Anda di halaman 1dari 9

HISTOLOGI I

Oleh :

Nama : Eka Nofianti


NIM : B1A018094
Rombongan : B2
Kelompok :1
Asisten : Farah Saskia Hadi

LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari
cabang-cabang biologi. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Histologi merupakan cabang ilmu biologi anatomi yang mempelajari tentang susunan
struktur sel-sel yang memiliki fungsi fisiologi yang sama tersusun menjadi satu jaringan
yang kompleks (Chandler & Werr, 2019).
Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
dan terikat oleh bahan-bahan antar sel membentuk satu kesatuan. Jaringan penyusun
tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu jaringan meristem dan
jaringan dewasa. Tumbuhan ada dua macam yaitu tumbuhan biji terbuka dan biji
tertutup. Tumbuhan biji tertutup berkeping satu atau disebut monokotil dan tumbuhan
biji berkeping dua disebut dikotil. Perbedaan dari struktur luar yaitu struktur bunga,
sistem pengukuran, struktur daun dan perkecambahan. Struktur dalam perbedaannya
yaitu terdiri dari pembuluh akut pada batang, akar dan daun (Yuliani, 2015).
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang
mendukun pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang
berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua
dikelompokkan menjadi jaringan. Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara
pertumbuhan, dan cara perkembangan (Kimball,1983).

II. TUJUAN

Tujuan praktikum acara histologi 1 adalah mengamati bentuk-bentuk sel epidermis


pada tubmuhan dan derivatnya, antara lain sel silika, sel gabus, sel stoma, dan
trikoma.
III. MATERI DAN METODE

