Anda di halaman 1dari 50

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENERAPAN K3 PADA PEMBANGUNAN PINTU KANAL PEMBAGI


SALURAN BENDUNG D.I BELUTU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
SUMATERA UTARA

LAPORAN

Ditulis untuk menyelesaikan

Matakuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) Semester V

Pendidikan Program Diploma III

Oleh:

AMBROCIUS A.P SIHOMBING FAJRI RAMADHONI

NIM : 1305022088 NIM : 1305022111

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2015-2016
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen Pembimbing, Pembimbing


PKL, dan Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan menyatakan
bahwa laporan Praktik Kerja Lapangan dari:

Ambrocius A.P Sihombing Fajri Ramadhoni


NIM: 1305022088 NIM: 1305022111
Dengan judul:
PENERAPAN K3 PADA PEMBANGUNAN PINTU KANAL PEMBAGI
SALURAN BENDUNG D.I BELUTU KABUPATEN TEBING TINGGI
SUMATERA UTARA

Telah selesai diperiksa dan dinilai oleh Dosen Pembimbing dan Pembimbing
PKL.
Medan, 07 Januari 2016
Disahkan oleh:
Dosen Pembimbing PKL, Pembimbing Lapangan,
Pengawas Utama

Mercedes Purba,B.Sc,Ci.Eng.,Msc Masa Managam Tua Sinaga


NIP: NIP: 1959 05091989 03 1004
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Ir. Samsudin Silaen, M.T.


NIP: 196202041989031002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Nikmat dan Hidayah-Nya
memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan, dan kesempatan kepada
penulis, sehingga mampu menyelesaikan laporan PKL ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi kegiatan mata kuliah Praktik Kerja
Lapangan yang dilaksanakan pada semester V. Selain memenuhi persyaratan mata
kuliah, kegiatan Praktik Kerja Lapangan juga dilaksanakan guna memperoleh
pengetahuan yang lebih lanjut lagi di bidang teknik sipil, hingga mempraktikkan
ilmu yang diperoleh mahasiswa yang lebih kreatif, berkemampuan lebih tinggi,
hingga menjadi sumber daya manusia yang mampu memenuhi standar kerja yang
dapat diandalkan dan dipertanggung jawabkan di dunia nyata.
Laporan ini ditulis berdasarkan hasil pengamatan penyusun di lapangan serta data-
data pelengkap yang diberikan oleh Pembimbing PKL. Laporan ini membahas
tentang Penerapan K3 pada Pembangunan Pintu Kanal Pembagi Saluran pada
bendung D.I Belutu Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara. Adapun
cakupan kerja pada proyek Bendung dan Irigasi ini meliputi: Penerapan K3,
pembuatan dan pemasangan Pintu kanal pembagi saluran, dan pembuatan saluran.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penyusun telah mendapat
bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak di Lokasi Proyek dan di
Politeknik Negeri Medan, baik itu berupa moril, material, hingga informasi yang
menjadi ilmu baru yang penyusun peroleh. Oleh sebab itu, sudah seharusnya
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak M. Syahruddin, S.T., M.T. selaku Direktur Politeknik Negeri Medan.
2. Bapak Ir. Samsudin Silaen, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Medan.
3. Bapak Mercedes Purba,B.Sc,Ci.Eng.,M.Sc. selaku Dosen Pembimbing PKL.
4. Bapak Sinaga, selaku ketua Pengawas lapangan PU bendung di Sei Belutu.
5. Bapak Eko, selaku Kepala pelaksana proyek bendung di Sei Belutu.
6. Bapak Nevi, selaku Pelaksana Lapangan Bendung di Sei Belutu.
7. Bapak Karyono, selaku Pelaksana lapangan saluran kiri bendung di Sei
Belutu.
8. Bapak Amin, selaku Pelaksana lapangan saluran kanan bendung di Sei
Belutu.
9. Bapak Maskuri, selaku Logistik proyek.
10. Bapak Sahwin , selaku Surveyor Proyek
11. Abang Rozi , selaku Sekretaris K3LMP proyek.
12. Abang Ahmad, selaku Draftmen bidang teknik
13. Seluruh Dosen dan Pegawai Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan
14. Orangtua serta saudara-saudari dan seluruh keluarga yang telah banyak
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
15. Teman-teman khususnya SI-5D yang telah ikut membantu menyelesaikan
laporan ini.

Politeknik Negeri Medan i


Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kesilapan dalam
menyusun laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Demikian laporan ini ditulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun semua pihak yang membaca, terutama yang berkecimbung di
dunia pendidikan dalam bidang teknik sipil.

Medan, 07 Januari 2015


Hormat kami penulis,

AMBROCIUS A.P SIHOMBING FAJRI RAMADHONI


NIM: 1305022088 NIM: 1305022111

Politeknik Negeri Medan ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Tinjauan Umum Tempat Perusahaan ......................................................1
1.1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.1.2 Visi dan Misi ...........................................................................................1
1.1.3 Struktur Organisasi Kontaktor (PT. Waskita) .........................................1
1.1.4 Location Map ...........................................................................................3
1.1.5 Koordinasi ...............................................................................................3
1.1.6 Tinjauan Umum tempat PKL ..................................................................4
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ..........................................4
1.3 Manfaat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ........................................5
1.4 Latar belakang proyek .............................................................................6
1.5 Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ...............................6
BAB II ......................................................................................................................9
PENERAPAN K3 PADA PEMBANGUNAN PINTU KANAL
PEMBAGI BENDUNG D.I BELUTU ....................................................................9
2.1 Tinjauan Umum ..........................................................................................9
2.2 Penerapan K3............................................ Error! Bookmark not defined.
2.3 Peroses pembuatan pintu kanal pembagi ...............................................26
2.4 Pembuatan Saluran ................................................................................29
2.5 Bangunan Bendung ..............................................................................30
2.5.1 Bangunan utama .....................................................................................31
2.5.2 Bangunan pembawa ...............................................................................32
2.5.3 Bangunan Bagi Sadap ............................................................................32
2.5.4 Bangunan Pengatur dan Pengukur .........................................................33
2.5.5 Bangunan Drainase ................................................................................33
2.5.6 Bangunan Pelengkap .............................................................................33
2.5.7 Bangunan Talang atau Flume ................................................................33
2.6 Teknik Pelaksanaan Pekerjaan ..............................................................34
2.6.1 Alat dan bahan .......................................................................................34

Politeknik Negeri Medan iii


2.6.2 Pekerjaan persiapan. ..............................................................................36
BAB III ..................................................................................................................38
PENUTUP ..............................................................................................................38
3.1 Kesimpulan ............................................................................................38
3.2 Saran .....................................................................................................38
3.3 Dokumentasi Kegiatan .........................................................................38

Politeknik Negeri Medan iv


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Umum Tempat Perusahaan


1.1.1 Latar Belakang

PT. Waskita Karya merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang
bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 1 Januari
1961 ini berasal dari nasionalisasi perusahaan Belanda dengan nama Volker
Aannemings Maatschappij N.V. yang berubah bentuk menjadi persero pada tahun
1973. Sejak saat itu, perusahaan ini mulai mengembangkan usahanya sebagai
kontraktor dengan jangkauan yang lebih luas seperti jalan raya, jembatan,
pelabuhan, bandara, bangunan, pabrik semen dan fasilitas pembangunan umum
lainnya (www.waskita.co.id).
Kantor pusat Waskita Karya beralamat di Gedung Waskita Jln. M.T. Haryono
Kav. No. 10 Cawang, Jakarta – 13340.
Pemegang saham mayoritas Waskita Karya (Persero) Tbk adalah Negara
Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 66,068%.

1.1.2 Visi dan Misi

 Visi
Menjadi perusahaan Indonesia terkemuka di bidang industry
konstruksi,rekayasa,investasi,insfatruktur dan property / realty.

 Misi
Meningkatkan nilai perusahaan yang berkelanjutan melalui :
1.SDM yang kompeten.
2.Sistem dan teknologi terintegrasi.
3.Sinergi dengan mitra usaha
4.Inovasi
5.Diversifikasi usaha.

 Budaya Perusahaan
IPTEX,Integrity,Profesionalism,Teamwork,Excellence.

 Motto
“ Maju dengan Karya Bermutu”

Politeknik Negeri Medan 1


1.1.3 Struktur Organisasi Kontaktor (PT. Waskita)
Pelaksanaan proyek dipimpin oleh Kepala Proyek, dibantu oleh beberapa
tenaga staf dan beberapa tenaga pelaksana lapangan. Struktur organisasi
PT.Waskita seperti terlihat pada gambar berikut.

Politeknik Negeri Medan 2


1.1.4 Location Map

Area lokasi pembangunan bendung tempat praktik kerja lapangan berada


di Kabupaten Serdang Bedagai,Provinsi Sumatera Utara. Seperti pada gambar
berikut.

Area Lokasi
Pembangunan bendung,
desa Malasori, kec,
belutu,Tebing
tinggi,Serdang Bedagai

Gambar 1.2 : Peta lokasi Bendung


1.1.5 Koordinasi
Pada proyek pembangunan bendung daerah irigasi di Belutu, kepala
proyek memimpim semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik
dan lain-lain. Urusan engineering dan quality control, kepala proyek dibantu
oleh bagian teknik beserta stafnya. Urusan keuangan, administrasi umum dan
personalia, dibantu oleh bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya. Urusan
logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Secara organisasi perusahaan, Kepala proyek bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Wilayah yang bertindak sebagai pengelola operasional perusahaan
dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT. Waskita.. Hal tersebut
benar-benar menjadi perhatian dan komitmen sebagai Pelaksana/Penyedia Jasa.

Politeknik Negeri Medan 3


Adapun hubungan antara pemberi tugas, direksi lapangan, konsultan perencana
dan pengawas serta penyedia jasa konstruksi (kontraktor) digambarkan seprti
bagan dibawah ini.

Pemberi Tugas

PT. Waskita
KonsultanP
erencana

Head
Office

Site Project
Konsultan Direksi Team
Pengawas Lapangan Proyek

Garis Instruksi
Garis Konsultasi
Garis Koordinasi
Gambar 1.3 : Bagan koordinasi proyek bendung di Aek Sigeaon

1.1.6 Tinjauan Umum tempat PKL


Nama Proyek : Pembangunan Bendung dan Peningkatan jaringan
irigasi D.I. Belutu 5.832 Ha Kab.Serdang Bedagai.
Sumber Dana
(Financial Source) : APBN Tahun Anggaran 2014-2016
(Kontrak Jamak)
Nama Badan Pelaksana : Balai Wilayah Sungai Sumatera Utara II,
PPK Irigasi dan Rawa I SNVT Lubuk Pakam
Name of Executing Body : Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Nama Konsultan : PT.Alles Klar Prima
Nama Kontraktor : PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.
Nomor Kontrak : HK.02.03/IR.I-SNVT.PJPA.SII/02
Periode Kontrak : 1.058 Hari Kelender

Politeknik Negeri Medan 4


Tanggal Kontrak : 28 Januari 2014
Harga Kontrak : Rp. 155.221.303.600,00
Peta Lokasi : Tebing Tinggi, Serdang Bedagai

1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


 Untuk mengadakan pengamatan, pengumpulan data dan informasi
mengenai penerapan K3 pada pembangunan pintu kanal pembagi saluran
bendung D.I Belutu, memberikan pengalaman dan pengetahuan kerja
secara singkat di bidang teknik sipil untuk mahasiswa.
 Memperluas pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang penerapan K3
pada pembangunan pintu kanal pembagi saluran bendung D.I Belutu di
lapangan agar apa yang dilakukan di lapangan selama praktik kerja
lapangan dapat mengamati dan membantu pelaksana dimana hal ini dapat
memberi dampak positif apabila mahasiswa bekerja nanti.
 Memberikan peluang bagi mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan
dunia kerja proyek.
 Mampu memahami kesulitan dan hambatan yang terjadi di lapangan dan
mampu berpikir bagaimana cara mengatasi masalah yang terjadi di
lapangan.
 Untuk mampu berinteraksi dengan para pengawas, perencana, pelaksana
dan para pekerja.

1.3 Manfaat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


1.3.1 Bagi mahasiswa
 Menambah wawasan dan pengalaman tentang Penerapan K3 pada
pembangunan pintu kana pembagi saluran pada bendungan secara
menyeluruh di suatu proyek.
 Dapat memperoleh kesempatan untuk menerapkan dan memperluas ilmu
yang didapat selama perkuliahan.
 Dapat membandingkan teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan
pelaksanaan praktik kerja lapangan.
 Menambah kemampuan di bidang teknik sipil sehingga mampu bersaing
di dunia kerja.
 Mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan situasi kerja yang
sebenarnya.
 Mendapat pengalaman kerja secara singkat

1.3.2 Bagi Jurusan dan Politeknik Negeri Medan


 Dapat memperluas kerja sama ke perusahaan dan instansi tempat praktik
kerja lapangan.
 Mengenalkan kemampuan mahasiswa yang dapat diandalkan.
 Menambah citra jurusan teknik sipil Politeknik Negeri Medan ke instansi
tempat praktik kerja lapangan (PKL).

1.3.3 Ruangan Lingkup Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Politeknik Negeri Medan 5


Pada zaman sekarang ini cukup luasnya lingkup dan permasalahan dalam
pelaksanaan suatu bangunan, khususnya pembangunan bangunan Irigasi dan
Rawa.

1.4 Latar belakang proyek

1.4.1 Uraian singkat


Pembangunan Bendung dan Peningkatan Jaringan Irigasi DI Belutu,dengan
luas 5.832 Ha,terletak di kabupaten Serdang Bedagai,Provinsi Sumatera
Utara,yang bertujuan untuk meningkatkan produksi beras melalui pembangunan
bendung dan perbaikan / peningkatan Jaringan irigasi yang terdiri dari Saluran
Irigasi Primer,Saluran Irigasi Sekunder,Bangunan Irigasi dan Bangunan
Pelengkapnya.
1.4.2 Akses ke lokasi
Akses ke lokasi pembangunan bendung ini dari Jakarta dapat ditempuh
dengan pesawat terbang ke kota Medan ( ibukota provinsi) dan selanjutnya lokasi
pekerjaan tersebut dapat dijangkau melalui jalan provinsi, jalan kabupaten, dan
jalan kecamatan.
1.4.3 Ruang lingkup pekerjaan.
Lingkup pekerjaan yang akan diikat dalam kontrak adalah pembangunan
bendung dan peningkatan jaringan irigasi D.I. Belutu kecamatan Tebing Tinggi,
Serdang Bedagai. Dalam pelaksaanaan praktik pekerjaan lapangan ini hanya
membatasi Penerapan K3 pada pembangunan pintu kanal pembagi saluran
bendung D.I Belutu.

1.5 Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Sesuai dengan ketentuan yang ada di Politeknik Negeri Medan khususnya


Jurusan Teknik Sipil, setiap mahasiswa semester V diwajibkan untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama satu bulan dimulai pada
tanggal 15 Oktober 2015 sampai dengan 07 November 2015. Selama pelaksanaan
praktik kerja lapangan (PKL), mahasiswa sudah berada di lokasi pelaksanaan
praktik kerja lapangan pada pukul 08.00 WIB, dan pulang sesuai dengan kondisi
yang terjadi di tempat praktik kerja lapangan. Jadwal kegiatan PKL seperti pada
tabel berikut.

Politeknik Negeri Medan 6


Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Peraktek Kerja
Lapangan Proyek Bengung D.I Belutu
Tebing Tinggi,Serdang Bedagai,
Provinsi Sumatera Utara
Minggu Pertama Kegiatan (21-28 Okt 2015)

No. Hari,Tanggal Kegiatan tang Keterangan


Kegiatan dilakukan
1. Rabu,21 Okt 2015 Mendatangi Kantor Untuk menyampaikan Surat
Waskita PKL dan Ijin PKL
2. Kamis,22 Okt Mendatangi Lapangan Untuk Memperkenalkan diri
2015 Proyek Belutu pada pelaksana proyek
lapangan
3. Jum’at,23 Okt Menuju proyek Untuk melihat bagian
2015 saluran bendung
4. Sabtu,24 Okt 2015 Menuju Politeknik Untuk melaporkan kegiatan
Negeri Medan yang telah dilakukan di
proyek dan mendapat
bimbingan untuk laporan
Pkl
5. Senin,25 Okt 2015 Menuju proyek Untuk melihat saluran
kanan bendung belutu dan
mendapatkan data saluran
kanan bendung sei belutu
6. Selasa,26 Okt Menuju Proyek Untuk melihat saluran kiri
2015 bendung belutu dan
mendapatkan data saluran
kiri bendung sei belutu
7. Rabu,27 Okt 2015 Menuju Proyek Untuk melihat pemasangan
pintu kanal pembagi saluran
bendung D.I Belutu

Minggu Kedua Kegiatan (28 Okt-03 Nov 2015)

No. Hari,Tanggal Kegiatan tang Keterangan


Kegiatan dilakukan
1. Kamis,29 Okt Menuju Proyek Untuk melihat kegiatan
2015 penggalian untuk prngalihan
air sungai sementara ke
bendung belutu dalam proses
penutupan sungai dengan
tanggul banjir kiri
2. Jum’at,30 Okt Menuju Proyek Untuk melihat proses
2015 penggalian tanah pada sungai

Politeknik Negeri Medan 7


belutu dan melihat proses
pengecoran pintu air (BKR
1) pada saluran kiri bendung
belutu
3. Sabtu,31 Nov Menuju proyek Untuk melihat proses
2015 pembukaan saluran
sementara untuk pengalihan
aliran sungai belutu menuju
bendung belutu sebagai
percobaan dan target
pengaliran melalui bendung
belutu
4. Minggu,01 Nov Menuju proyek Untuk mencari data pada
2015 galian dalam proses
pengalihan sungai belutu
pada surveyor
5. Senin,02 Nov Menuju proyek Persiapan penyusunan
2015 laporan PKL
6. Selasa,03 Nov Menuju Proyek Melihat peroses pemasangan
2015 pintu pembagi pada saluran
kiri bendug belutuu
7. Rabu,04 Nov Menuju Proyek Melihat dan Pengawasan
2015 Pengecoran bangunan
drop(terjunan) saluran
Bendung D.I Belutu
Penyusun Jadwal Kegiatan Pelaksanaan,

(Ambrocius A.P Sihombing) (Fajri Ramadhoni)


NIM. 1305022088 NIM.1305022111
Mengetahui,
Pengawas Utama

(Masa Managam Tua Sinaga)


NIP: 1959 05091989 03 1004

Politeknik Negeri Medan 8


BAB II

PELAKSANAAN PEKERJAAN JARINGAN IRIGASI


2.1 Tinjauan
Kegiatan yang kami lakukan selama praktik kerja lapangan di proyek Irigasi
dan Rawa D.I. Belutu,Serdang Bedagai seluas 5.832 Ha adalah berupa kegiatan
mempelajari dan mengamati bagian dan bentuk konstruksi yang ada serta metode
pelaksanaan dan pengerjaannya. Bangunan Pintu kanal pembagi saluran
merupakan bagian dari konsentrasi yang kami pelajari dalam perkuliahan di
Politeknik Negeri Medan. Selanjutnya, kami juga mempelajari gambar proyek di
lapangan dan menyesuakan ke proyek yang sedang dikerjakan. Bagusnya rasa
kerja sama di dalam proyek membuat proyek yang dikerjakan dapat dikerjakan
sesuai jadwal yang direncanakan.
Pada laporan ini, akan dipaparkan beberapa hal yang kami amati selama
mekakukan praktik kerja lapangan di proyek Irigasi dan Rawa D.I. Belutu
Serdang Bedagai dan juga beberapa hasil pengamatan dan penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja(K3),gambar yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan,
dokumentasi dari pengamatan yang kami lakukan dilampirkan di bagian lampiran
dari laporan ini.
2.2 Penerapan K3LMP

