dimaksud telah ditegaskan dalam surat An-Nahl ayat 125, yakni
dengan hikmah, berdebat dengan cara yang baik, pengajaran yang baik
(mau’izhah hasanah) serta dengan kekuatan argumen, tidak dengan paksaan
dan kekerasan.
Sedangkan karakteristik dakwah adalah sebagai berikut
a. Rabbaniyyah, artinya segala sesuatunya bersumber dari Allah.
b. Islam sebelum jamaah, artinya Islam dijadikan esensi utama dalam
berdakwah, sedangkan jamaah merupakan cara untuk merapikan gerak
dakwah.
c. Syumuliyah, dakwah harus bersifat sempurna (menyeluruh dan utuh
d. Modern, dakwah bersifat modern yaitu mengikuti perkembangan zaman.
e. ‘Alamiyah, bersifat mengglobal dan mendunia.
f. ‘Ilmiyah, berdasarkan pada ilmu dan pendekatan ilmiah.
g. Bashiirah islaamiyah, memberikan pandangan yang Islami.
h. Menciptakan mana’ah, daya tahan (imunitas) dari segala bentuk
kemaksiatan.
3. Tahapan Dakwah

Tahapan-tahapan dakwah adalah sebagai berikut.

a. Tahap perkenalan dan penyampaian, bertujuan untuk memberikan ilmu


tentang Islam dan mengubah pandangan jahiliyah menjadi pandangan
Islami.
b. Tahap pembinaan. Dakwah mulai memberikan perhatian lebih kepada
objeknya dengan tujuan penanaman sebuah pola pikir (fikroh) yang Islami.
c. Tahap pengorganisasian. Yakni tahap penataan barisan pendukung
dakwah agar individu-individu yang beramal tersebut bisa terkoordinasi
dengan baik.
d. Tahap pelaksanaan. Tahapan dimana objek dakwah terdahulu
bertransformasi menjadi subjek dakwah.

B. DAKWAH KAMPUS
1. Definisi dan Ruang Lingkup
Dakwah kampus adalah implementasi dakwah ilallah dalam lingkup
perguruan tinggi yang dimaksudkan untuk menyeru civitas akademika ke
jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai sarana formal/informal yang ada
di dalam kampus. Dakwah kampus bergerak di lingkungan masyarakat ilmiah
yang mengedepankan intelektualitas dan profesionalitas
2. Latar Belakang Adanya Dakwah Kampus
Rasulullah SAW selalu memberikan perhatian yang cukup besar terhadap
para pemuda karena dukungan para pemuda menjadi prasyarat tegaknya suatu
pemikiran atau pergerakan. Masalah regenerasi, pewarisan nilai dan
pengalaman merupakan suatu hal yang wajib diperhatikan demi
keberlangsungan dakwah. Kampus merupakan medan kompetisi antar
pergerakan yang lebih terbuka
3. Keistimewaan Mahasiswa
a. Quwwatus-syabaab (kekuatan pemuda)
b. ‘Atho bilaa tahazzub (memberi tanpa berpihak)
c. Qaumun ‘amaliyyun (selalu bekerja)
d. Al mar’atu war-rijal (wanita dan pria)
e. Laa istibdaad (tanpa keditaktoran)
f. ‘Alamiyyah (internasional)
4. Keistimewaan Dakwah Kampus
a. Kampus adalah tempat berkumpulnya pemuda dalam waktu yang cukup
lama sehingga memungkinkan untuk saling berdiskusi dan bertukar
pengalaman.
b. Dakwah kampus merupakan tempat yang paling strategis untuk mencetak
kader dan meluluskan tokoh serta pemimpin masyarakat di segala bidang.
c. Kampus merupakan gudang ilmu dan rumah penelitian ilmiah.
