Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN IMUNO-HEMATOLOGI

“PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH METODE AGLUTINASI PADA


PLATE”

OLEH :

NAMA : JUMRIATI MADE

NIM : 17 3145 453 033

KELAS : 17 A

KELOMPOK : I (SATU)

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN


INFORMATIKA

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2019
A. JUDUL PEROBAAN
Pemeriksaan golongan darah metode aglutinasi pada plate.
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan antigen, antibody yang dimiliki seseorang sehingga
dapat diketahui golongan darah pasien.
C. PRINSIP PERCOBAAN
Terjadi reaksi antara antigen yang ada dipermukaan eritrosit dengan
aglutinin yang terdapat didalam plasma atau serum sehingga akan membentuk
gumpalan atau aglutinasi.
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Darah
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di
dalam sistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia. Darah berfungsi memasukkan oksigen
dan bahan makanan keseluruh tubuh serta mengambil karbon dioksida
dan metabolik dari jaringan. Mengetahui golongan darah seseorang
sangat penting di ketahui untuk kepentingan medis yaitu salah satunya
untuk transfusi (Oktari, 2016).
Volume darah manusia adalah sekitar 8% dari berat tubuhnya. Darah
tersusun atas dua komponen yaitu yang pertama plasma darah kemudian
yang kedua sel-sel darah dan keping-keping darah. Di dalam tubuh, sel-sel
darah tidak dapat memisah dari plasma darah karena teradu selama proses
sirkulasi. Sel-sel darah dan keping-keping darah dapat dipisahkan dari
plasma darah dengan melalui proses sentrifugasi (Waluyo,2010).
a. Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan yang berwarna kekuning-kuningan,
tersusun atas air, dan bahan terlarut yaitu protein, lemak, asam lemak,
asam amino, glukosa, hormon, enzim, antibodi, garam mineral. Salah
satu fungsinya adalah sebagai pelarut bahan-bahan kimia
(Waluyo,2010).
b. Sel-Sel Darah
1) Sel darah merah (Eritrosit)
Berperan dalam sistem transpotasi sel untuk megantarkan
nutrient dan oksigen. Sel darah merah memiliki bentuk bikonkaf yang
berwarna kepucatan didaerah tengahnya. Didalam sel darah merah
terdapat hemoglobin. Hemoglobin adalah kompleks protein pigmen
yang mengandung zat besi sehingga dapat megangkut oksigen dan
karbondioksida (Purnomo, 2012).
2) Sel darah putih (Leukosit)
Leukosit merupakan sel yang memiliki fungsi khusus untuk
mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme. Darah
manusia memiliki lima macam leukosit tetapi berdasarkan ada dan
tidaknya granuler pada selnya. Kelima macam leukosit tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu leukosit yang
bergranuler (granulosit) dan tidak bergranula (agranulosit) (Waluyo,
2010).
c. Keping Darah
Trombosit atau keping-keping darah memiliki bentuk tidak teratur,
tidak memiliki inti sel dan berukuran sangat kecil ( hanya berdiameter 2
m). Jumlahnya di dalam darah sekitar 150-400 /ribu. Trombosit berperan
dalam proses pembekuan darah apabila terjadi luka pada pembuluh
darah, dengan demikian darah tidak banyak terbuang (Waluyo, 2010).
2. Reaksi Antigen-Antibodi
Pada tahun 1901 Dr. Karl Landsteiner menemukan, bahwa sel-
sel darah merah (eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal
(beraglutinasi) dalam kelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan
mata telanjang, apabila dicampur dengan serum dari beberapa orang,
tetapi tidak dengan semua orang. Kemudian diketahui bahwa dasar
dari menggumpalnya eritrosit tadi adalah adanya reaksi antigen
antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikkan
ke dalam aliran darah dari seekor hewan akan mengakibatkan
terbentuknya antibodi tertentu yang akan bereaksi dengan antigen (Suryo,
2001).
Mengikuti penemuan Karl Landsteiner tentang penggumpalan sel-sel
darah merah dan pengertian tentang reaksi antigen-antibodi, maka
penyelidikan selanjutnya memberi penegasan mengenai adanya dua
antibodi alamiah di dalam serum darah dan dua antigen pada permukaan
eritrosit. Seseorang dapat membentuk salah satu atau kedua antibodi itu
atau sama sekali tidak membentuknya. Demikian pula dengan antigennya.
Dua antigen itu disebut antigen A dan antigen B, sedangkan dua
antibodi itu disebut anti A dan anti B. Melalui tes darah maka setiap orang
dapat mengetahui golongan darahnya. Berdasarkan sifat kimianya, antigen
A dan B merupakan mukopolisakarida, terdiri dari protein dan gula.
Dalam dua antigen itu bagian proteinnya sama, tetapi bagian gulanya
merupakan dasar kekhasan antigen antibody (Suryo, 2001).
3. Sistem Penggolongan Darah
Golongan darah pada manusia ada 3 macam, yaitu sistem ABO,
sistem MN dan sistem rhesus.
a. Sistem ABO
Sistem ABO yang sering digunakan yaitu ditemukan oleh K.
Landsteiner pada tahun 1900, menggolongkan darah manusia menjadi 4
macam diantaranya:
 Golongan darah A, yaitu apabila di dalam sel darah merahnya
mengandung aglutinogen A dan serumnya dapat membuat aglutinin
(beta)
 Golongan darah B, yaitu apabila di dalam sel darah merahnya
mengandung aglutinogen B dan serumnya dapat membuat aglutinin
(alfa)
 Golongan darah AB, yaitu apabila di dalam sel darah merahnya
mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi serumnya tidak
dapat membuat agglutinin.
 Golongan darah O, yaitu apabila di dalam sel darah merahnya tidak
terdapat aglutinigen, tetapi serum darahnya dapat membuat aglutinin
alfa dan aglutinin beta (Waluyo,2010)
b. Sistem MN
Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan P. Levine telah menemukan
golongan darah sistem MN, akibat ditemukannya antigen M dan antigen
N pada sel darah merah manusia. Sistem ini digolongkan menjadi 3 jenis
yaitu:
 Golongan darah M, mengandung antigen M
 Golongan darah N, mengandung antigen N
Golongan darah MN, mengandung antigen M dan antigen N (Waluyo,
2010).
c. Sistem Rhesus
Selain antigen A dan , didalam eritrosit manusia juga terdapat antigen
Rh (factor rhesus). Disebut demikian karena antigen ini pertama kali
ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener pada Macacca rhesus, sejenis
kera di India. Seseorang disebut rhesus positif jika didalam eritrositnya
terdapat antigen Rh, sedangkan yang tidak memiliki rhesus negative
tidak mempunyai antigen Rh. Berbeda dengan sistem ABO, pada sistem
rhesus tidak ditemukan adanya zat anti dalam plasmanya. Akan tetapi
seseorang yang memiliki rhesus negatif mampu membentuk zat anti
ketika distimulus adanya antigen Rh. Oleh karena itu, dalam proses
transfusi darah, tidak dibenarkan jika seseorang yang memiliki rhesus
positif darahnya ditransfusikan keorang yang memiliki rhesus negatif.
Hal itu dikarenakan adanya antigen ini dapat memacu tubuh untuk
memproduksi zat anti. Apabila dikemudian hari terjadi proses transfusi
berikutnya dengan menggunakan darah yang memiliki rhesus positif
lagi maka akan terjadi aglutinasi sehingga dapat menyebabkan kematian
(Santoso, 2007).

