Anda di halaman 1dari 33

BAB II

LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

MILESTONE 1 :

Terlaksananya Konsultasi, Komunikasi dan Koordinasi

Penyusunan dan penetapan area perubahan serta bentuk inovasi yang akan

dilaksanakan melalui proyek perubahan merupakan langkah awal leadership laboratory. Oleh

karena itu, untuk menemukan area bentuk inovasi dalam proyek perubahan ini, reformer

perlu melakukan konsultasi, komunikasi dan koordinasi dengan Stakeholder yang terkait

dengan proyek perubahan itu sendiri. Di samping itu, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka

membangun kesamaan persepsi dan pemahaman dari semua pihak (stakeholder) terkait

dengan area perubahan serta inovasi yang akan diwujudkan melalui proyek perubahan.

Dalam kegiatan ini reformer melakukan konsultasi dengan Coach, Kepala Dinas Kesehatan

(Mentor), dan Bupati Kabupaten Gorontalo Utara. Melakukan komunikasi dan koordinasi

dengan pihak-pihak yang terkait lainnya.

Seluruh tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam proses perumusan rencana proyek

perubahan adalah sebagai berikut :

Waktu Kegiatan Output


1. Melakukan konsultasi dengan

26-9-2016 Coach tentang pelaksanaan Kesepakatan area perubahan


kegiatan proyek perubahan
Kesamaan persepsi dan
2. Melakukan konsultasi dengan pemahaman serta persetujuan
26-9-2016 Mentor terkait dengan area
Mentor
perubahan yang disepakati
bersama Coach
3. Melakukan konsultasi dengan Persetujuan Sekda terkait
dengan area perubahan yang
27-9-2016 Sekretaris Daerah Kabupaten disepakati bersama Coach dan
Gorontalo Utara sudah disetujui oleh Kepala
Dinas Kesehatan (Mentor)
28-9-2016 4. Melakukan komunikasi dengan : Kesamaan persepsi dan
a. Kaban PP dan KB pemahaman serta kesediaan
s/d b. Sekretaris Pemdes untuk turut membantu
30-9-2016 c. Camat Gentuma Raya reformer dalam pelaksanaan
d. Ketua TP PKK Kab.Gorontalo proyek perubahan
Utara
e. Kepada Puskesmas Gentuma
Kesamaan persepsi dan
5. Melakukan koordinasi dengan
pemahaman serta kesediaan
Kepala-Kepala Seksi dan Staf Kepala-Kepala Seksi dan
30-9-2016 semua staf untuk turut
Bidang Binkesmas
membantu reformer dalam
pelaksanaan proyek
perubahan.

Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dengan Coach : 26-9-2016


Hasil Konsultasi :
a. Reformer menjelaskan permasalahan terkait
dengan banyak ibu hamil dan Nifas yang
mempunyai resiko tinggi yang mengakibatkan
kematian ibu di kecamatan Gentuma raya.
Sehingga Reformer mengusulkan area perubahan
yakni melaksanakn gerakan masyarakat peduli
ibu hamil dan Nifas . Coach memberikan arahan
dan bimbingan dengan cara menggali akar Gambar 1. Konsultasi dengan Coach
permasalahan dan penyebabnya sehingga tentang Area Perubahan

diperoleh solusi untuk mengatasi masalah


sekaligus menjadi inovasi dalam area perubahan.
Solusi untuk mengatasi masalah yakni melakukan
suatu gerakan masyarakat peduli ibu hamil dan
Nifas melalui pendampingan.
b. Area perubahan yang disepakati adalah
“Penurunan Resiko Kesehatan dan
Keselamatan ibu hamil dan Nifas melalui
pendampingan berbaris masyarakat”
Kegiatan 2 : Melakukan Konsultasi Dengan Mentor 26-9-2016
Hasil Konsultasi :
a. Reformer menyampaikan kesepakatan bersama
Coach tentang area perubahan yang akan
dilaksanakan kepada Mentor. Mentor
memberikan dukungan dan persetujuannya
terkait dengan area perubahan yang sudah
disepakati bersama Coach.
Gambar 2. Kosultasi dengan Kepala
b. Mentor memberikan arahan dan saran kepada Dinas Kesehatan (Mentor)
Reformer untuk :
- Melaksanakan area perubahan sesuai
masalah yang diangkat dan sudah di sepakati
bersama
- Segera melakukan komunikasi dan
koordinasi dengan Stakeholder terkait dan
meminta mereka untuk membantu dalam
pelaksanaaan proyek

Kegiatan 3 : Melakukan Konsultasi Dengan Sekda Gorontalo Utara : 27-9-2016


Hasil Konsultasi :
a. Reformer menjelaskan permasalahan dan area
perubahannya yang sudah disepakati bersama
Coach dan sudah disetujui oleh Mentor. Beliau
sangat menyetujui dan memahami area
perubahan yang akan dilaksanakan oleh
Reformer dan memberikan dukungannya
terhadap proyek perubahan dilaksanakan di
kecamatan Gentuma raya. Gambar 3
b. Sekda Gorontalo Utara memberikan arahan Konsultasi dengan Sekda Gorontalo Utara

kepada Reformer untuk :


- Melaksanakan kegiatan ini dengan baik agar
benar-benar dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat.
- Melibatkan berbagai elemen masyarakat dan
Stakeholder yang terkait dengan kegiatan
yang akan dilaksanakan serta meminta
mereka untuk membantu dalam pelaksanaaan
proyek peerubahan

Kegiatan 4 : Melakukan Komunikasi dengan BKBPP, Sekretaris Pemdes, Camat, Kepala


Puskesmas, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten.

Kabag Tata Pemerintahan, Kabid KB pada BKBPP dan Kepala Puskemas Oktober 2016

Hasil Komunikasi :

a. Reformer menjelaskan kegiatan yang akan


dilaksanakan terkait dengan area perubahan yang
sudah disepakati bersama Coach dan sudah
disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan selaku Gambar 4. Komunikasi dengan Kaban PP &
KB
Mentor dan Bupati Gorontalo Utara. Reformer
minta kesediaan mereka untuk membantu dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut.
b. BKBPP, Sekretaris Pemdes, Camat, Kepala
Puskemas, Ketua T-P PKK Kabupaten Gorontalo
Utara menyatakan dukungan serta kesediaan untuk Gambar 5. Komunikasi dengan Sekretaris
Pemdes
membantu Reformer dalam pelaksanaan kegiatan
dimaksud.
c. Mereka mohon kepada Reformer untuk segera
mengadakan pertemuan dengan stakeholder yang
terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
d. Mereka juga mohon agar reformer dapat
Gambar 6.Komunikasi dengan Camat Gentuma
menerbitkan surat penugasan atau SK dan Raya
pembagian tugas masing-masing dalam
pelaksanaan kegiatan

Gambar 7. Komunikasi dengan Kepala


Puskesmas Gentuma
Kegiatan 5 : Melakukan Koordinasi dengan Kepala-Kepala Seksi dan Staf Bidang kesehatan
Masyarakat 30 Oktober 2016

Hasil Koordinasi :
a. Kepala-Kepala Seksi dan Staf Bidang Binkesmas
memahami proyek perubahan yang akan
dilaksanakan dan mereka menyatakan dukungan
serta bersedia membantu Reformer dalam
mewujudkan keberhasilan pelaksanaan proyek
perubahan
b. Mereka mohon untuk dibuatkan surat penugasan
atau SK dan pembagian tugas masing-masing Gambar 8.Koordinasi dengan Kepala Seksi
dalam pelaksanaan kegiatan dan Staf Bidang Binkesmas
MILESTONE 2 :

Terlaksananya Rapat Pembentukan Tim Internal

Dalam rangka kelancaran pelaksanaan kegiatan proyek perubahan maka langkah


selanjutnya yang dilakukan oleh Reformer setelah penyamaan persepsi dan pernyataan
dukungan internal dan eksternal yang dilakukan melalui konsultasi, komunikasi dan
koordinasi, adalah melaksanakan rapat pembentukan Tim Internal. Tim Internal ini dibentuk
dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kabupaten Gorontalo Utara dengan tugas pokok
yakni membantu Reformer dalam mewujudkan keberhasilan pelaksanaan proyek perubahan.
Seluruh tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam pembentukan Tim Internal proyek
perubahan adalah sebagai berikut :

Waktu Kegiatan Output


1. Melakukan konsultasi dengan - Ketetapan waktu dan tempat
Kepala Dinas Kesehatan pelaksanan rapat
28-9-2016
(Mentor) terkait pelaksanaan rapat - Ketetapan peserta rapat
pembentukan Tim Internal - Draf susunan Tim Internal

28-9-2016 2. Menyusun agenda rapat Susunan acara rapat


3. Membuat undangan rapat Undangan rapat pembentukan
28-9-2016
pembentukan Tim Internal Tim Internal
Diterimanya undangan oleh
4. Mendistribusikan undangan rapat
28-9-2016 peserta rapat pembentukan
pembentukan Tim Internal
Tim Internal
5. Melaksanakan rapat pembentukan - Terbentuknya Tim Internal
04-11-2016
Tim Internal - Notulen rapat
6. Penyusunan dan Penandatanganan
- Draf SK Tim Internal
SK Tim Internal oleh Kepala
05-11-2016 - SK Tim Internal yang sudah
Dinas Kesehatan Kabupaten
ditandatangani
Gorontalo Utara.
7. Mendistribusikan SK Tim Internal Diterimanya SK Tim Internal
05-11-2016
kepada anggota Tim oleh anggota Tim
Kegiatan 1 : Melakukan Konsultasi Dengan Kepala Dinas Kesehatan (Mentor): 27 september
2016

Hasil Konsultasi :
a. Ditetapkannya waktu dan tempat pelaksanaan
rapat pembentukan Tim Internal
b. Ditetapkannya peserta rapat pembentukan Tim
Internal
c. Adanya draf susunan Tim Internal Gambar 9
Konsultasi Dengan Mentor tentang rencana
rapat pembentukan Tim Internal

Kegiatan 2 : Menyusun Agenda Rapat Pembentukan Tim Internal :27 September2016

Penyusunan agenda rapat pembentukan tim internal


dimaksudkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan rapat itu sendiri. Rapat dalam kegiatan
pembentukan tim internal akan dipimpin langsung
oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
(Reformer) yang acaranya terdiri dari :
- Pembukaan
- Pengarahan oleh kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat.
- Pembentukan tim internal
Gambar 10
- Penjelasan tentang tugas tim internal Agenda Pembentukan Tim Internal
- Penutup
Kegiatan 3 : Membuat Undangan Rapat Pembentukan Tim Internal :27 September 2016

Konsep undangan pembentukan tim internal dibuat


oleh salah seorang calon anggota tim internal. Konsep
undangan pembentukan tim internal diserahkan
kepada Reformer untuk dikoreksi. Setelah dikoreksi
konsep undangan pembentukan tim internal tersebut
selanjutnya diserahkan kepada calon anggota tim
internal yang lain yakni calon anggota tim internal
yang nantinya akan diberi tugas dan tanggung jawab
pengetikan untuk diketik dan dicetak. Selanjutnya
undangan pembentukan tim internal diserahkan
Gambar 11
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Undangan Rapat Pembentukan Tim Internal
Gorontalo Utara untuk ditandatangani.

Kegiatan 4 : Mendistribusikan Undangan Rapat Pembentukan Tim Internal : 27 September 2016

Distribusi undangan pembentukan tim internal


dilakukan oleh calon anggota tim internal yang
nantinya akan diberi tugas dan tanggung jawab
menyampaikan undangan kepada stakeholder.
Penyampaian undangan pembentukan tim internal
tersebut kepada stakeholder disertai dengan tanda
terima yang ditandatangani oleh penerima sebagai
bukti bahwa undangan pembentukan tim internal
tersebut sudah disampaikan dan sudah diterima oleh
stakeholder.

Gambar 12
Pendistribusian Undangan
Kegiatan 5 : Melaksanakan Rapat Pembentukan Tim Internal : 28 Oktober 2016

Rapat pembentukan tim internal dilaksanakan sesuai


arahan dan saran Kepala Dinas Kesehatan (Mentor)
baik waktu dan tempat pelaksanaan tetap seperti
rencana sebelumnya. Demikian pula dengan susunan
acara rapat yakni :
- Pembukaan
- Pengarahan Camat Gentuma Raya
- Pembentukan tim internal
- Penjelasan tentang tugas tim internal
- Penutup
Dalam rapat pembentukan tim internal tersebut,
Reformer menjelaskan tujuan dan manfaat proyek
perubahan yang akan dilaksanakan serta tugas tim
internal dalam pelaksanaan proyek perubahan. Rapat
tersebut dihadiri oleh para Stakeholder internal. Gambar 13
Rapat Pembentukan Tim Internal
Hasil Rapat : “Terbentuknya Tim Internal”