5. Peran dan Fungsi Mahasiswa
Masyarakat terbentuk dari kumpulan manusia dan lingkungan yang
melingkupinya. Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang dinamis dan
berpengetahuan sehingga dapat menjadi kontributor yang berpengaruh
terhadap perubahan kondisi umat Islam. Mahasiswa dapat memiliki fungsi
sebagai da’i (Guardian of Value), Agent of Change, dan Iron Stock. Oleh
karena itu, jika mahasiswa mengambil peran dalam dakwah kampus,
diharapkan kampus akan memiliki da’i-da’i dengan tingkat intelektualitas
tinggi, menjadi perubah kondisi bangsa
6. Urgensi Dakwah Kampus
Sesungguhnya semua tempat di bumi Allah merupakan tempat yang baik
untuk berdakwah. Namun tidak dipungkiri bahwa civitas akademika menjadi
bagian yang paling menentukan dalam perubahan masyarakat. Civitas
akademika adalah komunitas yang memiliki kapasitas keilmuan,
intelektualitas dan profesionalitas lebih dibanding komunitas lainnya. Oleh
karena itu, dakwah di kampus menjadi bernilai penting, karena berdakwah di
kalangan civitas akademika berarti mengajak komunitas yang memiliki daya
gerak tinggi terhadap kondisi sosial, yang akan membantu pencapaian tujuan
dakwah secara umum, yakni: transformasi menuju masyarakat islami
7. Tujuan Dakwah Kampus
Tujuan dakwah kampus dijabarkan singkat sebagai berikut.
Membentuk dan menyuplai alumni yang berafiliasi kepada Islam serta
optimalisasi peran kampus dalam mentransformasi masyarakat menuju
masyarakat islami.
8. Ruang Lingkup Dakwah Kampus
Dakwah kampus meliputi segala aspek, tetapi harus tetap fokus agar energi
yang dikeluarkan efektif dan efisien. Ruang lingkup dakwah kampus, yakni:
a. Amal assasiyatu dakwah, dakwah kampus diharapkan dapat
menyampaikan risalah Islam dan menegakkan kalimat-kalimat Allah
secara jelas di kampus.
b. Amal khidamy, pelayanan kepada objek dakwah penting agar mereka bisa
menjalani aktivitas dengan baik sebagai akibat dari diterimanya dakwah
di semua kalangan dan Islam menjadi rahmatan lil’alamin.
c. Amal ilmiah fanniyah, salah satu solusi dalam mengembalikan kejayaan
Islam adalah dengan teknologi dan ilmu pengetahuan, sehingga peran
mahasiswa dalam hal ini sangatlah dominan.
d. Amal siyasi, mahasiswa menjadi jembatan pengubah kondisi bangsa jika
masyarakat dirugikan oleh pemerintah.
9. Sasaran Dakwah Kampus
Sasaran dakwah kampus harus dirumuskan agar tujuan umum dakwah dapat
tercapai dengan cara dan tahapan yang realistis. Adapun sasaran dakwah
kampus tersebut adalah sebagai berikut.
a. Membangun kesadaran dan pemahaman Islam.
b. Melatih menjadi calon pemimpin.
c. Membangun iklim kehidupan keilmuan dan kebebasan dakwah.
d. Membangun hubungan dan kerja sama dengan berbagai unsur.
e. Terbentuk bi’ah (lingkungan) kondusif.
f. Terbentuknya opini ketinggian Islam.
g. Terbentuknya kesinambungan barisan dakwah.
h. Terbentuknya hubungan timbal balik antara rekrutmen dan pengkaderan.
10. Strategi Dakwah Kampus
Objek dakwah kampus ialah mahasiswa, dosen, dan karyawan serta
masyarakat sekitar. Dengan demikian, lingkup kegiatan dari dakwah
kampus ialah meliputi: amal pelayanan, ilmiah keprofesian, dan syi’ar
Islam. Strategi yang menjadi fungsi utama dakwah kampus adalah sebagai
berikut.
a. Melayani dan melindungi kebutuhan dan kepentingan umat.
b. Menyebarkan fikroh dan informasi (nasyrudda’wah).
c. Membangun opini yang terkait dengan kepentingan dakwah.
d. Mengembangkan kemampuan SDM dakwah (tanmiyatul kafaah).
e. Mencetak figur-figur massa untuk kepentingan sosialisasi pesan dan
nilai-nilai Islam ke masyarakat luas (binaa syakhsiyah barizah).
f. Menghimpun tokoh dan pakar yang siap memberikan kontribusi.
g. Menjadi rujukan dalam bidang kompetensi institusionalnya.
h. Membangun jaringan kerjasama (networking) dengan lembaga lain.
i. Menjadi komponen penekan yang efektif bagi para pengambil kebijakan
pemerintahan.
