Anda di halaman 1dari 8

Merdeka Dalam Berkarya

Simak kisah empat desainer mode Indonesia mengenai proses kreatif, perjuangan karier
hingga pandangan mereka tentang masa depan dunia fashion dalam negeri.

(contoh layout cover runway 4 desainer (kiri-kanan) xxxx, xxxx, xxxx, xxxx)

Layaknya pekerjaan lain yang sama penuh tantangannya, menjadi seorang desainer adalah
langkah yang cukup berani. Artinya harus bertanggung jawab penuh, rela tidak memiliki banyak
waktu santai hingga berani rugi. Tak mudah, apalagi di tengah perkembangan dunia digital dan
media sosial yang cepat, dimana karya-karya orisinil dari tangan mereka dapat menuai
komentar para netizen. Ide untuk menciptakan sesuatu yang baru dan segar untuk para pecinta
mode seolah menjadi tekanan yang tak dapat dihindari. Tapi itulah dunia fashion! Sebuah
industri yang penuh energi dan tantangan. Andandika Surasetja dari MORAL, Tities Sapoetra,
Zico Halim dan Margaretha Novi dari Tangan hingga Wilsen Willim buka-bukaan soal karier dan
perjalanan mereka sebagai desainer tanah air yang tangguh dan dicintai para Millennial.

Andandika Surasetja - MORAL


1. Apa atau siapa yang menjadi inspiradi Anda dalam menciptakan karya?
Pada level filosofis setiap koleksi MORAL merupakan manifestasi dari luapan emosi yang
mewakili suasana atau momentum tertentu. Narasi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
desain melalui reka bentuk, tekstur, warna, serta komposisi. Dalam koleksi MORAL / bebat
inspirasi datang dari cinta yang begitu besar dan waktu yang begitu sempit, melalui MORAL /
mercusuar saya merayakan persahabatan, pada MORAL / transit saya menggambarkan
suasana moment of solitude serta refleksi diri, sementara dalam MORAL / perspektif saya
mengisahkan proses kepasrahan dan merelakan ditengah perjuangan untuk melanjutkan hidup.

2. Bagaimana pendapat Anda mengenai stigma 'fashion is a glamorous job’?


Segala yang Anda saksikan melalui lembaran majalah mode, peragaan busana, perhelatan
sosial, atau lini masa pada Instagram, adalah sisi paling cemerlang dari industri ini.
Menyilaukan, bahkan bisa membutakan. Namun di balik itu semua tersembunyi segala hal yang
mungkin tidak Anda ketahui. Di belakangnya terdapat dedikasi, komitmen, dan konsistensi —
kecuali Anda memiliki latar belakang finansial atau koneksi jejaring sosial yang kuat — para
pelaku di industri mode harus terbiasa dengan tekanan berat dari berbagai sisi terutama dari
aspek artistik dan komersil. Mendobrak standar kreativitas dan mengembangkan skala bisnis di
saat bersamaan tentu bukan perkara mudah.

3. Di tengah maraknya konsep sustainability, bagaimana Anda menanggapi hal tersebut?


Saya berkomitmen pada proses evolusi dan bukan revolusi. Satu langkah kecil yang mengawali
langkah-langkah lain sebagai rangkaian perubahan besar dalam jangka panjang. Pada
departemen tekstil kami terus mengembangkan penggunaan material yang lebih ramah
lingkungan seperti organic cotton dan tencel. Namun topik sustainability tidak melulu terbatas
pada pemilihan bahan baku. Keseluruhan praktik produksi juga perlu diawasi, kami memastikan
komunitas pekerja MORAL mendapatkan kelayakan hidup yang berasas pada prinsip fair trade.

4. Apa yang ingin Anda lakukan untuk Indonesia melalui karya-karya Anda?
Melalui karya MORAL saya ingin terus dapat berinteraksi dengan audiens yang lebih luas,
berbagi gagasan dan bertukar pikiran melalui bahasa desain dan mode.