Kegiatan 6 : Penyusunan dan Penandatanganan SK Tim Internal : 28 November 2015


Tim Internal yang dibentuk melalui rapat internal
diperkuat dengan SK Camat Gentuma Raya. Draf
SK dibuat oleh salah seorang anggota tim internal,
selanjutnya diserahkan kepada Reformer untuk
dikoreksi. Setelah dikoreksi diserahkan kepada
anggota tim internal yang lain yakni anggota tim
internal yang diberi tugas dan tanggung jawab
pengetikan untuk diketik dan dicetak. Selanjutnya,
diserahkan kepada Camat Tolinggula untuk
ditandatangani. Gambar 14
SK Tim Internal
Kegiatan 7 : Mendistribusikan SK Tim Internal Kepada Masing-Masing Anggota Tim :
29 September 2016

Distribusi SK Tim Internal kepada masing-masing


anggota tim dilakukan oleh anggota tim internal
yang diberi tugas dan tanggung jawab
menyampaikan SK Tim Pelaksana tersebut kepada
masing-masing anggota tim. Penyampaian SK Tim
pelaksana tersebut kepada masing-masing anggota
tim disertai dengan tanda terima yang ditandatangani
oleh penerima sebagai bukti bahwa SK Tim
pelaksana tersbut sudah disampaikan dan sudah Gambar 15. Pendistribusian SK
diterima oleh masing-masing anggota tim.
MILESTONE 3
Terlaksananya Sosialisasi Proyek Perubahan Dan PembentukanTim Pelaksana Proyek
Perubahan

Area perubahan dalam proyek perubahan yang telah disepakati bersama Coach dan
sudah disetujui oleh Mentor selanjutnya disosialisasikan kepada stakeholder baik stakeholder
internal maupun eksternal. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan dalam rangka memberikan
informasi kepada semua stakeholder tentang adanya proyek perubahan terkait dengan Resiko
Tinggi Yang Terjadi pada Kehamilan dan Masa Nifas yang menyebabkan Tingginya Angka
Kematian Ibu Di Gorontalo Utara Khususnya di kecamatan gentuma raya Kabupaten
Gorontalo Utara.
Kegiatan sosialisasi ini dipimpin langsung oleh Reformer dan dibantu oleh Tim
Internal yang telah dibentuk melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Gorontalo Utara.
Seluruh tahapan kegiatan sosialisasi proyek perubahan adalah sebagai berikut :

Waktu Kegiatan Output


1. Menyusun rencana kegiatan Rencana kegiatan sosialisasi
05-10-2016
sosialisasi proyek perubahan. proyek perubahan.
2. Melakukan konsultasi dengan Persetujuan Mentor terkait
Kepala Dinas Kesehatan pelaksanaan sosialisasi proyek
Kabupaten Gorontalo Utara perubahan serta ditetapkannya
06-10-2016
(Mentor) terkait dengan waktu dan tempat pelaksanaan
pelaksanaan kegiatan sosialisasi sosialisasi
proyek perubahan.
Komitmen semua anggota tim
3. Melakukan komunikasi dan
07-10-2016 internal untuk melaksanakan
koordinasi dengan tim internal
sosialisasi proyek perubahan
12-10-2016 4. Melaksanakan sosialisasi Proyek Pemahaman stakeholder
Perubahan Penurunan Resiko tentang adanya gerakaan
Kesehatan Dan Keselamatan Ibu masyarakat Menurunkankan
Hamil Dan Nifas Melelui Model Resiko Kesehatan dan
Pendampingan Berbasis Keselamatan Ibu Hamil dan
Masyarakat. Nifas Melalui Model
Pendampingan Berbasis
Masyarakat.
12-9 2016 5. Pembentukan Tim pelaksana -Terbentuknya Tim Pelaksana
Proyek Perubahan. Proyek Perubahan.
-Notulen Rapat

12-92016 6.penjelasan tugas masing-masing -tugas masing-masing anggota


anggota tim pelaksana Proyek Tim kerja melaksanakan
Perubahan. pendampingan di semua ibu
hamil dan nifas terutama yang
beresiko tinggi melalui kader
posyandu yang ada di desa
dengan melibatkan masyarakat
yang ada di sekitar tempat
tinggal ibu hamil dan nifas.

Kegiatan 1 : Menyusun Rencana Kegiatan Sosialisasi Proyek Perubahan : 05 Oktober 2016


Penyusunan rencana pelaksanaan sosialisasi proyek
perubahan dimaksudkan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan dengan tujuan agar kegiatan
sosialisasi menjadi lebih efektif. Dalam rencana
pelaksanaan sosialisasi proyek perubahan berisikan hal-
hal sebagai berikut :
a. Waktu dan tempat pelaksanaan sosialisasi
b. Stakeholder sebagai peserta sosialisasi
c. Susunan acara dalam pelaksanaan sosialisasi :
- Pembukaan
- Sambutan Reformer
Gambar 16
- Penjelasan tentang proyek perubahan Draf Rencana Pelaksanaan Sosialisasi
- Tanggapan peserta sosialisasi
- Penutup
Kegiatan 2 : Melakukan Konsultasi Dengan kepala dinas kesehatan (Mentor) : 06 Oktober
2016
Hasil Konsultasi :
a. Reformer menyampaikan draf rencana
pelaksanaan sosialisasi proyek perubahan kepada
Mentor.
b. Kepala Dinas Kesehatan selaku Mentor
memberikan arahan dan saran sebagai berikut :
Gambar 17
- Waktu pelaksanaan sosialisasi tanggal : 12
Konsultasi dengan Kepala Dinas Kesehatan
Oktober 2016 bertempat di Kantor Kecamatan (Mentor) tentang Rencana Pelaksanaan
Sosialisasi
Gentum Raya Kab. Gorontalo Utara
- Peserta sosialisasi di samping stakeholder
internal juga menghadirkan stakeholder
eksternal.
- Reformer segera melakukan kordinasi dengan
tim internal serta meminta mereka untuk
membantu dalam pelaksanaaan sosialisasi

Kegiatan 3 : Melakukan Komunikasi dan Koordinasi dengan Tim Internal :


07 Oktober 2016
Hasil Komunikasi dan Koordinasi :
Komunikasi dan koordinasi dengan anggota tim
internal dilakukan dengan tujuan memperjelas serta
mengingatkan kembali tugas dan tanggung jawab
masing-masing anggota tim terkait pelaksanaan
sosialisasi proyek perubahan. Semua anggota tim
internal menyatakan kesiapan dan kesediaan mereka
dalam pelaksanaan sosialisasi proyek perubahan Gambar 18
Komunikasi dan Koordinasi dengan
sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Tim Internal
Kegiatan 4 : Melaksanakan Sosialisasi Proyek Perubahan : 12 Oktober 2016
Sosialisasi proyek perubahan dilaksanakan sesuai
rencana sebelumnya yakni waktu dan tempat
pelaksanaan sebagaimana arahan dan saran Kepala
Dinas Kesehatan selaku Mentor. Demikian pula
dengan susunan acara dalam pelaksanaan sosialisasi
tetap sesuai dengan rencana sebelumnya yakni :
- Pembukaan
- Sambutan Reformer
- Penjelasan tentang proyek perubahan Gambar 19
- Tanggapan peserta sosialisasi Sosialisasi Proyek Perubahan

- Pembentukan tim Eksternal


- Penjelasan tugas masing-masing Tim
Pelaksanaan Proyek Perubahan.
- Penutup
Dalam acara sosialisasi tersebut, Reformer
menjelaskan tujuan dan manfaat proyek perubahan
yang akan dilaksanakan serta bagaimana teknik atau
tata cara pelaksanaannya.
Tim Pelaksana Proyek Perubahan di bentuk dalam
rangka efektifitas Pelaksanaan kegiatan Proyek
Perubahan.Tim pelaksana Proyek Perubahan
beranggotakan Stakeholder Eksternal yang memiliki
keterkaitan dengan upaya peningkatan kesadaran
masyarakat peduli kesehatan ibu hamil dan nifas.Tim
Pelaksana Proyek Perubahan ini dibentuk dengan
Surat Keputusan Camat Gentuma Raya Kabupaten
Gorontalo Utara dengan tugas pokok yakni membantu
Reformer dalam mewujudkan keberhasilan
pelaksanaan Proyek Perubahan Pada pendampingan di
setiap ibu hamil dan nifas yang dilaksanakan oleh
kader posyandu dengan melibatkan masyarakat yang
ada disekitar tempat tinggal ibu hamil dan nifas.
MILESTONE 4

Terlaksananya FGD anggota Tim Pelaksana Proyek Perubahan

Setelah terbentuknya tim pelaksana proyek perubahan masih dipandang perlu adanya
penyamaan persepsi dan pemahaman antara anggota tim pelaksana proyek perubahan tentang
tata cara dan teknik pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu, FGD anggota tim pelaksana
proyek perubahan dilaksanakan dalam rangka manyamakan persepsi dan menyatukan
langkah dan pikiran serta tujuan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya peningkatan
kesadaran masyarakat dalam Penurunan Angka Kematian Ibu akibat Resiko Tinggi yang
terjadi pada Ibu Hamil dan Nifas di Kabupaten Gorontalo Utara. Pelaksanaan FGD pada
anggota Tim anggota tim pelaksana proyek perubahan dipimpin oleh ketua tim pelaksana
proyek perubahan.
Seluruh tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan FGD anggota tim
pelaksana proyek perubahan adalah sebagai berikut :

Waktu Kegiatan Output


1. Melakukan konsultasi dengan
- Ketetapan waktu dan tempat
Kepala Dinas Kesehatan(Mentor)
pelaksanan rapat
12-10-2016 terkait pelaksanaan FGD
- Ketetapan peserta rapat
bersama anggota tim pelaksana
proyek perubahan
2. Menyusun agenda pelaksanaan
12-10-2016 Susunan acara rapat
FGD
3. Membuat undangan pelaksanaan Undangan pelaksanaan FGD

12-10-2016 FGD pada anggota tim pelaksana pada anggota tim pelaksana
proyek perubahan proyek perubahan
4. Mendistribusikan undangan rapat Diterimanya undangan oleh

12-10-2016 anggota tim pelaksana proyek peserta FGD anggota tim


perubahan pelaksana proyek perubahan
- Kesamaan persepsi,
5. Melaksanakan FGD pada
pemahaman dan kesiapan
13-10-2016
anggota tim pelaksana proyek
semua anggota tim
perubahan
pelaksana proyek perubahan
untuk melaksanakan proyek
perubahan
- Notulen rapat

Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dengan Kepala Dinas Kesehatan (Mentor): 12 Oktober 2016

Hasil Konsultasi :
a. Ditetapkannya waktu dan tempat pelaksanaan
FGD pada anggota tim pelaksana proyek
perubahan
b. Ditetapkannya peserta FGD anggota tim
pelaksana proyek perubahan
c. Kepala Dinas Kesehatan selaku Mentor
Gambar 20
memberikan saran agar pelaksanaan FGD pada
Konsultasi dengan Mentor
anggota tim pelaksana proyek perubahan
dipimpin langsung oleh ketua tim pelaksana
proyek perubahan

Kegiatan 2 : Menyusun Agenda Pelaksanaan FGD Anggota Tim Pelaksana Proyek


Perubahan: 12 Oktober 2016
Penyusunan agenda pelaksanaan FGD anggota tim
pelaksana proyek perubahan dimaksudkan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan FGD itu sendiri.
FGD anggota tim pelaksana proyek perubahan akan
dipimpin langsung oleh Ketua tim pelaksana proyek
perubahan yang acaranya terdiri dari :
a. Pembukaan
b. Sambutan/penjelasan tentang tujuan Pelaksanaan
FGD
c. Penjelasan teknis pelaksanaan kegiatan
d. Penjelasan pembagian tugas masing-masing
Gambar 21
anggota tim pelaksana proyek perubahan Agenda pelaksanaan FGD pada
e. Penutup Anggota Tim Pelaksana
Kegiatan 3 : Membuat Undangan Pelaksanaan FGD Anggota Tim Pelaksana Proyek
Perubahan :12 Oktober 2016
Konsep undangan pelaksanaan FGD anggota tim

pelaksana proyek perubahan diserahkan kepada

Reformer untuk dikoreksi. Setelah dikoreksi

selanjutnya diserahkan kepada anggota tim

pelaksana proyek perubahan yang lain yakni anggota

tim yang diberi tugas dan tanggung jawab

pengetikan untuk diketik dan dicetak. Selanjutnya Gambar 22. Membuat Undangan
pelaksanaan FGD Anggota Tim
undangan rapat anggota tim pelaksana proyek Pelaksana Proyek perubahan

perubahan tersebut ditandatangani oleh Ketua tim

pelaksana proyek perubahan

Kegiatan 4 : Mendistribusikan Undangan Rapat Anggota Tim Pelaksana Proyek


Perubahan: 12 oktober 2016
Distribusi undangan pelaksanaan FGD anggota tim

pelaksana proyek perubahan dilakukan oleh anggota

tim internal yang diberi tugas dan tanggung jawab

menyampaikan undangan tersebut kepada anggota

forum. Penyampaian undangan pelaksanaan FGD

kepada anggota tim pelaksana proyek perubahan

disertai dengan tanda terima yang ditandatangani Gambar 23. Pendistribusian Undangan
Rapat Anggota Tim Pelaksana Proyek
oleh penerima sebagai bukti bahwa undangan tersbut perubahan