4. Uji Golongan Darah


Pemeriksaan konfirmasi golongan darah ABO donor dengan forward
and backward typing yaitu pemeriksaan golongan darah dilakukan terhadap
sel darah merah dan serumnya secara terpisah. Selain itu, pemeriksaan
golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis golongan darah
pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada umumnya dengan
menggunakan metode slide/ whell plate. Metode ini didasarkan pada
prinsip reaksi antara aglutinogen (antigen) pada permukaan eritrosit dengan
aglutinin yang terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi
atau gumpalan(Oktari, 2016).
Dalam proses pengujian sampel darah, sampel darah akan diteteskan
suatu reagen, reagen yang digunakan mengandung anti-A, anti-B, dan anti-
AB yang bersifat opsional (Mulyantari dan Putu, 2016).
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu spuit 3 mL, tourniquet,
kapas alkohol, tabung EDTA, 3 buah gelas plastic, rak tabung, 6 buah
tabung serologi, botol semprot, plat golongan darah dan pipet tetes.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sampel darah EDTA,
NaCl 0,9% (infus), tissue, label, tes sel A 10%, tes sel B 10%, tes tes O
10%, reagen yang mengandung anti-A, anti-B, dan anti-D.
F. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Suspensi Darah
a. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Dilakukan sampling darah vena.
c. Dipindahkan sampel darah dari spuit kedalam tabung EDTA, lalu
dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm setelah itu
dipisahkan plasma dari darahnya dengan cara dipipet.
d. Dilakukan pencucian dengan cara ditambahkan NaCl 0,9% lalu
dicentrifuge selama 3 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Setelah itu
dipisahkan supernatan menggunakan pipet.
e. Diulangi langkah di no. 4 sebanyak 3 kali.
f. Setelah itu diambil 3 tabung serologi yang sudah dilabeli dengan SDM
5%, 10%, dan 40%.
g. Untuk pembuatan suspensi SDM 5% dengan cara dipipet 1 ml darah
yang sudah dicuci dengan NaCl 0,9% tadi kemudian ditambahkan 19
tetes NaCl 0,9%.
h. Untuk pembuatan suspensi SDM 10% dengan cara dipipet 1 ml darah
yang sudah dicuci dengan NaCl 0,9% tadi kemudian ditambahkan 9 tetes
NaCl 0,9%.
i. Untuk pembuatan suspensi SDM 40% dengan cara dipipet 2 ml darah
yang sudah dicuci dengan NaCl 0,9% tadi kemudian ditambahkan 3 tetes
NaCl 0,9%.
2. Pemeriksaan Golongan Darah
a. Disiapkan satu buah plate dan beri label : Well plate 1 : Anti A, Well
plate 2 : Anti B, Well plate 3 : Tes Sel A, Well plate 4 : Tes Sel B, Well
plate 5 : Tes Sel O, Well plate 6 : AK, Well plate 7 : Anti-D, dan Well
plate 8: BA.
b. Isi masing – masing sumur plate dengan : Sumur plate 1 = 2 tetes tes
sera anti A, Sumur plate 2 = 2 tetes tes sera anti B, Sumur plate 3 = 1
tetes tes sel A 10%, Sumur plate 4 = 1 tetes tes sel B 10%, Sumur plate 5
= 1 tetes tes sel O 10%, Sumur plate 6 = 1 tetes plasma dan 1 tetes
sampel darah 10%, Sumur plate 7 = 2 tetes anti –D, dan Sumur plate 8 =
reagen BA.
c. Diteteskan masing-masing 1 tetes sampel darah pasien/pendonor
suspensi 10% pada sumur plate 1 dan 2.
d. Diteteskan masing-masing 2 tetes plasma pasien/pendonor pada sumur
plate 3,4,5, dan 6.
e. Teteskan masing-masing 1 tetes sel darah merah pasien/pendonor
suspensi 40% pada plate 7 dan 8.
f. Dikocok plate depan dan belakang tunggu tercampur amati reaksi
aglutinasi yang terjadi.

G. HASIL PENGAMATAN
Anti A Anti B Sel A Sel B Sel O AK Anti D BA Golongan
Darah
(-) (-) (+) (+) (-) (-) (+) (-) O+

H. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan pemeriksaan golongan darah
menggunakan metode aglutinasi pada plate. Tujuan dari praktikum ini yaitu
untuk menentukan antigen, antibody yang dimiliki seseorang sehingga dapat
diketahui golongan darah pasien. Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu
terjadi reaksi antara antigen yang ada dipermukaan eritrosit dengan aglutinin
yang terdapat didalam plasma atau serum sehingga akan membentuk
gumpalan atau aglutinasi. Sampel yang digunakan adalah darah EDTA.
Berdasarkan praktikum, sebelum melakukan pemeriksaan golongan
darah dan rhesus terlebih dahulu dilakukan sampling darah vena. Setelah
melakukan sampling darah, darah dari spuit dipindahkan kedalam tabung
EDTA untuk dicentrifuge pada proses pemisahan. Setelah darah dipisahkan
dari plasmanya lalu dilakukan pencucian dengan menambahkan NaCl 0,9%.
Pencucian tersebut dilakukan sebanyak 3 kali. Setelah itu dilanjutkan
pembuatan suspensi darah 5%, 10%, dan 40%. Kemudian barulah dilakukan
pemeriksaan golongan darah dengan menggunakan plat.
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan golongan darah O rhesus +
ini ditandai dengan pada Anti A dan Anti B tidak terbentuk aglutinasi. Hal ini
disebabkan karena golongan darah O memang tidak memiliki antigen A dan B.
Pada Tes Sel A dan Tes Sel B terbentuk aglutinasi, hal ini disebabkan karena
golongan darah O memang memiliki antibodi Anti A dan Anti B. Sel O dan
AK tidak terbentuk aglutinasi. Sel O guna untuk mendeteksi sel H dan AK
sebagai auto kontrol. Anti D terbentuk aglutinasi, dan BA tidak terbentuk
aglutinasi. Anti D (Anti-Rhesus) terjadi penggumpalan atau aglutinasi yang
artinya golongan darah tersebut memiliki rhesus positif sedangkan BA sebagai
validasi pada pemeriksaan tersebut.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum, dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan
golongan darah metode aglutinasi menggunakan plat didapatkan hasil
golongan darah O rhesus positif.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyantari, Kadek Ni., dan Putu Sutirta Yasa, I Wayan. 2016. Laboratorium

Pratransfusi Up Date. Udayana University Press. Denpasar.

Oktari, Anita dkk. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode

Slide Dengan Reagen Serum Golongan darah A, B, O. Jurnal

Teknologi Laboratorium.Vol. 5 No. 2: 49–50. Bandung. Sekolah

Tinggi Analis Bakti Asih.


Purnomo. 2012. Jumlah Sel Darah Merah, Kadar Hemoglobin, dan Nilai

Hematokrit Luak Jawa (Paradoxurus hemaphroditus). Skripsi.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Santoso, Begot. 2007. Biologi. Interplus. Jakarta.

Suryo. 2001. Genetika Manusia. Gadjag Mada University Press. Yogyakarta

Waluyo, Joko. 2010. Biologi umum. Universitas Jember. Jember.

Anda mungkin juga menyukai