5. Diantara semua koleksi yang pernah Anda ciptakan, mana yang menjadi favorit hingga
kini?
MORAL / bebat dari koleksi @studiomoral Spring/Summer 2017. Salah satu koleksi dengan
kompleksitas latar belakang yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini,
menyinggung berbagai isu mulai dari ekonomi, kultur, agama, hingga seksualitas. Disaat
bersamaan koleksi ini juga menjadi tonggak konseptual yang benang merahnya terkoneksi
pada koleksi-koleksi lain.
7. Berapa lama biasanya proses kreatif diperlukan sebelum koleksi terbaru Anda
muncul?
Ini pertanyaan sulit, pada fase-fase tertentu saya kerap mengalami sulit tidur yang sangat
menyiksa. Di sana segala pertanyaan akan mencuat, dan proses menggarap koleksi adalah
penawarnya. Seluruh rangkaian proses kreatif berlangsung seperti menorehkan garis-garis
antara sekumpulan titik-titik yang bermunculan di ruang imajinasi. Bahkan hingga saat ini saya
pun sudah memiliki proyeksi untuk koleksi 4 musim mendatang. Saya tidak bisa menjawab
pertanyaan ini dengan jawaban mutlak. Yang pasti saya bekerja dengan pola waktu deadline
setahun dua musim.

10. Can you describe your brand in three words?


Cutting Edge, Emotional, Alternative

13. Bisnis kadang membatasi sisi kreativitas, bagaimana Anda mengakali hal tersebut?
Pun sebaliknya kreativitas juga dapat membatasi sisi bisnis. Hahaha… Segalanya soal
kompromi lah. Selama kita tahu apa yang kita mau, dan kita sadar dengan konsekuensinya
saya rasa tidak akan ada masalah.

14. Mengembangkan bisnis fashion nggak gampang. Untuk bertahan saja di market udah
cukup bagus. Bagaimana rencana Anda untuk berkembang lebih besar lagi?
Terus menerus mendobrak standar yang kamu ciptakan sendiri. Yang terbaik hari ini senantiasa
jadi yang terburuk esok hari; maka dari itu jangan pernah berhenti bereksperimentasi dan
mengevaluasi setiap langkah yang diambil.

15. Apa arti “mistakes” di mata Anda?


Saya sampai pada satu konklusi bahwa kamu gak pernah salah kecuali kamu berhenti untuk
memperbaiki diri. Kesalahan adalah proses yang harus dilalui.

TITIES SAPOETRA

1. Apa atau siapa yang menjadi inspiradi Anda dalam menciptakan karya?
Perempuan. Menurut saya perempuan merupakan subyek yang tak habis untuk dibahas,
keindahannya begitu universal sehingga melalui cerita yang diangkat dapat menghadirkan
karya yang bukan hanya indah dilihat namun patut untuk dibanggakan.

2. Bagaimana pendapat Anda mengenai stigma 'fashion is a glamorous job'?


That's true! Namun ada satu hal yang harus kamu jalani yaitu kerja keras!

3. Di tengah maraknya konsep sustainability, bagaimana Anda menanggapi hal tersebut?


Seperti yang kita tahu bahwa industri fashion merupakan penyetor limbah terbesar ke dua
setelah minyak, saya sangat setuju dengan sustainability fashion,kita harus memulainya, tidak
ada kata terlambat untuk hal yang lebih baik terutama bagi bumi ini.

4. Apa yang ingin Anda lakukan untuk Indonesia melalui karya-karya Anda?
Sebenarnya ada banyak hal, namun yang saya pikirkan sekarang ini lebih ingin terus berkarya,
secara tidak langsung saya dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain dan hal
tersebut secara tidak langsung dapat membantu perekonomian untuk komunitas tertentu.

5. Di antara semua koleksi yang pernah Anda ciptakan, mana yang menjadi favorit
hingga kini?
Koleksi yang saya bawa ke Paris tahun lalu menjadi koleksi favorit saya,karena banyak sekali
momen yang begitu indah tercipta karena adanya koleksi tersebut.

6. Mode di Indonesia sudah sangat berkembang dalam beberapa dekade terakhir dan
sudah semakin bersaing. Apa strategi Anda untuk terlihat berbeda di antara desainer
lain?
Saya akan terus berupaya mengetuk segala pintu kesempatan yang ada di depan mata untuk
mendapatkan segala peluang. Karena sejujurnya jika diselami dengan baik, di era digital ini
sesuatu dapat memudahkan kita dalam berkarier. Mungkin jika saya menjadi desainer dari dulu,
belum tentu dapat sampai di titik seperti sekarang. Jadi harus pintar-pintar melihat kesempatan
dan jika ada kesempatan tidak ada alasan lagi untuk bermalas-malasan.

10. Can you describe your brand in three words?


Playful, classy, statement.

13. Bisnis kadang membatasi sisi kreativitas, bagaimana kamu mengakali hal tersebut?
Dari awal saya sudah sadar bahwa bisnis di industri ini, saya tidak dapat mengedepankan ego.
Jadi memang sudah sadar banget. Intinya jangan pernah lelah mencari solusi menyatukan
keduannya. Selama masih bisa bertemu di tengah saya yakin semua bisa berjalan dengan baik.

14. Mengembangkan bisnis fashion tidak mudah. Bagaimana rencana kamu untuk terus
berkembang?
Terus membuat inovasi yang membuat banyak orang excited. Salah satunya dengan
berkolaborasi lewat berbagai hal, sehingga tidak menghadirkan kebosanan bagi penggemar
kita.

15. Apa arti ‘mistakes’ dimata kamu?


Mistakes is another level from success.
Wilsen Willim

1. Apa atau siapa yang menjadi inspiradi Anda dalam menciptakan karya?
Inspirasi saya dalam berkarya senantiasa datang dari kombinasi faktor eksternal maupun
pengaruh internal dalam diri saya. Saya mengagumi estetika khas Jepang Wabi-Sabi yang
justru mengedepankan ke-tidak sempurnaan. Namun sebaliknya, gaya berbusana elegan nan
minimalis dari ibunda saya yang sering mengenakan label Carolina Herrera dan Jil Sander juga
mempengaruhi inspirasi saya.

2. Bagaimana pendapat Anda mengenai stigma 'fashion is a glamorous job'?


Pendapat ini sebenarnya tidak salah karena memang setengah dari pekerjaan saya adalah
mendatangi berbagai kegiatan dimana tata cara penyelenggaraannya memang terkesan
mewah. Seringkali justru di ajang seperti inilah kesepakatan bisnis dalam industri mode
senantiasa terjadi. Namun setengah-nya lagi, pekerjaan saya tidak ada bedanya dengan
kebanyakan buruh lainnya. Mengangkat puluhan kilo kain, berkutat dengan berbagai mesin,
hingga berlembur tanpa tidur, sudah menjadi rutinitas saya sehari-hari.

3. Di tengah maraknya konsep sustainability, bagaimana Anda menanggapi hal tersebut?


Bagi saya, menerapkan konsep sustainability adalah pilihan pasti. Namun saya sangat risih
menyematkan label ‘sustainable’ bagi label saya sendiri. Karena saya meyakini bila label
tersebut seharusnya dianugerahkan oleh pihak luar ketimbang digamblangkan oleh pelakunya
sendiri. Meski saya selalu berupaya untuk menerapkan konsep ‘sustainable’, saya secara sadar
senantiasa berusaha untuk menjalankan konsep ethical. Karena saya mendapati dengan
menjalankan praktik ethical, jalan menuju sustainability menjadi lebih mudah.

4. Apa yang ingin Anda lakukan untuk Indonesia melalui karya-karya Anda?
Saya mengamati produk industri kreatif kini sepertinya menjadi duta yang sangat efektif bagi
pencitraan sebuah negara. Terutama di bidang musik, film, seni-rupa, dan juga fashion. Saya
pertama kali meluncurkan Wilsen Willim di Paris Fashion Week tahun 2016 silam. Dalam pasar
internasional yang bebas, hanya produk berkualitas dengan harga yang bersaing dan yang bisa
memberikan nilai lebih, yang akan menjadi unggulan. Pegangan inilah yang selalu saya
terapkan pada karya-karya saya. Semoga melalui komoditas yang saya hasilkan, saya ikut
berkontribusi memperkenalkan Indonesia sebagai negara penghasil produk berkualitas dan
bernilai lebih. Ada kebanggaan tersendiri saat detail kain tenun hasil kolaborasi dengan para
mitra saya di Garut memberi nilai lebih pada desain kontemporer yang saya tawarkan.

