Laporan PKL 2015
Laporan PKL 2015
LAPORAN
Oleh:
2015-2016
LEMBAR PENGESAHAN
Telah selesai diperiksa dan dinilai oleh Dosen Pembimbing dan Pembimbing
PKL.
Medan, 07 Januari 2016
Disahkan oleh:
Dosen Pembimbing PKL, Pembimbing Lapangan,
Pengawas Utama
PENDAHULUAN
PT. Waskita Karya merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang
bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 1 Januari
1961 ini berasal dari nasionalisasi perusahaan Belanda dengan nama Volker
Aannemings Maatschappij N.V. yang berubah bentuk menjadi persero pada tahun
1973. Sejak saat itu, perusahaan ini mulai mengembangkan usahanya sebagai
kontraktor dengan jangkauan yang lebih luas seperti jalan raya, jembatan,
pelabuhan, bandara, bangunan, pabrik semen dan fasilitas pembangunan umum
lainnya (www.waskita.co.id).
Kantor pusat Waskita Karya beralamat di Gedung Waskita Jln. M.T. Haryono
Kav. No. 10 Cawang, Jakarta – 13340.
Pemegang saham mayoritas Waskita Karya (Persero) Tbk adalah Negara
Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 66,068%.
Visi
Menjadi perusahaan Indonesia terkemuka di bidang industry
konstruksi,rekayasa,investasi,insfatruktur dan property / realty.
Misi
Meningkatkan nilai perusahaan yang berkelanjutan melalui :
1.SDM yang kompeten.
2.Sistem dan teknologi terintegrasi.
3.Sinergi dengan mitra usaha
4.Inovasi
5.Diversifikasi usaha.
Budaya Perusahaan
IPTEX,Integrity,Profesionalism,Teamwork,Excellence.
Motto
“ Maju dengan Karya Bermutu”
Area Lokasi
Pembangunan bendung,
desa Malasori, kec,
belutu,Tebing
tinggi,Serdang Bedagai
Pemberi Tugas
PT. Waskita
KonsultanP
erencana
Head
Office
Site Project
Konsultan Direksi Team
Pengawas Lapangan Proyek
Garis Instruksi
Garis Konsultasi
Garis Koordinasi
Gambar 1.3 : Bagan koordinasi proyek bendung di Aek Sigeaon
LINGKUP PEKERJAAN
A. Pekerjaan Pendahuluan
1. Mobilisasi & Demobilisasi
2. Pembuatan Direksi Keet
3. Pembuatan Gudang Material dan Bedeng Pekerja
4. Pembuatan Pagar Proyek Sementara
5. Papan Nama Proyek
6. Pengadaan Perlengkapan P3K,Keselamatan Kerja,& Kebersihan
7. Pengadaan Listrik & Air Bersih
8. Pengadaan Dokumentasi
9. Pembuatan Shop Drawing & As Built Drawing
10. Pembuatan Laporan Proyek
11. Pembuatan Bowplang & Bench Mark (BM) Bangunan
12. Perijinan
13. Pengadaan Keamanan Proyek
14. Jembatan Sementara untuk Konstruksi Bangunan
15. Cofferdam dan Sementara dengan Pengeringan
16. Pemeliharaan Jalan Kerja Sementara
17. Pembangunan Jembatan akses jalan kerja
B. Pekerjaan Bendung Belutu
1. Pekerjaan Tubuh Bendung
2. Pekerjaan Intake
3. Pekerjaan Kantong Lumpur
4. Pekerjaan Bangunan Pembilas
5. Pekerjaan Bangunan Inlet
6. Pekerjaan Tanggul
7. Pekerjaan Lain-lain.
C. Pembuatan Jembatan (Akses Kelokasi)
1. Pengukuran Elevasi
2. Pekerjaan Box Culvert
3. Pemasangan Lantai Kerja
4. Pembesian
5. Pengecoran
D. Pekerjaan Tanggul Banjir
3. Pokok-pokok Perhatian K3 :
a. Kecelakaan kerja akibat dari penggunaan :
1. Pengunaan terhadap alat / mesin
2. Tahap / metode pelaksanaan
b. Penyakit akibat kerja :
1. Suara dan Asap pengunaan alat
2. Penggunaan bahan kimia berbahaya
3. Faktor cuaca (panas terik & hujan) di lapangan
4. Getaran yang berlangsung secara terus menerus
c. Pemaparan tehadap kondisi lingkungan
5. Penanganan Khusus
Penanganan khusu dari program K3LMP meliputi :
1. Material berbahaya
Daftar material yang memerlukan penanganan khusu :
a. Semen
b. Solar,oli
Masing-masing bahan diperlukan penanganan khusus dengan
penyimpanan dan disertai MSDS
2. Peralatan khusus
Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus :
a. Excavator
b. Bulldozer
c. Generator set
d. Mesin las
e. Bar bending
f. Bar cutter
g. APAR
h. Concrete mixer
i. Pompa air
j. Water pass
k. Total station
l. Vibro roller
m. Dumptruck
3. Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang harus mempunyai sertifikat keahlian :
a. Mekanik
b. Operator Excavator,compactor dan bulldozer
c. Surveyor
d. Drafter
e. Petugas K3
4. Pekerjaan Berbahaya
Pekerjaan yang dianggap berbahaya harus menggunakan metode
pengerjaan tertentu,menggunakan alat khusus,IK,Ijin kerja dan APD
Persero PT.
WASKITAKARYA
Efisiensi secara
keseluruhan 60 % - 85 % 40 % - 80 %
Ukuran bentang pintu (B) bentang pintu (B) 1.0m
1.60m dan tinggi dan tinggi pintu (H)
pintu (H) 0.85m,sedangkan tinggi
1.40m,sedangkan frame(rangka pintu) (HT)
tinggi frame(rangka 4.5m,frame tegak plat
pintu) (HT) besi L.80x80x8 dan frame
4.410m,frame tegak atas dan bawah plat besi
plat besi L.80x80x8, Daun pintu
UNP.120x60x6.0 kanal menggunakan
dan frame atas dan rangka daun pintu
bawah plat besi horizontal dan vertical
UNP.150x75x6.5, serta diagonal plat besi
Daun pintu kanal L.60x60x6 ,serta dialpisi
menggunakan plat besi dengan tebal
rangka daun pintu 0.08m.sedangkan
horizontal dan bangunan pengikat untuk
vertikal plat besi frame pintu kanal
UNP.100x50x5,serta memiliki tinggi dinding
dialpisi plat besi 4.1m.
dengan tebal
0.08m.sedangkan
tinggi frame(rangka
Dimana :
q udara = udara yang diperlukan untuk aerasi per m1 lebar pintu,m3/det.
q air = debit diatas pintu m3
yp = kedalaman air diatas tirai luapan,m
Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder
dan ke petak-petak tersier yang diairi.Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakir.
Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
primer menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir.
Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
sekunder menuju petak-petak kuater yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan box tersier
terakhir.
Saluran kuater membawa air dari bangunan yang menyadap dari box tersier
menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
Batas akhir dari saluran sekunder adalah box kuater terakhir.
2.5.3 Bangunan Bagi Sadap
Bangunan bagi merupakan bangunan yang terletak pada saluran primer ,
sekunder dan tersier yang berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh saluran
yang bersangkutan. Khusus untuk saluran tersier dan kuarter, bangunan bagi ini
masing-masing disebut boks tersier dan boks kuarter. Bangunan sadap tersier
mengalirkan air dari saluran primer dan sekunder menuju saluran tersier penerima.
Dalam rangka penghematan, bangunan bagi dan bangunan sadap dapat
digabungkan menjadi satu rangkaian bangunan.
Bangunan bagi pada saluran-saluran besar pada umumnya mempunyai 3
(tiga) bagian utama, yaitu:
1. Alat pembendung, berfungsi untuk mengatur elevasi muka air sesuai
dengan tinggi pelayanan yang direncanakan.
2. Perlengkapan jalan air melintasi tanggul, jalan atau bangunan lain menuju
saluran cabang. Konstruksinya dapat berupa saluran terbuka ataupun
gorong-gorong. Bangunan ini dilengkapi dengan pintu pengaturagar debit
yang masuk salurandapat diatur.
3. Bangunan ukur debit, yaitu suatu bangunan yang berfungsi untuk
mengatur besarnya debit yang mengalir.