Keselamatan dan Kesehatan Kerja,Mutu dan Pengamanan proyek


Pembangunan Bendung dan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Belutu 5.832
Ha,akan di bahas pada
2.2.1 Pendahuluan
Kegiatan konstruksi adalah suatu kegiatan yang kompleks perpaduan
antara kondisi lingkungan dan tuntutan spesifikasi teknis bangunan yang
didalamnya banyak terjadi interaksi antara alat-alat kerja dan sumber daya
manusia.
Interaksi antar alat-alat kerja, lingkungan dan sumber daya manusia
mempunyai potensi untuk terjadinya kecelakaan kerja, penurunan kualitas
lingkungan akibat pembuangan limbah dari proses konstruksi dan limbah dari
aktivitas kantor serta tempat tinggal.
Untuk menjamin tidak terjadinya kecelakaan kerja, penurunan kualitas
lingkungan, serta tercapainya mutu pekerjaan yang diinginkan di Proyek
Pembangunan Pembangunan Bendung dan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I
Belutu 5.832 Ha, maka dibuat rencana K3LM yang dimulai dari Identifikasi
Resiko, Aspek Lingkungan dan Keberterimaan Pelanggan sehingga diharapkan
dapat memenuhi peraturan perundang-undangan dan pesyaratan terkait yang
berlaku.
Ada pun tujuan rencana K3LMP pada Proyek ini adalah sebagai berikut :

Politeknik Negeri Medan 9


 Memastikan Proyek Pembangunan Bendung dan Peningkatan
Jaringan Irigasi D.I Belutu 5.832 Ha dijalankan sesuai dengan
kebijakan Waskita.
 Memastikan Proyek Pembangunan Bendung dan Peningkatan
Jaringan Irigasi D.I Belutu 5.832 Ha dijalankan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan & peraturan terkait yang berlaku.
 Memastikan Proyek Pembangunan Bendung dan Peningkatan
Jaringan Irigasi D.I Belutu 5.832 Ha dapat berkomitmen untuk
menjaga keselamatan kesehatan kerja, melindungi dan memelihara
lingkungan, serta tercapainya mutu pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan.
Berikut merupakan ruang lingkup pembahasan rencana K3LMP pada
proyek ini.

LINGKUP PEKERJAAN
A. Pekerjaan Pendahuluan
1. Mobilisasi & Demobilisasi
2. Pembuatan Direksi Keet
3. Pembuatan Gudang Material dan Bedeng Pekerja
4. Pembuatan Pagar Proyek Sementara
5. Papan Nama Proyek
6. Pengadaan Perlengkapan P3K,Keselamatan Kerja,& Kebersihan
7. Pengadaan Listrik & Air Bersih
8. Pengadaan Dokumentasi
9. Pembuatan Shop Drawing & As Built Drawing
10. Pembuatan Laporan Proyek
11. Pembuatan Bowplang & Bench Mark (BM) Bangunan
12. Perijinan
13. Pengadaan Keamanan Proyek
14. Jembatan Sementara untuk Konstruksi Bangunan
15. Cofferdam dan Sementara dengan Pengeringan
16. Pemeliharaan Jalan Kerja Sementara
17. Pembangunan Jembatan akses jalan kerja
B. Pekerjaan Bendung Belutu
1. Pekerjaan Tubuh Bendung
2. Pekerjaan Intake
3. Pekerjaan Kantong Lumpur
4. Pekerjaan Bangunan Pembilas
5. Pekerjaan Bangunan Inlet
6. Pekerjaan Tanggul
7. Pekerjaan Lain-lain.
C. Pembuatan Jembatan (Akses Kelokasi)
1. Pengukuran Elevasi
2. Pekerjaan Box Culvert
3. Pemasangan Lantai Kerja
4. Pembesian
5. Pengecoran
D. Pekerjaan Tanggul Banjir

Politeknik Negeri Medan 10


1. Pengupasan tanah lapis atas (Striping)
2. Timbunan / Urugan kembali tipe-a
3. Gebalan Rumput
E. Pekerjaan Saluran
1. Pekerjaan Saluran Induk Belutu
2. Pekerjaan Saluran Induk Sekunder Belutu Kanan
3. Pekerjaan Saluran Induk Sekunder Belutu Kiri
4. Pekerjaan Saluran jalur Tanah Merah
5. Pekerjaan Saluran Sekunder Singkong
6. Pekerjaan Saluran Sekunder Gempolan
7. Pekerjaan Saluran Sekunder Sungai Mati
8. Pekerjaan Saluran Sekunder Jatian
9. Pekerjaan Saluran Sekunder Tanah Merah Baru
10. Pekerjaan Saluran Sekunder Kebun Sayur
11. Pekerjaan Saluran Sekunder Kelapa Tinggi
12. Pekerjaan Saluran Pebuangan
F. Pekerjaan Bangunan Pelengkap
Definisi
Lingkup rencana K3LMP proyek pembangunan bendung dan peningkatan
jaringan irigasi D.I Belutu 5.832 Ha ini dimaksud agar :
1. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
2. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan
efisien
3. Menjamin peroses produksi berjalan aman
4. Menjamin pemenuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
5. Mengurangi Kecelakaan Kerja,Sakit akibat kerja dan dampak terhadap
lingkungan
6. Menjamin komitmen terhadap pelaksanaan kebijakan Waskita
Secara umum dapat diartikan tujuan penerapan K3LMP di proyek adalah tidak
terjadinya kerja (Zero Accident).

Program K3LMP Proyek


Perogram K3LMP Proyek meliputi :

1.Kondisi Lingkungan & Perencanaan Site


a. Kondisi Lingkungan
Proyek Pembangunan Bendung dan peningkatan jaringan irigasi D.I
Belutu 5.832 Ha merupakan proyek dengan kontrak pekerjaan struktur, arsitektur,
& Mekanikal / elektrikal , yang berada di kabupaten Serdang Bedagai.
b. Perencanaan Site
- Pegaturan jalan mobilitas bahan,tenaga,dan alat

Politeknik Negeri Medan 11


- Lokasi penyimpanan bahan / material
- Lokasi fabrikasi
- Direksi keet
- Barak pekerja
- Dapur pekerja
- Jalur lalu lintas kendaraan di area proyek
- Saluran drainase air buangan / kotor
- Penanganan sampah

2. Struktur Organisasi K3LMP


Ketua Unit K3LMP : Kepala Proyek
Sekretaris K3LMP : Petugas K3LMP
-Security
Anggota : 1. Teknik & Adm.Kontrak
2. SDM & Keuangan
3. Logistik & Peralatan
4. Pelaksana Lapangan
5. Para Sub Kontraktor
6. Para Mandor

3. Pokok-pokok Perhatian K3 :
a. Kecelakaan kerja akibat dari penggunaan :
1. Pengunaan terhadap alat / mesin
2. Tahap / metode pelaksanaan
b. Penyakit akibat kerja :
1. Suara dan Asap pengunaan alat
2. Penggunaan bahan kimia berbahaya
3. Faktor cuaca (panas terik & hujan) di lapangan
4. Getaran yang berlangsung secara terus menerus
c. Pemaparan tehadap kondisi lingkungan

Politeknik Negeri Medan 12


1. Minimalisasi segala akibat yang berdampak terhadap lingkungan yang
diteimbulkan oleh kegiatan konstruksi
2. Manajemen pengelolaan limbah yan gdihasilkan oleh kegiatan
konstruksi yang akan berdampak.

4. Identifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan


a. Jatuh : 1. Menggunakan safety harness
2. Pemasangan railing pada jembatan penghubung
3. Penggunaan scaffolding yang benar
4. Pemasangan rambu & tanda
b. Luka : Pemasangan sarung tangan,sepatu
c. Sakit Mata : Pemakaian kacamata
d. Pencemaran Tanah : 1. Minimasilimbah padat dan cair
2. Prosedur penanganan tumpahan
3. Manajemen pengelolaan sampah padat
4. Penyediaan bak sampah dan pemisahan jenis
sampah
e. Pencemaran Udara : 1. Mengukur emisi kendaraan dan udara ambient
2. Pemberian rambu larangan merokok dilokasi
kerja
3. Pengunaan masker
f. Kebakaran : 1. Menempatkan bahan mudak terbakar sesuai
MSDS
2. Memproteksi dan menampung tumpahan yang
Ada
g. Kebersihan
Lingkungan : 1. Menempatkan tenaga pembersih sesuai
jumlah sampah yang dihasilkan
2. manajemen pengelolaan sampah
i. Kenyamanan
Masyarakat : Pemasangan rambu

Politeknik Negeri Medan 13


g. Pencemaran Air : 1. Mengukur kondisi limbah cair
2. Penanganan tumpahan dan menyediakan bak
sampah khusus
3. Minimasi pemakaian air dan memasang tanda
penghematan pemakaian
4. Pembuaan sakuran air buangan
h. Kerusakan
Lapisan Ozon : Menggsnti alat yang mengandung bahan perusak ozon
dengan alat lain yang tidak merusak ozon
i. Berkurangnya
Sumber energi : 1. Penghematan pemakaian listrik dan air
2. Memasana rambu tentang penghematan pemakaian
listrik dan air
3. Penghematan penggunaan kertas

Pencegahan & Penanggulangan :


1. Pencegahan & Penaanggulangan Kecelakaan
a. Pemasangan poster /himbauan tentang K3
b. Penggunaan alat keselamatan yang memadai
(helm,kacamata,sarung tangan,sepatu,dan lain-lain)
c. Pemberian rambu-rambu petunjuk & larangan
d. Briefing pagi staff,mandor,sub,pekerja yang terlibat (morning
briefing)
e. Pemasangan pagar pengaman di antara lanatai dan tangga
f. Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai
g. Penempatan material / bahan yang sensitive berbahaya
h. Penggunaan alat sesuai fungsi dan manualnya
i. Perlu mendapatkan perhatian terhadap alat yang menimbulkan
suara bising,asap,dan residu lainnya
j. Penyediaan alat pemadam kebakaran
k. Penempatan security
l. Penyediaan ruang P3K & bekerjasama dengan rumah sakit
terdekat.
2. Pemeliharaan Kesehatan
a. Penyediaan air bersih
b. Pembuatan sarana MCK yang memadai
c. Penyediaan tempat sampah dan pembuangan ke luar lokasi
d. Penyediaan oabt-obatan
e. Kerjasama dengan puskesmas atau rumah sakit setempat.

Politeknik Negeri Medan 14


3. Pencegahan & Penanggulangan Pencemaran (Pollution
Prevention)
a. Source Reduction,menganalisa pengurangan penggunaan sumber
daya yang dapat menimbulkan limbah
b. Recycling / reuse,memanfaatkan kembali bahan-bahan buangan
yang dapat didaur ulang
c. Treatment,mengelola limbah yang berbahaya dan beracun (B3)
untuk diuraikan untuk menjadi limbah yang tidak berbahaya
melalui peroses kimiawi,biologis,dan peroses fisika
d. Ultimate Disposal,merupakan langkah akhir jika limbah tersebut
tidak dapat diolah dengan recycling
e. Clean technology,menggunakan teknologi ramah lingkungan
sehingga limbah yang dihasilkan kecil

5. Penanganan Khusus
Penanganan khusu dari program K3LMP meliputi :
1. Material berbahaya
Daftar material yang memerlukan penanganan khusu :
a. Semen
b. Solar,oli
Masing-masing bahan diperlukan penanganan khusus dengan
penyimpanan dan disertai MSDS
2. Peralatan khusus
Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus :
a. Excavator
b. Bulldozer
c. Generator set
d. Mesin las
e. Bar bending
f. Bar cutter
g. APAR
h. Concrete mixer
i. Pompa air
j. Water pass
k. Total station
l. Vibro roller
m. Dumptruck
3. Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang harus mempunyai sertifikat keahlian :
a. Mekanik
b. Operator Excavator,compactor dan bulldozer
c. Surveyor
d. Drafter
e. Petugas K3
4. Pekerjaan Berbahaya
Pekerjaan yang dianggap berbahaya harus menggunakan metode
pengerjaan tertentu,menggunakan alat khusus,IK,Ijin kerja dan APD

Politeknik Negeri Medan 15


a. Galian
b. Timbunan
c. Pengecoran
d. Pasangan Batu
e. Pembesian
f. Bongkar pasang Bekisting
g. Pemancangan Segitiga pile
h. Pembuatan pintu air
i. Pemancangan ∆ pile
j. Pemancangan Sheet pile

2.2.2 Daftar Legalisasi Lingkungan dan K3

Berikut merupakan daftar legalisasi undang-undang,peraturan


presiden,peraturan menteri,keputusan menteri dan surat edaran RI yang terkait
dengan lingkungan yang dipakai untuk pedoman K3LMP pada pembangunan
proyek ini sesuai pemaparan table berikut.

DAFTAR LEGISLASI LINGKUNGAN


UNDANG-UNDANG, PERATURAN PEMERINTAH, KEPUTUSAN
PRESIDEN, PERATURAN MENTERI, KEPUTUSAN MENTERI DAN
SURAT EDARAN RI YANG TERKAIT DENGAN LINGKUNGAN
NO NO UNDANG-UNDANG TEMA UNDANG-UNDANG
1 Undang-Undang RI No. 19 Tahun Pengesahan Konvensi Stockholm Tentang
2009 Bahan Pencemar Organik yang Persisten
2 Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
3 Undang-Undang RI No. 32 Tahun Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
2009 Hidup
4 Undang-Undang RI No. 18 Tahun Pengelolaan Sampah
2008
5 Undang-Undang RI No. 30 Tahun Energi
2007
6 Undang-Undang RI No. 01 Tahun Keselamatan Kerja
1970
No. NO. KEPUTUSAN PRESIDEN TEMA KEPUTUSAN PRESIDEN
7 Keputusan Presiden RI No. 92 Tahun Pengesahan Montreal tentang zat-zat yang
1998 merusak Lapisan Ozon
No. NO. PERATURAN PEMERINTAH TEMA PERATURAN PEMERINTAH
8 Peraturan Pemerintah RI No. 82 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Tahun 2001 Pencemaran Air
9 Peraturan Pemerintah RI No. 74 Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun
Tahun 2001
10 Peraturan Pemerintah RI No. 41 Pengendalian Pencemaran Udara
Tahun 1999
11 Peraturan Pemerintah RI No. 18 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Beracun
RI Nomor 85 Tahun 1999

Politeknik Negeri Medan 16


No. NO. PERATURAN MENTRI TEMA PERATURAN PEMERINTAH
11 Peraturan Mentri Negara Lingkungan Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan
Hidup No. 14 Tahun 2013 Beracun
12 Peraturan Mentri Negara Lingkungan Tata Laksana Pengendalian Pencemaran air
Hidup No. 01 Tahun 2010
13 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah
Hidup No. 08 Tahun 2010 Lingkungan
14 Permen Menteri Negara Lingkungan Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/
Hidup No. 14 Tahun 2010 Atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha
dan/ atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki
Dokumen Lingkungan Hidup
15 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Hidup No. 13 Tahun 2010 Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup
16 Peraturan Mentri Negara Lingkungan Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan
Hidup No. 04 Tahun 2009 Bermotor Tipe Baru
17 Peraturan Mentri Negara Lingkungan Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan
Hidup No. 03 Tahun 2008 Berbahaya dan Beracun
18 (Lampiran Peraturan Mentri Negara Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan
Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008) Berbahaya dan Beracun
19 Peraturan Pemerintah RI No. 43 Air Tanah
Tahun 2008
20 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan
Hidup No. 05 Tahun 2006 Bermotor Lama
21 Kep Men Negara Lingkungan Hidup Baku Mutu Air Limbah Domestik
No. 112 Tahun 2003
22 Kep Men LH No. 115 Tahun 2003 Pedoman Penentuan Status Mutu Air
23 Kep Men Kesehatan Nomor : Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan
1405/Menkes/SK/XI/2002 Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
24 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan
No.86/2002 Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup
25 Kep MENKES Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
No.907/MENKES/SK/VII/2002 Minum
26 Kep Men Perindustrian dan Perubahan Kep Men Perindustrian dan
Perdagangan RI Nomor : Perdagangan Nomor: 110/MPP/Kep/1/1998
790/MPP/Kep/12/2002 tentang larangan memproduksi dan
memperdagangkan bahan perusak lapisan ozon
serta memproduksi dan memperdagangkan
barang baru yang menggunakan bahan perusak
lapisan ozon. (ozon depleting substances)
sebagaimana telah diubah dengan Kep Men
Perindustrian dan Perdagangan Nomor
410/MPP/Kep/9/1998
27 Kep Menaker RI No. KEP 187/MEN Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
1999
28 Kep Men Perindustrian dan Perubahan Kep Men Perindustrian dan
Perdagangan RI Nomor : Perdagangan Nomor: 110/MPP/Kep/1/1998
410/MPP/Kep/9/1998 tentang larangan memproduksi dan
memperdagangkan bahan perusak lapisan ozon
serta memproduksi dan memperdagangkan
barang baru yang menggunakan bahan perusak

Politeknik Negeri Medan 17


lapisan ozon. (Ozon Depleting Substances)
29 Kep Men Perindustrian dan Larangan memproduksi dan memperdagangkan
Perdagangan RI Nomor : bahan perusak lapisan ozon serta memproduksi
110/MPP/Kep/1/1998 dan memperdagangkan barang baru yang
menggunakan bahan perusak lapisan ozon
30 Kep Men Lingkungan Hidup No. Indeks Standar Pencemaran Udara
45/MENLH/1997
31 Kep Men Lingkungan Hidup No.Kep- Baku Tingkat Kebisingan
48/MENLH/11/1996
32 Kep Men Lingkungan Hidup No.Kep- Baku Tingkat Getaran
49/MENLH/11/1996
33 Kep Men Lingkungan Hidup No. 50/ Baku Tingkat Kebauan
MENLH/11/1996
34 Kep Men Lingkungan Hidup Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
No.13/MENLH/3/1995
35 Surat Kep Men Perindustrian Pedoman Teknis Penyusunan Pengendalian
nomor:250/M/SK/10/1994 Dampak Terhadap Lingkungan Hidup pada
Sektor Industri
36 Keputusan Bersama KepMen Pelaksanaan Pemantauan Dampak Lingkungan
Kesehatan dan Menteri Kependudukan
dan Lingkungan Hidup/Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan
No.183/Menkes/SKB/II/1993 dan
No.Kep-09/Bapedal/023/1993
37 Per. Men Kesehatan RI Nomor: Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
416/MENKES/PER/IX/1990
No. PERATURAN PEMERINTAH
TEMA PERATURAN DAERAH
DAERAH (PERDA)
PERWAKO MEDAN NO 16 TAHUN
38 Tertib Lalu Lintas
2011
PERDA KAB BATU BARA NO 03
40 Pengelolaan Air Tanah
TAHUN 2013
PERDA KABUPATEN LABUHAN
41 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
BATU NO. 18 TAHUN 2011
PERDA KOTA MEDAN NO. 05
42 Mendirikan Bangunan
TAHUN 2011
PERDA KOTA MEDAN NO. 13
43 Izin pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah
TAHUN 2013
PERDA KOTA MEDAN NO. 27 Retribusi Pengelolaan Pengeboran,
44
TAHUN 2002 Pengambilan dan Pemanfaatan Air Tanah
PERDA KOTA MEDAN NO. 10
45 Retrebusi Pelayanan Kebersihan
TAHUN 2012
PERDA KAB TAPANULI SELATAN
46 Pajak Pengembilan Bahan Galian Golongan C
NO. 09 TAHUN 2008
PERDA KOTA MEDAN NO. 16 Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam
47
TAHUN 2002 Kebakaran
PERWAKO MEDAN NO. 01 TAHUN Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Badan
48
2012 Penggulangan Bencana Daerah Kota Medan
PERDA KOTA MEDAN NO. 01
49 Pencegahaan dan Penanggulangan HIV/AIDS
TAHUN 2012
No. NO. PERATURAN PEMERINTAH TEMA PERATURAN DAERAH

Politeknik Negeri Medan 18


No. BAPEDAL/DINAS
TEMA PERATURAN
PERTAMBANGAN
50 Kepala Bapedal No. 255 tahun 1996 Tata cara dan persyaratan Penyimpanan dan
Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas
51 Kepdal No. 01/BAPEDAL/09/1995 Tatacara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan
dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
52 Kepdal No. 02/BAPEDAL/09/1995 Dokumen Limbah B3
53 Kepdal No. 03/BAPEDAL/09/1995 Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3
54 Kepdal No. 04/BAPEDAL/09/1995 Tata Cara Persyaratan Penimbunan Hasil
Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas
Pengolahan, dan Lokasi Bekas Penimbunan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
DOKUMEN PENDUKUNG TEMA
Disesuaikan dengan lokasi pengguna yang berkepentingan.

DAFTAR LEGISLASI KKK


PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNG DAN PENINGKATAN
JARINGAN IRIGASI D.I BELUTU 5.832 HA
UNDANG-UNDANG, PERATURAN PEMERINTAH, KEPUTUSAN PRESIDEN,
PERATURAN MENTERI, KEPUTUSAN MENTERI DAN SURAT EDARAN RI YANG
TERKAIT DENGAN K3
NO NO UNDANG-UNDANG TEMA UNDANG-UNDANG
Undang-Undang RI No. 22 Tahun
1 2009
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-Undang RI No. 36 Tahun
2 2009
Kesehatan
Undang-Undang RI No. 24 Tahun
3 2007
Penanggulangan Bencana
Undang-Undang RI No. 40 Tahun
4 2007
Perseroan terbatas
Undang-Undang RI No. 02 Tahun
5 2004
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Undang-Undang RI No. 21 Tahun Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri
6 2003 dan Perdagangan
Undang-Undang RI No. 13 Tahun
7 2003
Ketenagakerjaan
Undang-Undang RI No. 30 Tahun
8 1999
Arbitrase dan alternatif Penyelesaian sengketa
Undang-Undang RI No. 18 Tahun
9 1999
Jasa Konstruksi
Undang-Undang RI No. 05 Tahun Larangan praktek Monopoli dan persaingan
10 1999 Usaha tidak sehat
Undang-Undang RI No. 03 Tahun
11 1992
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Undang-Undang RI No. 01 Tahun
12 1970
Keselamatan Kerja
Undang-Undang RI No. 14 Tahun
13 1969
Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja

Politeknik Negeri Medan 19


Keputusan Presiden No. 22 Tahun
14 1993
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja
Perubahan kedua atas Perpres No. 54 tahun
Peraturan Presiden No. 70 Tahun
15 2012
2010 tentang pengadaan barang dan jasa
Pemerintah
Perubahan Perpres No. 67 tahun 2005 tentang
Peraturan Presiden No. 56 Tahun
16 2011
kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur
NO NO PERATURAN PEMERINTAH TEMA PERATURAN PEMERINTAH
Perubahan Kedelapan Atas Peraturan
Peraturan Pemerintah No. 53 Pemerintah No. 14 Tahun 1993 Tentang
17 Tahun 2012 Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
18 Lampiran Perubahan Kedelapan Atas
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993
Lampiran PP No. 53 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
Peraturan Pemerintah No. 50
19 Tahun 2012
Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)
Perubahan kedua atas PP No. 28 Tahun
Peraturan Pemerintah No. 92
20 Tahun 2010
2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat
Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No. 59
21 Tahun 2010
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Perubahan keenam atas peraturan


Peraturan Pemerintah RI No. 01 pemerintah nomor 14 tahun 1993 tentang
22 Tahun 2009 penyelenggaraan program jaminan sosial
tenaga kerja
23 Peraturan Pemerintah RI No. 76
Tahun 2007
Penyelenggaraan Program Kerja Jaminan Sosial
(Perubahan yg ke Lima dari
Peraturan Pemerintah RI No.14
Tenaga Kerja
Tahun 1993)
24 Peraturan Pemerintah RI No. 30
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
Tahun 2000

NO NO PERATURAN MENTERI TEMA PERATURAN MENTERI


Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor. Per-12/MEN/VI2007
Permenakertrans No. 20 Tahun Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran
26 2012 Kepersertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran
Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor
27 dan Transmigrasi No.
PER.13/MEN/X/2011 Kimia Di Tempat Kerja
Peraturan mentri Tenaga Kerja dan
Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan
28 Transmigrasi No.
PER.09/MEN/VII/2010 Angkut
Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan
29 Alat Pelindung Diri
Transmigrasi No.

Politeknik Negeri Medan 20


PER.08/MEN/VII/2010

Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
30 Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang
No. 09/PER/M/2008
Pekerjaan Umum
Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepersertaan,
31 Permenakertrans No.12 Tahun 2007 Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan
Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.
32 Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
29/PRT/M/2006
Pencegahan dan Penanggulangan
Peraturan Pemerintah Menakertrans Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap
33
RI No. PER-11/MEN/2005 Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya
di Tempat Kerja
Peraturan Menakertrans RI NOMOR : PERTOLONGAN PERTAMA PADA
34
PER- 15 /MEN/VIII/2008 KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Pengangkatan, pemberhentian & tata kerja
35
No. PER-04/MEN/1998 dokter penasihat
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
36 Tatacara pelaporan & pemeriksaan kecelakaan
No. PER-03/MEN/1998
Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan bagi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI tenaga kerja dengan manfaat lebih baik dari
37
No. PER-01/MEN/1998 pada paket jaminan pemeliharaan kesehatan
dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
38
No. PER-05/MEN/1996 kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang
39
No. PER-02/MEN/1992 ahli keselamatan kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
40 Perusahaan jasa keselamatan & kesehatan kerja
No. PER-04/MEN/1995
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
41 Pengawasan instalasi penyalur petir
No. PER-02/MEN/1989
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI P2K3 serta tata cara penunjukan ahli keselamtan
42
No. PER-04/MEN/1987 Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
43 Pesawat Angkat Dan Angkut
No. PER-05/MEN/1985
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
44 Pesawat Tenaga Dan Produksi
No. PER-04/MEN/1985
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
45 Pelayanan Kesehatan Dan Tenaga Kerja
No. PER-03/MEN/1982
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
46 Kwalifikasi Juru Las
No. PER-02/MEN/1982
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
47 Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
No. PER-01/MEN/1981
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
48
No. PER-02/MEN/1980 Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Syarat Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan
49
No. PER-04/MEN/1980 Alat Pemadam Api Ringan
Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
50 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi
No. PER-01/MEN/1979
Paramedis Perusahaan

Politeknik Negeri Medan 21


Persyaratan Penunjukan dan Wewenang Serta
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
51 Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan
No. PER-03/MEN/1978
Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Perburuhan RI No. Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan
52
PER-07 Tahun 1964 di Tempat Kerja.
NO NO KEPUTUSAN MENTERI TEMA KEPUTUSAN MENTERI
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Pencegahan Dan Penanggulangan HIV/AIDS di
52
KEP-68/MEN/IV/2004 Tempat Kerja
Keputusan Mentri Tenaga Kerja dan Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur
53 Transmigrasi Republik Indonesia No.
KEP. 102/MEN/VI/2004
Keputusan Direktur Jendral
Pembinaan Hubungan Industrial dan Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan
54
Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kesehatan Kerja Teknisi Listrik
KEP.311/BW/2002
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena
55
KEP-79/MEN/2003 Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. No. SNI-04-1225-2000 Mengenai Persyaratan
56
KEP-75/MEN/2002 Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di
Tempat Kerja.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
57
KEP-1405/MENKES/SK/XI/2002 Perkantoran dan Industri
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
58 Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
No. KEP-186/MEN/1999
Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI N0.
59 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
KEP. 187/MEN/1999
Instruksi Mentri Tenaga Kerja No. Ins. Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan
60
11/M/BW/1997 Kebakaran
Keputusan Menteri Nakertrans RI No.
61 Hari Keselamatan Kerja Nasional
KEP-245/MEN/1990
Keputusan Mentri Tenaga Kerja No.
62 Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
KEPTS. 333/MEN/1989
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
63 Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KEP-1135/MEN1987
Keputusan Bersama Menakertrans
dan Menteri pekerjaan Umum No. Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja
64
KEP-174/ MEN/86 dan No. pada Tempat Kegiatan Konstruksi
104/KPTS/1986
No. NO KEPUTUSAN DIRJEN TEMA KEPUTUSAN DIRJEN
Keputusan Dirjen Pembinaan Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja
65 Pengawasan Ketenagakerjaan No. Bekerja Pada Ketinggian dengan Menggunakan
KEP.45/DJPPK/IX/2008 Akses Tali (Rope Access)
Keputusan Dirjen Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan Kelengkapan dan Identitas Ahli Keselamatan dan
66
No.KEP-37/DJPeraturan Kesehatan Kerja
PemerintahK/XI/2004
Keputusan Dirjen Pembinaan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan
67
Pengawasan Ketenagakerjaan Kesehatan Kerja