A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam acara praktikum histologi 1 diantaranya
adalah kaca benda, kaca penutup, silet, pipet tetes, jarum preparat, dan
mikroskop.
Bahan-bahan yang digunakan dalam acara praktikum histologi
1diantaranya adalah irisan membujur epidermis batang tebu (Saccharum
officinarum), irisan membujur daun jagung (Zea mays), irisan membujur
epidermis daun sosongkokan (Rhoeo discolor), irisan melintang daun kumis
kucing (Orthosipon stamineus), irisan epidermis bawah daun durian (Durio
zibethinus), dan irisan melintang tangkai daun tasbih (Canna sp.).
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum acara Histologi 1 antara lain :
1. Irisan melintang dan membujur preparat dibuat, irisan dibuat
setipis mungkin, diletakan di kaca benda ditetesi air dan ditutup
dengan kaca penutup.
2. Preparat awetan langsung diamati dibawah mikroskop.
3. Semua preparat diamati, letak sel silika, sel gabus, bentuk sel
epidermisnya panjang dengan dinding sel berlekuk-lekuk. Bentuk
sel penutup stroma diamati dan ditentukan tipe stromanya. Bentuk
dan tipe trikoma diamati. Gambar diberi keterangan.
A. Pembahasan
Epidermis merupakan lapisan terluar dari daun, bunga, buah, biji, batang
dan akar sebelum mengalami penebalan sekunder. Secara fungsi dan morfolgi,
sel epidermis tidak seragam, ada yang bermodifikasi menjadi semacam rambut,
sel penutup stomata, dan sel lain yang khusus. Secara topografi dan ontogeni,
epidermis merupakan jaringan yang seragam. Epidermis biasanya terdapat
diseluruh kehidupan organ-organ tumbuhan yang tidak mengalami penebalan
sekunder. Lamanya epidermis didalam organ tumbuhan dengan pertumbuhan
sekunder tidak sama. Sel epidermis bentuk umum mempunyai bentuk, ukuran
serta susunan yang beragam, tetapi selalu tersusun rapat membentuk lapisan yang
kompak tanpa ruang interselular (Yuliani, 2015).
Epidermis mempunyai fungsi melindungi bagian dalam organ tubuh,
sehingga epidermis disebut sebagai jaringan pelindung. Sebagai jaringan
pelindung epidermis melindungi terhadap penguapan, kerusakan-kerusakan
mekanis, perubahan temperatur dan mencegah hilangnya zat hara. Bentuk sel
epidermis bermacam-macam misalnya bentuk seperti kubus, prisma, tidak teratur
ada juga yang punya tonjolan-tonjolan seperti papila. Pada epidermis biasanya
terdapat alat tambahan yang disebut derivat epidermis, pada batang misalnya sel
silika dan sel gabus, pada daun misalnya trikoma, stoma dan sel kipas
(Kimball,1983).
Trikoma yaitu tonjolan epidermis yang terdiri dari satu atau lebih sel. Sel-
sel trikoma dapat mengadakan penebalan sekunder, ada yang kehilangan
protoplasmanya. Trikoma dapat di kelompokkan dalam beberapa golongan yaitu
trikoma non glandular (bukan rambut kelenjar) dan trikoma glandular (rambut
kelenjar) (Sarwono, 2002)..
Di antara sel-sel epidermis terdapat selah-celah kecil yang diapit oleh 2
sel yang berbentuk khusus, berbeda dengan sel epidermis normal dan disebut sel
penutup. Kedua sel penutup itu bersama celahnya disebut stoma. Sel epidermis
yang berdekatan dengan sel penutup ini (dua sel atau lebih) disebut sel tetangga.
Sel tetangga ini mempunyai hubungan fungsional dengan sel penutup, serta
terbentuk dari sel induk yang sama atau pasangan dari induk sel penutup. Stoma
dapat dijumpai di kedua permukaan daun atau hanya di bagian bawah. Letak sel
penutup stomata terhadap sel-sel epidermis sekitarnya dapat sejajar, tenggelam,
atau tersembul. Bentuk sel penutup serupa ginjal. Stomata dibedakan menjadi
beberapa tipe yaitu anomositik, anisositik, parasitik, diasitik, dan aktinositik
(Sarwono, 2002)..
Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena banyak dijumpai
hampir ditiap bagian tumbuhan, dengan karakteristik sel berupa sel hidup,
struktur dan fungsi sangat bervariasi, bervakuola besar, dinding sel tipis, terdapat
kloroplas dan pigmen lainnya (Hidayat,1995). Jaringan parenkim dijumpai pada
kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel
parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut
klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim.
Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh
jaringan parenkim (Kimball,1983).Jaringan yang menempati di berbagai organ
atau jaringan lain dalam tubuh tanaman di sebut jaringan parenkim, sedangkan
cirri-ciri dari jaringan parenkim adalah selnya hidup, dinding sel tipis, letak sel
tidak merapat, dan ukuran sel besar (Sarwono, 2002).
Jaringan parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan
terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang berkesinambungan seperti
pada korteks dan empulur batang, korteks akar, jaringan dasar pada tangkai daun,
mesofil daun, bagian buah yang berdaging, serta dalam jaringan pembuluh
(xylem dan floem). Pada tubuh primer parenkim berkembang dari jaringan
meristem dasar. Disamping itu ada pula parenkim yang menjadi bagian dari
jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium, pada tubuh sekunder
parenkim berkembang dari kambium pembuluh serta kambium gabus (felogen)
(Savitri, 2005).

Berdasarkan bentuk, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis yakni


parenkim palisade dengan bentuk bulat memanjang atau lonjong yang berjajar
seperti tiang atau pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel
klorofil atau zat hijau daun. Bunga karang dengan ruang antar rongga yang
sangat besar dan tidak beraturan, pada bunga karang terdapat klorofil dalam
jumlah kecil (tidak seperti palisade). Parenkim bintang, dinamakan sesuai
bentuknya yang menyerupai bintang karena bersegi lima menjuntai atau lebih.
Dan parenkim lipatan yang terdapat pada pinus dan padi, dengan bentuk yang
berlipat ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas (Polunin, 1994).
Sedangkan berdasar fungsi, parenkim dibedakan menjadi parenkim
asimilasi yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses dari
fotosintesa di daun. Parenkim penimbun berfungsi dalam menyimpan cadangan
makanan bagi tumbuhan berupa hasil fotosintesa, seperti protein, amilum, gula
tepung, atau lemak. Parenkim air berfungsi sebagai tempat menyimpan air pada
tumbuhan xerofit atau epifit (sedikit air) untuk menghadapi kemarau. Parenkim
udara disebut sebagai aerenkim bertugas menyimpan udara dalam kantung
besarnya, terdiri dari sel gabus dengan rongga yang besar sehingga membantu
menjaga kelebihan air pada tumbuhan dengan habitat perairan. Dan parenkim
pengangkut bertugas mengangkut sari makanan hasil proses fotosintesa ke
seluruh bagian tumbuhan, sel sesuai dengan bentuk memanjang arah
pengangkutannya (Wilking, 1989).

Preparat yang digunakan pada praktikum histologi diantaranya adalah


irisan membujur epidermis batang tebu (Saccharum officinarum), irisan
membujur daun jagung (Zea mays), irisan membujur epidermis daun
sosongkokan (Rhoeo discolor), irisan melintang daun kumis kucing (Orthosipon
stamineus), irisan epidermis bawah daun durian (Durio zibethinus), dan irisan
melintang tangkai daun tasbih (Canna sp.). Preparat yang pertama diamati adalah
batang tebu (Saccharum officinarum), merupakan family dari Poaceae. Bagian-
bagiannya terdiri dari epidermis, sel gabus, dan sel silika. Preparat selanjutnya
adalah irisan membujur daun jagung (Zea mays), termasuk dalam family
Poaceae. Bagian-bagiannya terdiri dari epidermis, sel penutup bentuk tulang,
porus, sel tetangga dan tipe stomanya graminae. Preparat selanjutnya adalah
irisan membujur epidermis daun sosongkokan (Rhoeo discolor), termasuk ke
dalam family commelinaceae. Bagian-bagiannya terdiri dari epidermis, sel
tetangga, sel penutup dan tipe stomanya adalah amaryllidaceae. Preparat
selanjutnya adalah irisan melintang daun kumis kucing (Orthosipon stamineus),
termasuk ke dalam family lamiaceae. Bagian-bagiannya terdiri dari epidermis
atas, epidermis bawah, palisade, jaringan spons, trikoma dan tipe trikomanya
adalah glanduler. Preparat selanjutnya adalah irisan epidermis bawah daun durian
(Durio zibethinus), termasuk ke dalam family Malvaceae. Bagian-bagiannya
terdiri dari trikoma bentuk sisik, trikoma bentuk bintang, dan tipe trikomanya
non glanduler. Preparat yang terakhir adalah irisan melintang tangkai daun tasbih
(Canna sp.), termasuk ke dalam family cannaceae. Bagian-bagiannya meliputi
aktinenkim dan aerenkim (Diaz et al., 2016).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil
kesimpulan bahwa bentuk-bentuk epidermis terdiri atas ada yang berbentuk sel
panjang dan sel pendek, bentuk sel kipas maupun litokis. Dan derivat epidermis
ada berupa stomata maupun trikoma. Terdapat pula sel silika, sel gabus, sel
stoma dan trikoma dengan berbagai tipe pada tumbuhan yang berbeda.
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah saat pembuatan sayatan setipis
mungkin agar didapatkan hasil yang bagus/tepat saat pengamatan dan perlu
kehati-hatian serta kejelian saat mengamati preparat.
V. DAFTAR REFERENSI

Chandler, J, W., & Werr, W., 2019. Histology Versus Phylogeny: Viewing Plant
Embryogenesis from an Evo-devo Perspective. Current topics in Developmental
Biology, vol 131(2), pp. 545-564.
Diaz, N, Puentes, M., & Vaughan, G., 2016. Phytoliths Produced by Common Bean
(Phaseolus vulgaris) achira (Canna indica) and aquash (Cucurbita ficifolia) Crop
Species from Boyaca, Colombia. Journal Colombiana, 40(154), pp. 137-146.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.

Kimball, John. W. 1993. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.


Polunin, nicholas. 1990. Pengantar geografi tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada press.
Santoso, Woelaningsih dkk. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: penerbit karnunika
Jakarta Universitas Terbuka.
Sarwono, B. 2002. Morfologi tumbuhan. Jakarta: Argomedia puastaka.

Savitri, Evika Sandi. Sp. Mp. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan.
Malang: UIN Press.
Yuliani, 2015. Jaringan Epidermis dan Derivatnya. Jurnal Biologi, vol 4(2), pp. 23-28.

Willking. 1989. Fisiologi Tanaman II. Bandung : Bina Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai