Anda di halaman 1dari 12

STUDI ANALISIS ALIRAN BEBAN (LOAD FLOW) SISTEM TENAGA

LISTRIK IMPLEMENTASI PADA JARINGAN KELISTRIKAN DI UNNES

Said Sunardiyo
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Gedung E6 Lt.2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang Telp. (024) 8508104

Abstraksi : Studi analisis aliran beban dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai aliran
daya atau tegangan pada suatu jaringan sistem tenaga listrik. Informasi ini sangat dibutuhkan untuk
mengevaluasi unjuk kerja sistem tenaga. Permasalahan aliran daya mencakup perhitungan aliran
dan tegangan sistem pada terminal atau bus tertentu. Manfaat studi aliran daya ini yaitu, untuk
mengetahui tegangan pada setiap simpul yang ada pada sistem, untuk mengetahui semua peralatan
apakah memenuhi batas– batas yang ditentukan untuk meyalurkan daya yang diinginkan, dan
untuk memperoleh kondisi mula pada perencanaan sistem yang baru. Studi analisis aliran beban ini
mengambil contoh pada implementasi sistem tenaga listrik di lembaga pendidikan Universitas Negeri
Semarang, dengan karakteristik beban terpusat (lumped load), jaringan sistem distribusi tenaga
listrik berupa jaringan radial dan sumber tegangan berasal dari saluran menengah PLN 20 kV.
Analisis aliran daya diawali menghitung tegangan pada setiap simpul (bus) terpasang,
pembebanan pada transformator, pembebanan pada saluran atau penghantar, nilai rugi daya,
jatuh tegangan sistem, dan aliran daya pada jaringan sistem tenaga listrik terpasang. Dari hasil
perhitungan aliran daya berbantuan program ETAP (Electrical Transient Analyzer Program)
dapat diambil kesimpulan bahwa sistem jaringan listrik terpasang di Universitas Negeri Semarang
adalah layak, karena memiliki nilai tegangan pada beban yang memenuhi persyaratan IEEE,
yaitu tegangan maksimum mempunyai prosentase lebih kurang 10 % dari tegangan nominal dan
memenuhi batas tegangan minimum yaitu 10 % dari tegangan nominal beban. Harga losses sebesar
38.1 kW untuk daya aktif dan 31.5 kVar untuk daya reaktif. .

Kata kunci : analisis, beban, tenaga listrik

PENDAHULUAN menganalisa aliran beban (load flow)


Latar Belakang sistem tenaga listrik implementasi pada
Aliran daya merupakan hal yang jaringan kelistrikan di Unnes.
sangat penting yang perlu dicermati
Manfaat Penelitian
pada sistem kelistrikan tiga fasa,
Manfaat penelitian ini adalah :
dimana dengan analisis dan
1. mengetahui tegangan pada setiap
perhitungan yang cermat terhadap
simpul yang ada dalam sistem.
aliran daya sistem tersebut, dapat
2. mengetahui semua peralatan apakah
diketahui besar tegangan pada setiap
memenuhi batas–batas yang
simpul saluran, dan untuk menentukan
ditentukan untuk menyalurkan daya
peralatan apakah memenuhi batas–
yang diinginkan.
batas yang ditentukan terhadap sistem
3. memperoleh kondisi awal pada
tersebut demi terwujudnya keandalaan
perencanaan sistem tenaga listrik.
sistem kelistrikan.
Metode Penelitian
Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan dengan :
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Studi literatur, studi ini bermanfaat
mengamati, menemukan, dan untuk mendapatkan berbagai teori

117
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127 117
121
212
yang berhubungan dengan
permasalahan dalam penelitian ini.
2. Survei lapangan, digunakan dalam
rangka mengumpulkan variable -
variabel obyek yang diteliti.