11. Prospek Dakwah Kampus Masa Depan
Dakwah di kampus mampu memberikan prospek yang cukup baik bagi:
a. terbentuknya kader pejuang Islam dengan ciri dan kualifikasi tertentu.
b. terbentuknya kampus sebagai sentra alternatif baru bagi pembinaan umat
disamping pesantren, masjid dan majelis taklim, dengan tampilan ide
yang fundamental, ilmiah, modern melalui kegiatan-kegiatan yang
dikemas secara menarik.
c. terbentuknya sentra perubahan dan penentu kecenderungan umat di masa
depan menuju kepada kehidupan yang lebih islami.
C. VISI MISI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS
1. Posisi Strategis Penentuan Visi dan Misi LDK
Sebagai sebuah organisasi, sewajarnya jika dalam kegiatan dakwah di
kampus, LDK terlebih dahulu menetapkan visi dan misi sebagai arahan
organisasi. Dakwah melalui LDK tidak hanya sekadar membutuhkan
pengelolaan/manajemen (idaroh), tetapi juga membutuhkan kepemimpinan
(pemimpin). Tugas pemimpin adalah untuk memandang sesuatu secara global
tanpa mencampuradukkan dengan detil-detilnya dan mendorong kepada hal-
hal yang belum terwujud dalam kenyataan. Untuk itu, hal pertama yang harus
dilakukan oleh pemimpin ialah melakukan perencanaan strategis. Dalam
melakukan perencanaan strategis ini terdapat beberapa fase yang harus dilalui
yang berhubungan erat satu dengan yang lain:
a. Fase inisiatif dan kesepakatan. Pada fase ini yang dilakukan ialah
menentukan pihak pengambil keputusan, menentukan pihak yang terlibat
dalam proses perencanaan strategis, dan menentukan langkah-langkah
yang ditempuh dalam perencanaan strategis.
b. Fase penetapan misi lembaga dan prinsip nilainya. Misilah yang akan
menjelaskan maksud dan tujuan (visi) lembaga, menghindarkan lembaga
dari perselisihan yang tidak perlu, membantu para anggota lembaga untuk
berpikir positif, sebagai daya tarik bagi orang lain.
c. Menilai/mengukur lingkungan eksternal dan internal lembaga.
d. Menentukan masalah-masalah sentral dan strategis.
e. Membuat strategi untuk menangani masalah-masalah sentral tersebut
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dari masing-masing kampus dan
kesiapan dari aktivis LDK.
f. Meletakkan pandangan yang tajam terhadap masa depan lembaga.
2. Realisasi dalam Membuat Visi dan Misi LDK
a. Merumuskan Visi dan Misi LDK
Visi ialah kejelasan pandangan, bukan dalam konteks visual, namun dalam
konteks mempersepsi dan memahami sesuatu berdasarkan prinsip-prinsip
kebenaran yang diyakini. Suatu lembaga harus memiliki visi yang jauh ke
depan, luas, dan menyeluruh, serta tidak kaku terhadap sudut pandang
yang lain. Sedangkan misi ialah arah yang ingin dicapai oleh suatu
lembaga, yaitu pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi
bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang dengan
menyiratkan bentuk pelayanan yang akan ditawarkan dalam pencapaian
visi.
b. Langkah-langkah Membuat Misi
Langkah riil yang harus dilakukan adalah membuat misi yaitu menjawab
enam unsur misi dan menggabungkan jawaban pertanyaan mengenai misi
menjadi satu kalimat atau beberapa kalimat.
D. SASARAN : IDENTIFIKASI OBJEK DAN MEDAN DAKWAH KAMPUS
Objek dakwah di kampus dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu intra kampus
dan ekstra kampus. Intra kampus adalah objek dakwah yang ada di dalam
kampus, yaitu mahasiswa, dosen, dan karyawan. Sedangkan objek dakwah
ekstra kampus adalah elemen lain yang berada di luar lingkaran kampus, namun
memiliki hubungan yang erat dengan keberadaan kampus itu sendiri yang berupa
lingkungan masyarakat, dan negara.
II. LEVELISASI DAN PRIORITAS
A. Mengenal Prioritas Memperluas Medan Amal
Keberadaan LDK dalam konteks dakwah kampus, memegang peranan yang
sangat penting. Sudah menjadi kenyataan di lapangan bahwa kondisi LDK
berbeda pada setiap kampus. Ada yang sudah memiliki LDK yang relatif mapan
dan memiliki lingkaran pengaruh yang cukup luas. Ada pula yang baru
mendirikan dan masih butuh banyak penyesuaian. Sebagai langkah awal, perlu
dibuat sebuah pendataan terhadap LDK-LDK untuk melihat kondisi masing-
masing. Dari data yang dihasilkan, dibuat parameter-parameter untuk
mengklasifikasikan LDK menurut tingkatan-tingkatan tertentu sesuai kondisi
yang umum ditemui.
B. Levelisasi LDK
Langkah yang dilakukan untuk melakukan levelisasi LDK adalah kita
mengumpulkan data-data empiris mengenai kondisi aktivitas dakwah di kampus.
Selanjutnya, upaya analisis kondisi dengan parameter ”capaian” harus kita
lakukan agar kita mengetahui benar positioning LDK berada pada level apa.
Setelah itu, tahapan LDK disesuaikan dengan titik tekan level LDK yang pada
akhirnya melaksanakan rekomendasi berupa analisis kebutuhan dalam
pergerakan LDK pra-mula, mula, madya atau mandiri. Parameter-parameter
levelisasi LDK diklasifikasikan ke dalam aspek sumber daya manusia, fokus dan
lingkup agenda, perangkat organisasi, kesekretariatan, da’awi (syi’ar dan
kaderisasi), eksternal lembaga, keuangan dan pendanaan.
C. Titik Tekan Amal Tiap Level LDK
Titik tekan amal tiap level LDK akan direkomendasikan dalam basis operasional
LDK. Berdasarkan parameter-parameter tiap level di atas, dirumuskan analisis
kebutuhan LDK sesuai klasifikasinya. Dengan analisis kebutuhan tersebut,
setiap LDK disarankan untuk memprioritaskan hal-hal yang perlu dibenahi
terlebih dahulu sehingga proses perbaikan secara manajerial dalam pengelolaan
LDK berjalan sesuai dengan kondisi internal dan kebutuhan dakwah kampus
LDK tersebut. Analisis kebutuhan LDK di masing-masing level secara umum
diturunkan dari parameter-parameter LDK tiap level di atas.
D. Siklus Tahunan Organisasi LDK
Siklus sebuah LDK dimulai dari suksesi pemilihan pengurus baru untuk masa
aktif berjalan. Yang terpenting dari proses suksesi ialah pembentukan tim
formatur LDK. Tim inilah yang selanjutnya akan bermusyawarah menentukan
kebijakan-kebijakan umum LDK masa tersebut. Kebijakan-kebijakan yang
dimaksud meliputi: penentuan target yang harus dicapai selama kepengurusan
berjalan, sasaran eksternal untuk aktivitas dakwah dan internal untuk organisasi
LDK, struktur kepengurusan yang akan berfungsi, dan visi-misi yang akan
menjadi jiwa bagi kepengurusan ke depan.
III. KADERISASI DAN MANAJEMEN SDM LDK
A. Membina Masyarakat Kampus
1. Membangun basis kader
Tahap ini adalah tahap pembinaan para pemimpin, para kader yang ke
depannya akan menjadi penggerak dakwah. Membina kader tidak cukup
dengan hanya ta’lim, tabligh, training, dan seminar. Membina kader haruslah
melalui medan amal yang nyata, menghadapkannya pada realitas.
Pembinaannya bersifat intensif.
2. Membangun basis massa
Setelah terbentuk kader-kader yang siap menanggung beban dakwah, tibalah
saatnya para kader itu terjun ke masyarakat kampus, berinteraksi dengan
mereka untuk mengenalkan Islam. Membina massa relatif lebih sederhana
daripada membina kader.
3. Membangun basis institusi
Pada tahap ini, dakwah kampus sudah melembaga menjadi Lembaga Dakwah
Kampus (LDK). Dengan melembaga, dakwah kampus memperoleh manfaat
seperti kekuatan legalitas dan formalitas, serta mempercepat penyampaian
syi’ar-syi’ar Islam.
4. Membangun kampus secara keseluruhan dengan konsep Islam
Inilah tahapan dimana yang menjadi target adalah terwarnainya seluruh
elemen kampus –baik itu mahasiswa, staf pengajar, karyawan, semua warga
kampus– dengan fikrah Islam. Pentahapan di atas tidaklah mutlak. Pada
kenyataannya, terdapat dakwah kampus yang sudah melembaga (membentuk
LDK) namun belum melakukan pembinaan kader secara baik, belum
memiliki basis massa yang konkret, dan sebagainya
B. Kaderisasi
Seperti disebutkan sebelumnya, kaderisasi merupakan kerja inti dimana di
dalamnya kita membina kader sehingga mereka dapat menjadi penggerak
dakwah. Proses kaderisasi bertujuan membentuk kader sehingga memiliki
standar kepribadian yang unggul baik dari segi kepahaman, ibadah, akhlak,
muamalah, wawasan, dan sebagainya secara integral. Karena itulah sebetulnya
yang pertama kali harus dilakukan adalah membuat model, yaitu model kader
seperti apa yang kita inginkan
IV. KADERISASI DAN MANAJEMEN SDM LDK
A. Perangkat Organisasi
1. Anggaran Dasar
AD(AD) harus selalu dijadikan rujukan dan bersifat mengikat kepada semua
anggota lembaga tersebut. Kerapihan AD mencerminkan kualitas organisasi.
Dalam AD LDK, tercakup semua hal mendasar yang berkaitan dengan
keorganisasian.
2. Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Rumah Tangga (ART) merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan
dari AD. ART memberikan penjelasan lebih mendetil tentang AD itu sendiri,
terutama hal-hal yang tidak disebutkan dalam Anggaran Dasar.
3. Garis–Garis Besar Haluan Dakwah (GBHD) LDK
Garis Besar Haluan Dakwah (GBHD) yang merupakan pedoman untuk
menjadi landasan gerak dakwah suatu LDK dalam mencapai tujuan. Garis
Besar Haluan Dakwah ini memberikan batasan arah dan gerak lembaga
sekaligus sebagai acuan menentukan suatu program kerja untuk periode
tertentu.
B. PENJABARAN SEKTOR-SEKTOR YANG DIKEMBANGKAN
1. Sektor Internal dan Kepengurusan
Sektor ini merupakan kerangka yang menyusun gerak sebuah lembaga
dakwah. Kepengurusan yang sehat akan berimplikasi langsung terhadap
suksesnya agenda-agenda dakwah. Sektor ini dapat dipartisi menjadi bebepa
bidang, antara lain: Kesekretariatan, administrasi, data dan informasi, dan
kekeluargaan.
2. Sektor Kaderisasi dan Manajemen Sumber Daya Anggota
Lembaga dakwah juga berfungsi sebagai lembaga pengkaderan. Aktivitas
yang dilakukan oleh lembaga dakwah memiliki orientasi terhadap kaderisasi.
Dengan paradigma kaderisasi ini diharapkan segala sesuatu yang dilakukan
di sebuah lembaga dakwah menunjang proses kaderisasi bagi para kader.
3. Sektor Syi’ar dan Pelayanan Kampus
Latar belakang sektor ini adalah untuk mewujudkan syi’ar yang optimal dan
tepat sasaran dan pelayanan pada umat yang membutuhkan.
4. Sektor Keuangan
Dakwah butuh jihad, dan jihad butuh dana. Saat ini tidak bisa dipungkiri
bahwa ketergantungan lembaga dakwah pada dana menjadi sangat erat.
Beberapa lembaga dakwah tidak optimal kinerja dakwahnya dikarenakan
pendanaan yang kurang.
5. Sektor Eksternal kampus dan Jaringan
Jaringan saat ini memegang peranan yang signifikan dalam agenda-agenda
dakwah. Kekuatan jaringan saat ini bisa memberikan ruang gerak yang lebih
luas kepada sebuah lembaga dakwah, dan tentunya dengan semakin banyak
jaringan yang dimiliki sebuah lembaga dakwah, berbagai kemudahan bisa
disemai olehnya.
6. Sektor Kemuslimahan
Sektor kemuslimahan memegang sebuah peranan untuk mengoordinir
seluruh agenda yang berhubungan dengan muslimah.
7. Sektor Akademik dan Profesi
Mahasiswa pada hakikatnya kuliah dengan tujuan mendapatkan ilmu. Akan
tetapi, mahasiswa sering melalaikan fungsi akademiknya di kampus. Peran
serta sektor akademik ini adalah menstimulus mahasiswa agar bisa optimal di
bangku kuliah.
C. STRUKTUR KEPENGURUSAN
1. Tipe Piramida
Pada tipe ini pola komunikasi dilakukan ke bawah dan terdiri atas satu lapis.
Organisasi yang terbentuk berdasarkan tingkatan pengawasan dari atas ke
bawah
2. Tipe Vertikal
Pola komunikasi dengan tipe vertikal dilakukan lebih dari satu lapis. Pada
dasarnya tipe ini menyerupai tipe yang pertama, dalam hal lalu lintas
kekuasaan tetap dijalankan dari atas ke bawah.
V. KADERISASI DAN MANAJEMEN SDM LDK
A. Elemen Kesekretariatan
Ada empat elemen pokok yang harus ada di dalam menjalankan sistem
kesekretariatan ini, yaitu: Sumber Daya Manusia/Pengurus, Sekretariat,
Peralatan dan Perlengkapan Kesekretariatan, Identitas Organisasi.
B. Fungsi Umum Kesekretariatan
1. Pengelolaan sistem administrasi organisasi.
2. Pengelolaan fisik sekretariat.
3. Sekretariat pun berfungsi sebagai pusat administrasi
VI. MANAJEMEN SYI’AR
A. Definisi, Tujuan dan Parameter Keberhasilan Syi’ar
Syi’ar dalam bahasa sederhana dapat diartikan mengajak, menyeru, atau
mempengaruhi pada sesuatu. Jadi, syi’ar Islam kampus bermakna mengajak,
menyeru, atau mempengaruhi orang lain kepada jalan Islam dalam ruang lingkup
kampus khususnya.
Adapun tujuan syi’ar adalah tegaknya kalimat Allah di lingkungan kampus,
terbentuk masyarakat kampus bercirikan intelektualitas dan profesionalitas
menuju kebangkitan Islam.
Syi’ar yang dilakukan baru dapat dikatakan benar-benar berhasil jika hasil akhir
yang diperoleh sesuai dengan target awal pelaksanaan seperti meningkatnya
jumlah partisipan pada kegiatan-kegiatan syi’ar yang diadakan oleh LDK,
tersampaikannya nilai-nilai islam dengan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan
objek, pendanaan kegiatan syi’ar yang sehat dan tidak defisit, terbentuknya citra
positif yang mengakar terhadap LDK di kampus, dan terdokumentasikan.
B. Media Syi’ar
Untuk menyuarakan syi’ar Islam kepada masyarakat kampus, mutlak
dibutuhkan media-media pendukung agar syi’ar yang ditebar dapat tersampaikan
kepada objek dakwah. Media yang dapat digunakan sangat beragam, dalam hal
ini media tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu syi’ar melalui
media non-even dan dengan media even.
C. Alur Syi’ar
Kegiatan syi’ar yang dilakukan oleh sebuah LDK merupakan kegiatan yang
membutuhkan pentahapan seperti layaknya kegiatan organisasi lainnya. Dengan
demikian, penting bagi kegiatan ini untuk mengikuti sebuah alur mulai dari tahap
perencanaan (planning), pengorganisasian rencana tersebut baik dari sisi SDM
pelaksananya, dana, maupun waktu (organizing), pengelolaan implementasinya
di lapangan (actuating), pengawasan (controlling), serta pengevaluasian seluruh
tahapan yang sudah dilakukan tersebut (evaluating).
D. Suplemen Syi’ar (Fungsi Kehumasan)
1. Publikasi Kegiatan Syi’ar, ialah penyiaran kegiatan syi’ar tersebut kepada
khalayak sesuai dengan sasaran objek dakwah yang telah ditetapkan
(misalnya apakah meliputi masyarakat kampus saja, masyarakat sekitar
kampus ikut dilibatkan juga, atau memang diperuntukkan bagi masyarakat
level lokal daerah bahkan nasional).
2. Pemilihan Materi Publikasi, hal ini penting karena lewat pemilihan ini, materi
publikasi kegiatan akan disusun sedemikian sehingga publik dapat
mengetahui kegiatan syi’ar yang akan diselenggarakan, deskripsinya, dan
pada akhirnya termotivasi untuk hadir, bahkan jika mungkin mengajak teman
yang lain untuk turut serta hadir.
VII. SISTEM DAN MEKANISME KEUANGAN
A. Anggaran
1. Penyusunan Anggaran, adalah proses pembuatan rencana anggaran keuangan
LDK untuk satu tahun kepengurusan. Anggaran keuangan yang dimaksud
adalah rencana pemasukan dan pengeluaran dana dari seluruh aktivitas LDK
yang bersangkutan.
2. Penetapan Anggaran, adalah proses penyepakatan rencana anggaran
keuangan yang telah dibuat. Kesepakatan atas rencana anggaran keuangan ini
dilakukan dalam Rapat Kerja yang diketahui oleh semua pengurus.
3. Penggunaan Anggaran, adalah aktivitas pengeluaran dana berdasarkan
Anggaran Belanja yang telah disepakati bersama pada Rapat Kerja.
4. Permintaan Anggaran, adalah permintaan bendahara departemen kepada
bendahara umum berupa peminjaman dengan besarnya pengembalian sesuai
kesepakatan keduanya. Permintaan ini adalah pengeluaran di luar anggaran
belanja yang telah ditetapkan.
B. Laporan Keuangan
1. Maksud Dan Tujuan
Laporan keuangan merupakan cara untuk mempertanggungjawabkan
penggunaan dana yang telah dikeluarkan oleh LDK. Laporan keuangan yang
terstandardisasi akan lebih mudah dipahami, lebih relevan dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan lebih baik.
2. Sumber Dan Pengelolaan Dana
Sumber dan pengelolaan dana yang dimaksud di sini mencakup sumber dan
penggunaan dana yang tidak termasuk dalam anggaran. Sumber dan
pengeluaran di luar anggaran harus pula dicatat dalam laporan keuangan
selengkap mungkin sehingga Laporan Keuangan LDK mencerminkan
seluruh kinerja keuangan yang terjadi dalam satu tahun kepengurusan.
VIII. FUND RAISING
A. Ide
Ide bagai ruh bagi seorang aktivis yang kaya akan pergerakan. Bagi biro dana
usaha atau departemen ekonomi dari suatu LDK, ide adalah hal yang vital yang
harus terus digali dan didapatkan tanpa mengikuti suatu acuan tertentu semisal
program kerja. Ide bisa saja merupakan mimpi. Coz, The biggest inspiration is
dream! Bermimpilah, bermimpilah yang besar, karena hal yang besar dimulai
dari ide yang besar.
B. Wewenang Pelaksanaan (Pihak Yang Berwenang)
1. Operasional LDK
Secara operasional LDK , biro dana usaha (danus) adalah yang paling
bertanggungjawab atas berjalannya LDK. Namun, dalam pelaksanaanya, biro
tersebut disupervisi kinerjanya oleh Badan Pengurus Harian yang diwakili
oleh bendahara.
2. Kepanitiaan dalam LDK
Dalam hal kepanitiaan LDK, bidang yang paling bertanggung jawab adalah
biro atau seksi dana usaha. Bidang ini dituntut untuk serius mengejar target
untuk memenuhi kebutuhan operasional pelaksanaan kegiatan kepanitiaan.
IX. JARINGAN LEMBAGA DAKWAH KAMPUS
A. Jenis Jaringan LDK
Secara umum, jaringan yang diperlukan untuk suatu LDK dapat dibagi menjadi
2 buah, yaitu jaringan internal kampus dan jaringan eksternal kampus. Jaringan
internal kampus meliputi elemen-elemen yang berada di dalam kampus,
diantaranya ialah birokrat kampus (rektorat, dekanat/fakultas, program
studi/jurusan, administrasi kampus), organisasi mahasiswa (BEM, himpunan,
UKM), civitas akademika (dosen, karyawan, satpam), lembaga dakwah lain.
B. Mengelola Jaringan
Ada 3 hal yang harus dilakukan dalam mengelola jaringan LDK yaitu menjaga
dan merawat jaringan (maintenance), memperluas jaringan (ekspansi), dan
memanfaatkan jaringan.
C. FSLDK
FSLDK kependekan dari Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus.
Berbicara mengenai definisi FSLDK, kita akan mendapati dua persepsi berbeda.
Persepsi pertama, kita memahami FSLDK sebagai jaringan. Sedangkan persepsi
kedua, FSLDK adalah musyawarah nasional/daerah yang diadakan secara rutin.
Sebenarnya, subjek dan objek kedua pengertian tadi sama, yaitu LDK.
X. AKADEMIK DAN PROFESI
A. Arahan dan Prospek Akademik dan Profesi dalam Dakwah
Dalam membentuk sebuah manusia yang seimbang dibutuhkan 3 unsur yang
menyertainya, yakni jasadiyah, ruhiyah dan tentunya fikriyah yang setara dan
tidak bisa dilepaskan atau sama lain. Perkembnagn dakwah saat ini
membutuhkan kader kader yang memiliki fikriyah yang kuat. Sebuah fenomena
yang cukup miris terlihat beberapa tahun ini dimana kader dakwah bukanlah
orang yang menjadi juara kelas atau penerima predikat cum laude. Sektor
akademik daan profesi ini mencoba melakukan sebuah pergerakan kearah sana.
Peningkatan kapasitas kader di bangku kuliah serta mendorong dan memberi
pelajaran kepada kader untuk meneliti dan mengikuti berbagai lomba ilmiah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) mempunyai fungsi utama perihal
menjalankan amanahnya yaitu dalam hal dakwiy (syi’ar dan kaderisasi) dan
khidamy (pelayanan). Seiring waktu berjalan, LDK melakukan sebuah ekspansi
terhadap agenda dakwahnya ke arah siyasi (sosial dan politik), faniy
(keprofesian) dan ilmiy (keilmuan). Adanya ekspansi dakwah ini bertujuan agar
dakwah yang dilakukan bisa merangkul semua masyarakat dan melingkupi
semua aspek kehidupan.
Dalam dakwah, pedoman sangat diperlukan agar dakwah yang kita lakukan
memiliki koridor dan tujuan yang jelas. Selain pedoman, diperlukan juga basis
pemahaman yang kuat tentang dakwahnya sendiri. Pemahaman inilah yang
nantinya melandasi aktivitas kita dalam berkarya (amal dakwah).
BIOGRAFI

Namanya adalah Faisal Rahman,


Lahir di Barabai, 26 Maret 1999, ia adalah
anak kedua dari dua bersaudara, buah dari
pasangan Kasim dan Salasiah. Faisal, Isal,
Ical adalah panggilan akrabnya, ia terlahir di
keluarga yang sederhana. Ayahnya seorang
karyawan di Perusahan Swasta Pabrik Karet,
sedangkan ibunya hanya sebagai Ibu Rumah
Tangga. Sejak kecil dia selalu dinasihati oleh ayahnya atau ibunya untuk selalu rajin
beribadah, jujur, tidak membenci orang, dan baik terhadap sesama.

Ketika berumur 5 tahun, ia memulai pendidikan di TK Aisyiyah Bustanul


Athfal XX Banjarmasin, kemudian setelah lulus dia melanjutkan pendidikannya di
SDN Kelayan Timur 3 Banjarmasin ditahun 2005, kemudian dilanjutkan lagi
pendidikannya di SMPN 11 Banjarmasin ditahun 2011, selepas lulus dari SMP di
tahun 2014, dia melanjutkan pendidikannya di SMKN 5 Banjarmasin mengambil
Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Ketika menginjak Kelas XI di SMK
tersebut banyak pengalaman pertama yang didapatkannya, dari mulai magang di
Kantor Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan di Bidang Sosial dan Budaya selama
3 bulan, sampai pada pada kelas XI tersebut untuk pertama kalinya merasakan naik
Pesawat ke Kota Jakarta – Bandung. Kemudian di Kelas XII juga tidak kalah
pengalaman yang didapatkan mulai dari jadi anak magang di Kantor Pemerintahan
Kota bagian Tata Pemerintahan, disana pengalaman yang tidak terlupakan adalah
ketika ikut andil di acara Hut Kota Banjarmasin ke 490 dan Hut RI yang ke 70, dan
juga yang menjadi pengalaman yang tidak dilupakan adalah ketika menjadi salah
satu orang yang mendapatkan nilai terbaik ketika mengikuti Uji Kompetensi
Kejuruan serta waktu perpisahan juga menjadi bagian kenangan yang indah ditahun
2017. Setelah kelulusannya di SMKN 5 Banjarmasin di tahun 2017, ia melanjutkan
pendidikanya di perguruan tinggi Universitas Lambung Mangkurat dengan
mengambil jurusan Pendidikan Fisika. Banyak hal baru yang didapatkan ketika
menginjak perguruan tinggi di jurusan tersebut, dari yang tidak tahu menjadi tahu
sampai apa yang dirinya tidak pernah pelajari pun dipelajarinya, maklum dirinya
anak teknik yang pindah jalur ke dunia fisika.

Selain itu dirinya juga aktif dalam berbagai kegiatan di kampus, Faisal
bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa baik itu tingkat Universitas ataupun
tingkat program Studi yaitu LDK UKMM ULM dan Serambi Al Haytham, di
UKMM untuk kepengurusan 2019 ia sekarang menjabat sebagai Sekretaris di Sub
Departemen Media, dan di Serambi untuk kepengurusuan Periode 2019/2020 ia
menjabat sebagai Ketua Umum.

Anda mungkin juga menyukai