Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anggota :
1. Rossalia Hilda Safitri (16.322.005) Resume
2. Ulfa Hardyanti S. (16.322.015) Bab 14
3. Afidatul Munawaroh (16.322.022) Bab 15
BAB 14
METAFORA ZAKAT DAN SHARI’AH THEORY UNTUK AKUNTANSI SYARIAH
Triyuwono (1997 ; 2000a; 2000b) telah mengajukan konsep “metafora amanah” yang
kemudian diturunkan menjadi “realitas organisasi yang dimetaforakan dengan zakat”. Dengan
konsep ini perusahaan tidak lagi berorientasi pada profit, tetapi berorientasi pada zakat.
Konsekuensi dari ini adalah bahwa manajemen akan mengelola perusahaan dengan model
manajemen amanah.
Metafora zakat telah melahirkan dua aliran pemikiran dalam memformat bentuk
akuntansi syariah.
1. Entity Theory. Pemikiran ini menggunakan pemikiran modern yang serat dengan nilai-
nilai kapitalisme dan maskulinisme.
2. Enterprise Theory. Pemikiran ini menggunakan berbasis pada nilai syariah.
METAFORA AMANAH
Bentuk konkret dari metafora ini di dalam organisasi bisnis adalah “realitas organisasi
yang dimetaforakan dengan zakat”. Dalam konteks ini, realitas organisasi yang profit-oriented
atau stockholders-oriented bukan lagi orientasi yang tepat bagi perusahaan yang berbasis nilai
syariah, tapi sebaliknya menggunakan konsep yang berorientasi pada zakat yaitu berorientasi
pada pelestarian alam, berorientasi pada stakeholders dan pada Tuhan.
Metafora amanah mengindikasikan bahwa perusahaan merupakan instrumen yang
digunakan oleh manusia untuk mengoperasikan kekhalifahan manusia di bumi yaitu
menciptakan dan menyebarkan kesejahteraan bagi stakeholders (manusia) dan lingkungan
alam. Konsekuensi dari hal ini adalah bahwa semua yang dilakukan oleh manajemen harus
pada etika syariah “etika bisnis”. Orientasi pada Tuhan secara tersirat tampak pada aplikasi
nilai-nilai syariah dalam operasionalisasi perusahaan.
Metafora amanah ini sebetulnya diturunkan dari sebuah “akisoma” yang mentapkan
pada dasarnya manusia itu berfungsi sebagai khalifah fill-Ardh. Dengan fungsi ini manusia
mengemban “amanah” yaitu “mengelola bumi secara bertanggung jawab dengan
menggunakan akal yang telah dianugerahkan Allah”. Oleh karena itu, metafora amanah
digunakan untuk mendesain bentuk, struktur dan manajemen organisasi dalam rangka
menciptakan da mendistribusikan kesejahteraan.
REALITAS ORGANISASI YANG DIMETAFORAKAN DENGAN ZAKAT
Organisasi bisnis yang orientasinya tidak lagi profit-oriented atau stakeholder-
oriented tapi zakat-oriented dan environment and stakeholders-oriented. Dengan orientasi ini,