Anda di halaman 1dari 6

2.

Proses Manajemen Kebidanan

Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang memperkenalkan


sebuah metode atau pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis sehingga
pelayanan komprehensif dan aman dapat tercapai (Ambarwati, 2010). Proses tersebut meliputi :

25

A. Langkah Pertama : Pengkajian

Pengkajian adalah mengumpulkan semua data fokus yang dibutuhkan baik melalui
anamnesa maupun pemeriksaan umum untuk menilai keadaan klien secara menyeluruh
(Estiwidani, 2008), tahap ini meliputi :
1. Data Subjektif
Subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan
kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen
tetapimelalui suatu sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2008). Data subjektif meliputi
:
a Biodata : identitas pasien dan penanggung jawab (suami, ayah, keluarga). Menurut
Nursalam (2008), identitas meliputi :

(1) Nama Pasien : Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap, untuk
menghindari adanya kekeliruan atau untuk membedakan dengan klien atau pasien
lainnya.

(2) Umur : Ditulis dalam tahun, untuk mengetahui adanya faktor resiko.

(3) Agama : Untuk mempermudah bidan dalam melakukan pendekatan di dalam


melakukanasuhan kebidanan.

(4) Suku/bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat dan kebiasaan pasien.

(5) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual karena tingkat pendidikan


mempengaruhi perilakukesehatan seseorang.

(6) Pekerjaan : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan pasien terhadap


permasalahan keluarga pasien / klien.
(7) Alamat : Untuk mempermudah hubungan jika diperlukan dalam keadaan mendesak
sehingga bidan mengetahui tempat tinggal pasien.

b) Keluhan Utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan (Nursalam, 2008). Keluhan
pada akseptor kontrasepsi IUD dengan leukorea adalah keputihan yang banyak, tidak
gatal dan tidak berbau (Stiaputri, 2009).

c) Riwayat Perkawinan

Pada status perkawinan yang ditanyakan adalah kawin syah, berapa kali, usia menikah
berapa tahun, dengan suami usia berapa, lama perkawinan, dan sudah mempunyai anak
belum. Hal ini perlu diketahui untuk memberikan wawasan tentang keluhan
yangdialaminya (Estiwidani dkk, 2008).

d) Riwayat Menstruasi

mengetahui riwayat menarche, siklus, lama menstruasi, banyaknya darah menstruasi,


teratur atau tidak, keluhan-keluhan yang dirasakan pada waktu menstruasi. Hal ini
dinyatakan dengan maksud untuk memperoleh gambaran mengenai faktor alat
kontrasepsi (Nursalam, 2008).

e) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran : G (gravida), P (para), A (abortus), H


(hidup). Riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya
melahirkan, dan cara melahirkan. Masalah / gangguan kesehatan yang ditimbulkan
sewaktu hamil dan melahirkan. Riwayat kelahiran anak, mencakup berat badan bayi
sewaktu lahir, adakah kelainan bawaan bayi, jenis kelamin bayi, keadaan bayi hidup/ mati
saat dilahirkan (Estiwidani dkk, 2008).
f)Riwayat Keluarga Berencana

Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan : jenis kontrasepsi, efek samping,
keluhannya apa, alasan berhenti (bila tidak memakai lagi), lamanya menggunakan alat
kontrasepsi (Estiwidani dkk, 2008).

g) Riwayat Kesehatan

Untuk mengetahui apakah saat ini sedang menderita suatu penyakit, atau pernah
menderita suatu penyakit sistemik seperti jantung, ginjal, asma / TBC, hepatitis, DM,
hipertensi, epilepsi dan lain-lain. Serta untuk mengetahui apakah ada riwayat penyakit
keluarga, menurun seperti asma, jantung, DM dan hipertensi dan menular seperti asma /
TBC, riwayat keturunan kembar, dan riwayat operasi (Saifuddin, 2010). Yang berkaitan
dengan kasus ini adalah penyakit DM, biasanya ibu mengeluh sering buang air kecil pada
malam hari.

h) Kebiasaan Sehari-hari

(1) Pola nutrisi

Untuk mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan mengamati adakah
penurunan berat badan atau tidak pada pasien (Susilowati, 2008).

(2) Pola eliminasi

Untuk menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi
frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi,
warna, jumlah (Ambarwati, 2010).

(3) Pola istirahat


mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan malam. Pada kasus akseptor kontrasepsi
IUD dengan leukorea istirahat ibu terganggu karena adanya rasa yang tidak nyaman
(Susilowati, 2008).

(4) Aktivitas

mengetahui aktivitas ibu sehari-hari (Manuaba, 2008). kasus akseptor kontrasepsi IUD
dengan leukorea aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang tidak nyaman atau
keadaan yang dialaminya (Stiaputri, 2009).

(5) Personal hygiene

Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien. Mandi setiap hari berapa kali, gosok gigi
berapa kali, keramas berapa kali seminggu, ganti pakaian berapa kali dan cara cebok
arahnya dari depan ke belakang, ganti celana dalam sehari atau apabila basah langsung
diganti. Kebersihan perorangan sangat penting agar terhindar dari penyakit kulit
(Susilowati, 2008). Pada kasus akseptor kontrasepsi IUD

dengan leukorea personal hygiene yang kurang tepat dapat

menyebabkan keputihan atau leukorea (Fery, 2008).

(6) Pola seksualitas

mengetahui kebiasaan hubungan seksual klien dengan suami dan adakah terdapat
kelainan atau keluhan selama hubungan seksual (Susilowati, 2008). Pada kasus akseptor
kontrasepsi IUD dengan leukorea hubungan seksual sebaiknya tidak dilakukan sampai
leukorea sembuh karena dapat menambah resiko infeksi (Abidin, 2009).

(7) Riwayat psikososial


pendekatan psikologi kesehatan maka akan diketahui gaya hidup orang tersebut dan
pengaruh psikologi kesehatan terhadap gangguan kesehatan. Pada kasus akseptor
kontrasepsi IUD dengan leukorea ibu akan merasa cemas karena keadaan yang
dialaminya (Setiawan, 2008).

2) Data objektif

objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga
kesehatan (Nursalam, 2008).

a) Pemeriksaan fisik

mengetahui keadaan umum pasien

(1) Keadaan umum

Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik (sadar sepenuhnya dan dapat
menanggapi rangsangan dari lingkungan), cukup (agak pucat dan kurang bereaksi
terhadap rangsangan dari luar), kurang (pucat dan tidak mampu memberikan reaksi
terharap rangsangan) (Potter&Perry, 2008). Pada kasus ini keadaan umum ibu baik
(Wartonah, 2008).

(2) Kesadaran

Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmentis (sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya), apatis (tidak menanggapi
rangsangan / acuh tak acuh, tidak peduli) somnolen (kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh), sopor (keadaan yang
menyerupai tidur), koma (tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan
apapun, tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon
pupil terhadap cahaya) (Novi, 2009). Pada kasus akseptor kontrasepsi IUD dengan
leukorea kesadaran ibu composmentis (Estiwidani, 2008).
(3) Tanda-tanda vital

(a) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi, tekanan darah normal adalah
120 / 80 mmHg (Saifuddin, 2008).

(b) Suhu

mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak. Suhu tubuh normal 35,60C –
37,60C

Anda mungkin juga menyukai