MILESTONE 1 :
Penyusunan dan penetapan area perubahan serta bentuk inovasi yang akan
dilaksanakan melalui proyek perubahan merupakan langkah awal leadership laboratory. Oleh
karena itu, untuk menemukan area bentuk inovasi dalam proyek perubahan ini, reformer
perlu melakukan konsultasi, komunikasi dan koordinasi dengan Stakeholder yang terkait
dengan proyek perubahan itu sendiri. Di samping itu, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka
membangun kesamaan persepsi dan pemahaman dari semua pihak (stakeholder) terkait
dengan area perubahan serta inovasi yang akan diwujudkan melalui proyek perubahan.
Dalam kegiatan ini reformer melakukan konsultasi dengan Coach, Kepala Dinas Kesehatan
(Mentor), dan Bupati Kabupaten Gorontalo Utara. Melakukan komunikasi dan koordinasi
Seluruh tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam proses perumusan rencana proyek
Kabag Tata Pemerintahan, Kabid KB pada BKBPP dan Kepala Puskemas Oktober 2016
Hasil Komunikasi :
Hasil Koordinasi :
a. Kepala-Kepala Seksi dan Staf Bidang Binkesmas
memahami proyek perubahan yang akan
dilaksanakan dan mereka menyatakan dukungan
serta bersedia membantu Reformer dalam
mewujudkan keberhasilan pelaksanaan proyek
perubahan
b. Mereka mohon untuk dibuatkan surat penugasan
atau SK dan pembagian tugas masing-masing Gambar 8.Koordinasi dengan Kepala Seksi
dalam pelaksanaan kegiatan dan Staf Bidang Binkesmas
MILESTONE 2 :
Hasil Konsultasi :
a. Ditetapkannya waktu dan tempat pelaksanaan
rapat pembentukan Tim Internal
b. Ditetapkannya peserta rapat pembentukan Tim
Internal
c. Adanya draf susunan Tim Internal Gambar 9
Konsultasi Dengan Mentor tentang rencana
rapat pembentukan Tim Internal
Gambar 12
Pendistribusian Undangan
Kegiatan 5 : Melaksanakan Rapat Pembentukan Tim Internal : 28 Oktober 2016
Area perubahan dalam proyek perubahan yang telah disepakati bersama Coach dan
sudah disetujui oleh Mentor selanjutnya disosialisasikan kepada stakeholder baik stakeholder
internal maupun eksternal. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan dalam rangka memberikan
informasi kepada semua stakeholder tentang adanya proyek perubahan terkait dengan Resiko
Tinggi Yang Terjadi pada Kehamilan dan Masa Nifas yang menyebabkan Tingginya Angka
Kematian Ibu Di Gorontalo Utara Khususnya di kecamatan gentuma raya Kabupaten
Gorontalo Utara.
Kegiatan sosialisasi ini dipimpin langsung oleh Reformer dan dibantu oleh Tim
Internal yang telah dibentuk melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Gorontalo Utara.
Seluruh tahapan kegiatan sosialisasi proyek perubahan adalah sebagai berikut :
Setelah terbentuknya tim pelaksana proyek perubahan masih dipandang perlu adanya
penyamaan persepsi dan pemahaman antara anggota tim pelaksana proyek perubahan tentang
tata cara dan teknik pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu, FGD anggota tim pelaksana
proyek perubahan dilaksanakan dalam rangka manyamakan persepsi dan menyatukan
langkah dan pikiran serta tujuan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya peningkatan
kesadaran masyarakat dalam Penurunan Angka Kematian Ibu akibat Resiko Tinggi yang
terjadi pada Ibu Hamil dan Nifas di Kabupaten Gorontalo Utara. Pelaksanaan FGD pada
anggota Tim anggota tim pelaksana proyek perubahan dipimpin oleh ketua tim pelaksana
proyek perubahan.
Seluruh tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan FGD anggota tim
pelaksana proyek perubahan adalah sebagai berikut :
12-10-2016 FGD pada anggota tim pelaksana pada anggota tim pelaksana
proyek perubahan proyek perubahan
4. Mendistribusikan undangan rapat Diterimanya undangan oleh
Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dengan Kepala Dinas Kesehatan (Mentor): 12 Oktober 2016
Hasil Konsultasi :
a. Ditetapkannya waktu dan tempat pelaksanaan
FGD pada anggota tim pelaksana proyek
perubahan
b. Ditetapkannya peserta FGD anggota tim
pelaksana proyek perubahan
c. Kepala Dinas Kesehatan selaku Mentor
Gambar 20
memberikan saran agar pelaksanaan FGD pada
Konsultasi dengan Mentor
anggota tim pelaksana proyek perubahan
dipimpin langsung oleh ketua tim pelaksana
proyek perubahan
pengetikan untuk diketik dan dicetak. Selanjutnya Gambar 22. Membuat Undangan
pelaksanaan FGD Anggota Tim
undangan rapat anggota tim pelaksana proyek Pelaksana Proyek perubahan
disertai dengan tanda terima yang ditandatangani Gambar 23. Pendistribusian Undangan
Rapat Anggota Tim Pelaksana Proyek
oleh penerima sebagai bukti bahwa undangan tersbut perubahan
Dalam pelaksanaan FGD tim pelaksana proyek perubahan telah dibahas dan
ditetapkan teknis implementasi proyek perubahan yakni Pengampingan oleh kader posyandu
yang sudah terbentuk di semua desa dengan melibatkan masyarakat khususnya masyarakat
yang ada di sekitar tempat tinggal Ibu Hamil dan nifas sampai 42 hari setelah melahirkan.
