Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014

PEMBERIAN MOTIVASI KERJA PADA PEGAWAI DALAM UPAYA


MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA (KAJIAN LITERATUR)

Sri Hastuti
Dosen Tetap Jurusan Manajemen FE UNJANI
hastutisri.99@gmail.com.

Abstrak - Kajian ini penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui tentang seberapa pentingnya pemberian
motivasi pegawai dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karena melihat fenomena dari hasil berbagai
riset yang diterbitkan di jurnal ilmiah menunjukkan bahwa labour productivity dan over all productivity di
negara Indonesia masih rendah. Kajian ini bersifat literatif dengan melakukan perbandingan hasil penelitian
terdahulu. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas. Produktivitas diukur melalui
perbandingan output dengan input atau perbandingan tingkat efektivitas dengan tingkat efisiensi. Melalui
pemotivasian pegawai diharapkan akan dapat menjawab permasalahan-permasalahan dalam pencapaian
produktivitas. Produktivitas organisasi sangat ditentukan pada tingkat produktivitas pegawainya. Pemberian
motivasi kepada pegawai merupakan upaya pihak manajemen dalam peningkatan produktivitas pegawai.

Kata kunci : motivasi, produktivitas, pegawai

Proceedings SNEB 2014: Hal. 1


Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014

I
. PENDAHULUAN Nitisemita (2010:29) mengatakan bahwa
Sumberdaya manusia merupakan “motivasi adalah usaha atau kegiatan dari manajer
aset/kekayaan yang paling berharga dalam untuk dapat menimbulkan atau meningkatkan
organisasi/perusahaan dibandingkan dengan semangat atau kegairahan kerja dari para pekerja”.
sumberdaya yang lain (modal, bahan baku, mesin, Sedangkan Siagian (2002:102) mengatakan bahwa
metode maupun yang lainnya). Oleh karena itu “motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang
kekayaan tersebut harus dipelihara sedemikian rupa untuk memberikan konstribusi yang sebesar
agar sumberdaya manusia tersebut tetap berada mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai
dalam organisasi/perusahaan relatif lama, sampai tujuannya” dengan pengertian bahwa tercapainya
dengan sumberdaya manusia tersebut telah tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan
menghabiskan masa kerjanya (pensiun) dalam individu anggota organisasi.
organisasi/perusahaan. Dengan demikian motivasi berarti
Pemeliharaan terhadap pegawai dalam dorongan untuk melakukan suatu tindakan. Oleh
perusahaan bisa dilakukan dengan cara melakukan karena motivasi adalah dorongan agar manusia
pembinaan disiplin, pemberian kompensasi/balas dapat berproduksi atau melakukan aktivitas serta
jasa, pemotivasian dan masih banyak lainnya yang berprestasi, maka harus selalu diperhatikan dan
bisa dilakukan terhadap pegawainya. Namun dicarikan faktor-faktor yang dapat dijadikan
karena pada dasarnya pegawai bekerja dalam pendorong atau motivator, sehingga semangat kerja
rangka untuk memenuhi kebutuhan, maka motivasi manusia akan selalu terjaga dan produktivitas
pegawai harus lebih diperhatikan. perusahaan tercapai sesuai rencana. Apabila
Menurut Reni (2012:1) “Motivasi yang produktivitas perusahaan tercapai berarti bahwa
merupakan suatu proses kegiatan atau tindakan, produktivitas kerja pegawai juga tercapai.
dimana hadirnya sesuatu yang tertentu telah Dalam kamus lengkap Inggris-Indonesia
menyebabkan timbulnya stimulus untuk melakukan (Poerwadarminto, 2005:259) bahwa produktivitas
suatu kegiatan untuk bekerja. Apabila perusahaan sama dengan productivity yang artinya kekuatan
mampu memberikan motivasi pegawai, maka menghasilkan. Menurut Mukiyat (1998:481),
perusahaan akan lebih cepat dalam menyelesaikan “Produktivitas kerja biasanya dinyatakan dengan
tugas-tugasnya, inefisiensi dapat diminimalkan suatu imbangan dari hasil kerja rata-rata dalam
(Mardiyani, 2010:2). Sebaliknya apabila motivasi hubungannya dengan jam kerja rata-rata dari yang
kerja pegawai menurun berarti perusahaan akan diberikan dengan proses tersebut”. Sedangkan
mengalami penurunan produktivitas kerja. menurut As’ad (2004:24) mengatakan bahwa
Produktivitas pegawai menurut Sutrisno produktivitas kerja mempunyai arti yang mirip
(2009:106) :“merupakan sikap mental yang selalu dengan job performance yaitu interaksi antara
mencapai perbaikan terhadap apa saja yang ada, motivasi dan ability (kemampuan dasar manusia).
suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan Sinungan (2010:12) menyatakan bahwa
pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari kemarin “produktivitas sebagai hubungan antara hasil nyata
dan hari esok lebih baik hari ini. Hasil penelitian maupun fisik (barang atau jasa) dengan masuknya
Hastuti (2012:89) menyatakan bahwa sebagian yang sebenarnya. Dikatakan juga sebagai cara
besar responden menjawab sangat setuju dan pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber
setuju terhadap pernyataan positif tersebut. Dengan dalam memproduksi barang. Sedangkan Ravianto
demikian dapat diartikan bahwa sebagian besar (2010:68) mengatakan “produktivitas tenaga kerja
responden menyatakan bahwa produktivitas kerja sebagai suatu konsep yang menunjukkan adanya
para bawahannya yaitu para PNS di seluruh kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang
kecamatan Kota Cimahi sudah ada dalam posisi dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari
cukup baik. Sedangkan hasil penelitian Kurniawan seorang tenaga kerja”. Produktivitas adalah sikap
(2012:220) menunjukkan bahwa produktivitas kerja mental dari pegawai untuk senantiasa berkarya
karyawan bagian food and baverage serta room lebih dari apa yang telah dan sedang diusahakan
devision pada hotel berbintang di Propinsi Jawa dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan dari
Barat secara umum berada dalam kategori tinggi. suatu institusi (Damayanti, 2005:23)
Metode yang digunakan adalah kajian pustaka
terkait dengan pemberian motivasi dan III. PEMBAHASAN PEMBERIAN
produktivitas kerja. Sedangkan tujuan dari MOTIVASI DALAM UPAYA
penulisan ini adalah memiliki gambaran tentang MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
bagaimana menerapkan pemberian motivasi kepada KERJA
para pegawai dalam rangka meningkatkan Untuk dapat meningkatkan motivasi kerja
produktivitas kerja dalam perusahaan. agar produktivitas kerja dapat tercapai secara
maksimal seperti yang diharapkan, maka setiap
II. LANDASAN TEORI pimpinan dalam perusahaan harus dapat memahami
dan menyadari kebutuhan manusia dalam aktivitas

