A. Latar Belakang

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siwi Setya Dewi

NIM : 20173030017
Mata Kuliah : Konsep Dan Teori Audit

A. Latar Belakang
Skeptisisme, berasal dari kata skeptis, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti sikap meragukan, mencurigai, dan tidak memercayai kebenaran suatu hal, teori,
ataupun pernyataan. Sedangkan profesional, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah sesuatu yang bersangkutan dengan profesi, yang membutuhkan keahlian khusus
untuk menerapkannya. Dari definisi kata skeptisisme dan profesional tersebut, dapat
disimpulkan bahwa skeptisisme professional auditor adalah sikap auditor yang selalu
meragukan dan mempertanyakan segala sesuatu, dan menilai secara kritis bukti audit
serta mengambil keputusan audit berlandaskan keahlian auditing yang dimilikinya.
Skeptisisme bukan berarti tidak percaya, tapi mencari pembuktian sebelum dapat
memercayai suatu pernyataan (Center for Audit Quality, 2010).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam menjalankan
profesi audit?
2. Apa yang dimaksud dengan skala skeptisme profesional dan apa saja macam-macam
skala tersebut?

C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang audit dalam menjalankan profesi audit.
2. Selain itu penelitian juga bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
skala skeptisme professional dan macam-macamnya.

D. Pembahasan (metode)
Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam menjalankan profesi
audit adalah harus mempunyai kemampuan teknikal yang terpresentasi dalam
pengalaman maupun profesi dan kualitas auditor dalam menjaga sikap mentalnya
(independensi) supaya mampu menghasilkan hasil audit yang berkualitas.
Skala skeptisisme profesional cocok untuk mengukur tingkat skeptisisme
profesional yang diterapkan oleh auditor di PT lingkungan audit yang berbeda di berbagai
negara. Badan Praktek Audit (APB) (2010) di Inggris telah mengangkat keprihatinan
serupa tentang kemungkinan pengaruh lingkungan negara, seperti pengaruh budaya
terhadap skeptisisme profesional seorang auditor saat melakukan pekerjaan audit. Selama
proses penilaian audit dan pengambilan keputusan, sikap skeptis seseorang auditor dapat
dipengaruhi oleh lingkungan budaya (Ferrel & Gresham 1985; Dubinsky & Loken 1989;
Hamilton 2011).

E. Kesimpulan
Dalam artikel yang berjudul Analisis Faktor Eksplorasi pada Skala Skeptisisme
Profesional Hurtt: Perspektif Malaysia dapat diambil kesimpulan bahwa seorang auditor
diwajibkan oleh professional standar untuk mengadopsi sikap skeptisisme professional
saat melakukan audit (MIA 2008). Pentingnya skeptisisme profesional diakui oleh audit
profesi dalam Paragraf 15 dari ISA 200 – Tujuan dan Prinsip Umum yang Mengatur
Audit Keuangan Pernyataan Standar ini mensyaratkan auditor untuk merencanakan dan
melakukan audit dengan sikap skeptisisme professional yang mengakui keadaan mungkin
ada yang menghasilkan laporan keuangan salah saji material (MIA 2008).

F. Pengembangan Penelitian Selanjutnya


Menurut pendapat saya pengembangan penelitian selanjutnya dapat dilakukan
survei di berbagai negara untuk mengetahui lebih jelasnya tentang profesi audit dan
standar-standar yang ada di berbagai negara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai