BRONCHOPNEUMONIA
RAHMAT SANDI
14220160028
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
5. Fatofisiologi
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya
disebabkan oleh virus penyebab bronchopneumonia yang masuk ke
saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus.
Inflamasi bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi
demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman
sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps
alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak
napas, dan napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi
paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang berpungsi
untuk melembabkan rongga fleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau
pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis
mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis
respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan
mengakibatkan terjadinya gagal napas. (Smeltzer, Suzanne C, 2001)
6. Pathway Bronchopneumonia (Smeltzer, Suzanne C, 2001)
Alveolus
Akumulasi secret
Set point bertambah
Reaksi peradangan pada
Obstruksi jalan napas bronchus dan alveolus
Fibrosus dan
pelebaran Respon menggigil
Gangguan ventilasi Rangsangan batuk
Atelektasis Reaksi
peningkatan
Bersihan jalan panas tubuh
Nyeri pleuritik
nafas tidak efektif Gangguan
difusi
Hipertermi
Gangguan rasa
Peningkatan nyaman nyeri Gangguan
frekuensi pertukaran
napas gas
Evaporasi
meningkat
8. Komplikasi
Menurut Ngastiyah (2002), bronchopneumonia pada anak bila tidak
ditangani dengan baik akan mengakibatkan komplikasi sebagai berikut :
a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau
kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk
hilang.
b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam
rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
c. Otitis Media Acute
d. Infeksi sitemik
e. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
9. Penatalaksanaan
Menurut Ngastiyah (2002), Pengobatan diberikan berdasarkan
etiologi dan uji resistensi, tetapi karena hal itu perlu waktu, dan pasien
perlu therapy secepatnya maka biasanya diberkan :
a. Penisillin 50.000 U/ kgbb/hari, ditambah dengan chloramfenicol 50-70
mg/kgbb/hari atau diberkan antibiotic yang mempunyai spectrum luas
seperti Ampicillin, pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5
hari
b. Pemberian oksigen, fisioterafi dada dan cairan intravena biasanya
diperlukan campuran glucose dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3 : 1
ditambah larutan KCl 10 mEq / 500 ml/ botol infus.
c. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic akibat
kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai
dengan hasil analisis gas darah arteri.
Umu Motorik/Sens
Sosial Bahasa Manipulatif
r orik
Samp Reflek-
ai 1 reflek
bulan primitif
Dapat
enghisap
Menggengg
am,
Memberikan
respon
terhadap
suara-suara
mengejutka
n
1-3 Menegakka Memberikan
bulan n kepala respon
sebentar, senyum
Mengadaka
n gerakan-
gerakan
merangkak
jika
tengkurap
Umu Motorik/Sens
Sosial Bahasa Manipulatif
r orik
3-4 Mengangka Tersenyum. Bersuara Mulai
bulan t kepala jika diajak mengamat
dari posisi bicara. i
tengkurap tangan
dalam sendiri
waktu yang Mampu
singkat. untuk
Memalingk memegan
an kepala g
ke arah kerincinga
suara. n.
Umu Motorik/Sens
Sosial Bahasa Manipulatif
r orik
3 Berlari Mengetahui Berbicara Mengga
tahun bebas nama dan dengan mbar
Melompat jenis kalimat- lingkaran
Mengendar kelaminnya kalimat Mengga
i sepeda sendiri pendek. mbar
roda tiga. dapat diberi gambar-
pengertian gambar
Bermain yang
secara dapat
konstruktif dikenal.
dan imitatif.
C. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
1. Data umum meliputi : ruang rawat, kamar, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, diagnosa medis, perawat yang mengkaji, nomor medical
record.
2. Identitas klien dan keluarga klien meliputi : nama, umur, tanggal
lahir, jenis kelamin, agama, suku bangsa dan alamat.
3. Ayah meliputi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat
4. Ibu meliputi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat saudara kandung meliputi: umur, jenis kelamin dan
pendidikan
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Keluhan utama penyebab klien sampai dibawa ke rumah sakit.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Provocative, yaitu penyebab/hal-hal yang mendahului sebelum
terjadi keluhan utama. Pada pasien bronchopneumonia biasanya
didahului oleh infeksi traktus respiratorius atas.
Qualitas/quantitas, yaitu seberapa berat keluhan dirasakan,
bagaimana rasanya seberapa sering terjadinya. Pada pasien
bronchopnemonia keluhan yang dirasakan yaitu sesak nafas, dan
demam tinggi sampai kejang.
Region/radiasi, yaitu lokasi keluhan utama tersebut
dirasakan/ditemukan, daerah/area penyebaran sampai kemana.
Pada pasien bronchopnemonia biasanya sesak dirasakan pada
seluruh daerah dada.
Severity scale, yaitu skala keperawatan/tingkat kegawatan sampai
seberapa jauh. Pada pasien bronchopnemonia biasanya sesak
dirasakan sangat berat diikuti oleh demam tinggi dan kejang
sampai terjadi penurunan kesadaran.
Timing, yaitu kapan keluhan tersebut mulai ditemukan/dirasakan
pada pasien bronchopnemonia keluhan dirasakan berat pada saat
malam hari dan aktifitas yang berlebihan. (Carpenito, 2008)
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Meliputi penyakit yang pernah dialami (apa kapan dirawat/tidak
dimana, reaksi anak), pernah dirawat (dimana, kapan, berapa lama,
bagaimana reaksi anak), pengobatan yang pernah diberikan (jenis,
berapa lama, dosis), tindakan medis (operasi, vena pungtie dan lain-
lain) alergi atau tidak. Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan
sebelumnya : batuk, pilek, demam, anorexia, sukar menelan, mual
dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas
seperti malnutrisi, anggota keluarga lain yang mengalami sakit
saluran pernapasan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi keluarga inti, ayah, ibu, nenek, kakek, parnan, bibi dan
lain- lain, penyakit yang pernah diderita/masih diderita penyakit
menular, penyakit keturunan dan lain-lain.
5. Riwayat Kehamilan
a. Pre Natal
Meliputi penyakit ibu selama hamil, perdarahan, makanan
pantangan, pemeriksaan kehamilan.
Trisemester I (0-12 minggu) tiap 4 minggu (7 kali
pemeriksaan)
Trisemester II (13-24 minggu) : tiap 2 minggu (7 kali
pemeriksaan)
Trisemester III (25-36 minggu) : tiap minggu sampai bayi lahir
imunisasi TT 2 kali selama kehamilan
b. Intra Natal
Meliputi : bayi waktu lahir ditolong siapa, jenis persalinan,
Apgar score, berat badan lahir, adakah proses kelahiran yang
lama, perdarahan, posisi janin waktu lahir.
c. Post Natal
Meliputi kesehatan ibu yang buruk pada masa post natal,
kesehatan bayi, kelainan congenital, infeksi, hipo/hipertermin
nutrisi (colostrums) segera setelah lahir, menunggu asi keluar
diganti pasi, pantangan makanan ibu.
6. Riwayat Tumbuh Kembang
Meliputi kejadian penting pada perkembangan masa kanak-
kanak seperti tengkurap, berjalan, imunisasi dan lain-lain.
7. Riwayat Psikologis
a. Pola interaksi, meliputi dengan orang tua, teman dan orang lain
b. Pola kognitif, meliputi kemampuan berfikir, berbahasa dan
intelegensi
c. Pola emosi, meliputi bila marah, sedih, takut, gembira dan lain-
lain
d. Konsep diri meliputi penilaian atau pandangan terhadap dirinya;
harga diri, bodi image, ideal diri / cita-cita hal yang terbaik, dan
aktualisasi diri.
e. Pola pertahanan diri, meliputi bagaiman keluarga menghadapi
masalah yang dihadapi. (Anastasia anne, 2006)
8. Riwayat Sosial
Yang harus dikaji adalah pola kultural atau norma yang
berlaku, rekreasi, lingkungan tempat tinggal klien dan keadaan
ekonomi.
9. Kebiasaan Sehari-hari
Meliputi pola nutrisi, eliminasi, istirahat, aktifitas seperti
bermain dan personal hygiene.
c. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Pengukuran pertumbuhan meliputi : tinggi badan, berat badan,
lingkar kepala atas dan lingkar dada
Pengukuran tanda vital meliputi : tensi darah, nadi, respirasi dan
suhu
Keadaan sistem tubuh
2. Sistem optalmikus
Inspeksi : bentuk, warna konjunctiva, pupil, dan sklera
Palpasi : adanya oedema, massa dan peradangan.