Proceedings SNEB 2014: Hal. 2


Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014

hidup dan kehidupannya serta kegiatan dalam bersumber pada cara pengaturan pekerjaan. Mereka
pekerjaannya. Sebagai seorang pemimpin harus menanggapinya dengan berbagai teknik, beberapa
dapat memberikan bimbingan dan memberikan diantaranya efektif dan yang lain kurang efektif.
pengarahan kepada pegawai agar memiliki Teknik ini antara lain :
motivasi, sehingga pegawai akan bekerja lebih giat, a. Memperkaya pekerjaan, yaitu penyesuaian
menjadi lebih bersemangat dan lebih menikmati tuntutan pekerjaan dan kemampuan pegawai
pekerjaannya. b. Manajemen partisipatif, yaitu penggunaan
berbagai cara untuk melibatkan pegawai
3.1 Pemberian Motivasi dalam pengambilan keputusan ( decision
Kegagalan dalam meningkatkan produktivitas kerja making ) yang mempengaruhi pekerjaan
pegawai dalam perusahaan, karena pimpinan mereka
kurang memahami, apa saja kebutuhan – kebutuhan c. Mengalihkan perhatian para pegawai dari pekerjaan
yang melekat pada setiap individu (dalam hal ini yang membosankan kepada instrumen (alat) waktu
adalah pegawai) dapat dijadikan sebagai pendorong luang untuk istirahat atau sarana lain yang lebih
semangat dalam bekerja atau sebagai motivator. fantastis Pola kerja yang kurang sesuai dengan
Reni (2012:2) mengatakan bahwa motivasi sebagai porsi dan komposisi diakui merupakan masalah
salah satu aspek psikologis yang ada dalam diri berat. Hal ini bisa menjadi lebih negatif, karena
manusia dan merupakan unsur dominan dari pegawai makin lama lebih muda dan berpendidikan
produktivitas kerja pegawai. Motivasi itu bisa lebih tinggi ketimbang masa-masa sebelumnya.
berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang Bagi mereka pekerjaan-pekerjaan yang tradisional
disebut need dan bisa berasal dari luar diri manusia tidak dirancang dengan baik. Meskipun berbagai
yang disebut sebagai motivator (bisa melalui usaha untuk mengatasi masalah tersebut ada yang
incentive). Dorongan dalam diri manusia akan berhasil. Penyelesaian secara menyeluruh tidak
berubah sesuai dengan perubahan organisme yang mudah ditemukan. Barangkali sebab paling pokok
terjadi dalam diri manusia itu sendiri. Dorongan adalah bahwa pola kerja merupakan bagian dari
dari luar diri manusia akan berubah sesuai dengan suatu mosaik yang lebih besar mencakup rancangan
situasi dan kondisi sosial dan psikologis tradisional terhadap struktur organisasi dan teknik
lingkungan. manajemen. Dan yang terakhir adalah kebajikan.
Menurut Sastrohadiwiryo (2003:270) bentuk Kebajikan dapat didefinisikan sebagai suatu