5. Di antara semua koleksi yang pernah Anda ciptakan, mana yang menjadi favorit
hingga kini?
Tiap koleksi yang saya hasilkan memberikan makna dan pembelajaran-nya masing-masing.
Namun tak bisa dipungkiri bila koleksi hasil kolaborasi saya dengan Parang Kencana di Plaza
Indonesia Fashion Week tahun lalu menorehkan dampak yang begitu mendalam. Berkat
tuntutan untuk menggarap batik dan tenun, pada koleksi inilah saya jatuh cinta pada kain-kain
tradisional hasil kreasi mitra pengrajin. Di sinilah saatnya saya menemukan identitas saya
sebagai seorang designer indonesia
7. Berapa lama biasanya proses kreatif diperlukan sebelum koleksi terbaru Anda
muncul?
Meski yang cukup memakan waktu adalah proses brainstorming, inspirasi untuk sebuah koleksi
baru biasanya justru datang saat saya sedang dalam proses mengerjakan suatu koleksi.
Dimana kemudian inspirasi itu bisa saja terwujud dalam setahun, terkadang 4 bulan dan
terkadang spontan 1 minggu. Karena kolaborasi merupakan inti dari proses pengerjaan,
mempertahankan idealisme kadang menjadi tantangan saat kita inginkan tidak dapat tercapai
sepenuhnya namun keputusan harus dibuat. Maka itu, meski sebuah koleksi mempunyai
benang merah yang sama dari awal inspirasi, koleksi ini juga berevolusi mengikuti jangka waktu
proses. Saya pun mengerjakan sendiri semua pola saya. Dimana proses pembuatan pola
biasanya ‘berbalapan’ dengan menjahit. Pengalaman membuktikan ke saya bila sebuah koleksi
bisa dikerjakan dalam 1 bulan. Namun karena waktu yang lebih panjang membuat proses
pengerjaannya lebih maksimal, hingga waktu pengerjaan koleksi untuk saya adalah 4 bulan.

8. Social Media menjadi hal yang penting untuk perkembangan industri fashion.
Bagaimana Anda mempergunakan media sosial untuk brand Anda?
Yang saya sangat sadari, media sosial sangatlah dinamis. Perubahan bisa terjadi dalam
hitungan detik. Oleh karena itu bagi saya media sosial bukan sekadar menjadi metode
pemasaran, tetapi lebih menjadi fondasi dari bagaimana saya mengkomunikasikan identitas
brand saya. Dan saat komunikasi tersebut sudah terjadi, saya harus memastikan bila kemudian
karya-karya yang saya sajikan juga harus mampu menyambangi identitas tersebut.

9. Jika Anda memiliki kesempatan untuk mengajak satu orang Indonesia bekerjasama
dalam koleksi terbaru Anda, siapa yang akan Anda pilih?
Sebenarnya hal ini akan segera terwujud di akhir tahun ini. Namun sepertinya saya masih harus
‘menyimpan’ dulu informasi ini hingga akhir Oktober nanti. Saya dan segenap tim saya sangat
bersemangat tinggi untuk mengerjakan koleksi terbaru ini.

11. Bisnis kadang membatasi sisi kreativitas, bagaimana Anda mengakali hal tersebut?
Hal ini lumrah dirasakan banyak desainer termasuk saya. Namun memiliki partner bisnis yang
membatasi budget dan membantah idealisme dengan menggunakan realita tentunya bisa
terasa menyebalkan namun yang juga membuat bisnis ini bertahan. Jelas sebagai designer
saya ingin sekali membuat karya, melangsungkan peragaan busana atau membuat aktivasi
pemasaran dengan menggunakan materi dan proses yang tak berbatas modalnya. Tetapi
sangat penting untuk mengingat perbedaan antara seorang seniman dan designer ataupun
seorang costume designer dan seorang fashion designer. Fashion sendiri menganut arti ‘gaya
hidup’ dan dituntut untuk mendesain sesuatu yang bisa dipakai masyarakat secara general,
dengan menciptakan sesuatu yang menjadi sebuah tren. Contohnya membuat warga negara
asing dengan nyaman menerima tenun atau batik Indonesia. Atau membuat sesuatu yang
dapat dengan nyaman dan bangga dikenakan warga Indonesia sendiri.

