Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

RPS VIII
KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KOPERASI DAN
UMKM

OLEH
KELOMPOK V :

NYOMAN YUSTIANA SUMANDARI (1707522118)/19


NI MADE AYU SUTARININGSIH (1707522130)/24

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019/2020
7.1 Teori Kepemimpinan
1. Teori Orang Hebat (Great Man Theory)
Great Man Theory atau Teori Orang Hebat ini berasumsi bahwa sifat
kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan ini dibawa dari sejak orang tersebut
dilahirkan. Great Man Theory ini berkembang sejak abad ke-19. Meskipun tidak dapat
diidentifikasikan dengan kepastian ilmiah tentang karakteristik dan kombinasi manusia
seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, namun semua orang mengakui
bahwa hanya satu orang diantara mereka yang memiliki ciri khas sebagai pemimpin hebat.
Great Man Theory ini menyatakan bahwa pemimpin hebat itu ditakdirkan lahir
untuk menjadi pemimpin. Teori tersebut juga menganggap seorang pemimpin hebat akan
muncul saat dalam menghadapi situasi tertentu. Teori tersebut dipopulerkan oleh Thomas
Carlyle dalam bukunya yang berjudul “On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in
History”.
2. Teori Sifat Kepribadian (Trait Theory)
Teori Sifat Kepribadian atau Trait Theory ini mempercayai bahwa orang yang
dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu akan menjadikan mereka unggul dalam
peran kepemimpinan. Artinya, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian,
kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa
tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi
pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini berfokus pada analisis karakteristik mental, fisik dan sosial
untuk mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang karakteristik dan kombinasi
karakteristik yang umum diantara para pemimpin. Keberhasilan seseorang dalam
kepemimpinan sangat tergantung pada sifat kepribadiannya dan bukan saja bersumber dari
bakat namun juga berasal dari pengalaman dan hasil belajarnya.
Menurut penelitian dari McCall dan Lombardo (1983), terdapat empat sifat
kepribadian utama yang menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin.
1) Stabilitas dan ketenangan emosional : Tenang, percaya diri dan dapat
diprediksi terutama pada saat mengalami tekanan.
2) Mengakui Kesalahan : Tidak menutupi kesalahan yang telah dibuat tetapi
mengakui kesalahan tersebut.
3) Keterampilan Interpersonal yang baik : mampu berkomunikasi dan
menyakinkan orang lain tanpa menggunakan taktik yang negatif dan paksaan.
4) Pengetahuan yang luas (Intelektual) : Mampu memahami berbagai bidang
daripada hanya memahami bidang-bidang tertentu ataupun pengetahuan
tertentu saja.
3. Teori Perilaku (Behavioural Theory)
Sebagai reaksi dari Teori Sifat Kepribadian, Teori Perilaku atau Behavioural
Theories ini memberikan perspektif baru tentang kepemimpinan. Teori ini berfokus pada
perilaku para pemimpin daripada karakteristik mental, fisik dan sosial mereka.
Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-
fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Teori Perilaku ini
bertolak belakang dengan Teori Great Man (Teori Orang Hebat) yang mengatakan seorang
pemimpin adalah dibawa dari lahir dan tidak dapat dipelajari. Teori Perilaku ini
menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah didasarkan pada perilaku yang
dapat dipelajari dan bukan hanya dari bawaan sejak lahir.
4. Teori Kontingensi (Contingency Theory)
Teori Kontingensi atau Contingency Theory beranggapan bahwa tidak ada cara
yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap gaya kepemimpinan
harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Berdasarkan Teori Kontingensi ini,
seseorang mungkin berhasil tampil dan memimpin sangat efektif di kondisi, situasi dan
tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya akan menurun apabila dipindahkan ke
situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah. Teori Kontingensi
atau Contingency Theoryini juga sering disebut dengan Teori Situasional.