Mengeringkan sawah
Membuang kelebihan air hujan
Membuang kelebihan air irigasi
Saluran pembuang kuater menampung air langsung dari sawah di daerah
atasnya atau dari saluran pembuang di daerah bawah. Saluran pembuang tersier
menampung air buangan dari saluran pembuang kuater. Saluran pembuangan
primer menampung dari saluran pembuang tersier dan membawanya untuk
dialirkan kembali ke sungai.
2.5.6 Bangunan Pelengkap
Sebagaimana namanya, bangunan pelengkap berfungsi sebagai pelengkap
bangunan-bangunan irigasi yang telah disebutkan sebelumnya. Bangunan
pelengkap berfungsi sebagai untuk memperlancar para petugas dalam eksploitasi
dan pemeliharaan. Bangunan pelengkapa dapat juga dimanfaatkan untuk
pelayanan umum. Jenis-jenis bangunan pelengkap antara lain jalan inpeksi,
tanggul, jembatan penyebrang, tangga mandi manusia, sarana mandi hewan, serta
bangunan lainnya.
untuk mencegah kerusakan semen akibat udara yang lembab. Penyimpanan dan
pemakain semen di pondok berdasarkan FIFO, dan kantong-kantong semen ditata
sedemikian rupa sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan. Berikut
gambar penyimpanan semen yang digunakan dalam proyek D.I. Belutu.
Gambar 2.8 : Cara penyimpanan semen
Agregat Halus.
Agregat halus untuk campuran beton berasal dari galian pasir dari dalam sungai,
bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, tidak tercampur bahan kimia,
bebas dari lumpur dan tanah liat dan partikel – partikel yang berpengaruh pada
kualitas beton. Berikut gambar tumpukan aggregat halus yang digunakan di
proyek D.I. Belutu..
Gambar 2.9 : Pasir yang digunakan dalam pengecoran
c. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas :
No Personil Jumlah
1 Project Manager 1
2 Site manager 1
3 Manager administrasi 1
4 Pengawas/pelakasana 3
5 Mechanical engineer 3
6 Surveyor 1
7 Drafter 2
8 Logistik 1
9 Humas 1
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pelaksanaan pembangunan bendung D.I. Belutu secara keseluruhan
berjalan dengan baik, meskipun ada kesalahan- kesalahan kecil yang
terjadi. Kesalahan- kesalahan tersebut masih bisa ditangani sehingga
tidak berpengaruh pada proses pelaksanaannya.
2. Proyek pembangunan bendung menggunakan beton dengan spesifikasi
k250.
3. Besi yang digunakan adalah besi dengan Ø22 mm, Ø 19 mm, Ø16,
mm, Ø 13 mm, Ø 10 mm,dan Ø 8 mm.
4. Kelemahan yang di temui.
Banyak tenaga yang tidak seluruhnya mengerti K3 dan
mengabaikannya.yang membuat adanya pekerja yang terluka dan sakit
dan memperlambat pengerjaan.Kelebihan yang ditemui.
Pengendalian terhadap proyek bendung ini sangat baik. Kesalahan yang
ada di lapangan dapat ditangani secara profesional sehingga kesulitan
tim tetap terjaga.
3.2 Saran :
1. Pengawasan sangat penting untuk mengendalikan atau memaksimalkan
pekerja dan material yang digunakan.
2. Keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan sangat diperlukan dalam
suatu proyek karena kelancaran dan kebersihan dalam suatu proyek
akan dicapai apabila sistem dan manajemen K3 nya terjamin.
3. Sebaiknya dalam setiap mengakhiri proyek segala peralatan dan bahan-
bahan yang sisa dirapikan kembali ketempatnya.
4. Pengambilan tukang dan anggotanya ada baiknya masyarakat yang
tinggal di lokasi proyek supaya urusan sosial gampang dihadapi.
5. Pengambilan tenaga langsung yang profesional di bidangnya perlu
diperhatikan agar tercapai target yang telah direncanakan sebelumya.
6. Sebelum material digunakan untuk suatu pekerjaan kontruksi terlebih
dahulu dilakukan pengujian di laboratorium untuk mengetahui apakah
material itu sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati atau tidak.