12. Apa arti “mistakes” di mata kamu?


My mistake is my playground. Menurut saya ,mistake adalah sesuatu yang natural, isi kepala
orang beda beda. Apa yang ada di pikiran saya ditranslasi lewat sebuah gambar. Gambar
ditranslasi menjadi kain dan pola dan dilanjutkan ke penjahit sampai akhirnya difoto dan
dipamerkan. Prosesnya melewati begitu banyak kepala, maka itu kesalahan adalah sesuatu
yang natural, bahkan terkadang kesalahan bisa menjadi sesuatu yang lebih bagus dibanding
apa yang saya inginkan pada awalnya. Oleh karena itu saya merasa “mistake“ adalah sebuah
proses akhir dimana saya wajib mengambil keputusan untuk merayakannya atau malah
menyingkirkannya sama sekali.

Margaretha Novianty & Zico Halim - TANGAN

1. Apa atau siapa yang menjadi inspirasi Anda dalam menciptakan karya?
Apapun dan siapapun bisa menjadi inspirasi dalam koleksi Tangan.

2. Bagaimana pendapat Anda mengenai stigma 'fashion is a glamorous job'?


Tergantung bagaimana orang menilainya, bagi kami fashion is something to earn. To be
fashionable doesn’t have to be glamorous. It is about your style.

3. Di tengah maraknya konsep sustainability, bagaimana Anda menanggapi hal tersebut?


Penting sekali bagi brand fashion seperti kami, dimana banyak sekali brand lokal sekarang ini
dan tentunya pilihan yg disuguhkan semakin bervariasi. Sustainability melatih sebuah brand
untuk tetap selalu beradaptasi terhadap setiap perubahan dan pergerakan jaman. Sehingga hal
tersebut mewajibkan sebuah brand untuk terus berkarya dan aware terhadap perubahan.

5. Di antara semua koleksi yang pernah Anda ciptakan, mana yang menjadi favorit
hingga kini?
Semua koleksi memiliki keunikan dan spesial nya sendiri, sehingga kalau dibilang favorit adalah
semua koleksi kami dari awal hingga kini.

6. Mode di Indonesia sudah sangat berkembang dalam beberapa dekade terakhir dan
sudah semakin bersaing. Apa strategi Anda untuk terlihat berbeda di antara designer
lain?
Selalu aware akan tren yg ada, tidak hanya dalam design baju namun secara keseluruhan
konsep. Setiap area sama pentingnya.

8. Social Media menjadi hal yang penting untuk perkembangan industri fashion.
Bagaimana Anda mempergunakan media sosial untuk brand Anda?
Kami sangat mengandalkan adanya sosial media tidak hanya untuk berjualan namun menguji
kreativitas kami. Platform seperti Instagram sangat membantu kami dalam membangun
identitas brand kami. Who doesn’t?

11.Bisnis kadang membatasi sisi kreativitas, bagaimana kamu mengakali hal tersebut?
Itu mengapa ada dua kepala di brand ini, hehehe. Untuk mengimbangi antara sisi komersil dan
idealisme kami. Caranya selalu berkaca pada apa yg terjadi dalam brand kami, baik itu dari sisi
design baju dan juga sales.

12.Apa arti “mistakes” dimata kamu?


Mistakes bagi kami merupakan sebuah pelajaran. Penting bagi kami dengan adanya mistakes
tersebut sehingga dalam perjalanan brand ini kami semakin mengerti dan menghargai proses,
juga mendapatkan pembelajaran dari kesalahan-kesalahan tersebut yang sudah membentuk
Tanganseperti sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai