Anda di halaman 1dari 2

BERUBAHNYA KEPRIBADIAN SESEORANG

SAAT MENJADI PENGHUNI DUNIA MAYA

Pendahuluan
Akhir-akhir ini netizen dalam dunia maya selalu diramaikan dengan berbagai macam
masalah dan kegaduhan. Mulai dari konflik antara selebritas, hoax, hingga masalah kecil yang di
besar-besarkan oleh pihak-pihak tertentu, yang kemudian menjadi viral dan mengundang
berbagai macam reaksi dari para netizen di dunia maya. Jangankan orang-orang yang sering
bersosial di dunia nyata, Bahkan orang-orang yang pemalu dan sulit bersosialisasi di dunia nyata
juga seringkali aktif bersosial di dunia maya.
Apa yang menyebabkan netizen sangat tanggap dan terkesan menyukai adanya masalah
yang terjadi di dunia maya. Netizen cenderung memiliki banyak kepribadian di dunia maya,
dibuktikan dengan banyaknya orang yang menjadi orang baik di sebuah forum, dan menjadi
orang jahat di forum lainnya. Semua ini terjadi kerena adanya anonimitas, komunikasi dalam
waktu yang tidak bersamaan di dunia maya dan invisibilitas identitas seseorang yang di sebut
efek disinhibisi. (Suler, John; Juni 2004).

Pembahasan
Efek disinhibisi terjadi karena tidak adanya pengekangan di dunia maya yang
menyebabkan kurangnya pengendalian diri seseorang ketika berkomunikasi secara online
dibandingkan ketika berkomunikasi secara langsung. Menurut Suler, John (Online Disinhibition
Effect ; Juni 2004), faktor yang mempengaruhi efek disinhibisi adalah anonimitas, invisibilitas,
dan komunikasi dalam waktu tidak bersamaan. Efek disinhibisi bisa menjadi pengaruh positif
dan negatif, karena itu efek disinhibisi bisa di klasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu efek
disinhibisi jinak (benign disinhibition) dan efek disinhibisi beracun (Toxic disinhibition).
Efek disinhibisi jinak merupakan situasi ketika orang-orang mendapatkan manfaat karena
tidak adanya pengekangan di dunia maya. Dengan bantuan anonimitas dunia maya, orang bisa
mengumbar perasaan mereka atau mengungkapkan diri mereka yang mereka enggan
melakukannya di dunia nyata. Contohnya orang-orang yang mengungkapkan banyak rahasia dan
bahkan kejadian memalukan mereka di dunia nyata kepada teman dunia maya yang belum lama
dikenal, hal itu memungkinkan orang tersebut bisa membangun hubungan antar personal yang
intim berkali-kali lebih cepat dan lebih kuat daripada hubungan di dunia nyata.

Efek disinhibisi yang kedua atau disinhibisi beracun merupakan situasi ketika orang-
orang memanfaatkan tidak adanya pengekangan di dunia maya sebagai cara untuk memperoleh
kepuasan atau keuntungan pribadi. Contohnya adalah penyebaran hoax, bahasa kasar, kata-kata
tidak bermoral dan ancaman. Efek disinhibisi beracun banyak terjadi di sebuah blog, forum,
media sosial yang berupa cyberbullying, rasisme dan unggahan yang mengundang amarah dari
beberapa pihak hanya untuk kesenangan pribadi.

Simpulan
Efek disinhibisi bisa membuat orang merasa tidak dibatasi, lebih terbuka, dan lebih bebas
untuk mengeskpresikan dirinya secara online. Hal ini memiliki efek negatif dan positif
tergantung bagaimana seorang netizen menggunakan internet. Menurut penulis sebenarnya ada
garis tipis di antara positif dan negatif. Karena bercerita tentang rahasia kepada orang lain lewat
obrolan pribadi di dunia maya (disinhibisi jinak) tidak menutup kemungkinan bahwa lawan
bicara kita menggunakan hal yang diketahuinya dari kita untuk melakukan hal yang negatif.

Ada kemungkinan juga saat seseorang mengkritik sebuah karya kita yang kita unggah ke
internet dengan kata-kata yang kasar dan brutal tapi benar apa adanya yang bisa membuat kita
menyadari kesalahan dan bisa membangun diri lebih baik. Karena seringkali orang di dunia
nyata tidak akan mengungkapkan seluruh kekurangan dalam sebuah karya, karena terbatas oleh
hal yang di sebut norma dan tatakrama.

Referensi:

Sumber dari internet

Karya perorangan:

Suler, John (Juni 2004). Online Disinhibition Effect. Cyber Psychology Behavior.

Diakses dari https://www.liebertpub.com/doi/10.1089/1094931041291295

Davis, Katie (2012). Friendship 2.0: Adolescents' experiences of belonging and

self-disclosure online. Journal of Adolescence.

Di Akses dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140197112000334?via%3Dihub

Lapidot-Lefler, Noam; Barak, Azy (2012). Effects of anonymity, invisibility,

and lack of eye-contact on toxic online disinhibition. Diakses dari


https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0747563211002317?via%3Dihub

Anjas Fitra Pratama_2018114075_Bahasa Jepang_Kelas C

Anda mungkin juga menyukai