motivasi yang dianut perusahaan meliputi empat tindakan yang diambil dengan sengaja oleh
unsur utama, yaitu : pimpinan perusahaan untuk mempengaruhi sikap
1. Kompensasi Bentuk Uang atau perasaan para pegawai. Dengan kata lain,
Salah satu bentuk yang paling sering diberikan kebajikan adalah usaha untuk membuat pegawai
kepada pegawai adalah berupa kompensasi. bahagia. Usaha perusahaan yang paling banyak
Kompensasi yang diberikan kepada pegawai untuk membahagiakan pegawai salah satunya
biasanya berujud uang. Kompensasi sebagai adalah pelatihan. Hasil berbagai usaha untuk
kekuatan untuk memberi motivasi selalu memiliki menganalisis perhatian, menghibur serta
reputasi atas nama yang baik. Meskipun kurang menyenangkan hati para pegawai lebih baik
tepat sama sekali bahwa semua orang akan berbuat dipadukan. Sering usaha tersebut dikembangkan
apa saja untuk meningkatkan pendapatan. Namun selama masa depresi, dimana setiap sikap kebajikan
selama beberapa dekade terbukti bahwa hampir sangat dihargai.
semua orang akan berbuat apa saja untuk mencegah Menurut Sarwoto (2006:121) yang
agar sumber pendapatan mereka tidak diambil dimaksud demgan teknik pemberian motivasi
orang. adalah cara terbaik yang dapat digunakan dalam
2. Pengarahan dan Pengendalian pelaksanaan pemberian motivasi. Caranya adalah :
Pengarahan dan pengendalian dalam suatu bentuk 1. Motivasi Langsung
jelas perlu mendapatkan kinerja yang terpercaya Adalah penggerak kemauan pegawai secara
dan terkoordinasi. Akan tetapi hal tersebut telah langsung dan sengaja diarahkan kepada”
menjadi sumber perdebatan yang sengit dan internal motives” pegawai dengan jalan
panjang. Jalan terbaik yang harus dilalui adalah memberikan perangsang (insentive). Secara
dengan cara meningkatkan mutu penyeliaan dengan garis besar keseluruhan insentif dapat
seleksi dan penelitian yang lebih baik, serta digolongkan dalam dua golongan, yaitu :
merencanakan kembali proses pengarahan dan a. Insentif material
pengendalian agar dapat digunakan dengan hemat, 1) Uang, seperti : bonus, komisi, profit
selektif, dan dengan cara menyenangkan, sehingga sharing, kompensasi yang ditangguhkan
tujuan motivasi para pegawai dapat terwujud. (deferred compensation)
3. Penetapan Pola Kerja yang Efektif 2) Jaminan sosial, seperti : pemberian
Pada umumnya reaksi dari kebosanan kerja akan perumahan dinas, pengobatan secara
menghambat produktivitas kerja. Karena cuma-cuma (gratis),berlangganan surat
perusahaan menyadari bahwa masalahnya kabar atau majalah secara gratis,

