Anda di halaman 1dari 15

PKM-KC : Mesin Perajang Sampah

Organik Sistem Manual Skala Rumah


Tangga

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MESIN PERAJANG SAMPAH ORGANIK SISTEM MANUAL SKALA RUMAH


TANGGA

BIDANG KEGIATAN:

PKM-KC

Disusun oleh:

Fauzia Rohmatul L (105100201111011)

Sulva Widya S (105100200111046)

Yulia Zakinah (105100207111005)

Ristu Adi (105100200111025)

Ahmad Sujoko (105100213111002)

Feli Ade (0911020046)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Mesin Perajang Sampah Organik Sistem Manual Skala

Rumah Tangga

1. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM -K ( √ ) PKM-KC

( ) PKM-T ( ) PKM-M

1. Ketua Pelaksana Kegiatan


2. Nama Lengkap : Fauzia Rohmatul Laili
3. NIM : 105100201111011
4. Jurusan : Keteknikan Pertanian
5. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Brawijaya
1. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Kertoraharjo No. 65

Malang/085655395599

1. Alamat email : ziea2882@yahoo.co.id

1. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 5 orang

1. Dosen Pendamping
2. Nama Lengkap dan Gelar : Yusron Sugiarto, STP., MP., MSc
3. NIK : 840201 10 11 0160
4. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum Giri Palma I/g

Karangwidoro 65145

Telp. 085235890508

1. Biaya Kegiatan Total :


1. Dikti : Rp 910.000,00
2. Sumber lain (sebutkan … ) : Rp –
3. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 bulan

Malang, 29 Oktober 2012


Menyetujui

Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan

Fakultas Teknologi Pertanian

(Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP) (Fauzia Rohmatul Laili)

NIP. 19590821 199303 2 001 NIM. 105100201111011

Pembantu Rektor III Dosen Pendamping

Universitas Brawijaya

(Ir. H. RB. Ainurrasjid, MS.) (Yusron Sugiarto, STP., MP., MSc)

NIP. 19550618 198103 1 002 NIK. 840201 10 11 0160


DAFTAR ISI

Judul Halaman

Halaman Pengesahan…………………………………………………………… i

Daftar Isi………………………………………………………………………… ii

Daftar Gambar…………………………………………………………………… iii

1. Judul……………………………………………………………………… 1
2. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
3. Perumusan Masalah……………………………………………………… 2
4. Tujuan…………………………………………………………………… 2
5. Luaran Yang Diharapkan……………………………………………… 2
6. Kegunaan………………………………………………………………… 2
7. Tinjauan Pustaka………………………………………………………… 3

G.1 Definisi Sampah Organik…………………………………………………… 3

G.2 Dampak Sampah Organik………………………………………………….. 4

G.3 Kompos…………………………………………………………………… 5

G.4 Mesin Perajang Sampah…………………………………………………….. 7

1. Metode Pelaksanaan…………………………………………………… 8

H.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan…………………………………………. 8

H.2 Alat dan Bahan…………………………………………………………… 8

H.3 Pembuatan Alat…………………………………………………………… 9

1. Jadwal Kegiatan………………………………………………………… 10
2. Rancangan Biaya……………………………………………………… 11

J.1 Bahan Habis Pakai………………………………………………………… 11

J.2 Peralatan Penunjang PKM……………………………………………… 11

J.3 Biaya Operasional………………………………………………………… 11

J.4 Rekapitulasi Biaya………………………………………………………… 11

1. Daftar Pustaka………………………………………………………… 12
2. Lampiran……………………………………………………………… 12

L.1 Biodata Ketua dan Anggota Pelaksana ………………………………. 12


L.2 Biodata Dosen Pembimbing…………………………………………… 15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mesin Perajang Sampah Organik……………………………………….. 9


1. A. JUDUL

MESIN PERAJANG SAMPAH ORGANIK SISTEM MANUAL SKALA RUMAH


TANGGA

1. B. LATAR BELAKANG

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang semakin besar menyebabkan
aktifitas penduduk menjadi semakin pesat. Aktifitas masyarakat akan menghasilkan limbah
baik cair maupun padat. Penanganan sampah yang kurang baik akan menimbulkan
permasalahan lingkungan. Kurangnya kesadaran warga terhadap permasalahan
lingkungan terutama pada penanganan sampah yang kurang baik, mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan yang dapat menyebabkan pemukiman menjadi kumuh.

Penanganan limbah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengolah
sampah organik menjadi kompos. Kompos merupakan hasil penguraian parsial/tidak lengkap
dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi
berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau
anaerobik. Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi.

Sampah rumah tangga sangat ideal dijadikan kompos karena selain dapat memanfaatkan
komposnya, lingkungan pun terhindar dari pencemaran. Kompos memiliki kegunaan, antara
lain, memperbaiki struktur tanah, memperbesar daya ikat tanah berpasir, menambah daya
ikat air tanah, memperbaiki drainase dan tata udara tanah, serta mengandung hara.

Proses pembuatan kompos diawali dengan pemisahan sampah organik dan non organik,
kemudian mencacah bahan-bahan organik, pencampuran semua bahan organik dengan
bakteri pengurai atau starter, pematangan kompos yang berlangsung kurang lebih 5 minggu
dan terakhir yaitu pengayakan.

Proses pencacahan merupakan proses yang paling rumit dan memerlukan banyak tenaga.
Tujuan dari pencacahan ini adalah untuk memperkecil dan menyeragamkan bahan baku
kompos sehingga mempermudah proses fermentasi. Untuk mempermudah proses pencacahan
sampah, maka kami berinisiatif untuk membuat Mesin Perajang Sampah Organik Sistem
Manual Skala Rumah Tangga.

1. C. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah sampah rumah
tangga?
2. Apakah mesin pencacah sampah dapat meringankan kerja masyarakat dalam
pembuatan kompos?
3. Bagaimana desain mesin pencacah sampah organik untuk kalangan rumah
tangga?
1. D. TUJUAN

Tujuan kami yaitu untuk mengatasi masalah-masalah sampah rumah tangga dan mendesain
mesin perajang sampah organik skala rumah tangga yang bertujuan untuk mempermudah
masyarakat untuk mengolah sampah organik menjadi kompos. Mesin dibuat dalam sekala
kecil dan bersifat manual/tanpa mesin untuk menjangkau daya beli masyarakat sehingga
berminat untuk mengolah sampahnya.

1. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan berupa realisasi mesin perajang sampah organic system manual
skala rumah tangga yang ramah lingkungan sekaligus efektif dan efisien, terutama ditujukan
untuk masyarakat untuk membantu memanfaatkan sampah organic rumah tangga yang
menjadi sumber pencemaran untuk dijadikan kompos yang memiliki nilai ekonomis.

1. F. KEGUNAAN

Manfaat dari penulisan ini adalah bagi pemerintah yakni untuk mengurangi permasalahan
banjir terutama di daerah padat penduduk akibat penumpukan sampah rumah tangga. Bagi
masyarakat, mempermudah dalam pembuatan kompos yang memiliki nilai ekonomi dan
meningkatkan rasa peduli lingkungan sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan sehat
dengan inovasi mesin perajang sampah organic system manual skala rumah tangga yang
ramah lingkungan dan biaya rendah dibandingkan dengan mesin perajang sampah otomatis.
Bagi penulis, karya ini dapat membantu mengasah keterampilan dalam menciptakan solusi
pada setiap permasalahan yang ada dan memotivasi untuk senantiasa berpikir kritis dalam
memecahkan persoalan sampah rumah tangga yang saat ini menjadi permasalahan global.

1. G. TINJAUAN PUSTAKA

G.1 Definisi Sampah Organik

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses
alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan
setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan
manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

Berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi dua yaitu :

1. Sampah organik – dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-
daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos
1. Sampah anorganik – tidak terurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik
wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik
kertas koran, HVS, maupun karton

Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari
alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan
organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit
buah, dan daun.