Politeknik Negeri Medan 22


No.KEP-22/DJPPK/V/2008

No. NO SURAT EDARAN TEMA SURAT EDARAN

Surat Edaran Menakertrans No. Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pusat
68 Surat Edaran-117/MENPeraturan
Perbelanjaan, Gedung Bertingkat dan Tempat-
PemerintahK-PKK/III/2005 tempat Publik Lainnya
Surat Edaran Menakertrans No.
69 Safety Review
Surat Edaran-140/MEN/2004
Surat Edaran Menakertrans No.
70 Pewarnaan Botol Baja/ Tabung Gas Bertekanan
SE.06/MEN/1990
Surat Edaran Menakertrans No.
71 Pengadaan Kantin Dan Ruang Makan
Surat Edaran-01/MEN/1979
Surat Edaran Dirjen Binawas
Pengujian Hepatitis B Dalam Pemeriksaan
72 Ketenagakerjaan No. Surat Edaran-
Kesehatan Tenaga Kerja
07/BW/1997
Surat Edaran Dirjen Binawas
73 Ketenagakerjaan No. Surat Edaran- Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
05/BW/1997
Surat Edaran Dirjen Binawas
Perusahaan Catering yang mengelola Makanan
74 Ketenagakerjaan No. Surat Edaran-
Bagi Tenaga Kerja
86/BW/1989
NO DOKUMEN PENDUKUNG TEMA DOKUMEN PENDUKUNG
75 MSDS Material Safety Data Sheet
NO LEGISLASI KADALUWARSA TEMA
Undang-Undang RI No. 23 Tahun
76 Kesehatan
1992
77 Undang - Undang No 14 Tahun 1992 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Kualifikasi dan syarat-syarat operator keran
78
No. PER-01/MEN/1989 angkat
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat
79
KEP-51/MEN/1999 Kerja
Surat Edaran Menakertrans No. Surat Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara
80
Edaran-01/MEN/1997 Lingkungan Kerja
Keputusan Dirjen Binawas No. KPTS Tata Cara Dan Bentuk Laporan
81
157/BW/1999 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
Peraturan Pemerintah RI No. 29
82 Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Tahun 2000
Disesuaikan dengan lokasi pengguna yang berkepentingan.

Politeknik Negeri Medan 23


Form PW-K3LM-
02-01
Persero PT. Rev. 02, 10 Juni
WASKITA KARYA 2013

PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNG DAN PENINGKATAN JARINGAN


IRIGASI D.I BELUTU 5.832 HA

DAFTAR LEGISLASI MUTU


No. REGULASI TEMA

1 SNI 03-1974-1990 Tentang Metode pengujian kuat tekan beton

Metode Pembuatan dan perawatan benda


2 SNI 03-4810-1998
uji di lapangan
3 SNI 03-4433-1997 Spesifikasi beton siap pakai

4 SNI 15-2049-1994 Spesifikasi Semen Portland

5 SNI 07-2052-2002 Baja Tulangan Beton

6 SNI-1965-2008 Pengujian kadar air tanah

7 SNI-1742-2008 Cara Uji Kepadatan ringan Untuk tanah

8 SNI-1743-2008 cara Uji Kepadatan berat untuk tanah

Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan


9 SNI-03-6882-2002
Pasangan
10 PBI - 1971 Peraturan beton indonesia (lama)

11 PUIL 2000 Spesifikasi instalasi listrik

Persero PT.

WASKITAKARYA

PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNG DAN PENINGKATAN


JARINGAN IRIGASI D.I BELUTU 5.832 HA
DAFTAR LEGISLASI
UNDANG-UNDANG, PERATURAN PEMERINTAH, KEPUTUSAN PRESIDEN,
PERATURAN MENTERI, KEPUTUSAN MENTERI DAN SURAT EDARAN RI YANG

Politeknik Negeri Medan 24


TERKAIT DENGAN PENGAMAN
NO NO UNDANG-UNDANG TEMA UNDANG-UNDANG
UU NO. 2
1 Kepolisian Negara Republik Indonesia
THN 2002
UU NO. 11
2 Informasi & Transaksi elektronik
THN 2008

NO NO PERKAP TEMA UNDANG-UNDANG


PERKAP
1 NO. 24 Sistem Manajemen Pengamanan
/2007

Politeknik Negeri Medan 25


2.3 Peroses Pembuatan Pintu Kanal Pembagi
Berdasarkan cara pengaturan,pengukuran, serta tata cara pembuatan pintu
kanal pembagi saluran, dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:
1) Pendirian frame (kosen) pintu kanal,
2) Pemasangan Daun Pintu kanal,
3) Pemasangan alat mekanik pintu kanal.
Karakteristik masing-masing jaringan irigasi dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1: Klasifikasi pintu kanal pembagi saluran

Klasifikasi pintu kanal pembagi saluran


Teknis Semi teknis

Frame(kosen) Bangunan Permanen Bangunan permanen

Daun pintu kanal


pembagi Baik Sedang

Menggunakan Menggunakan pegangan


Alat mekanik pegangan setir kapal setir kapal diatas
pengaturan pintu disamping

Efisiensi secara
keseluruhan 60 % - 85 % 40 % - 80 %
Ukuran bentang pintu (B) bentang pintu (B) 1.0m
1.60m dan tinggi dan tinggi pintu (H)
pintu (H) 0.85m,sedangkan tinggi
1.40m,sedangkan frame(rangka pintu) (HT)
tinggi frame(rangka 4.5m,frame tegak plat
pintu) (HT) besi L.80x80x8 dan frame
4.410m,frame tegak atas dan bawah plat besi
plat besi L.80x80x8, Daun pintu
UNP.120x60x6.0 kanal menggunakan
dan frame atas dan rangka daun pintu
bawah plat besi horizontal dan vertical
UNP.150x75x6.5, serta diagonal plat besi
Daun pintu kanal L.60x60x6 ,serta dialpisi
menggunakan plat besi dengan tebal
rangka daun pintu 0.08m.sedangkan
horizontal dan bangunan pengikat untuk
vertikal plat besi frame pintu kanal
UNP.100x50x5,serta memiliki tinggi dinding
dialpisi plat besi 4.1m.
dengan tebal
0.08m.sedangkan
tinggi frame(rangka

Politeknik Negeri Medan 26


pintu) (HT) 4.410m.
Sumber: Kriteria Detail pintu sorong bendung (intake kanan&kiri).
Pintu kanal pembagi saluran(intake) ialah bangunan yang dibuat untuk
mengatur masuknya air menuju saluran.pada bendung D.I menggunakan pintu
sorong yang menggunakan mekanik setir kapal di sampingna,yang membuat
pekerjaan pengaturan pembuka dan penutupan pintu kanal(intake) lebih ringan.
Namun, pintu kanal (intake) seperti ini masih memiliki kelemahan antara lain:

 Tidak dapat digunakan untuk bukaan pembagi yang lebih besar,


 Harus diperhitungkan gaya gesek yang akan diterimanya agar tidak terjadi
hal yang tidak sesuai dengan perencanaan,
 dan memiliki kelemahan pada system mekanik yang manual,

Gambar 2.1: bentuk fisik pintu sorong kanal(intake).


Pintu kanal(intake) pembagi saluran pada proyek bendung D.I Belutu
memiliki 4 jumlah pada pembagi kanan dan 1 buah pada pembagi kiri.Pintu yang
digunakan merupakan pintu sorong yang terbuat dari besi baja.ada juga karet
kedap air yang digunakan pada pintu sorong tersebut,yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan pada pintu.Ada pun dimensi yang dibutuhkan aerasi dapat
diperidiksikan dengan pertolongan rumus berikut :
𝑞 𝑎𝑖𝑟
q udara = 0.1 𝑦𝑝/ ℎ11.5

Dimana :
q udara = udara yang diperlukan untuk aerasi per m1 lebar pintu,m3/det.
q air = debit diatas pintu m3
yp = kedalaman air diatas tirai luapan,m

Politeknik Negeri Medan 27


h1 = kedalaman air diatas pintu,m
Peroses pendirian frame(kosen) pintu kanal (intake) saluran pada bendung
D.I Belutu seperti pada gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2: Ilustrasi pemasangan frame (kosen)pintu kanal(intake)saluran.


Selanjutnya pemasangan daun pintu kanal(intake)saluran pada bendung
D.I Belutu seperti ilustrasi pada gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3: Ilustrasi pemasangan daun pintu kanal(intake)pembagi saluran.


Dan terakhir pemasangan alat mekanik Spanel grade(as) pada pintu
kanal(intake)pembagi saluran bendung Belutu seperti ilustrasi pada gambar 2.4
berikut.

Politeknik Negeri Medan 28


Gambar 24: Ilustrasi pemasangan alat mekanik Spanel grade(as) pintu
kanal(intake)pembagi saluran
2.4 Pembuatan Saluran
Pada proyek bendung D.I Belutu memiliki saluran prime dan sekunder
yang memiliki sekitar 8.900 meter panjang dan siap mengaliri sekitar 4.299,38 Ha
pertanian untuk beberapa desa disekitar peroyek bendung D.I Belutu.Ada pun
gambar saluran pada bendung D.I Belutu seperti pada gambar 2.5 berikut ini.

Gambar 2.5 Saluran Bendung D.I Belutu


Pembangunan yang dilaksanakan kontrak waskita ialah pembangunan
saluran belutu kanan dan kiri dengan panjang sekitar 8.900 meter,pada bangunan
lantai dan sayap bangunan dengan menggunakan beton k250.dan beberapa
bangunan drop(terjunan) dan bangunan Jembatan.

Politeknik Negeri Medan 29


Untuk pembangunan saluran kanan belutu ditargetkan harus selesai pada
bulan februari tahun 2016 yang akan melewati beberapa desa di antaranya Desa
Kebun Sayur,Desa Kelapa Tinggi,Desa Sei Belutu,dan Desa Sihonggang.Ada pun
banyak bangunan yang akan dibangun pada saluran kanan belutu ialah 17 unit
bangunan irigasi yang terdiri dari 8 unit bangunan pintu pembagi (Bkn 1-8),4 unit
bangunan drop (terjunan),dan ada beberapa bangunan jembatan yang akan di
bangunan sesuai dengan kontrak waskita pada jarak 500 m akan dibangun
jembatan.
Untuk pembangunan saluran kiri belutu ditargetkan akan siap bulan
November tahun 2015 yana akan berakhir pada Desa Pintu Air.Ada pun banyak
bangunan yang akan dibangun pada saluran kiri belutu ialah pembuatan lantai dan
sayap saluran dengan panjang 3200 meter,2 unit bangunan pintu pembagi (Bkr 1-
2),1 unit bangunan drop (terjunan),3 unit Jembatan penyebrangan dan 3 unit
bangunan tangga cucian.
Pada Pembuatan Lantai dan sayap saluran pertama kali dibuat
menggunakan pas.batu kosong,lalu di cor beton dengan coran beton k250.seperti
pada gambar 2.6 ilustrasi pembuatan saluran berikut.

Gambar 2.6 ilustrasi pembuatan saluran dengan k250.


2.5 Bangunan Bendung
Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai dalam proyek
bendung antara lain:
1. Bangunan utama
2. Bangunan pembawa
3. Bangunan bagi
4. Bangunan sadap
5. Bangunan pengatur muka air
6. Bangunan pembuang dan penguras
7. Bangunan pelengkap

Politeknik Negeri Medan 30


2.5.1 Bangunan utama
Bangunan utama yang dimaksudkan sebagai penyadap dari suatu sumber
air untuk dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang dilayani. Berdasarkan sumber
airnya, bangunan utama dapat di klasifikasikan menjadi beberapa kategori antara
lain.
2.5.1.1 Bendung
Bendung adalah bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun
melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk
meninggikan elevasi muka air sungai. Apabila muka air di bendung mencapai
elevasi tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan dialirkan
secara gravitasi ke tempat-tempat yang memerlukannya. Terdapat beberapa jenis
bendung yaitu: (a). Bendung tetap (weir); (b). Bendung gerak (barrage); dan (c).
Bendung karet (inflambleweir).Seperti pada gambar 2.7 berikut ini.

Gamabr 2.7 bangunan bendung


Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi dengan :
 Bangunan pengelak
 Bangunan peredam
 Bangunan pengambilan
 Bangunan pembilas
 Kantong lumpur
 Tanggul banjir
2.5.1.2 Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai menyadap air
sungai untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan bendung
adalah pada pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di
sungai. Untuk dapat mengalirkan air secara gravitasi muka air di sungai harus
lebih tinggi dari daerah irigasi yang dilayani.

Politeknik Negeri Medan 31


2.5.2 Bangunan pembawa
Bangunan pembawa mempunyai fungsi membawa/mengalirkan air dari
sumbernya menuju petak irigasi.Bangunan pembawa meliputi saluranan
primer,saluran sekunder,dan saluran tersier. Termasuk dalam bangunan pembawa
adalah talang,gorong-gorong siphon,tenunan dan gotmiring. Saluran primer
biasanya dinamakan sesuai dengan daerah irigasi yang di layaninya. Sedangkan
saluran sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang terletak pada petak
sekunder tersebut. Berikut ini penjelasan berbagai saluran yang ada dalam satu
system irigasi.

 Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder
dan ke petak-petak tersier yang diairi.Batas ujung saluran primer adalah pada
bangunan bagi yang terakir.
 Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
primer menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir.
 Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran
sekunder menuju petak-petak kuater yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan box tersier
terakhir.
 Saluran kuater membawa air dari bangunan yang menyadap dari box tersier
menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut.
Batas akhir dari saluran sekunder adalah box kuater terakhir.
2.5.3 Bangunan Bagi Sadap
Bangunan bagi merupakan bangunan yang terletak pada saluran primer ,
sekunder dan tersier yang berfungsi untuk membagi air yang dibawa oleh saluran
yang bersangkutan. Khusus untuk saluran tersier dan kuarter, bangunan bagi ini
masing-masing disebut boks tersier dan boks kuarter. Bangunan sadap tersier
mengalirkan air dari saluran primer dan sekunder menuju saluran tersier penerima.
Dalam rangka penghematan, bangunan bagi dan bangunan sadap dapat
digabungkan menjadi satu rangkaian bangunan.
Bangunan bagi pada saluran-saluran besar pada umumnya mempunyai 3
(tiga) bagian utama, yaitu:
1. Alat pembendung, berfungsi untuk mengatur elevasi muka air sesuai
dengan tinggi pelayanan yang direncanakan.
2. Perlengkapan jalan air melintasi tanggul, jalan atau bangunan lain menuju
saluran cabang. Konstruksinya dapat berupa saluran terbuka ataupun
gorong-gorong. Bangunan ini dilengkapi dengan pintu pengaturagar debit
yang masuk salurandapat diatur.
3. Bangunan ukur debit, yaitu suatu bangunan yang berfungsi untuk
mengatur besarnya debit yang mengalir.

2.5.4 Bangunan Pengatur dan Pengukur


Agar pemberian air irigasi sesuai dengan yang direncanakan perlu
dilakukan pengaturan dan pengukuran aliran dibangunan sadap (awal saluran
primer), cabang saluran jaringan primer serta bangunan sadap primer dan
sekunder. Bangunan pengatur muka air dimaksudkan untuk dapat mengatur muka
air sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat memberikan debit yang

Politeknik Negeri Medan 32


konstan dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Sedangkan bangunan pengukur
dimaksudkan untuk dapat memberi informasi mengenai besar aliran yang
dialirkan.
2.5.5 Bangunan Drainase
Bangunan drainase dimaksudkan untuk membuang kelebihan air dipetak
sawah maupun saluran. Kelebihan air dipetak sawah dibuang melalui saluran
pembuang, sedangkan kelebihan air disaluran dibuang melalui bangunan
pelimpah. Terdapat beberapa saluran pembuang, yaitu saluran pembuang kuater,
saluranpembuang tersier, saluran pembuang sekunder dan saluran pembuang
primer. Jaringan pembuang tersier dimaksudkan untuk :

 Mengeringkan sawah
 Membuang kelebihan air hujan
 Membuang kelebihan air irigasi
Saluran pembuang kuater menampung air langsung dari sawah di daerah
atasnya atau dari saluran pembuang di daerah bawah. Saluran pembuang tersier
menampung air buangan dari saluran pembuang kuater. Saluran pembuangan
primer menampung dari saluran pembuang tersier dan membawanya untuk
dialirkan kembali ke sungai.
2.5.6 Bangunan Pelengkap
Sebagaimana namanya, bangunan pelengkap berfungsi sebagai pelengkap
bangunan-bangunan irigasi yang telah disebutkan sebelumnya. Bangunan
pelengkap berfungsi sebagai untuk memperlancar para petugas dalam eksploitasi
dan pemeliharaan. Bangunan pelengkapa dapat juga dimanfaatkan untuk
pelayanan umum. Jenis-jenis bangunan pelengkap antara lain jalan inpeksi,
tanggul, jembatan penyebrang, tangga mandi manusia, sarana mandi hewan, serta
bangunan lainnya.

2.5.7 Bangunan Talang atau Flume


Talang, suatu bagian saluran diatas tanah dibangun ditempat dimana
saluran pembawa melintasi saluran pembuang yang besar. Didalam
merencanakan, jika tidak perlu benar sebaiknya jangan menggunakan talang,
karna biayanya mahal dan sulit pembuatannya. Biasanya dibuat dari kayu,
pasangan, beton dan sebagainya.
Untuk konfirmasi kondisi tanah pondasi perlu digunakan tambahan
pengeboran, eksploratori boring and sounding, dengan bor inti (coredrllling) atau
DCP atau SWST atau upaya lain sesuai perintah PPK yang dikerjakan sebelum
pembangunan aquaduct mungkin pekerjaan sementara dan pekerjakan pendukung
diperlukan untuk pengeringan, coffering dan lain-lain.

2.6 Teknik Pelaksanaan Pekerjaan


Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanpa endapan, tanah biasa
dan galian batu termasuk pekerjaan lainya yang berkaitan misalnya upaya
perlakuanya, jalan akses dan bangunan penunjang (seperator, relokasi , bangungan
pengaman dan lain-lain) yang diperlukan serta pengangkutan material hasil galian

Politeknik Negeri Medan 33


kelokasi yang disepakati untuk tempat pembuangan akhir atau penimbunan
sementara ( stock pilling ) sebelum dimanfaatkan lebih lanjut. Dalam proses
penggalian tanah terlebih dahulu air disedot dari permukaan yang akan di gali.
Pada pelaksanaan pekerjaan biasanya terdiri dari 1 orang mandor dan 3
tukang/pekerja.
2.6.1 Alat dan bahan
a. Pemilihan alat
Pemilihan perlatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun
kapasitasnya serta sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya
sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni biaya hemat , mutu akurat dan waktu tepat.
Kebutuhan peralatan minimun yang ditentukan akan dicukupi dengan alat milik
sendiri, namun jika pelaksanaannya terjadi kekurangan alat, maka akan kami
penuhi dari sumber alat yang banyak terdapat di Serdang Bedagai atau kami
datangkan dari beberapa perusahaan yang menyediakan jasa penyewaan alat
berat di beberapa kota besar seperti kota medan, sumatera utara.
Adapun daftar peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
ini antara lain sebagai berikut :
1. Exavator
2. Buildozer
3. Dump truk
4. Truk mixer beton
5. Alat pencuci agregat
6. Cangkul
7. Beko sorong /angkong
8. Sendok semen
9. Sekop
10. Sarung tangan
11. Martil
12. Godam
13. Meteran
14. Raskam
15. Scaffolding
b. Bahan-bahan
Material-material tersebut di bawa ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian, dan pada produk pabrik diminta menunjukkan sertifikat uji test yang
pernah dilakukan yang masih berlaku untuk menjamin persyaratan sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Material didatangkan sebelum jadwal
pemakaian.Jenis-jenis bahan yang digunakan pada pembuatan bendung tetap :
 Semen
Semen yang digunakan adalah ordinary portland certificate yang sesuai
dengan ketentuan AASTHO M85 type -1, semen diletakkan dalam kantong kertas
yang kuat dan tahan lama terhadap lingkungan dan terhadap bantingan dengan
nama produsen , tipe semen, bulan dan tahun produksi dicetak jelas pada kantong.
Setelah sampai dilokasi, semen disimpan di sebuah pondok penyimpanan semen

Politeknik Negeri Medan 34


yang kering, tidak bocor, beralaskan kayu balok dan ventilasi udara yang baik

untuk mencegah kerusakan semen akibat udara yang lembab. Penyimpanan dan
pemakain semen di pondok berdasarkan FIFO, dan kantong-kantong semen ditata
sedemikian rupa sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan. Berikut
gambar penyimpanan semen yang digunakan dalam proyek D.I. Belutu.
Gambar 2.8 : Cara penyimpanan semen
 Agregat Halus.
Agregat halus untuk campuran beton berasal dari galian pasir dari dalam sungai,
bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, tidak tercampur bahan kimia,
bebas dari lumpur dan tanah liat dan partikel – partikel yang berpengaruh pada
kualitas beton. Berikut gambar tumpukan aggregat halus yang digunakan di
proyek D.I. Belutu..
Gambar 2.9 : Pasir yang digunakan dalam pengecoran

Politeknik Negeri Medan 35


 Agregat kasar
Agregat kasar untuk campuran beton berasal dari batuan gunung yang
bercampur dengan tanah liat. Batuan yang keras, padat, awet dan memiliki
kekuatan yang tinggi. Untuk mendapatkan spesifikasi yang telah ditentukan
batuan ini kemudian di pecahkan dan di cuci pada stone crusher di salah satu
perusahaan suplier yang sebelumnya telah bekerja sama dengan pihak kontraktor
sebagai pemasok agregat kasar.
Agregat kasar berukuran nominal maksimun 40 mm, ukuran dengan
nominal 40 mm digunakan beton cyloof pada pembuatan mercu. Agregat dengan
ukuran nominal maksimun 20 mm digunakan untuk campuran K250. Berikut
adalah gambar aggregat kasar yang digunakan dalam proyek D.I. belutu.
 Air
Air yang dapat digunakan untuk pengecoran adalah air bersih, air segar,
dapat diminum dan bebas dari bahan organik, minyak, gula, klorida dan asam, pH
air sebaiknya lebih dari tujuh (pH>7), dan tidak mengandung air garam. Berikut
gambar air yang digunakan dalam proyek D.I. Belutu.
Gambar 2.10: Sumber air untuk campuran beton.

c. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas :

 Tenaga, pimpinan, dan staf manajemen proyek.


 Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas, mekanik & operator.
 Pekerja diusahakan mengambil sebagian tenaga lokal yang banyak
terdapat di sekitar lokasi proyek, untuk pekerja yang terampil dan terlatih
akan didatangkan dari daerah lain.

Politeknik Negeri Medan 36


Berikut adalah daftar personil inti untuk pelaksanaan proyek pembangunan
bendung ini antara lain, merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-
proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis. Berikut tabel daftar personil
inti dalam proyek pembangunan bendung D.I. Belutu.
Tabel 2.2: Daftar personil inti proyek pembangunan bendung

No Personil Jumlah
1 Project Manager 1
2 Site manager 1
3 Manager administrasi 1
4 Pengawas/pelakasana 3
5 Mechanical engineer 3
6 Surveyor 1
7 Drafter 2
8 Logistik 1
9 Humas 1

2.6.2 Pekerjaan persiapan


 Peninjauan lokasi sekaligus melakukan koordinasi dengan pemerintah
setempat bersama dengan pihak direksi.
 Mempersiapkan barak kerja di lapangan sebagai tempat personil, penempatan
bahan dan peralatan.
 Melakukan pengukuran awal bersama dengan pihak direksi ( tim mutual
check ) untuk dasar dalam pembuatan kontruksi drawing.
 Setelah pengukuran selesai dilakukan, akan dilanjutkan dengan
penggambaran dan sekaligus perhitungan volume dan disesuaikan dengan
aturan dalam kontrak,
 Setelah mutual check awal selesai dibuat dan telah mendapat persetujuan dari
direksi lapangan maka pelaksanaan pekerjaan akan dimulai di lapangan.
 Melakukan mobilisasi personil dan peralatan.
 Pemasangan nama proyek.
 Pekerjaan landasan pasir .
 Pekerjaan landasan pasir diperlukan untuk perbaikan pondasi riprap, pipa,
gorong-gorong, pilar dan pangkal jembatan atau talang dan juga sebagai
landasan timbunan tanah. Pasir untuk landasan pondasi bersih dari lempung
dan kotoran lain dan dipadatkan dengan cermat dengan pemadat/ stamper.

Politeknik Negeri Medan 37


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pelaksanaan pembangunan bendung D.I. Belutu secara keseluruhan
berjalan dengan baik, meskipun ada kesalahan- kesalahan kecil yang
terjadi. Kesalahan- kesalahan tersebut masih bisa ditangani sehingga
tidak berpengaruh pada proses pelaksanaannya.
2. Proyek pembangunan bendung menggunakan beton dengan spesifikasi
k250.
3. Besi yang digunakan adalah besi dengan Ø22 mm, Ø 19 mm, Ø16,
mm, Ø 13 mm, Ø 10 mm,dan Ø 8 mm.
4. Kelemahan yang di temui.
Banyak tenaga yang tidak seluruhnya mengerti K3 dan
mengabaikannya.yang membuat adanya pekerja yang terluka dan sakit
dan memperlambat pengerjaan.Kelebihan yang ditemui.
Pengendalian terhadap proyek bendung ini sangat baik. Kesalahan yang
ada di lapangan dapat ditangani secara profesional sehingga kesulitan
tim tetap terjaga.

3.2 Saran :
1. Pengawasan sangat penting untuk mengendalikan atau memaksimalkan
pekerja dan material yang digunakan.
2. Keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan sangat diperlukan dalam
suatu proyek karena kelancaran dan kebersihan dalam suatu proyek
akan dicapai apabila sistem dan manajemen K3 nya terjamin.
3. Sebaiknya dalam setiap mengakhiri proyek segala peralatan dan bahan-
bahan yang sisa dirapikan kembali ketempatnya.
4. Pengambilan tukang dan anggotanya ada baiknya masyarakat yang
tinggal di lokasi proyek supaya urusan sosial gampang dihadapi.
5. Pengambilan tenaga langsung yang profesional di bidangnya perlu
diperhatikan agar tercapai target yang telah direncanakan sebelumya.
6. Sebelum material digunakan untuk suatu pekerjaan kontruksi terlebih
dahulu dilakukan pengujian di laboratorium untuk mengetahui apakah
material itu sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati atau tidak.

3.3 Dokumentasi Kegiatan PKL

1.Pengamatan saluran bersama ketua pelaksana proyek PT.waskita

Politeknik Negeri Medan 38


2.Pengamatan Pemasangan daun pintu kanal(intake)pembagi saluran
bendung D.I Belutu

3.pengamatan pemasangan batu kosong untuk lening sungai

Politeknik Negeri Medan 39


4.Pengamatan dan pengawasan saluran bendung D.I Belutu

5.Pemeriksaan Bangunan Pintu Pembagi Saluran(BKN 8)

Politeknik Negeri Medan 40


6.Pengamatan dan pengawasan pembuatan saluran Bendung Belutu

7.pengamatan pembutan aliran sungai sementara untuk pembuatan tanggul


banjir pengalihan sungai belutu

Politeknik Negeri Medan 41


8.Pengamatan dan Pengawasan kegiatan pengecoran Bangunan pembagi
dan terjunan pada saluran bendung D.I Belutu.

9.pengamatan peroses penimbunan sungai belutu untuk pembukaan


bendung D.I Belutu

Politeknik Negeri Medan 42


10. Pengamatan dan pengawasan percobaan mercu bendung D.I Belutu kabupaten
Serdang Bedagai

11. Pengamatan Uji slump pengecoran beton pada bangunan drop(terjunan)saluran


bendung D.I Bendung Belutu

Politeknik Negeri Medan 43


12. pengamatan dan pengawasan uji coba pintu kanal(intake)pembagi saluran bendung
D.I Belutu

Politeknik Negeri Medan 44

Anda mungkin juga menyukai