7.2 Tipe dan Gaya Kepemimpinan


1. Tipe Kepemimpinan
1) Tipe Sanguinis (yang popular)
Sanguinis yang populer merupakan tipe karakter kepribadian yang suka menjadi
bahan perhatian, ingin selalu disenangi oleh orang lain, menyukai kepopuleran,
memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan senang menjadi pusat perhatian. Seorang
sanguinis selalu senang dalam situasi yang gembira, pesta- pesta, berkumpul dengan
teman- teman dalam kondisi yang ramai. Senang terhadap aktivitas kebersamaan yang
menyenangkan, namun hidupnya tidak teratur. Orang dengan tipe sanguinis susah
berkonsentrasi dan diajak serius. Selalu cenderung memberikan keputusan setelah
berpikir pendek.
Kelemahan :
Orang dengan tipe sangunis cenderung tidak terorganisir, tidak mudah mengingat
hal hal yang terperinci, kurang serius dalam apapun, mempercayakan pada orang lain
untuk melakukan pekerjaan, terlalu mudah ditipu dan kekanak- kanakan, mempunyai
ide cemerlang namun tidak mampu melaksanakan sampai akhir, merasa sebagai orang
tanpa kesalahan, berbicara terlalu banyak, mementingkan diri sendiri, mempunyai
ingatan yang belum dikembangkan, pelupa, suka menyela dan menjawab untuk orang
lain, tidak tertip dan tidak dewasa.
2) Tipe Melankolis (yang sempurna)
Tipe Kepribadian Melankolis yang sempurna merupakan tipe kepribadian yang
memiliki karakter cenderung bersikap rapi, teratur, terencana, dan mampu
mempertimbangkan segala sesuatu dengan melihat hal- hal kecil. Secara penampilan
fisik, orang dengan tipe melankolis sempurna tampak rapi, baju mulus, sepatu bersih,
barang bawaan tertata rapi, buku tertata dengan rapi, tulisan rapi.
Secara akademis tipe melankolis tergolong pandai dan cerdas. Pemimpin dengan
tipe melankolis suka mengatur, suka mengingatkan orang lain jika tidak sesuai, suka
mengontrol semuanya sendiri, tidak mau kalah, bicaranya dingin, sesuai aturan atau
baku. Selalu ingin tahu dan mengejar jawaban sampai mendalam karena menginginkan
kesempurnaan.
Kelemahan :
Cenderung selalu mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingannya
sendiri sampai melupakan kebutuhan dirinya sendiri. Merasa tidak puas apabila sesuatu
berjalan tidak sesuai kehendaknya atau yang dia rasa benar. Pemikirannya yang terlalu
sempurna terkadang dianggap terlalu rumit dan tidak terlalu perlu oleh orang
disekitarnya. Dianggap terlalu serius oleh orang disekitarnya.
3) Tipe Koleris (yang kuat)
Koleris yang kuat merupakan tipe kepribadian yang tegas. Koleris sangat suka
mengatur, suka petualangan, suka tantangan baru, memiliki ketegasan dalam
menentukan keputusan, tidak mudah menyerah, tidak mudah mengalah. Namun
dibalik semua kesempurnaan dirinya dan jiwa kepemimpinannya yang besar, orang
koleris cenderung jarang bersenang- senang. Pemimpin degan tipe koleris sangat
memerlukan perubahan, selalu menginginkan perubahan dan memperbaiki kesalahan,
memiliki kemauan yang tegas dan kuat, tidak emosional dalam bertindak, tidak mudah
patah semangat, memiliki jiwa yang bebas dan mandiri, memiliki keyakinan yang
teguh, bisa menjalankan kegiatan apa saja.
Kelemahan :
Terlalu terpacu dan menyukai pada hal hal serius sehingga melupakan kebutuhan
akan waktu yang santai dan menyenangkan. Kehidupannya terpacu pada target, tujuan
dan hasil.
4) Tipe Plegmatis (cinta damai)
Pemimpin dengan tipe karakter phlegmatis cenderung diam dan kalem, suka
mengalah, memiliki rasa toleransi yang tinggi, suka mengalah, tidak menyukai
konflik. Pemimpin dengan tipe ini suka dengan kehidupan yang damai- damai saja dan
tenang. Apabila dihadapkan pada suatu masalah, maka dia akan mencari solusi dengan
cara damai dan diselesaikan dengan tenang. Tipe plegmatis mampu bersabar dalam
kondisi apapun termasuk mau menjadi pendengar yag baik, tetapi apabila disuruh
untuk mengambil keputusan, mengalami kesulitas dan cenderung menunda- nunda.
Kelemahan Plegmatis:
Cenderung mengalir apa adanya dan terkesan tidak memiliki impian atau pendirian
hidup yang tegas. Sulit menentukan pilihan. Tidak pandai memberikan masukan atau
gagasan baru.
2. Gaya Kepemimpinan
1) Gaya Otokratsitasi/Diktatorial
Pemimpin bertindak diktaktor pada bawahannya. Cenderung melakukan
pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya. Disini kewajiban dari bawahan
adalah untuk mengikuti dan menjalankan perintah. Tak boleh ada saran dan bantahan
dari bawahan. Mereka diharuskan patuh dan setia secara mutlak kepada pemimpinnya.
Kendali penuh ada pada pemimpin (bersifat satu arah)
2) Gaya Laissez Faire
Pemimpin tidak memberikan instruksi dan perintah, mereka membiarkan
bawahannya untuk berbuat sekehendaknya. Tak ada kontrol dan koreksi. Tentu saja
dalam kepemimpinan inis angatlah mudah terjadi kekacauan dan bentrokan. Pemimpin
tak menjalankan perannya dengan baik.
3) Gaya Demokratis/Partisipatif
Gaya kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin
Otokratsitasi/Diktatorial . Disini pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah-tengah
anggotanya. Hubungan yang tercipta juga tidaklah kaku seperti majikan dengan
bawahan, melainkan seperti saudara sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan
kebutuhan kelompoknya dan mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam
mengerjakan tugas. Pemimpin juga mau menerima masukan dan saran dari
bawahannya.

7.3 Effective Leadership


Keberhasilan seorang pemimpin tidak kalah pentingnya juga dipengaruhi oleh
kompentensi sang pemimpin mengenal tipe kepribadiannya dan tipe para pendukungnya
(staf). Untuk itu para manager koperasi agar dapat berhasil hendaknya mengetahui,
memahami dan menerpakan tipe-tipe kepribadian :
1. Mampu mengembangkan jaringan yang luas (Networking)
2. Menguasai teknik-teknik komunikasi yang efektif (Communication Skill)
3. Membangun kerjasama dan performance team yang solid (Team Work)
4. Menjadi pemimpin yang unggul (extraordinary) dalam lingkungan kerja
5. Memiliki kualitas kepemimpinan yang sejati yang mampu memotivasi team
6. Mampu melakukan fungsi manager atau supervisor secara maksimal
7. Manjadi pemimpin yang mampu melakukan Coaching terhadap bawahan.
8. Mampu menciptakan unsur Fun dalam bekerja
7.4 Cerita Sukses Kepemimpinan
Eleanor Rooservelt pernah berkata “seorang pemimpin yang baik menginspirasi orang-
orang untuk memiliki kepercayaan diri dalam diri mereka”
“Andai bekerja keras untuk mengembangkan produk Anda, Anda berjuang untuk
menyelesaikan masalaha finansial diperusahaan Anda, Anda mempromosikan bisnis Anda,
tetapi Anda tidak mempertimbangkan masalah kepemimpinan dan bagiman mencari staff-
staff terbaik” kata John Maxwell, penulis buku kepemimpinan handal.
Contoh Kisah Mc Donald’s :
Tahun 1937-an, masyarakat Amerika mulai gandrung degan mobil, kakak beradik Dik &
Mor berinovasi dengan membuka kedai khusu yang bisa memesan dari mobil untuk meraih
kesuksesan bisnis yang besar.
Adapun menu andalannya adalah hot dog, gorengan (french fies), burger, roti sandwich,
coca-cola dan aneka salad. Binis ini meledak bahkan antrian semakin panjang.
Inovasi dilakukan yaitu dengan menghapus pesanan dari mobil, focus pada walk-up
costumer, mengurangi daftar menu hanya focus pada burger . perusahaan menjadi berita di
media dan mendapatkan iklan gratis.
Tahun 1995, usaha mereka stuck, omsetnya tetap dan banyak pesaing-pesaing yang meniru
sehingga akhirnya usaha tersebut mengalami kemunduran. Kemudian solusi untuk mengatasi
hal tersebut digagas oleh Ray Kroc yang berhasil menuangkan konsep franchise sehingga ia
mendapatkan hak untuk memperluas dan mengembangkan bisnis McDonald’s dengan konsep
barunya tersebut.
Alhasil dalam waktu 4tahun, Ray Kroc terbukti berhasil membuka 100 cabang Mc
Donald’s tanpa modal sama sekali dan semua dibiayai oleh para franchise.

7.5 Langkah-langkah dalam Pengambilan Keputusan


1. Mengidentifikasikan masalah (mengenal persoalan) yaitu menetapkan apa yang menjadi
persoalan terjadinya penyimpangan atau permasalahan.
2. Menentukan pedoman pemecahan masalah seperti mencari rambu-rambu yang tepat untuk
memecahkan penyebab masalah
3. Mengadakan penilaian terhadap baik buruknya alternative dengan cara atau model tertentu
4. Menilai alternative yang terbaik dengan standar ukuran tertentu
5. Mengimplementasikan alternative yang dipilih yaitu penerapan keputusan beserta resiko
dan konsekuensinya agar dipertimbangkan
REFERENCE :

Sumantri, Bambang Agus, Permana, Erwin Putera 2017. Managemen Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) Perkembangan, Teori dan Praktek. Kediri : Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Nusantara PGRI Kediri.
Gary A. Yukl, Leadership in Organizations (8th Edition), Pearson Education

Anda mungkin juga menyukai