Jenis-jenis sampah organik sendiri dibagi menjadi :

 Sampah organik basah.

Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup
tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.

 Sampah organik kering.

Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang
kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting
pohon, dan dedaunan kering.

G.2 Dampak Sampah Organik

1. Dampak terhadap Kesehatan

Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

 Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
 Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
 Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya
masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.

1. Dampak terhadap Lingkungan


Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.

Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat
meledak.

Sampah Organik adalah berupa barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang
benar.Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan
terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos).

G.3 Kompos

Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami,


alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya
dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar
buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik
sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat
beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya
anorganik. Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses
alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat
campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan
penambahan aktivator pengomposan.

Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik,
dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah banyak
beredar antara lain: PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos,
EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective
Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost).
Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.

Kompos memiliki manfaat memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan


bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan
kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat
dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap
unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga d iketahui dapat membantu tanaman
menghadapi serangan penyakit.

Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada
tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil panen lebih tahan
disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

1. Aspek Ekonomi :
 Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.
 Mengurangi volume/ukuran limbah
 Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

2. Aspek Lingkungan :

 Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari
sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan
sampah.
 Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

3. Aspek bagi tanah/tanaman:

 Meningkatkan kesuburan tanah


 Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
 Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
 Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
 Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
 Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
 Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
 Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya merangsang granulasi,
memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran bahan organik
terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan
pada fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S. Peran bahan organik
terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga
memengaruhi serapan hara oleh tanaman (Gaur, 1980).

Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi tanah dan pertumbuhan tanaman.
Kompos memberikan peningkatan kadar Kalium pada tanah lebih tinggi dari pada kalium
yang disediakan pupuk NPK, namun kadar fosfor tidak menunjukkan perbedaan yang nyata
dengan NPK. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditelitinya ketika itu, caisin
(Brassica oleracea), menjadi lebih baik dibandingkan dengan NPK.

G.4 Mesin Perajang Sampah

Pengolahan sampah organik untuk keperluan pembuatan kompos dapat dilakukan secara
sederhana. Sampah berupa dedaunan dimasukan ke dalam mesin perajang sampah agar
ukuran sampah menjadi lebih kecil sehingga memudahkan dalam proses decomposing dengan
bantuan mikrobakteri pengurai untuk hasil yang maksimal.

Mesin Perajang Sampah adalah salah satu varian mesin perajang yang didesain khusus untuk
merajang sampah. Jenis sampah yang bisa dirajang menggunakan mesin perajang ini adalah
dari jenis sampah organik, yaitu sampah yang bisa didaur ulang dan bisa dijadikan kompos
atau pupuk organik. Kami menyediakan mesin perajang untuk skala pengolahan sampah
rumah tangga.
1. H. METODE PELAKSANAAN

H.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Perancangan ini dilaksanakan selama 1 bulan di Laboratorium Mekatronika, Jurusan


Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.

H.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan alat ini yaitu:

1. Plat besi ketebalan 2mm sebagai bahan yang digunakan untuk rangka mesin yang
digunakan.
2. Alat pemotong manual digunakan untuk memotong plat besi. Plat besi dipotong
menggunakan alat pemotong manual karena plat yang digunakan tidak terlalu tebal.
3. Penggaris, digunakan untuk mengukur plat dan membuat desain supaya sesuai
ukuran.
4. Mesin Roll, digunakan untuk membuat bentuk lengkungan pada plat besi
5. Mesin Las, digunakan untuk menyambung bagia-bagian dari plat yang telah dibentuk.
Mesin las yang digunakan dalam pembuatan mesin perajang sampah ini yaitu Mesin
Las Busur.
6. Gerinda tangan dan gerinda duduk, digunakan untuk meratakan bagian-bagian hasil
pengelasan yang tidak rata. Selain itu, untuk menajamkan plat yang akan digunakan
sebagai pisau pemotong sampah

H.3 Pembuatan Alat


Gambar 1. Mesin Perajang Sampah Organik

Prosedur Kerja Pembuatan Mesin Pencacah Sampah Organik Manual Skala Rumah Tangga
(Gambar 1) :

1. Siapkan Alat dan Bahan


2. Membuat Sketsa

Membuat sketsa atau mal menggunakan kardus dengan model sesuai dengan desain yang
telah dibuat. Selanjutnya sketsa yang telah dibuat menggunakan kardus modelkan di atas plat
besi.