TINJAUAN PUSTAKA
Analisis beban listrik adalah
studi yang dilaksanakan untuk
mendapatkan informasi mengenai Gambar 1.
aliran daya atau tegangan sistem dalam Jaringan sistem tenaga listrik.
kondisi operasi tunak. Informasi ini
Jika resistan komponen pada
dipergunakan mengevaluasi unjuk
sistem jaringan tersebut tidak
kerja sistem tenaga dan menganalisis
diabaikan, maka:
kondisi pembangkitan maupun
ZA = impedan generator A
pembebanan. Masalah aliran daya ZB = impedan generator B
mencakup perhitungan aliran dan ZC = impedan generator C
tegangan sistem pada terminal atau bus Zt1 = impedan transformator 1
Zt2 = impedan transformator 2
tertentu. Keterangan utama yang
Zt3 = impedan transformator 3
diperoleh dari suatu studi aliran daya Zab = impedan saluran antara
adalah besar dan sudut fasa rel 1dan rel 2
teganganpada setiap rel dan dayanyata Zac = impedan saluran antara rel 1
dan rel 3
dan daya reaktif yang mengalir pada Zbc = impedan saluran antara rel 2
setiap saluran. dan rel 3
Data dan informasi tersebut Rangkaian impedan jaringan
diperlukan untuk menganalisis keadaan ditunjukkan pada gambar 2
sekarang dari sistem guna perencanaan
perluasan sistem selanjutnya yang akan
datang.

1. Persamaan Unjuk Kerja Jaringan


Misalkan contoh suatu jaringan
sistem tenaga listrik yang terdiri dari
sumber pembangkitan beban
ditunjukkan gambar berikut :

Studi 118
118 Analisis Aliran Beban (load Flow) Sistem Tenaga Listrik Implementasi pada
Jaringan
JURNAL TEKNIK
Kelistrikan - UNISFAT,
di Unnes Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127
- Said Sunardiyo 118
121
212
I1 Z31 + I2 Z32 + I3 Z33 = V3
….....(2.9)

Persaman-persamaan di atas juga


dapat dinyatakan dalam bentuk
umum
menjadi :_Ik Zkn = Vk…..…(2.10)

Gambar 2. Penyederhanaan jaringan 2. Persamaan Aliran Daya


Daya listrik selalu akan
Dari gambar 2 diperoleh mengalir menuju beban (load).
persamaan-persamaan berikut : Beban dapat digolongkan menjadi
I1 (Zt1 + ZA) + (I1 – I2)Zac + (I1 – dua yaitu beban statis dan beban
I3) (Zt3 – ZC)= EA – EC …… (2.1) berputar (dinamis). Beban-beban
I2 Zab + (I2 – I3)Zbc + (I2 – I1)Zac ini dapat direpresentasikan sebagai
= 0 …….(2.2)
(I3 I1) (Zt3 + ZC) + (I3 –I1)Zbc + impedan tetap (Z), sebagai daya
I3(Zt2 + ZB) =EC – EB …….(2.3) yang tetap (S), tegangan (V) atau
Persamaan (2.1), (2.2), (2.3) dapat arus (I) yang tetap. Tetapi yang
disederhanakan menjadi :
I1 (Zt1 + ZA + Zac + Zt2 + ZC ) – biasa dipilih sebagai pembebanan
I2 Zac - I3 (Zt2 +ZC) = EA – EC yaitu menggunakan tegangan
(2.4) konstan. Besarnya aliran daya di
- I1 Zac + I2 (Zab + Zbc + Zac) –
setiap saluran beserta rugi-ruginya
I3 Zbc = 0(2.5)- I1 (Zt3 + ZC) – I2
Zbc + I3 (Zt3 + ZC + Zt2 + ZB+ dapat diketahui dengan menghitung
Zbc) = EC - EB ……….(2.6) lebih dahulu besaran (magnitude)
Bila dimisalkan :Zt1 + ZA + Zac + tegangan dan sudut fasornya semua
Zt2 + ZC = Z11Zab + Zbc + Zac
=Z22Zt3 + ZC + Zbc + Zt2 + ZB = simpul pada sistem.
Z33- Zac = Z12 = Z21- Zbc = Z23 = Pada setiap simpul (bus) sistem
Z32- (Zt3 + ZC) = Z13 = Z31 terdapat 4 parameter yaitu : (1).
V1 adalah jumlah tegangan pada Daya nyata (real power), simbol P
persamaan (2.1) V2 adalah jumlah satuan megawatt (MW). (2). Daya
tegangan pada persamaan (2.2) V3 semu (reactive power), simbol Q,
adalah jumlah tegangan pada satuan megavoltampere reactive
persamaan (2.3) (MVAR). (3). Tegangan, simbol V,
Maka persamaan menjadi : satuan kilovolt (KV). (4). Sudut
I1 Z11 + I2 Z12 + I3 Z13 = V1 fasa tegangan, satuan radian (rad).
…………(2.7) Dari 4 parameter tersebut, untuk
I1 Z21 + I2 Z22 + I3 Z23 = mendapatkan penyelesaian aliran
V2……...(2.8)
daya listrik pada setiap simpul

119
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127 119
121
212
perlu diketahui nilai 2 buah sebelum perhitungan selesai
parameternya, tergantung pada dilakukan.
parameter-parameter yang Saluran transmisi digambarkan
diketahui, maka pada setiap simpul dengan model ekuivalen yang
di sistem diklasifikasikan dalam 3 mana impedan-impedannya telah
kategori, yaitu : diubah menjadi admitan-admitan
(1). Simpul beban (load bus or PQ per unit dengan satuan MVA.
buses). Aplikasi hukum Kirchoff pada bus
Parameter-parameter yang ini diberikan dalam :
diketahui adalah P dan Q, Ii = yi0 Vi + yi1 (Vi – V1) + yi2 (Vi
parameter-parameter yang tidak –
V2) + … + yin (Vi - Vn)
diketahui adalah V dan δ = (yi0 + yi1 + yi2 + … + yin)Vi –
(2) Simpul kendali (voltage – yi1 V1 – yi2 V2 - … - yin Vn (2.23)
controlled bus or P – V buses). Daya aktif dan daya reaktif pada
bus i
Parameter-parameter yang
adalah : Pi + jQi = Vi Ii*
diketahui adalah P dan V,dimana (Hadi Sadat, 2004) (2.24)
pada simpul inimempunyai kendala
untuk daya semu (Q) yang melalui 3. Persamaan Pembebanan
simpul. Bila kendala ini didalam Besarnya daya pada setiap simpul
perhitungan integrasinya tidak atau bus dapat dinyatakan oleh
dipenuhi, maka simpul ini diganti persamaan : Sk = Sgk – SLK – STk
menjadi simpul beban. Sebaliknya, (Sulasno, 2001) .................. (2.25)
bila daya memenuhi kendala akan dengan :
dihitung sebagai simpul kendali Sgk = sumber daya yang masuk ke
bus k
kembali. Parameterparameter yang SLK = beban daya yang keluar
tidak diketahui adalah δ dan Q. dari bus k
(3). Simpul ayun (swing bus or STk = aliran daya yang keluar
dari bus k
slack bus).
Parameter-parameter yang Dalam bentuk daya komplek,
diketahui adalah V dan δ (biasanya persamaan (2.26) dinyatakan oleh
δ = 0), dengan V dan selama persamaan :
perhitungan aliran daya akan tetap Pk + jQk = (PGk + jQGk) – (PLK
tidak berubah. Fungsi dari simpul + jQLK)– (PTk + jQTk) = (PGk –
PLK – PTk) + j(QGk – QLK –
ini ditentukan dalam perhitungan
QTk) ................................. (2.27)
yaitu untuk memenuhi kekurangan dengan :
daya (rugi-rugi dan beban) P = daya aktif
seluruhnya, karena kerugian Q = daya reaktif
jaringan tidak dapat diketahui

120
Studi Analisis Aliran Beban (load Flow) Sistem Tenaga Listrik Implementasi pada 120
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127 120
Jaringan Kelistrikan di Unnes - Said Sunardiyo 121
212
4. Metode Perhitungan Aliran Daya berubah bila bus referensi
Prosedur penyelesaian perhitungan diganti oleh bus yang lain.
aliran daya ditunjukkan sebagai c. Untuk sistem radial tidak dapat
berikut : mencapai konvergen.
d. Untuk perhitungan pada sistem
jaringan yang banyak tidak
sesuai.

Gambar 3.
Flow chart perhitungan aliran daya

Terdapat 3 metode perhitungan aliran Gambar 4


yang digunakan untuk perhitungan Diagram alir proses perhitungan daya
metode Gauss – Seidel dengan bus
aliran daya, yaitu :
admitansi
a. Metode Gauss - Seidel
Perhitungan aliran daya dengan b. Metode Newton – Raphson
metode Gauss–Seidel mempunyai Metode Newton–Raphson pada
kelebihan sebagai berikut : dasar-nya merupakan metode
a. Pemrograman dan perhitungan Gauss – Seidel (G-S) yang
relatif lebih mudah. diperluas dan disempurna-kan.
b. Waktu tiap iterasi singkat. Perhitungan aliran daya dengan
c. Sesuai untuk sistem jaringan metode Newton-Raphson (N-R)
sedikit. dianggap efektif dan
Sedangkan kelemahannya yaitu : menguntungkan untuk sistem
a. Pencapaian konvergen lambat. jaringan yang besar (luas). Metode
b. Makin banyak simpul, makin N-R dapat mengatasi kelemahan
banyak pula diperlukan iterasi, pada metode G-S antara lain
danjumlah iterasi juga akan ketelitian dan jumlah iterasi, karena
mempunyai waktu hitung

121
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127 121
121
212
konvergensi yang cepat atau
membutuhkan jumlah iterasi yang
lebih sedikit.

Gambar 2.8
Model saluran untuk perhitungan rugi
daya

Arus saluran Iij dihitung pada bus i


yang ditandai positif.Rugi-rugi
daya pada saluran i - j bisa
dipecahkan dengan persamaan :
SL = Sij + Sji (Cekmascekdin,
2005) (2.28) dengan, Sij = aliran
Gambar 5.
daya dari bus i ke bus j. Sji = beban
Diagram alir proses perhitungan aliran
daya dari bus j ke bus i.
daya metode Newton Raphson
Dengan bentuk bilangan komplek,
c. Metode Fast – Decouple
persamaan menjadi :
Pemecahan aliran daya dengan
PL + jQL = (Pij + jQij) + (Pji +
metode Fast – Decouple
jQji)
menghendaki iterasi yang lebih (2.29) dimana, P = daya aktif (kW)
banyak daripada Q = daya reaktif (kVar)
metode Newton–Raphson, tetapi
dalam tiap iterasi membutuhkan METODE
sedikit waktu dan pemecahan Objek penelitian : Sistem kelistrikan
aliran daya diperoleh dengan cepat. di UNNES
Sistem kelistrikan di UNNES
5. Persamaan Rugi Daya pada disuplai PLN tegangan menengah 20
Saluran kV pada gardu distribusi primer
Setelah penentuan dari bus dengan kapasitas daya 240 kVA. Di
tegangan, langkah berikutnya gardu distribusi sekunder diturunkan
adalah perhitungan aliran daya menjadi tegangan rendah 380 V / 220
dengan metode tersebut dan besar V. Sesuai beban yang terpasang, sistem
rugi-rugi daya pada aluran. pendistribusian tenaga listrik di
Misalkan saluran dihubungkan UNNES dibagi menjadi : sistem 3 fasa
dengan dua bus i dan j (pada yaitu (a). menggunakan sistem 3 fasa 4
Gambar 6) kawat (yaitu R –S – T dan netral).(b).

122 Analisis Aliran Beban (load Flow) Sistem Tenaga Listrik Implementasi pada
Studi 122
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127 122
Jaringan Kelistrikan di Unnes - Said Sunardiyo 121
212
sistem 3 fasa ini digunakan untuk berisolasi XLPE : NFA2X – T3 x 50
beban motor-motor dan laboratorium. mm2 + 35 mm2 0,6 / 1 kV SPLN dan
Sistem 1 fasa yaitu (a). memakai XLPE : NFA2X – T3 x 25 mm2 + 25
sistem 1 fasa 3 kawat (fasa –netral– mm2 0,6 / 1 kV SPLN.
ground). (b). sistem 1 fasa ini dipakai c. Gardu distribusi sekunder (sub
untuk instalasi penerangan, AC, station).
peralatan kantor. Terdapat 5 gardu distribusi sekunder
pada jaringan kelistrikan di kampus
Konfigurasi Kelistrikan di Kampus UNNES dimana setiap gardu distribusi
Unnes sekunder terdiri dari sebuah trafo
Jaringan sistem distribusi di penurun tegangan. Gardu distribusi
Kampus UNNES merupakan jaringan sekunder masing-masing terletak di :
dengan pola radial. Bagian-bagian dari c.1. FMIPA dan FIP dengan
sistem terpasang : kapasitas transformator 250 kVA.
c.2. FBS dengan kapasitas transfor-
a. Trafo mator 100 kVA.
Pada gardu distribusi primer (terletak c.3. FIS dengan kapasitas transfor-
di Fakultas MIPA) terdapat trafo yang mator 160 kVA.
c.4. FIK dengan kapasitas transfor-
berfungsi untuk menurunkan tegangan
mator 100 kVA.
yang disuplai oleh PLN sebesar 20 kV c.5. FT dengan kapasitas transfor-
menjadi 380 V / 220 V dan trafo-trafo mator 100 kVA.
yang lain terdapat pada setiap gardu d. Beban
Beban yang ada di kampus
distribusi sekunder.
dikelompokkan menjadi dua, yaitu
b. Penghantar kabel
beban mesin-mesin atau motor-motor
Penghantar berfungsi menghubungkan
(terutama yang terdapat di Fakultas
jaringan terpasang dari PLN ke gardu
Teknik) yang disuplai dengan tegangan
distribusi dan dari gardu distribusi ke
380 V dan beban untuk penerangan
beban. Jenis penghantar yang
dan peralatan kantor yang disuplai
digunakan yaitu :
dengan tegangan 220 V.
(1). Penghantar dari jaringan 20 kV ke
gardu distribusi sekunder tiap fakultas
ANALISIS ALIRAN DAYA
menggunakan kawat pilin udara
Analisis Aliran Daya dengan ETAP
berpenghantar alumunium berisolasi
Kemampuan Program
XLPE : NFA2X – T3 x 50 mm2 + 35
Program ETAP (Electrical
mm2 0,6 / 1 kV SPLN.
Transient Analisis Program)
(2) penghantar dari gardu distribusi
merupakan perangkat lunak yang
sekunder tiap fakultas ke gedung–
mempunyai fungsi untuk melakukan
gedung menggunakan kawat pilin
analisis perhitungan studi kasus
udara berpenghantar alumunium

123
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127 123
121
212
mengenai aliran daya, arus hubung Pada program ETAP juga dilengkapi
singkat, stabilitas transien dan analisis dengan perpustakaan (library) untuk
perhitungan tenaga listrik lainnya. melengkapi data-data masukan.
Perhitungan berdasarkan data-data Hasil perhitungan program ETAP
masukan dan diagram segaris (single berupa laporan teks (text report) dari
line diagram). Selain tampilan yang data masukan dan analisis perhitungan
komunikatif, program ETAP juga yang diinginkan.
dapat melakukan perhitungan dengan
jumlah bus yang banyak dan komplek. Analisis Aliran Daya Sistem
Dengan hasil dari analisis perhitungan Distribusi Listrik UNNES
program aliran daya pada khususnya, 1. Model jaringan
dapat dijadikan pedoman atau sebagai Jaringan sistem tenaga listrik pada
data awal untuk perbaikan faktor daya, Universitas Negeri Semarang adalah
dan dapat digunakan untuk jaringan radial, dimana untuk sumber
menghitung perencanaan suatu sistem tenaga listrik dari tegangan menengah
tenaga listrik baru. Alasan penggunaan PLN sebesar 20 kV. Sistem terpasang
program ETAP. ETAP merupakan terdiri dari 86 simpul (bus), 1 bus
program aplikasi dan salah satu referensi (swing bus), 85 bus beban
fungsinya untuk penyelesaian (load bus), 5 buah transformator daya
perhitungan aliran daya yang dan 84 titik beban. Beban pada sistem
mempunyai perhitungan lebih teliti dan terpasang dapat diklasifikasikan 80 %
akurat karena dengan pendekatan sebagai beban motor (motor load) dan
iterasi-iterasi metode perhitungan 20 % sebagai beban statis (static load).
untuk bentuk simultan jaringan, 2. Konfigurasi Jaringan
daripada dengan perhitungan Pada sistem jaringan distribusi
matematis biasa, walaupun dasar listrik terpasang UNNES terdapat 84
perhitungan dari kedua perhitungan titik beban yang mempunyai kapasitas
sama yaitu berdasarkan hukum terukur, dimana data kapasitas setiap
Kirchoff. Diagram segaris sistem beban terpasang diperoleh dari
tenaga listrik merupakan data awal pengamatan dan pencatatan pada panel
sebagai masukan. Selain diagram penyuplai tegangan tinggi (high
segaris untuk perhitungan aliran daya, tension feeder panel) yang terdapat
juga diperlukan data-data masukan pada gardu induk primer kampus.
berupa karakteristik komponen- 3. Pemodelan Beban
komponen tenaga listrikseperti trafo, Menjelaskan tentang nilai beban
pemutus tegangan (circuit breaker), pada setiap bus, perbandingan antara
beban dan jenis penghantar. pembebanan dan kapasitas
transformator, pembebanan pada