Proceedings SNEB 2014: Hal. 3


Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014

kemungkinan untuk membayar secara 3) Customary and conformity working condition


angsuran oleh pegawai atas barang-barang Orang akan lebih giat bekerja, apabila prosedur dan
yang dibelinya dari koperasi peusahaan, metode yang digunakan dalam organisasi sudah
cuti sakit dengan tetap mendapatkan cukup jelas dan dikenal dengan baik
pembayaran gaji, pemberian piagam 4) Condition of communion
penghargaan, pemberian piagam Orang akan lebih giat bekerja dalam suatu
penghargaan, biaya pindah. organisasi dimana hubungan pribadi antar pegawai
b. Insentif non material, seperti : pemberian terjalin erat didasarkan rasa persahabatan dan
gelar secara resmi, pemberian tanda jasa atau solidaritas yang baik
medali, pemberian piagam penghargaan, Mardiyani (2012:14) mengatakan bahwa
pemberian pujian lisan maupun tertulis, secara dikalangan para akademisi dan praktisi telah lama
resmi (dimuka umum) ataupun secara pribadi, mengetahui bahwa masalah motivasi bukanlah
ucapan terima kasih secara formal ataupun masalah yang mudah, baik memahaminya maupun
informal, pemberian promosi (kenaikan menerapkannya. Tidak mudah karena berbagai
pangkat ataupun jabatan), pemberian hak alasan dan pertimbangan. Akan tetapi yang jelas
untuk menggunakan sesuatu atribut jabatan adalah dengan motivasi yang tepat para pegawai
(misalnya bendera pada mobil, dan lain-lain), akan terdorong untuk berbuat maksimal dalam
pemberian perlengkapan khusus pada ruangan melaksanakan tugasnya, karena meyakini bahwa
kerja (misal meja rapat, karpet, dan lain-lain), dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan
pemberian hak untuk apabila meninggal dan berbagai sasarannya, dan kepentingan-
dimakamkan di taman makam pahlawan. kepentingan individu sebagai pegawai dalam
2. Motivasi Tidak Langsung perusahaan akan terpelihara pula.
Motivasi tidak langsung merupakan berbagai Siagian (2006:89) mengatakan bahwa
kegiatan dalam perusahaan yang secara begitu pentingnya pemberian motivasi, maka
implisit mengarah pada “inciting internal terdapat teori bagaimana memenuhi pemberian
motives” serta pemuasan kebutuhan individu motivasi tersebut sehingga tepat diberikan kepada
dalam perusahaan. Berbagai kegiatan tersebut pegawai dalam perusahaan, dilihat dari sudut
terutama diwujudkan dalam usaha-usaha yang pandang bagaimana pegawai memenuhi
mengarah pada : kebutuhannya. Maslow dalam Sedarmayanti
a. Sinkronisasi aspirasi individu dengan tujuan (2012:89) mengatakan bahwa manusia mempunyai
perusahaan, usaha ini dapat dilakukan dengan lima tingkat/hirarki kebutuhan, yaitu :
cara : 1. Physiological needs (Kebutuhan fisiologikal),
1) Pemberian pengertian yang mendalam seperti sandang , pangan, dan papan.
kepada para pegawai tentang tujuan 2. Safety needs (kebutuhan keamanan), tidak hanya
organisasi dalam arti fisik, akan tetapi juga mental,
2) Pemberian pengertian bahwa tercapainya psikologikal dan intelektual
tujuan organisasi akan memberikan 3. Social needs (kebutuhan sosial)
manfaat kepada para pegawai 4. Esteem needs (kebutuhan prestise), pada umumnya
3) Pemberian pengertian bahwa tujuan tercermin dalam berbagai simbol-simbol status
organisasi tidak bertentangan dengan 5. Self actualization needs (aktualisasi diri), dalam
aspirasi masing-masing individu arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
4) Pemberian kesempatan kepada para mengembangkan potensi yang terdapat dalam
pegawai untuk ikut serta berpartisipasi dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan
dalam menetapkan cara-cara pencapaian nyata
tujuan organisasi Menurut Sastrohadiwiryo (2013:268) bahwa
5) Berusaha agar cara-cara yang digunakan untuk motivasi pegawai akan ditentukan oleh
mencapai tujuan organisasi tidak merugikan para perangsangnya. Perangsang yang dimaksud
pekerja merupakan mesin penggerak motivasi pegawai,
b. Pembinaan kondisi organisasi ke arah kondisi yang sehingga menimbulkan pengaruh perilaku pegawai
favourable untuk berprestasi, usaha ini dapat yang bersangkutan. Unsur-unsur penggerak
dilakukan berpedoman kepada fakta-fakta : motivasi adalah :
1) Social condition 1. Kinerja (achievement)
Orang akan lebih giat bekerja, apabila kondisi Seseorang yang memiliki keinginan berkinerja
sosial dalam organisasi menurut pandangannya sebagai suatu kebutuhan atau need dapat
memuaskan mendorongnya mencapai sasaran. Melalui
2) Association condition suatu AMT (Achievement Motivation
Orang akan lebih giat bekerja dalam organisasi, Training), maka sikap hidup untuk berani
dimana terdapat hubungan kerja sama dan saling mengambil resiko untuk mencapai sasaran
pengertian yang baik antar pegawai dalam yang lebih tinggi dapat dikembangkan
melaksanakan tugas 2. Penghargaan (recognation)

Proceedings SNEB 2014: Hal. 4


Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014

Pengakuan atas suatu kinerja yang telah membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan
dicapai seseorang akan perangsang yang kuat. atau jam-jam kerja orang. Selanjutnya menurut
Pengakuan atas suatu kinerja, akan Sedarmayanti, (2010:208) pengukuran
memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi produktivitas berarti perbandingan yang dapat
dari pada penghargaan dalam bentuk materi dibedakan dengan tingkat perbandingan yang
dan hadiah. Penghargaan atau pengakuan berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas
dalam bentuk piagam penghargaan atau parsial. Produktivitas total merupakan
medali, dapat menjadikan perangsang yang perbandingan antara total keluaran (output) dengan
lebih kuat dibandingkan dengan hadiah total masukan (input) per satuan waktu.
berupa barang atau bonus/uang Penghitungan produktivitas total, semua faktor
3. Tantangan (challenge) masukan (pegawai, modal, bahan, energi) terhadap
Adanya tantangan yang dihadapi, merupakan keluaran harus diperhitungkan. Secara umum
perangsang bagi manusia untuk mengatasinya. pengukuran produktivitas berarti perbandingan
Suatu sasaran yang tidak menantang atau yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang
dengan mudah dapat dicapai biasanya tidak berbeda (Sinungan, 2009:59), yaitu : Perbandingan
mampu menjadi perangsang, bahkan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan
cenderung menjadi kegiatan rutin. Tantangan secara historis yang tidak menunjukkan apakah
demi tantangan biasanya akan menumbuhkan pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun
kegairahan untuk mengatasinya hanya mengetengahkan apakah meningkat atau
4. Tanggung Jawab (responsibility) berkurang serta tingkatannya. Perbandingan
Adanya rasa ikut memiliki (sense of pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas,
belonging) akan menimbulkan motivasi untuk seksi proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti
turut merasa bertanggung jawab ini menunjukkan pencapaian relatif. Perbandingan
5. Pengembangan (development) pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah
Pengembangan kemampuan seseorang, baik yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada
dari pengalaman kerja atau kesempatan untuk sasaran/tujuan. Kurniawan (2012:48) mengatakan
maju, dapat merupakan perangsang kuat bagi pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut
pegawai untuk bekerja lebih giat atau lebih sistem pemasukan fisik perorangan/orang atau per
bergairah. Apalagi jika perkembangan jam kerja orang diterima secara luas, namun dari
perusahaan selalu dikaitkan dengan kinerja sudut pandang/pengawasan harian, pengukuran-
atau produktivitas kerja pengukuran tersebut pada umumnya tidak
6. Keterlibatan (involvement) memuaskan. Hal tersebut disebabkan adanya
Rasa ikut terlibat (involved) dalam suatu variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk
proses pengambilan keputusan merupakan memproduksi satu unit produk yang berbeda.
perangsang yang cukup kuat untuk pegawai. Digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja
Adanya rasa keterlibatan bukan saja ( jam, hari atau tahun ). Pengeluaran diubah
menciptakan rasa memiliki dan rasa tanggung kedalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan
jawab, tetapi juga menimbulkan mawas diri sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam
untuk bekerja lebih baik, menghasilkan satu jam oleh tenaga kerja yang terpercaya dan
produk yang lebih bermutu bekerja menurut pelaksanaan strandart. Banyak
7. Kesempatan (opportunity) faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja,
Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang baik yang berhubungan dengan tenaga kerja
karir yang terbuka, dari tingkat bawah sampai maupun yang berhubungan dengan lingkungan
tingkat yang paling tinggi merupakan perusahaan dan kebijakan pemerintah secara
perangsang yang kuat bagi pegawai. Bekerja keseluruhan. Menurut Sedarmayanti, (2010:259)
tanpa harapan atau kesempatan untuk meraih terdapat lima faktor yang mempengaruhi tinggi
kemajuan atau perbaikan nasib, tidak akan rendahnya produktivitas kerja, yaitu motivasi,
merupakan perangsang untuk berkinerja atau kedisiplinan, etos kerja, keterampilan dan
bekerja produktif. pendidikan. Pendapat di atas dapat dikaji bahwa
lima faktor tersebut berkaitan dengan produktivitas
3.2 Produktivitas Kerja individu. Artinya hal ini didasarkan pada pemikiran
Menurut Kurniawan, (2012:45) pengukuran bahwa produktivitas perusahaan akan bersumber
produktivitas merupakan suatu alat manajemen dari individu yang melakukan kegiatan. Sedangkan
yang penting pada semua tingkatan ekonomi. Gomes, (2003:160) mengatakan bahwa
Pengukuran produktivitas pada tingkat perusahaan produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor
digunakan sebagai sarana manajemen untuk knowledge, skill, abilities, attitudes, dan behavior.
menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Produktivitas merupakan fungsi perkalian dari
Sinungan, (2009:29) mengatakan bahwa usaha pegawai (effort), yang didukung dengan
produktivitas yang paling terkenal berkaitan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai
dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan (ability), yang diperoleh melalui pelatihan-

Proceedings SNEB 2014: Hal. 5


Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014

pelatihan. Selanjutnya Sinungan, (2009:89) Mukijat, 1998. Dasar-dasar Motivasi. Pioner


mengatakan bahwa faktor yang ditetapkan untuk Jaya Bandung.
mencapai produktivitas yang tinggi adalah keahlian Nitisemito Alex, 2010. Manajemen Sumber Daya
manajemen yang bertanggung jawab, Manusia. PT Tiga Raksa Yogyakarta.
kepemimpinan yang luar biasa, kesederhanaan Poerwodarminta Wojowasito, 2005. Kamus
organisasional dan operasional, kepegawaian yang Inggris-Indonesia. Ygyakarta.
efektif, tugas yang menantang, perencanaan dan Ravianto, 2009. Produktivitas dan Manusia
pengendalian tujuan, dan pelatihan manajerial Indonesi, Lembaga sarana Informasi,
khusus. Usaha dan Produktivitas. Penerbit Sinar
Baru Bandung.
IV. KESIMPULAN _____, 2010. Produktivitas dan Manusia
Motivasi merupakan salah satu bentuk Indonesi, Lembaga sarana Informasi,
pemeliharaan terhadap pegawai, dan motivasi Usaha dan Produktivitas. Penerbit Sinar
bukanlah suatu hal yang mudah, maka motivasi Baru Bandung.
harus dikaitkan dengan kebutuhan pegawai. Reni Bertha P.M., 2012. Peran Motivasi Dalam
Dengan mengetahui kebutuhan pegawai, maka Meningkatkan Produktivitas Kerja.
pemberian motivasi bisa mencapai ketepatan, Sarwoto, 2006. Dasar-dasar Organisasi dan
sehingga kebutuhan para pegawai akan terpenuhi. Manajemen. Cetakan ke enam. Jakarta.
Apabila kebutuhan pegawai terpenuhi, maka Ghalia Indonesia.
diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas Sastrohadiwiryo, B Siswanto, 2003. Manajemen
kerjanya. Dengan demikian produktivitas Tenaga Kerja Pendekatan Administrasi
perusahaan juga akan meningkat. dan Operasional. Cetakan kedua: Bumi
Dengan meningkatnya produktivitas dalam Aksara.
perusahaan, diharapkan bahwa perusahaan akan Siagian, Sondang P 2002. Kiat Meningkatkan
mendapat keuntungan seperti yang diharapkan Produktivitas Kerja. Cetakan Pertama.
sehingga tujuan dalam perusahaan bisa dicapai. Rineka Cipta. Jakarta.
_____, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
REFERENSI Edisi Satu. Cetakan Ketigabelas Bumi
Aksara. Jakarta.
As’ad Moh. 2004. Psikologi Industri. Edisi _____, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Revisi Liberty. Yogyakarta. Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
Damayanti, Retno, 2005. Pengaruh Motivasi Sedarmayanti, 2010. Manajemen Sumber Daya
Karyawan Terhadap Produktivitas Manusia. CV Mandar Maju Jakarta.
Kerja Karyawan Pada CV Bening Natural _____, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Furniture Semarang. Universitas Negeri CV Mandar Maju Jakarta.
Semarang. Sinungan, Muchdarsyah, 2009. Produktivitas Apa
Gomes, Faustino Cardoso, 2003. Manajemen dan Bagaimana. Penerbit PT Bina Aksara
Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Jakarta.
Yogyakarta : Penerbit Andi. _____, 2010. Produktivitas Apa dan Bagaimana.
Hasibuan Malayu P, 2003. Manajemen Sumber Penerbit PT Bina Aksara Jakarta.
Daya Manusia Edisi Revisi, PT Bumi Sutrisno, 2009. Manajemen Sumber Daya
Aksara. Jakarta. Manusia. Jakarta Kencana Prenada Group.
Hastuti Sri, 2008. Porto FolioJurnal Ekonomi
Manajemen dan Akuntansi (Pemberian
Motivasi Kerja Kepada Pegawai Pada Biodata Penulis
Kelurahan Sukaraja Bandung) Vol. 5 No.
2 Nopember 2008. Sri Hastuti, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
_____, dan Prabowo, 2012. Pengaruh Budaya (SE), Jurusan Manajemen Universitas Merdeka
Organisasi Terhadap Produktivitas KerJa Surabaya, lulus tahun 1986. Memperoleh gelar
Karyawan pada Seluruh Kecamatan Kota Magister Science (MSi) Program Pasca Sarjana
Cimahi. Magister Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran
Kurniawan Asep, 2012. Pengaruh Kompetensi Bandung, lulus tahun 2002. Saat ini menjadi Dosen
dan Komitmen Terhadap Perilaku di Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad
Kewargaan Organisasional Serta Yani Cimahi
Dampaknya Pada Produktivitas Kerja
Karyawan (suatu survey pada hotel
berbintang di Jawa Barat)
Mardiyani Prastiwi, 2010. Motivasi sebagai
pendorong Produktivitas. Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Pawyatan Daha.

Proceedings SNEB 2014: Hal. 6


Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNEB) 2014

Proceedings SNEB 2014: Hal. 7

Anda mungkin juga menyukai