1. Pemotongan Plat

Plat besi yang telah digambar sesuai desain kemudian dipotong menggunakan alat pemotong
manual sesuai alur sketsa.

1. Pelengkungan Plat

Pelengkungan plat dilakukan dengan menggunakan mesin roll pada bagian-bagian alat yang
berbentuk seperti tabung. Mesin roll tersebut sebelumnya telah diatur tingkat
kelengkungannya seperti yang kita inginkan

1. Pembuatan Pisau Pencacah

Pisau pencacah terbuat dari plat besi dengan lebar 1,5 cm dan panjang 8 cm. Plat yang telah
dipotong kemudian ditajamkan dengan mesin gerinda duduk.

1. Pengelasan Plat

Plat yang telah dibentuk sesuai sketsa melalui pemotongan dan pelengkungan kemudian
dirangkai sesuai desain menggunakan mesin las.

1. Finishing

Setelah pengelasan, Mesin Pencacah Sampah Organik Manual Skala Rumah Tangga sudah
dapat digunakan namun masih perlu finishing berupa pengecatan agar mesin terlihat menarik.
Pengecatan dilakukan sebaik mungkin dan semenarik mungkin contohnya dengan
menampilkan gambar-gambar kartun agar dapat menarik anak-anak untuk dapat mengolah
sampah menjadi kompos dengan menggunakan mesin ini.
1. I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan desain
Peninjauan bahan
Percobaan pembuatan alat
Penyusunan laporan awal
Revisi laporan
Simulasi alat
Penyelesain laporan akhir

1. J. RANCANGAN BIAYA
2. 1. Biaya Habis Pakai

Nama Bahan Jumlah Harga Biaya


Plat 60 x 120 1 Lembar Rp 150.000 Rp 150.000
Elektroda las 1 Pcs Rp 100.000 Rp 100.000
Rantai Sepeda 1 set Rp 120.000 Rp 120.000
Bearing 2 buah Rp 20.000 Rp 40.000

Total Rp 410.000

1. 2. Peralatan Penunjang PKM

No Jenis Kebutuhan Harga Satuan (Rp) Jumlah


1. Sewa Peralatan Laboratorium 1 Bulan 250.000/bulan Rp 250.000

2. Sewa Laboratorium 1 Bulan 100.000/bulan Rp 100.000


Total Rp 350.000

1. 3. Biaya Operasional

No Keterangan Jumlah (Rp)


1. Biaya Rental Komputer Rp 50.000

2. Dokumentasi Rp 50.000

3. Biaya Pencarian Literatur Rp 50.000


Total Rp 150.000
1. 4. Rekapitulasi Biaya

Jenis Jumlah
1. Biaya Habis Pakai Rp 410.000
2. Peralatan Penunjang PKM
3. Biaya Operasional Rp 350.000

Rp 150.000
Total Rp 910.000
1. K. DAFTAR PUSTAKA

Gaur, D. C. 1980. Present Status of Composting and Agricultural Aspect, in: Hesse, P. R.
(ed). Improvig Soil Fertility Through Organic Recycling, Compost Technology. FAO of
United Nation. New Delhi.

Guntoro Dwi, Purwono, dan Sarwono. 2003. Pengaruh Pemberian Kompos Bagase
Terhadap Serapan Hara Dan Pertumbuhan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.).
Dalam Buletin Agronomi, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.

Anonim. 2012. Sampah organik dan Anorganik. http://www.buletinbelantara.com. Diakses


tanggal 26 Oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai