Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lia Yulianingsih

NIM : 111911293
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Kelas : MA.19.C.10
Tugas Individu: Deskripsi Objektif

Tema: Ibu

Paragraf : Deduktif

Ibuku Motivator dan Inspirator

Ibu adalah seorang wanita yang


paling tangguh dalam keluarga, penuh
kasih sayang dan tidak pernah mengeluh.
Ibu merupakan panutan bagi anak-
anaknnya, karena begitu berat
pengorbanan seorang ibu. Pengorbanan
seorang ibu mulai dari mengandung calon
seorang anak selama sembilan bulan
lamanya, dengan penuh keikhlasan hatinya hingga melahirkan anaknya kedunia
dengan menahan rasa sakitnya dan lebih mementingkan keselamatan anaknya lahir
kedunia tanpa memikirkan keselamatannya. Itulah sedikit cerita tentang
keistimewaan seorang ibu.

Ibuku lahir pada tanggal 10 November 1966 di Ciamis, sama seperti aku
dilahirkan. Ibuku terlahir dari keluarga sederhana, dimana kakek-ku seorang
veteran atau TNI pada era sebelum Indonesia merdeka. Dan ibuku dibesarkan
kakek-nenek saat kakek-ku berprofesi sebagai lurah di kampung halamanku. Pada
saat itu keluarga ibuku jauh dari kata kemewahan, karena demi suatu tuntutan
kakek-ku dalam menjaga nama baiknya di masyarakat. Sehingga ibuku dari sejak
kecil sudah di didik oleh orang tuanya menjadi seorang perempuan mandiri,
tangguh, rajin, pekerja keras dan dermawan. Ibuku pernah bercerita dulu untuk
mendapatkan suatu keinginan, harus berikhtiar untuk mendapatkannya. Ibuku lebih
memilih mendapatkan sesuatu dari hasil kerja kerasnya walaupun tidak seberapa,
dibanding pemberian orang tuanya.

Dikampungku ibuku dikenal dengan seorang perempuan yang baik hati dan
dermawan oleh tetangganya karena ibuku selalu memberi terhadap sesama. Setiap
ibuku mempunyai rezeki yang lebih pasti selalu ingat terhadap orang disekitarnya.
Karena kita itu hidup didunia ini bermasyarakat, artinya kita harus peduli terhadap
masyarakat di lingkungan sekitar kita. Ibuku berprinsip dan selalu berpesan
kepadaku beserta saudaraku, bahwa “berbuat baiklah dengan cara memberi kepada
orang lain dengan ikhlas, dan yakinlah suatu kelak akan mendapatkan gantinya
yang lebih baik lagi”. Oleh karena itu aku selalu melakukan apa yang ibuku bilang
kepadaku, dan itu benar-benar terjadi padaku.

Ibuku hanyalah lulusan Sekolah Dasar. Ibuku bukan tidak mau melanjutkan
ketingkat yang lebih tinggi, tetapi karena dulu ibuku tidak mau membebankan
kedua orang tuanya karena beliau masih mempunyai dua orang adik. Bukan karena
orangtuanya tidak memeberi kesempatan untuk melanjutkan, tetapi karena ibuku
tidak mau membebankan kedua orang tuanya. Akhirnya ibuku lebih memilih
mencari pekerjaan agar bisa mempunyai penghasilan sendiri dan bisa memberikan
tambahan uang saku buat adik-adiknya. Ibuku pernah bekerja di pabrik sapu kakak-
nya, bekerja di sebuah kantin Kampus di Bandung, bekerja di rumah makan,
berkebun, dan pernah berjualan dengan menitipkan suatu cemilan hasil produksinya
ke warung-warung disekitar rumah. Saat itu usia ibuku sekitar 14 tahunan sudah
bisa membeli sesuatu dengan hasil keringatnya sendiri, dan bisa memberi uang saku
adik-adiknya, bahkan bisa membantu kakaknya walaupun itu tidak seberapa.
Walaupun ibuku hanya lulusan Sekolah Dasar, tapi ibuku menginginkan yang
terbauk bagi anak-anaknya. Ibuku pengen anak-anaknya minimal lulusan Sekolah
Menengah Atas.

Begitu banyak hal yang diajarkan beliau kepada anak-anaknya, yang pasti
kepadaku sendiri. Ibuku selalu mencotohkan kedisiplinan, salah satunya masalah
waktu yaitu mulai dari sebelum terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Sebelum
subuh ibuku sudah bangun dan sudah mulai mengerjakan pekerjaan rumah, tanpa
sebuah alarm ibuku selalu bangun tepat jam segitu. Mengapa itu bisa terjadi, yaitu
karena kebiasaan yang sudah diterapkan setiap harinya. Sebelum anak-anaknya
terbangun sudah tersedia sarapan yang dibuatnya, karena ibu ingat bahwa anak-
anaknya mau pergi ke sekolah sehingga tidak mau anaknya kelaparan, kadang ibu
juga lah yang membangunkan anaknya karena takut anaknya terlambat. Setiap
harinya ibu selalu mencotohkan hal tersebut kepada anak-anaknya, karena
pendidikan seorang anak dimulai dari didikan dari keluarga.

Seorang ibu tidak pernah merasa lelah dan mengeluh atas apa yang ia
lakukan setiap harinya, itu semua ibu lakukan buat kebahagiaan anak-anaknya, ibu
tidak mau anaknya merasakan apa yang dia rasakan dulu dimasa kecilnya. Ibu
selalu memberikan yang terbaik bagi anaknya, hingga ia merelakan segala hartanya
buat anaknya. Ibuku hanya ingin anaknya sukses tapi untuk menapai kesuksesan
tersebut orangtua mengharapkan anaknya mampu bejkerja keras, melakukan segala
sesuatu mandiri dalam artian tidak mengandalkan orang lain. Karena seorang ibu
berpikiran panjang buat anaknya, dan mengharapkan suatu saat anaknya dewasa
jauh dari orangtua bisa hidup mandiri.

Ibuku merupakan inspirasiku sekaligus motivator bagiku, dari sejak kecil


hingga sekarang dimana aku tidak setiap hari bertemu dengannya karena jarak. Tapi
sekalinya aku berbicara dengan ibuku pasti selalu satu pemikiran dengannya, aku
selalu meminta ijin dan saran atas apa yang aku lakukan saat ini. Selain itu aku dan
ibuku mempunyai kesamaan yaitu pada prinsip, bahwa kita itu harus menghargai
orang lain dan berbuat baiklah kepada orang lain tersebut agar kita dapat diterima
oleh orang lain. Dan yang paling penting kita harus selalu meminta petunjuk
kepada yang Maha Kuasa yaitu Allah swt.

Anda mungkin juga menyukai