124 Analisis Aliran Beban (load Flow) Sistem Tenaga Listrik Implementasi pada
Studi
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127 124
Jaringan Kelistrikan di Unnes - Said Sunardiyo 121
212
penghantar. Hasil perhitungan program 4. Pembebanan Penghantar Jaringan
berupa nilai tegangan operasi yang Terpasang
mengalir pada setiap bus dalam bentuk Pembebanan kabel masih relative
prosentase, dan aliran daya aman karena nilai arus yang mengalir
terpasang(S) dalam satuan kVA, daya pada kabel penghantar besarnya masih
aktif (P) dalam satuan kW, dan daya di bawah nilai arus maksimum yang
reaktif (Q) dalam satuan kVar. diperbolehkan.
Perbedaan nilai pembebanan pada nilai 5. Pembebanan Simpul (bus) T-r-
masukan dan keluaran pada pasang
transformator masih berkisar 2 %. Nilai terbesar pada pembebanan
Dapat dijelaskan, transformator pada bus adalah pada bus 62 dengan dengan
FMIPA + FIP, FBS dan FIS beban prosentase pembebanan 18,7 %, dan
operasionalnya masih di bawah nilai nilai terendah pembebanan bus
kapasitas daya maksimal dari terpasang adalah pada bus 98 dan bus
transformator walaupun nilainya sudah 99 dengan prosentase pembebanan
sangat kritis. Pada transformator FIK sebesar 2,4 %. Simpul (bus) pada
dengan kapasitas daya 100 kVA, nilai system jaringan terpasang mempunyai
beban masukan dan keluarannya di kapabilitas yang bagus, dengan nilai
bawah 70 %. Ini mengindikasikan faktor daya yang relative stabil diatas
banyaknya daya yang terbuang, 80 %, sehingga upaya perbaikan factor
dimana pada jaringan listrik bolak daya tidak perlu dilakukan. Sistem
balik (AC) daya listrik tidak dapat jaringan distribusi UNNES mempunyai
disimpan. Maka dari itu konfigurasi daya terpasang keseluruhan sebesar
dan spesifikasi transformator 695 kVA, daya aktif 621 kW, daya
hendaknya disesuaikan dengan reaktif 314 kVar, dan nilai factor daya
kebutuhan penggunaan transformator 89,3 %.
dan memperhitungkan besar beban 6. Nilai rugi daya (losses) pada
terpasang. Sedangkan pada jaringan terpasang
transformator FT, beban Perhitungan prosentase rugi daya
operasionalnya melebihi kapasitas untuk daya aktif sebesar 1,3 % dan
transformator sehingga transformator rugi daya reaktif sebesar 2,27 %.
mengalami over load karena beban Untuk jatuh tegangan pada system
pada FT sangatlah banyak meliputi jaringan mempunyai nilai yang relative
mesin-mesin 3 fasa yang mem- kecil, yaitu masih dibawah 10 % dari
butuhkan daya yang besar. Untuk tegangan nominal. Nilai tersebut masih
mengatasi hal tersebut, hendaknya jauh dibawah persyaratan yang
kapasitas transformator FT disesuaikan ditetapkan, yaitu tegangan maksimum
dengan kebutuhan beban terpasang. mempunyai prosentase lebih kurang

125
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127 125
121
212
10 % dari tegangan nominal, dan perkuliahan, pembebanan pada
memenuhi batas tegangan minimum transformator, kabel penghantar tidak
yaitu 5 % dari tegangan nominal mengalami kelebihan beban (overload)
beban. Besar jatuh tegangan maupun (underload). Hanya pada nilai
merupakan akumulasi jatuh tegangan tegangan pada setiap simpul perlu
relatif terhadap bus referensi (swing dibahas lebih lanjut. Beban puncak
bus) menuju masing-masing bus beban juga berpengaruh pada
(load bus). Hasil akumulasi jatuh nilai rugi-rugi daya yang terjadi pada
tegangan pada masing-masing beban setiap saluran terpasang. Dari
mempunyai prosentase penurunan perhitungan prosentase rugi daya saat
tegangan berkisar 1 % dari tegangan beban puncak untuk daya aktif sebesar
nominal pada bus utama. 0,55 % dan rugi daya reaktif pada
7. Pembebanan Pada Saat Jam-jam sistem terpasang sebesar 0,66 %.
Perkuliahan Untuk jatuh tegangan pada system
Pembebanan pada saat jam-jam jaringan mempunyai nilai yang relatif
perkuliahan berlangsung yang kecil, yaitu masih dibawah 10 % dari
efektifyaitu antara pukul 09.00 hingga tegangan nominal. Nilai tersebut masih
pukul 13.00. pembebanan pada jauh dibawah persyaratan yang
perhitungan aliran daya berikut ditetapkan, yaitu tegangan maksimum
diasumsikan bahwa besar tegangan mempunyai prosentase lebih kurang
nominal sumber daya listrik PLN 10 % dari tegangan nominal, dan
mempunyai nilai 100 %, dapat memenuhi batas tegangan minimum
diartikan tegangan sebesar 20 kV. yaitu 10 % dari tegangan nominal
Dengan tegangan nominal 100 % dari beban.
sumber daya listrik, maka besar
tegangan operasi pada simpul (bus) 1 SIMPULAN
sebagai simpul ayun (swing bus) Kesimpulan
mempunyai nilai yang sama dengan Dari hasil analisis penelitian
tegangan nominal pada sumber daya maka dapat diambil kesimpulan
(power grid), dan pada simpul ayun sebagai berikut :
berapapun prosentase dari tegangan 1. Pada sistem jaringan listrik
operasi, maka tegangan operasi terpasang di UNNES, untuk hasil
tersebut sebagai acuan dari nilai aliran daya listrik sudah layak,
tegangan mula (initial voltage) pada karena rugi daya aktif nilainya 38,1
simpul (bus) 1, yaitu dinilai dengan kW atau sebesar 1,3 % dari total
prosentase 100 %. Pembebanan simpul daya aktif, dan nilai tegangan yang
(bus) saat jam perkuliahan efektif Pada mengalir telah memenuhi
keadaan kampus efektif melakukan persyaratan dari IEEE, yaitu

126 Analisis Aliran Beban (load Flow) Sistem Tenaga Listrik Implementasi pada
Studi 126
124
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127 126
Jaringan Kelistrikan di Unnes - Said Sunardiyo 121
212
tegangan maksimum memiliki Sulasno, Ir., Analisis Sistem Tenaga
prosentase lebih kurang 5 % dari Listrik, Edisi kedua, Badan
tegangan nominal dan memenuhi Penerbit Univ. Diponegoro,
batas tegangan minimum yaitu Semarang ; 2001
10 % dari tegangan nominal beban. Stevenson, Jr., Wiliiam D., Analisis
2. Pembebanan pada saat jam-jam Sistem Tenaga Listrik, edisi
perkuliahan berlangsung masih terjemahan keempat, Erlangga,
memenuhi batas toleransi pada Jakarta ; 1993
beban dan kapasitas transformator,
yaitu diatas batas minimum aliran
daya sebesar 95 % dan masih
dibawah batas maksimum aliran
daya sebesar 110 %.
3. Besar rugi daya pada beban
terpasang sebesar 38,1 kW untuk
daya aktif dan pada beban saat jam
perkuliahan berlangsung sebesar
5,4 kW untuk daya aktif.

2. Saran
Perlu adanya penelitian lanjut,
misalnya tentang faktor daya dan
proteksi sistem tenaga lsitrik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, ETAP Power Station Version
4.0.0 Help and Library Center,
1995-2000
Djiteng Marsudi. Operasi Sistem
Tenaga Listrik. ISTN.2000
Hadi Saadat, Power System Analysis,
Mc Graw Hill Companies ; 2004
Pudensia Tears, Analisis Aliran Beban
pada Universitas Negeri
Semarang, Tugas Akhir (tidak
dipublikasikan), Teknik Elektro,
Universitas Negeri Semarang.
2007

127
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127 127
121
212
128
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 4, No. 2, Maret 2009 Hal 117 - 127 128
121
212

Anda mungkin juga menyukai