Tujuan Pelatihan Tim Pendampingan oleh kader posyandu dengan melibatkan
masyarakat ini adalah untuk membantu tim pelaksana proyek perubahan dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap semua Ibu Hamil dan Nifas agar dapat melakukan
pemeriksaan kehamilannya pada petugas kesehatan serta mengajak ibu hamil dan
keluarganya agar melahirkan di fasilitas kesehatan yang ada di setiap kecamatan dengan
menggunakan Rumah Tunggu Kelahiran ( RTK ) untuk menurunkan resiko tinggi yang
sering terjadi yang menyebabkan kematian ibu di Gorontalo Utara Khususnya di Kecamatan
Gentuma yang selama ini setiap tahun ada kematian ibu. seperti peningkatan Tekanan Darah
pada Kehamilan, Pedarahan Setelah Melahirkan Dan infeksi yang Terjadi pada masa Nifas di
samping itu pelatihan pemantauan ibu hamil dan nifas salah satu meningkatkan cakupan
program KIA di puskesmas Gentuma yang selama ini masih di bawah Target .
Seluruh tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalampelatihan pendampinga oleh Kader
Posyandu dengan melibatkan Masyarakat adalah sebagai berikut :
Kegiatan 1 : Melakukan Koordinasi dengan kepala seksi KIA dan GIZI :12 Oktober 2016
Hasil Konsultasi :
a. Di tetapkannya waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan pelatihan kader posyandu dengan
melibatkan masyarakat.
b. Persetujuan kesediaan membawakan materi pada
pelatihan oleh kepala seksi KIA. perlu adanya
peningkatan pengawasan dan pemantauan oleh
tim pendanping ibu hamil dan nifas melalui
Gambar 25. Konsultasi dengan Kepala
pelatihan Pengenalan Resiko Tinggi Yang terjadi Seksi KIA dan GIZI
pada kehamilan, Persalinan dan masa nifas 42
hari setelah melahirkan.
c. Perlu dilakukan pengawasan terhadap pelaksana
proyek perubahan di lapangan oleh tim pelaksana
yang sudah di bentuk.
Kegiatan 2 : melaksanakan pelatihan Pengenalan Resiko Tinggi dan masalah- masalah yang
terjadi pada Ibu Hamil dan Nifas 13-10-2016.
Kegiatan 3 : Memberikan format pemantauan Kesehatan Ibu Hamil Dan Nifas serta cara
pengisiannya kepada tim pelaksana Proyek Perubahan : 13 Oktober 2016
Penurunan Resiko Kesehatan dan Keselamatan Ibu Hamil dan Nifas Melalui Model
Pendampingan Berbasis Masyarakat mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemerintah
Kabupaten Gorontalo Utara. Oleh karena itu, pencanangan di Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Gorontalo Utara dicanangkan langsung oleh Bupati Gorontalo Utara.
Pencanangan tersebut dihadiri oleh para pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Gorontalo Utara, kader posyandu, ibu-ibu hamil kurang gizi, Kabupaten Gorontalo Utara
beserta semua elemen masyarakat.
Seluruh tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam pencanangan ini adalah sebagai
berikut :
Keselamatan ibu hamil dan nifas adalah proses adalah proses yang sepenuhnya di
emban oleh seorang calon ibu merupakan sebuah kerja keras dan penuh resiko yang membuat
seorang wanita berada di ambang ancaman sehingga diperlukan perhatian, kepedulian dan
pendampingan yang memadai dari semua pihak.
“ Model pendampingan ibu hamil dan nifas dengan resiko tinggi berbasis masyarakat
adalah tersedianya kader pendamping ibu hamil terutama yang beresiko serta kepedulian
masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggal ibu hamil di harapkan berdampak luas dan
bermanfaat untuk menekan angka kematian ibu akibat kehamilan, persalinan dan nifas
beresiko tinggi.
Seluruh tahapan kegiatan yang di laksanakan dalam mewujudkan penurunan resiko
kesehatan dan keselamatan ibu hamil dan nifas melalui model pendampingan berbasis
masyarakat.
A. Kesimpulan
Pelaksanaan Laporan proyek Perubahan ini dibatasi baru pada tahapan jangka
pendek yaitu kegiatan berlangsung dari akhir september s.d akhir November 2016.
Dimulai dari kegiatan terlaksananya konsultasi, komunikasi dan koordinasi, sosialisasi
kepaada stakeholder internal dan eksternal, pembentukan Tim pelaksana, rapat tim
pelaksana proyek perubahan di kecamatan gentuma, terlaksananya pencanangan
“PENURUNAN RESIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN IBU HAMIL DAN
NIFAS MELALUI MODEL PENDAMPINGAN BERBASIS MASYARAKAT” ole
Bupati Gorontalo Utara serta terlaksannya kegiatan di Kecamatan Gentuma.
Dari sejumlah kegiatan tersebut di atas semua dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Seluruh dokumen kegiatan penyusun lampirkan dalam laporan ini dalam bentuk :
1. Foto-foto kegiatan
2. Video kegiatan
3. Dokumen rapat berupa undangan rapat, daftar hadir dan notulen rapat
4. Surat Instruksi Bupati Gorontalo Utara
5. Surat Keputusan Camat Gentuma
6. Surat Dukungan dari semua stakeholder
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Proyek perubahan ini harus terus dikembangkan dengan menerbitkan Peraturan
Daerah tentang adanya pendampingan bagi setiap ibu hamil dan nifas oleh kader
posyandu dengan melibatkan masyarakat di kabupaten Gorontalo Utara.
2. Semua Ibu yang akan melahirkan menggunakan Rumah Tunggu Kelahiran 1sampai 2
hari sebelum melahirkan dan 1 sampai 2 hari setelah melahirkan untuk di lakukan
observasi.