Anda di halaman 1dari 14

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Frame Relay merupakan jenis pelayanan yang tepat bagi mereka


yang menginginkan bare-bones connection-oriented yang mutlak untuk
transfer antar machine dengan kecepatan tinggi dan biaya yang ekonomis.
Terbentuknya Frame Relay disebabkan oleh adanya perubahan teknologi
selama dua dekade terakhir ini.

Dua puluh tahun yang lalu, komunikasi dengan menggunakan kabel


telepon sangat lamban dan mahal, sehingga diperlukan protokol-protokol
yang rumit untuk error handling, serta biaya yang sangat besar untuk
mengoperasikannya. Namun, keadaan sekarang ini telah berubah secara
radikal.

Saat ini, saluran telepon sangat cepat dan dapat diandalkan.


Pelanggan menyewa sebuah permanent virtual circuit antara dua point dan
kemudian dapat mengirim frame-frame sampai 1600 byte. Berkaitan
dengan hal ini, Frame Relay menyediakan pelayanan yang seminimal
mungkin dalam cara penentuan awal dan akhir dari masing-masing frame,
dan error detection pada transmisi.

Frame Relay yang didesain pertama kali oleh ISDN merupakan


pengembangan lebih lanjut dari Packet Switching dan X.25, dan khusus
didesain untuk memperbaiki kekurangan dari dua pendahulunya ‘tersebut’.
Beberapa feature yang dimiliki oleh Frame Relay adalah :

 Call Control Signalling: dilakukan pada logical connection yang


terpisah dari user data, sehingga intermediate node tidak perlu

1
maintain state tables/process message yang berhubungan dengan call
control pada sebuah per-connection basis.
 Multiplexing dan switching dari logical connection terjadi pada layer 2
bukan layer 3.

 Tidak ada hop-by-hop flow control dan error control. End-to-end flow
control dan error control terdapat pada layer yang lebih tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami kemukakan adalah :

1. Apakah definisi Frame Relay?


2. Bagaimanakah cara kerja Frame Relay?
3. Apa yang dimaksud dengan Data Discarding?
4. Bagaimana prinsip kerja protocol recovery pada higher layer?
5. Apa saja keuntungan dan kerugian Frame Relay?
6. Bagaimana aplikasi Frame Relay?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Data semester genap


tahun 2004.
2. Mengetahui secara geris besar hal-hal yang berkaitan dengan Frame
Relay.

2
Bab II
ISI

2.1 Definisi Frame Relay

Frame Relay adalah sebuah protocol yang berorientasi pada packet


switching, yang umumnya dipergunakan oleh perusahaan telepon, yang
mengandalkan kecepatan tinggi dan biaya ekonomis. Frame Relay pada
dasarnya adalah sebuah software yang khusus di-desain untuk menyediakan
koneksi digital yang lebih efisien dari suatu point tertentu ke point yang lain.
Jadi, Frame Relay merupakan sebuah teknologi yang menawarkan metode
yang lebih cepat dan lebih ekonomis dalam menjalankan computer
networking.

Struktur dasar sebuah frame adalah seperti terlihat pada gambar berikut:

GFI = General Format Identifier C/R = Command/response field bit


LCN = Logical Channel Number (application specific-not modified by
LGN = Logical Channel Group network)
Number FECN = Forward Explicit Congestion
PKT TYPE ID = packet type notification

3
BECN = Backward Explicit Congestion
identification
notification
FCS = Frame check sequence
DE = Discard Eligibility Indicator
DLCI = data link connection
EA = Address Extension
Indentifier
(allow indication of 3 or 4 byte header)

Gambar 1. (a) Struktur dasar frame, (b) Field informasi pada X.25
(c) Struktur frame pada Frame Relay, dan (d) Format header pada Frame Relay

Gambar 1a, sedang Gambar 1b menyatakan uraian isi information field pada
paket X.25. Gambar 1c dan 1d masing masing menyatakan struktur frame
dan header (kepala paket) pada Frame Relay. Header merupakan data
tambahan pada informasi yang dikirimkan, berisi tanda pengenal pengirim
maupun penerima serta tanda-tanda lain yang diperlukan untuk menjamin
penyampaian yang benar dari seluruh informasinya (lihat Gambar 1b dan
1d).