sudah disampaikan dan sudah diterima oleh anggota

tim pelaksana proyek perubahan


Kegiatan 5 : Melaksanakan FGD Anggota Tim Pelaksana Proyek Perubahan:
13 Oktober 2016
FGD anggota tim pelaksana proyek perubahan
dilaksanakan sesuai rencana sebelumnya yakni
waktu dan tempat pelaksanaan sebagaimana arahan
dan saran Kepala Dinas Kesehatan yang juga selaku
Mentor. Demikian pula dengan susunan acara dalam
FGD tim pelaksana tetap sesuai dengan rencana
sebelumnya yakni :
a. Pembukaan
b. Sambutan/penjelasan tentang tujuan FGD Gambar 24. Pelaksanaan FGD Anggota
Tim Pelaksana Proyek perubahan
c. Pelaksanaan FGD dan Penjelasan teknis
pelaksanaan kegiatan.
d. penutup
Dalam plaksanaan FGD anggota tim pelaksana
proyek perubahan tersebut, Ketua tim pelaksana
proyek perubahan menjelaskan teknis pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut:
a. Pemaparan singkat mengenai topik yang
akan di bahas pada pelaksanaan kegiatan
Proyek Perubahan tentang penurunan resiko
tinggi pada ibu hamil dan nifas melalui
model pendampingan berbasis Masyarakat
b. Jangka pendek di lakukan Pendampingan
semua Ibu Hamil, Melahirkan, dan Masa
Nifas 42 hari setelah melahirkan di semua
desa kecamatan Gentuma oleh kader
posyandu dengan melibatkan masyarakat
khususnya masyarakat yang ada di sekitar
tempat tinggal ibu hamil
c. Melakukan identifikasi pada ibu-ibu hamil
yang bermasalah di semua desa kecamatan
gentuma.
d. Melakukan pendataan ibu hamil dan ibu nifas
di semua desa kecamatan gentuma.
e. Memberikan pembinaan untuk melakukan
pemantauan dan pengawasan terhadap semua
Ibu Hamil, melahirkan dan Nifas sampai 42
hari setelah melahirkan oleh anggota tim
pelaksanaan proyek perubahan melalui kader
posyandu dengan melibatkan masyarakat
khususnya masyarakat yang ada di sekitar
tempat tinggal ibu hami dan nifas.
MILESTONE 5
Terlaksananya Pelatihan Kepada Tim pendamping

Dalam pelaksanaan FGD tim pelaksana proyek perubahan telah dibahas dan
ditetapkan teknis implementasi proyek perubahan yakni Pengampingan oleh kader posyandu
yang sudah terbentuk di semua desa dengan melibatkan masyarakat khususnya masyarakat
yang ada di sekitar tempat tinggal Ibu Hamil dan nifas sampai 42 hari setelah melahirkan.
Tujuan Pelatihan Tim Pendampingan oleh kader posyandu dengan melibatkan
masyarakat ini adalah untuk membantu tim pelaksana proyek perubahan dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap semua Ibu Hamil dan Nifas agar dapat melakukan
pemeriksaan kehamilannya pada petugas kesehatan serta mengajak ibu hamil dan
keluarganya agar melahirkan di fasilitas kesehatan yang ada di setiap kecamatan dengan
menggunakan Rumah Tunggu Kelahiran ( RTK ) untuk menurunkan resiko tinggi yang
sering terjadi yang menyebabkan kematian ibu di Gorontalo Utara Khususnya di Kecamatan
Gentuma yang selama ini setiap tahun ada kematian ibu. seperti peningkatan Tekanan Darah
pada Kehamilan, Pedarahan Setelah Melahirkan Dan infeksi yang Terjadi pada masa Nifas di
samping itu pelatihan pemantauan ibu hamil dan nifas salah satu meningkatkan cakupan
program KIA di puskesmas Gentuma yang selama ini masih di bawah Target .
Seluruh tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalampelatihan pendampinga oleh Kader
Posyandu dengan melibatkan Masyarakat adalah sebagai berikut :

Waktu Kegiatan Output


1. Melakukan koordinasidengan
Kesediaan memberikan materi
Kepala Seksi KIA dan Gizi dan
tentang Pelatihan
persetujuan kesediaan kesediaan
pendampingan oleh kader
memberikan materi pada
12-10-2016 posyandu dengan melibatkan
pelakasanaan pelatihan
masyarakat serta waktu dan
Pendampingan oleh kader
tempat pelaksanaan.
posyandu dengan melibatkan .

13 -10-1916 2. Melaksanakan pelatihan anggota -Kesamaan persepsi dan


tim pelaksana proyek perubahan kesiapan semua anggota tim
pelaksana proyek
perubahanuntuk melaksanakan
proyek peruban.
-Notulen rapat

3. Memberikan format Sebagai pedoman pematauan


pemantauan Kesehatan Ibu perkembangan kesehatan ibu
Hamil Dan Nifas serta cara hamil dan nifas dan sebagai
13-10-1916 pengisiannya kepada tim deteksi dini resiko tinggi pada
pelaksana Proyek Perubahan kehamilan.

Kegiatan 1 : Melakukan Koordinasi dengan kepala seksi KIA dan GIZI :12 Oktober 2016

Hasil Konsultasi :
a. Di tetapkannya waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan pelatihan kader posyandu dengan
melibatkan masyarakat.
b. Persetujuan kesediaan membawakan materi pada
pelatihan oleh kepala seksi KIA. perlu adanya
peningkatan pengawasan dan pemantauan oleh
tim pendanping ibu hamil dan nifas melalui
Gambar 25. Konsultasi dengan Kepala
pelatihan Pengenalan Resiko Tinggi Yang terjadi Seksi KIA dan GIZI
pada kehamilan, Persalinan dan masa nifas 42
hari setelah melahirkan.
c. Perlu dilakukan pengawasan terhadap pelaksana
proyek perubahan di lapangan oleh tim pelaksana
yang sudah di bentuk.
Kegiatan 2 : melaksanakan pelatihan Pengenalan Resiko Tinggi dan masalah- masalah yang
terjadi pada Ibu Hamil dan Nifas 13-10-2016.

Untuk tujuan jangka pendek pada pelaksanaan


proper perlu adanya pemahaman tentang
pengetahuan pengenalan dan pencegahan pada
masalah yang sering terjadi pada ibu hamil, dan
nifas. Sehingga perlu adanya pelatihan bagi tim
pendamping yang melibatkan masyarakat.
Pelaksanaan pelatihan ini dimaksudkan untuk
Gambar 26. pelatihan Pengenalan
membantu tim pelaksana proyek perubahan dalam
Resiko Tinggi dan masalah- masalah
pelaksanaan kegiatan sebagai upaya meningkatkan yang terjadi pada Ibu Hamil dan Nifas
kesadaran masyarakat peduli kesehatan dan
keselamatan ibu hamil dan nifas.
Materi yang akan di berikan sebagai berikut:
a. Pengenalan tanda bahaya pada ibu hamil dan
cara penanganannya.
b. Inisiasi menyusui dini
c. Cara pengisian format pemantauan kesehatan
ibu hamil dan nifas yang di laksanakan oleh
tim pendamping.

Kegiatan 3 : Memberikan format pemantauan Kesehatan Ibu Hamil Dan Nifas serta cara
pengisiannya kepada tim pelaksana Proyek Perubahan : 13 Oktober 2016

Format pemantauan ibu hamil dan nifas sebagai


pegangan Tim pendamping yang membantu
pelaksanaan kegiatan proyek perubahan dan
memudahkan untuk mendapatkan data dan informasi
ibu hamil dan nifas terutama yang berhubungan
Gambar 27. Memberikan format
dengan resiko tinggi sehingga perlu di berikan
pemantauan Kesehatan Ibu Hamil Dan
petunjuk cara pengisiannya. Nifas
MILESTONE 6

Terlaksananya Pencanangan “Penurunan Resiko Kesehatan dan Keselamatan Ibu


Hamil dan Nifas Melalui Model Pendampingan Berbasis Masyarakat”
Oleh Bupati Gorontalo Utara

Penurunan Resiko Kesehatan dan Keselamatan Ibu Hamil dan Nifas Melalui Model
Pendampingan Berbasis Masyarakat mendapat dukungan sepenuhnya dari Pemerintah
Kabupaten Gorontalo Utara. Oleh karena itu, pencanangan di Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Gorontalo Utara dicanangkan langsung oleh Bupati Gorontalo Utara.
Pencanangan tersebut dihadiri oleh para pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Gorontalo Utara, kader posyandu, ibu-ibu hamil kurang gizi, Kabupaten Gorontalo Utara
beserta semua elemen masyarakat.
Seluruh tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam pencanangan ini adalah sebagai
berikut :

Waktu Kegiatan Output


1. Melakukan konsultasi dengan
Kepala Dinas Kesehatan
Persetujuan Kepala Dinas
(Mentor)
Kesehatan (Mentor) terkait
10-11-2016 terkait pelaksanaan pencanangan
pelaksanaan pencanangan
Penurunan Resiko Kesehatan
Oleh Bupati Gorontalo Utara.
Dan Keselamatan Ibu Hamil dan
Nifas.
2. Melakukan konsultasi dengan Persetujuan dan kesediaan
Bupati terkait pelaksanaan Bupati untuk mencanangkan
pencanangan Penurunan Resiko Penurunan Resiko Kesehatan

14-11-2016 Kesehatan dan Keselamatan Ibu dan Keselamatan Ibu Hamil


Hamil dan Nifas Melalui Model dan Nifas Melalui Model
Pendampingan Berbasis Pendampingan Berbasis
Masyarakat Masyarakat
3. Melakukan komunikasi dengan Kesiapan tim pelaksana untuk
15-11-2016
tim pelaksana proyek perubahan melaksanakan pencanangan
4. Membuat undangan kegiatan Undangan kegiatan penca-
15-11-2016
pencanangan nangan
5. Menyampaikan undangan kegiatan Diterimanya undangan penca-
16-11-2016
pencanangan kepada semua nangan .
stakeholder
6. Melaksanakan kegiatan penca- Dicanangkannya Penurunan
nangan Resiko Kesehatan dan
Keselamatan Ibu Hamil dan
17-11-2016 Nifs Melalui Model
Pendampingan Berbasis
Masyarakat oleh Bupati
Gorontalo Utara

Kegiatan 1 : Melakukan Konsultasi Dengan Kepala Dinas Kesehatan (Mentor) : 10


Nopember 2016
Hasil Konsultasi :
a. Persetujuan Kepala Dinas Kesehatan (Mentor)
terkait pelaksanaan pencanangan Oleh Bupati
Gorontalo Utara
b. Dalam pelaksanaan kegiatan pencanangan, tim
pelaksana proyek perubahan agar menghadirkan
semua stakeholder dan berbagai elemen
Gambar 28.
masyarakat terutama ibu-ibu Hamil dan ibu-ibu Konsultasi Dengan Kepala dinas Kesehatan
Nifas (Mentor) tentang rencana pelaksanaan
pencanangan Penurunan Resiko Kesehatan
c. Kegiatan pencanangan agar direncanakan dengan Dan Keselamatan Ibu Hamil dan Nifas
matang, demikian pula dengan susunan acaranya
agar dipersiapkan dengan baik.
Kegiatan 2 : Melakukan Konsultasi Dengan Bupati Gorontalo Utara : 14 Nopember 2016
Hasil Konsultasi :
a. Persetujuan dan kesediaan Bupati Gorontalo
Utara untuk melaksanakan pencanangan di
Kecamatan Gentuma Raya
b. Tim pelaksana proyek perubahan diminta untuk
berkoordinasi dengan Kabag Humas terkait Gambar 29.
masalah penetapan waktu pelaksanaan kegiatan. Konsultasi Dengan Bupati Gorontalo Utara
tentang rencana pelaksanaan pencanangan
Penurunan Resiko Kesehatan Dan
Keselamatan Ibu Hamil dan Nifas

Kegiatan 3 : Melakukan Komunikasi Dengan Tim Pelaksana Proyek Perubahan.:


15 Nopember 2016
Komunikasi dengan anggota tim pelaksana proyek
perubahan dilakukan dengan tujuan menyamakan
persepsi dan menyatukan langkah dalam rangka
mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan
kegiatan pencanangan. Di samping itu, komunikasi
dilakukan untuk memperjelas serta mengingatkan Gambar 30.
kembali tugas dan tanggung jawab masing-masing Melakukan komunikasi dengan tim
pelaksana proyek perubahan
anggota tim terkait pelaksanaan pencanangan
.Semua anggota tim menyatakan kesiapan dan
kesediaan mereka dalam pelaksanaan pencanangan
sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Kegiatan 4 : Membuat Undangan Kegiatan Pencanangan : 15 Nopember 2016


Konsep undangan pelaksanaan pencanangan dibuat
oleh salah seorang anggota tim internal. Konsep
undangan pelaksanaan pencanangan diserahkan
kepada Reformer untuk dikoreksi. Setelah dikoreksi
konsep undangan pelaksanaan pencanangan tersebut Gambar 31.
Membuat Undangan Kegiatan
selanjutnya diserahkan kepada anggota tim internal Pencanangan
yang lain yakni anggota tim internal yang diberi
tugas dan tanggung jawab pengetikan untuk diketik
dan dicetak. Selanjutnya diserahkan kepada Kepala
Dinas Kesehatan untuk ditandatangani.

Kegiatan 5 : Menyampaikan Undangan Kegiatan Pencanangan Kepada Semua Stakeholder :


16 Nopember 2016

Distribusi undangan kegiatan pencanangan


dilakukan oleh anggota tim pelaksana proyek
perubahan dibantu oleh tim internal yang diberi
tugas dan tanggung jawab menyampaikan undangan
tersebut kepada stakeholder. Penyampaian undangan
kegiatan pencanangan kepada stakeholder disertai Gambar 32.
dengan tanda terima yang ditandatangani oleh Menyampaikan Undangan Kegiatan
Pencanangan Kepada Semua Stakeholder
penerima sebagai bukti bahwa undangan
pencanangan tersebut sudah disampaikan dan sudah
diterima oleh stakeholder yang bersangkutan

Kegiatan 6 : Melaksanakan Kegiatan Pencanangann Penurunan Resiko Kesehatan dan


Keselamatan Ibu Hamil Dan Nifas Melalui Model Pendampingan Berbasis Masyarakat: 17
Nopember 2016

Kegiatan Pencanangann dilaksanakan sesuai rencana


sebelumnya yakni waktu dan tempat pelaksanaan
sebagaimana arahan dan saran Kepala Dinas
Kesehatan selaku Mentor. Demikian pula dengan
susunan acara dalam pelaksanaan pencanangan tetap
sesuai dengan rencana sebelumnya yakni :
- Pembukaan Gambar 33.
Pelaksanaan Kegiatan Pencanangan
- Pembacaan doa Penurunan Resiko Kesehatan dan
- Tarian daerah untuk penyambutan tamu Keselamatan Ibu Hamil Dan Nifas Melalui
Model Pendampingan Berbasis Masyarakat
- Sambutan/Kata Pengantar oleh kepala dinas oleh Bupati Gorontalo Utara
kesehatan kabupaten gorontalo utara
- Sambutan Bupati Gorontalo Utara sekaligus
Pencanangan Proyek Perubahan Penurunan
Resiko Kesehatan dan Keselamatan Ibu Hamil
dan Nifas Melalui Model Pendampingan
Berbasis Masyarakat.
- Penutup
Dalam acara pencanangan tersebut, Bupati sangat
mendukung Proyek Perubahan ini dengan
mengintruksikan kepada semua camat, kepala desa,
kader posyandu,dan seluruh masyarakat terutama
yang ada di sekitar tempat tinggal ibu hamil dan
nifas bahkan pihak puskesmas terutama bidan desa
untuk dapat melakukan pendampingan kepada ibu
hamil dan nifas dengan harapan semua ibu hamil
dapat melakukan pemeriksaan dan di tangani oleh
petugas kesehatan yang sudah terlatih di fasilitas
pelayanan kesehatan dengan tujuan menurunkan
Resiko kesehatan dan keselamatan ibu sehingga
angka kematian ibu Hamil, Melahirkan, dan Nifas
tidak ada lagi di gorontalo utara( AKI Nol).
MILESTONE 7
Terlaksananya Kegiatan Pendampingan Di Kecamatan Gentuma

Proyek perubahan dengan model pendampingan berbasis masyarakat yang di


laksanakan oleh kader posyandu dngan melibatkan masyarakat di semua desa kecamatan
gentuma untuk mendampingu ibu hamil dan nifas terutama yang beresiko tinggi
Oleh karena itu masyarakat terutama ibu hamil perlu mendapatkan informasi tentang
deteksi dini resiko tinggi dan pengenalan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan masa
nifas. Selain itu ibu hamil memerlukan persiapan yang matang untuk menghadapi proses
kelahiran, baik berupa materi, kesiapan fisik dan mentalnya supaya bisa menentukan tempat
kelahiran, dan mengambil keputusan tindakan pertolongan yang tepat.
Seluruh tahapan terlaksananya kegiatan melalui pendampingan berbasis masyarakat
pada Proyek Perubahan adalah sebagai berikut :

Waktu Kegiatan Output


1. Melasanakan kegiatan terkait
- Laporan pematauan ibu
dengan peningkatan kesadaran
hamil dan nifas
21-11-2016 masyarakat dalam menurunkan
angka kematian ibu hamil dan
nifas
2. Melakukan monitoring dan
Data kunjungan ibu hamil dan
21-11-2016 evaluasi terhadap hasil
nifas
pelaksanaan kegiatan

Kegiatan 1 : Melaksanakan kegiatan terkait dengan peningkatan kesadaran masyarakat dalam


menurunkan angka kematian ibu hamil dan nifas:21 November 2016

Pelaksanaan kegiatan dalam rangka meningkatkan


kesadaran masyarakat dalam menurunkan angka
kematian ibu hamil dan nifas di lakukan oleh
pelaksana proyek perubahan melalui pendampingan
berbasis masyarakat di bantu oleh tim kerja interna . Gambar 34.
Adapun kegiatan yang di lakanakan sebagai berikut: Pelaksanaan Kegiatan
terkait dengan peningkatan kesadaran
1. Melakukan pembinaan terhadap kader posyandu yang masyarakat dalam menurunkan angka
sudah terbentu, keluarga dan masyarakat untuk peduli kematian ibu hamil dan nifas
kesehatan ibu hamil dan nifas.
2.Melakukan pemantauan dan memberikan pembinaan
kepada ibu-ibu hamil agar memeriksakan kehamilannya
dan sampai 42 hari setelah melahirkan di fasilitas
kesehatan.

Kegiatan 2 : Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan kegiatan 21


November 2016

Evaluasi pelaksanaan kegiatan ini di lakukan untuk


mengukur tingkat keberhasilan proyek perubahan
yang di laksanakan oleh reformer baik keberhasilan
proses maupun hasil pelaksanaan kegiataqn
peningkatan kesadaran masyarakat khususnya ibu
hamil dan nifas untuk memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan sehingga peningkatan kematian
ibu akibat resiko yang terjadi pada kehamilan, Gambar 35.
persalinan dan nifas bisa di cegah. Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap hasil pelaksanaan kegiatan
Evaluasi yang di lakukan adalah evaluasi proses dan
evaluasi hasil. Evaluasi proses terkait dengan seluruh
kegiatan yang di laksanakan dalam rangka
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam rangka
penurunan resiko keshatan dan keselamatan ibu
hamil dan nifas. Sedangkan evaluasi hasil.
- Membuat data pekembangan hasil ibu hamil
dan nifas.
Data perkembangan hasil kunjungan ibu hamil
dan nifas tersebut di buat oleh tim pelaksana
proyek perubahan.
MILESTONE 8
Terwujudnya Penurunan Resiko Kesehatan dan Keselamatan Ibu Hamil dan Nifas
Melalui Model Pendampingan Berbasis Masyarakat di Kecamatan Gentuma
Kabupaten Gorontalo Utara

Keselamatan ibu hamil dan nifas adalah proses adalah proses yang sepenuhnya di
emban oleh seorang calon ibu merupakan sebuah kerja keras dan penuh resiko yang membuat
seorang wanita berada di ambang ancaman sehingga diperlukan perhatian, kepedulian dan
pendampingan yang memadai dari semua pihak.
“ Model pendampingan ibu hamil dan nifas dengan resiko tinggi berbasis masyarakat
adalah tersedianya kader pendamping ibu hamil terutama yang beresiko serta kepedulian
masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggal ibu hamil di harapkan berdampak luas dan
bermanfaat untuk menekan angka kematian ibu akibat kehamilan, persalinan dan nifas
beresiko tinggi.
Seluruh tahapan kegiatan yang di laksanakan dalam mewujudkan penurunan resiko
kesehatan dan keselamatan ibu hamil dan nifas melalui model pendampingan berbasis
masyarakat.

Waktu Kegiatan Output


1. Rekapitulasi hasil pendataan Laporan hasil pendataan

25-12-2016 terhadap ibu hamil, melahirkan


danifas
2. Mengidentifikasi ibu hamil,

25-11-2016 melahirkan dan nifas Data ibu hamil dan nifas

3. Menyusun laporan hasil Adanya peningkatan


25-11-2016
s.d pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kegiatan proyek
28-11-2016 perubahan
Kegiatan 1 : Rekapitulasi hasil pendataan terhadap Ibu Hamil, Melahirkan dan Nifas : 25
November 2016

Untuk mengetahui dan memastikan jumlah dan


identitas ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas di
setiap desa kecamatan gentuma, maka perlu
dilakukan pendataan. pendataan yang oleh
komponen yang merupakan bagian dari komunitas
masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang
paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan
Gambar 36.
dari masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat Melakukan Rekapitulasi hasil pendataan
itu adalah kader dan masyarakat. terhadap Ibu Hamil, Melahirkan dan Nifas

Adapun rekapitulasi hasil pendataan di kecamatan


gentuma sebagai berikut:
1.Jumlah ibu hamil
Data jumlah ibu hamil di dapat dari kunjungan ibu
hamil ke fasilitas kesehatan dan hasil kunjungan
bidan yang di bantu oleh kader dan partisifasi
masyarakat yang memberikan informasi ke petugas
kesehatan serta memberikan motivasi kepada ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilannya. Adapun
pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama
kehamilan yaitu pada kehamilan trimester pertama
1kali, trimester dua 1 kali, trimester tiga 2 kali.
2.Jumlah ibu bersalin
Dengan penempatan bidan di desa diharapkan secara
bertahap jangkauan persalinan oleh tenaga kesehatan
terus meningkat. Selain itu di harapkan pula
masyarakat semakin menyadari pentingnya
persalinan yang bersih dan aman.
3Jumlah ibu nifas
Masa nifas merupakan masa yang rawan karena ada
beberapa resiko yang mungkin terjadi pada masa itu
sehingga itu pemeriksaandan pengawasan di lakukan
saat segera setelah melahirkan sampai 42hari setelah
melahirkan .

Kegiatan 2 : Mengidentifikasi ibu hamil melahirkan dan nifas : 25 November 2016

Identifikasi terhadap ibu hamil melahirkan dan nifas


bertujuan untuk mengenali dan memotivasi ibu hamil
untuk memeriksaan kehamilannya. Pelaksanaannya di
laksanakan oleh tim pelaksana kegiatan . Bidan bekerja
sama denga kader dan masyarakat untuk menemukan
ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil
dan nifas telah memeriksakan secara dini dan Gambar 37.
teratur.Ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas di Melakukan Identifikasi
ibu hamil melahirkan dan nifas
setiap desa di kecamatan gentuma . Identifikasi di
setiap desa untuk memastikan jumlah kehamilan,
persalinan dan nifas yg normal maupun yang beresiko.

Kegiatan 3: Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatatan : 25 s.d 28 November 2016


Di akhir Pelaksanaan kegiatan proyek perubahan
maka perlu untuk penyusunan laporan hasil
kegiatan. Di harapkan dalam penyusunan laporan ini
ada peningkatan dari sebelum pelaksanaan proyek
perubahan antara lain :
- Jumlah ibu hamil
- Jumlah ibu resiko tinggi
Gambar 38.
- Jumlah faktor resiko Melakukan penyusunan laporan hasil
- Jumlah kunjungan ibu hamil minimal 4 kali pelaksanaan kegiatatan

- Jumlah kunjungan ibu nifas 3kali


- Jumlah pertolongan persalinan di fasilitas
kesehatan.
- Jumlah persalinan yang di tolong oleh dukun
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan Laporan proyek Perubahan ini dibatasi baru pada tahapan jangka
pendek yaitu kegiatan berlangsung dari akhir september s.d akhir November 2016.
Dimulai dari kegiatan terlaksananya konsultasi, komunikasi dan koordinasi, sosialisasi
kepaada stakeholder internal dan eksternal, pembentukan Tim pelaksana, rapat tim
pelaksana proyek perubahan di kecamatan gentuma, terlaksananya pencanangan
“PENURUNAN RESIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN IBU HAMIL DAN
NIFAS MELALUI MODEL PENDAMPINGAN BERBASIS MASYARAKAT” ole
Bupati Gorontalo Utara serta terlaksannya kegiatan di Kecamatan Gentuma.
Dari sejumlah kegiatan tersebut di atas semua dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Seluruh dokumen kegiatan penyusun lampirkan dalam laporan ini dalam bentuk :
1. Foto-foto kegiatan
2. Video kegiatan
3. Dokumen rapat berupa undangan rapat, daftar hadir dan notulen rapat
4. Surat Instruksi Bupati Gorontalo Utara
5. Surat Keputusan Camat Gentuma
6. Surat Dukungan dari semua stakeholder

B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Proyek perubahan ini harus terus dikembangkan dengan menerbitkan Peraturan
Daerah tentang adanya pendampingan bagi setiap ibu hamil dan nifas oleh kader
posyandu dengan melibatkan masyarakat di kabupaten Gorontalo Utara.
2. Semua Ibu yang akan melahirkan menggunakan Rumah Tunggu Kelahiran 1sampai 2
hari sebelum melahirkan dan 1 sampai 2 hari setelah melahirkan untuk di lakukan
observasi.

Anda mungkin juga menyukai