Pada pasien bronchopneumoni biasanya ditemukan perubahan
warna sklera mata bila terjadi hipertermi.
3. Sistem respiratorik
Inspeksi : observasi penampilan umum, konfigurasi thorak, kaji
terhadap area intercosta dan penggunaan otot tambahan,
evaluasi kulit, bibir dan membran mukosa, kaji kuku mengenai
warnanya. Palpasi mengetahui adanya masa, pembesaran
kelenjar limfe, bengkak, nyeri, pulpasi, krepitasi dan fokal
fremitus
Perkusi : untuk mengetahui batas dan keadaan paru-paru
Auskultasi : untuk mengevaluasi bunyi nafas yang meliputi
frekuensi, kualitas, tipe dan adanya bunyi tambahan.
Pada penderita bronchopneumonia biasanya ditemukan dispneu,
pernafasan cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung, dan
penggunaan otot-otot tambahan, suara nafas abnormal (ronchi)
dan batuk dengan produksi sputum.
4. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : warna kulit, anggota tubuh dan membran mukosa,
pelpebra anemis atau tidak, periksa prekordium dan adanya
oedema palpasi: seluruh dada terhadap impuls apikal, getaran
dan nyeri tekan, palpasi nadi dan oedema perifer
Perkusi : untuk mengetahui batas jantung
Auskultasi : untuk mendengarkan bunyi akibat vibrasi karena
kegiatan jantung.
Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan hipotensi, tanda-
tanda sianosis pada mulut dan hidung, nadi cepat dan lemah.
5. Sistem gastro intestinal
Inspeksi : mengetahui keadaan warna, lesi / kemerahan pada
abdomen dan gerakan abdomen.
Auskultasi : untuk mengetahui frekuensi, nada dan intensitas
bising usus yang dihasilkan
Perkusi : mengetahui adanya gelembung udara dalam saluran
cerna dan pekak hati.
Palpasi : untuk merasakan adanya spasme otot, nyeri tekan,
masa krepitasi subkutan dan organ abdomen.
Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan diare, mual,
muntah, penurunan berat badan dan distensi abdomen.
6. Sistem neurologis
Inspeksi:untuk mengetahui penampilan umum dan perilaku
pasien
Perkusi : mengetahui refleks pasien.
Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan dalam keadaan
gelisah, bila suhu terus-menerus meningkat dapat menimbulkan
kejang dan penurunan kesadaran.
7. Sistem muskulo skeletal
Inspeksi : mengetahui keadaan penampilan umum dan keadaan
exstremitas.
Palpasi : mengetahui masa dan keadaan otot
Perkusi : untuk mengetahui adanya reflek dan kekuatan otot
Pada bronchopneumonia biasanya ditemukan dalam keadaan
kelelahan, tonus otot, email, penurunan kekuatan otot, dan
intoleransi aktifitas.
8. Sistem urogenetalia
Inspeksi : mengetahui warna, tekstur, luka memar pada kulit dan
perhatikan keadaan panggul dengan adanya mass /pembesaran.
Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi atau kedalaman 1. Tachipneu, pernapasan dangkal dan
napas tidak efektif keperawatan selama ......x 24 pernapasan dan gerakan dada gerakan dada sering terjadi karena
berhubungan jam, jalan napas bersih, dengan 2. Hisap secret sesuai kebutuhan ketidaknyamanan
dengan akumulasi kriteria hasil : 2. Merangsang batuk atau pembersihan
secret pada Jalan napas bersih jalan napas secara mekanik pada
Bronkhiolus Suara napas vesikuler pasien yang tidak mampu
Frekuensi napas 20-40 x/menit 3. Lakukan fisioterapi dada melakukan karena batuk tak efektif
(menurut Katreen Morgan 4. Auskultasi area paru catat 3. Memudahkan pengeluaran secret
Speer (2008) adanya ronchi 4. Penurunan aliran udara terjadi pada
Diagnosis
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan tindakan kenyamanan 1. Dapat menghilangkan
nyaman : Nyeri perawatan selama .........x24 2. Anjurkan aktifitas pengalihan ketidaknyamanan
berhubungan dengan jam, nyeri hilang, dengan sesuai usia 2. Untuk mengalihkan perhatian klien
proses inflamasi kriteria hasil : 3. Berikan analgesic sesuai
Klien tampak tenang indikasi 3. Obat ini dapat digunakan untuk
Klien tidak rewel meningkatkan klien
Skala nyeri berkurang
Perubahan proses Setelah dilakukan tindakan 1. Kenali kekhawatiran dan 1. Dapat menurunkan stress
keluarga perawatan selama .........x24 kebutuhan orang tua untuk
berhubungan dengan jam, terjadi pengurangan informasi dan dukungan
hospitalisasi anak ansietas keluarga, dengan 2. Gali perasaan dan masalah 2. Memudahkan dalam pemilihan
kriteria hasil : seputar hospitalisasi dan intervensi
Kecemasan keluarga penyakit anak
berkurang 3. Berikan informasi seputar 3. Untuk menurunkan ansietas yang
Secara verbal keluarga kesehatan anak dialami keluarga
mengatakan cemas 4. Berikan dukungan sesuai 4. Meningkatkan kemampuan koping
berkurang kebutuhan 5. Meningkatkan pemahaman keluarga
5. Anjurkan perawatan yang
berpusat pada keluarga dan
anjurkan anggota keluarga
agar terlibat dalam perawatan.
Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi, kedalaman dan 1. Manifestasi distress pernapasan
gas berhubungan perawatan selama .........x24 kemudahan bernapas
dengan jam, gangguan pertukaran gas 2. Observasi warna kulit, 2. Sianosis kuku menunjukan
meningkatnya dapat diatasi, dengan kriteria membrane mukosa, dan kuku, vasokontriksi atau respon tubuh
akumulasi secret hasil : catat adanya sianosis kuku terhadap demam
Tidak ada sianosis 3. Kaji status mental
Anak tidak gelisah 3. Gelisah dapat menunjukan
4. Awasi frekuensi dan irama hipoksemia/penurunan oksigen
jantung serebral
5. Pertahankan istirahat tidur 4. Tachikardi ada biasanya akibat
6. Observasi penyimpanan demam
kondisi, catat sianosis, 5. Menurunkan kebutuhan oksigen
perubahan tingkat kesadaran 6. Syok dan oedema paru adalah
dan gelisah penyebab umum kematian
Diagnosis
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji perubahan tanda vital 1. Peningkatan suhu tubuh
perubahan suhu perawatan selama .........x24 contoh : peningkatan suhu meningkatkan laju metabolic
tubuh : Hipertermi jam, resiko hipertermi tidak tubuh setiap 4 jam sekali
berhubungan dengan terjadi, dengan kriteria hasil : 2. Monitor intake out put 2. Memberikan informasi tentang
proses inflamasi Suhu tubuh 36,5-37 C keadekuatan cairan
Membran mukosa lembab 3. Berikan cairan intra vena atau 3. Pemenuhan kebutuhan cairan
peroral menurunkan resiko dehidrasi
4. Anjurkan dan berikan kompres 4. Menyebabkan vasodilatasi pembuluh
hangat darah sehingga memudahkan
penurunan suhu tubuh melalui
5. Kolaborasi untuk pemberian evaporsi
obat antipiretik sesuai indikasi 5. Berguna untuk menurunkan demam
Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji perubahan tanda-tanda 1. Peningkatan suhu / memanjangnya
kekurangan cairan perawatan selama .........x24 vital missal peningkatan suhu demam meningkatkan laju metabolic
tubuh berhubungan jam, resiko kekurangan cairan tubuh, tachicardi dan hipotensi
dengan hipertermi tidak terjadi, dengan kriteria 2. Kaji turgor kulit, kelembaban 2. Indikator langsung keadekuatan
hasil : membrane mukosa volume cairan, meskipun membrane
Membran mukosa lembab mukosa mulut kering karena napas
turgor kulit baik mulut dan oksigen tambahan
Pengisian kapiler cepat 3. Pantau masukan dan haluaran 3. Memberikan informasi tentang
Tanda-tanda vital dalam keadekuatan cairan dan kebutuhan
batas normal : TD : 86/54 4. Tingkatkan asupan cairan penggantian
mmhg, N : 130 x/menit, sedikitnya 120 ml/kg BB/hari 4. pemenuhan kebutuhan cairan
R : 20-40 x/menit, S : menurunkan resiko dehidrasi
36,5-37 C
DAFTAR PUSTAKA