2.2 Cara Kerja Frame Relay

Frame Relay merupakan suatu layanan data packaging yang


memungkinkan beberapa user menggunakan satu jalur transmisi pada waktu
yang bersamaan. Untuk lalu-lintas komunikasi yang padat, Frame Relay
jauh lebih efisien daripada leased line yang disediakan khusus hanya untuk
satu user, yang umumnya hanya terpakai 10-20% dari kapasitas bandwidth-
nya. Dalam teknik telekomunikasi, packet switching dikembangkan untuk
memenuhi komunikasi data yang sifatnya cepat dan akurat. Sebuah packet
dapat dianalogikan sebagai sebuah amplop yang mempunyai alamat tujuan,
alamat pengirim atau alamat kembali apabila kiriman tidak sampai ke
tujuan, dan tentu saja isi pesannya sebagai hal yang pokok.

Dalam packet yang berisi electronic data, dilengkapi dengan error


detection serta acknowledgement dari receiver dalam bentuk kode yang
dikirim kembali ke sender, apakah packet telah diterima secara utuh. Pada

4
data packaging ini dikenal istilah frame, yakni untuk menyatakan limit dari
frame sebuah package. Limit frame ini ditandai dengan flag. Demikianlah
sehingga data dibawa sepanjang jalur komunikasi dalam bentuk frame-
frame. Standar internasional untuk network access dengan packet switching
yang pertama muncul adalah X.25, yang direkomendasikan oleh CCITT
(kini bernama ITU-T) pada tahun 1976. Frame Relay yang muncul setelah
X.25 ternyata jauh lebih efektif daripada X.25, karena X.25 mengalami
pelambatan proses karena adanya error detection dan error correction.
Berbeda dengan Frame Relay yang mendefinisikan ulang header-nya pada
bagian awal dari suatu frame, sehingga dihasilkan header frame normal 2-
byte (satu byte atau octet terdiri dari delapan bit). Header Frame Relay dapat
juga di-expand menjadi tiga atau empat byte untuk menambah total address
space yang disediakan.

Header Frame Relay terdiri dari deretan angka sejumlah sepuluh


bit, DLCI (Data Link Connection Identifier)-nya merupakan nomor
rangkaian virtual Frame Relay yang berkaitan dengan destination dari frame
tersebut. Dalam hal hubungan antar kerja LAN-WAN, DLCI ini akan
menunjukkan port-port yang merupakan LAN pada sisi destination. Adanya
DLCI tersebut memungkinkan data mencapai node Frame Relay yang akan
di-transmit melalui network dengan menempuh proses tiga langkah
sederhana yakni:

* Integrity check dari frame dengan menggunakan FCS (Frame Check


Sequence), jika dalam proses checking ini dideteksi adanya error, maka
frame tersebut akan di-discard.

* Search DLCI dalam suatu table, jika DLCI tersebut tidak didefinisikan
untuk link yang dimaksud, maka frame akan di-discard.

5
* Retransmit frame tersebut menuju ke destination-nya dengan mengirimnya
ke luar, ke port atau trunk yang telah dispesifikasikan dalam daftar
tabelnya.

Dengan demikian, node dari Frame Relay tidak melakukan langkah


pemrosesan yang rumit sebagaimana halnya pada protokol-protokol yang
mempunyai keistimewaan seperti X.25.

2.2.1 Frame Relay Network Vs. Packet Switchng Network

Intermediate Node

Source Destination

Gambar 2. Frame Relay Network

Gambar 1 menunjukkan operasi dari Frame Relay, yang


dipergunakan untuk single use. Data frame dikirim dari source ke
destination dan acknowledge, yang dihasilkan pada layer yang
lebih tinggi, dibawa kembali ke frame.

Intermediate Node

6
Source Destination

Gambar 3. Packet Switching Network

Gambar 2 menggambarkan aliran data link frames yang


dibutuhkan untuk transmisi dari source end system ke destination
end system, dan kembalinya acknowledge. Data link control
protocol akan mengatur exchange data dan acknowledge frame,
dimana pada tiap intermediate node state tables harus di-maintain
dua kali untuk tiap virtual circuit. Dengan metode ini, error
possibility dari tiap link di suatu network besar, sehingga tidak
cocok untuk fasilitas komunikasi digital modern.

2.2.2 X.25 Versus Frame Relay

X.25 packet level Implemented not by

End System & Network


LAPF Control
Implemented by end
LAPB
LAPF Core Layer
System & Network Implemented by end

System & Network


Physical Layer Physical Layer

Gambar 4. Perbandingan antara X.25 dan Frame Relay Protocol Stack

2.3 Data Discarding

Untuk menjaga mekanisme dasar Frame Relay sesederhana


mungkin, ada satu aturan dasar, yakni apabila muncul suatu masalah

7
dengan penanganan suatu frame, maka frame tersebut akan langsung di-
discard. Dua prinsip yang menyebabkan adanya data discarding ini adalah
hasil dari adanya error detection pada data atau adanya overloading pada
network. Bagaimana suatu network dapat men-discard frame-frame tanpa
menghancurkan integrity dari komunikasi? Jawabannya terletak pada
adanya intelegensi pada software di endpoint seperti PC, workstation dan
host. Software pada endpoint ini beroperasi dengan protokol-protokol
multilevel yang dapat detect dan recovery data yang hilang dalam network.

2.4 Protocol Recovery pada Higher Layer

Sebuah protokol pada layer yang lebih tinggi melakukan sebuah


recovery pada sebuah frame dengan menjaga path dari urutan angka-angka
berbagai frame yang di-send dan di-receive. Suatu kode balasan atau
acknowledgement di-transmit untuk memberitahukan kepada sisi sender,
nomor-nomor frame mana yang telah diterima dengan baik. Jika suatu
urutan nomor hilang, sesudah menunggu selama periode time out tertentu,
sisi receiver akan meminta retransmission. Dengan demikian software di
kedua sisi tersebut akan menjamin bahwa semua frame pada akhirnya
diterima tanpa kesalahan. Fungsi ini terjadi pada lapisan 4 (Transport
layer), dalam protokol-protokol seperti TCP/IP dan Lapisan Transport
(level 4) OSI. Sebaliknya, jaringan X.25 membentuk fungsi ini pada
lapisan 2 dan 3, dan endpoint tidak perlu menduplikasi fungsi tersebut
dalam la pisan 4. Sebuah frame yang hilang akan menyebabkan
retransmission dari semua frame yang tidak memiliki sinyal acknowledge.
Recovery seperti ini akan memerlukan siklus ekstra dan memori dalam
komputer-komputer di masing-masing endpoint, dengan menggunakan
bandwidth dari additional network untuk retransmit frame-frame. Akibat
terburuk dari kondisi ini adalah menyebabkan suatu delay yang besar bagi
periode time out pada layer yang lebih tinggi, yakni waktu yang dipakai
untuk menunggu frame tersebut untuk datang sebelum menyatakannya
sebagai frame yang hilang, serta waktu yang dipakai untuk melakukan

8
retransmission. Oleh sebab itu, walaupun layer yang lebih tinggi dapat
melakukan recovery ketika frame discarding terjadi, faktor terbesar yang
menyumbang kinerja keseluruhan dari sebuah network adalah kemampuan
dari network tersebut untuk meminimumkan terjadinya frame discarding.
Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah apa yang menyebabkan
frame discarding tersebut? Ada dua sebab yang paling utama, yakni bit
error dan congestion.

2.4.1 Frame Discarding yang Disebabkan oleh Error Bit

Jika error terjadi di dalam frame, maka error tersebut akan


terdeteksi melalui FCS setelah frame di-receive. Tidak seperti pada
X.25, node yang mendeteksi error tidak meminta sender-nya untuk
retransmit frame. Node tersebut langsung discard frame dan
melanjutkan untuk menerima next frame. Kondisi ini tergantung
pada kecerdasan PC atau workstation tempat data berasal untuk
mengenali bahwa error telah terjadi dan me-retransmit datanya.
Dikarenakan oleh biaya tinggi, yang disebabkan oleh adanya
recovery pada layer-layer yang lebih tinggi, pendekatan ini akan
mengundang permasalahan pada efisiensi network, apabila path-
nya memiliki derau yang cukup besar dan hal ini jelas akan
memicu banyaknya error. Namun demikian, kini semakin banyak
network-based-fiber-optic yang mempunyai error flow sangat
rendah, yang berdampak pada frekuensi error yang sangat rendah,
sehingga bukan merupakan suatu masalah lagi. Dengan demikian,
Frame Relay memiliki keunggulan hanya pada jalur-jalur network
memiliki tingkat error yang rendah.

2.4.2 Frame Discarding yang Disebabkan oleh Data Congestion

Frame discarding yang lebih sering terjadi adalah merupakan


akibat dari network congestion. Congestion terjadi disebabkan oleh

9
suatu network node yang menerima lebih banyak frame
dibandingkan kemampuan untuk memprosesnya (disebut
congestion pada receiver), atau ketika suatu network node dituntut
untuk mengirimkan lebih banyak frame melewati path yang
dipilihnya daripada kecepatan yang diijinkan oleh path tersebut
(disebut path congestion). Dalam kasus lainnya, suatu rangkaian
node buffer yakni memori yang bersifat temporary untuk frame-
frame yang masuk ketika menunggu pemrosesan atau antrian
frame-frame yang ke luar menjadi terisi penuh dan node tersebut
harus men-discard frame-frame sampai buffer mempunyai space
yang cukup.

Jika lalu lintas LAN menjadi sedemikian padatnya,


probabilitas congestion yang terjadi dapat menjadi lebih tinggi,
kecuali user membangun banyak path maupun switching, yang
berdampak pada cost lebih tinggi untuk membayar network cost.
Maka sangatlah penting bahwa network pada Frame Relay harus
mempunyai kinerja yang baik untuk menangani congestion
maupun meminimumkan frame discarding.

2.5 Keuntungan vs Kerugian Frame Relay

Keuntungan Frame Relay


- Proses komunikasi menjadi lebih sederhana
- Fungsionalitas protocol yang diperlukan di user-inter network dikurangi
- Transmisi serta fasilitas switching lebih reliable
- Multi connection dari satu port ke tujuan yang berbeda dapat dilakukan
dengan hanya menempatkan satu port. Hal ini akan menghemat
dimensi fisik, kabel, serta kompleksitas

Kerugian Frame Relay

- Tidak adanya kemampuan link-by-link flow

10
- Tidak mempunyai error control
- Delay yang sangat besar
- Resiko kehilangan frame (Loss of Frames)
- Adanya short interruption yang terjadi terus-menerus

2.6 Aplikasi Frame Relay

Frame Relay umumnya dipergunakan pada aplikasi internet, karena


transmission rate yang tinggi dan berbagai kelebihan lain yang
dimilikinya. Menurut standar ANSI TI. 606, ada 3 contoh aplikasi yang
dapat mengambil keuntungan dari pemanfaatan Frame Relay ini, antara
lain:
 Block interactive data application
Memiliki tingkat delay rendah dan throughput rendah, contoh: high-
resolution, video text, CAD/CAM
 File transfer
Transit delay tidak begitu penting, serta memiliki throughput tinggi
 Multiplexed low-bit rate
Memanfaatkan kemampuan multiplexing dari Frame Relay, dengan
low-bit source yang memungkinkan untuk di-multiplex ke channel
oleh sebuah fungsi NT

11
Bab III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan adalah sebagai berikut.


1. Frame Relay, yang berorientasi pada packet switching adalah sebuah
software yang khusus didesain untuk menyediakan koneksi digital
yang lebih efisien dari suatu point tertentu ke point yang lain.
2. Secara garis besar, prinsip kerja Frame Relay adalah:
- Data flow pada dasarnya memiliki pengarahan yang berbasis pada
header yang memuat DLCI, yang mendeskripsikan destination dari
frame-nya. Jika suatu network mempunyai problem dalam
menangani sebuah frame, baik yang disebabkan oleh kesalahan
pada network atau congestion, secara praktis network tersebut akan
men-discard frame tersebut.
- Frame Relay membutuhkan network dengan low-error rate untuk
mencapai kinerja yang baik. Dikarenakan tidak adanya
kemampuan untuk error correction, maka Frame Relay bergantung
pada protokol-protokol pada layer yang lebih tinggi di dalam
piranti pengguna yang memiliki kecerdasan untuk melakukan
recovery dengan retransmit frame-frame yang hilang.
- Error recovery oleh protokol-protokol pada layer yang lebih tinggi,
walaupun itu otomatis dan dapat diandalkan, adalah tidak
ekonomis dipandang dari segi process-delay dan bandwidth. Maka
mau tidak mau network harus meminimumkan terjadinya frame
discarding.
3. Data Discarding adalah suatu cara yang dilakukan apabila muncul
suatu masalah dengan penanganan suatu frame -bila frame yang

12
diterima error- yang bertujuan untuk menjaga mekanisme dasar
Frame Relay sesederhana mungkin. Yang menyebabkan frame
discarding tersebut yakni bit error dan congestion.
4. Prinsip kerja Protocol Recovery pada Higher Layer adalah
melakukan sebuah recovery pada sebuah frame dengan menjaga path
dari urutan angka-angka berbagai frame yang di-send dan di-receive.
Acknowledgement ditransmit untuk memberitahukan kepada sisi
sender, nomor-nomor frame mana yang telah diterima dengan baik.
Jika suatu urutan nomor hilang, sesudah menunggu selama periode
time out tertentu, sisi receiver akan meminta retransmission. Dengan
demikian software di kedua sisi tersebut akan menjamin bahwa
semua frame pada akhirnya diterima tanpa kesalahan.
5. Keuntungan Frame Relay antara lain lebih reliable, menghemat
dimensi fisik, kabel, serta kompleksitas. Sedangkan kerugiannya
antara lain adalah delay yang besar, dan adanya resiko kehilangan
frame.
6. 3 contoh aplikasi Frame Relay:
- Block interactive data application
- File transfer
- Multiplexed low-bit rate

3.2 Sar an

Pengetuahuan tentang Frame Relay sangat baik untuk diketahui


oleh masyarakat umum karena kemampuannya untuk menangani lalu
lintas komunikasi suara, serta interworking dengan jaringan ATM, suatu
hal yang tidak terbayangkan sebelumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tanenbaum, Andrew S. Jaringan Komputer. 2000. Jakarta: Prenhallindo.


A.G. Waters and K.Ab. Hamid. Congestion Control for Frame Relay
Networks.1995.Jakarta:CDROM BPPT.

Darren L. Spohn. Data Network Design. 1993.McDraw-Hill.

Kim-Joan Chen and Kiran M. Rege. A Comparative Performance Study of


Various Congestion for ISDN Frame Relay Networks. 1989. IEEE.

14

Anda mungkin juga menyukai